KELAS : 21MN3
Dalam Tafsir Al-Mishbah, Quraish Shihab ketika menafsirkan Surah al-Baqarah ayat 143
menyebutkan bahwa umat Islam dijadikan ummat pertengahan moderat dan teladan, sehingga
dengan demikian keberadaan umat Islam adalah dalam posisi pertengahan. Posisi pertengahan
menjadikan manusia tidak memihak ke kiri dan ke kanan dan dapat dilihat oleh siapapun dalam
penjuru yang berbeda, hal ini mengantarkan manusia berlaku adil dan dapat menjadi teladan
bagi semua pihak. Selanjutnya disebutkan bahwa umat Islam akan menjadi saksi atas perbuatan
manusia dimana ungkapan “litakûnu” menggunakan fi’il mudhâri’ (kata kerja masa datang), hal
tersebut mengisyratkan akan adanya pergulatan pandangan dan pertarungan aneka “isme”.
Namun, pada akhirnya ummatan wasathan inilah yang akan dijadikan rujukan dan saksi tentang
kebenaran dan kekeliruan pandangan dan isme-isme itu.11 Banyaknya persoalan dalam
menemukan sintesa terbaik sebagai umat yang moderat tentu bukan persoalan mudah. Hal ini
dikarenakan sikap moderat tidak hanya ditujukan kepada lingkungan internal Islam, akan tetapi
juga dengan masyarakat di luar Islam. Melacak gambaran sikap moderat yang diajarkan oleh
Islam tentu harus merujuk kepada pegangan utama Islam yakni, Al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad saw. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana agar menjadi umat
moderat terhadap agama lain?. Tulisan ini agaknya berupaya menggambarkan Islam moderat
yang dijelaskan melalui dalil-dalil normatif melalui penafsiran para ulama modern Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/269691-moderatisme-islam-
dalam-konteks-keindone-19527712.pdf
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/download/732/512
https://core.ac.uk/download/pdf/231325899.pdf