Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SADDAM AMRULLAH

KELAS : 21MN3

JUDUL : MENULUSURI KONSEP DAN KARAKTERISTIK AGAMA SEBAGAI JALAN


MENUJU KEBAHAGIAN

A. PENGERTIAN KETUHANAN
Tuhan dalam bahasa Arab disebut ilaah yang berarti ”ma’bud” (yang disembah). Perkataan ilah yang
diterjemahkan sebagai ”Tuhan” dalam Al-Quran dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang
digunakan untuk menyebut pribadi atau tunggal (mufrad), ganda (mutsanna), atau banyak (jama’).
Selain itu Tuhan dalam arti Ilaah dapat pula berwujud benda yang nyata dan memaksakan untuk harus
tunduk padanya. Contoh seperti pribadi Fir’aun yang menyebut dirinya sebagai Tuhan atau penguasa
yang dipatuhi dan dipuja. Firman Allah dalam Al-Quran yakni : Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar
kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah
liat[1124] kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia termasuk orang-orang pendusta".(Q.S. Al-
Qasas : 38) Berdasarkan konsep Islam Tuhan adalah Dzat Yang Maha Esa. Esa dalam arti tidak ada sekutu
dengan Dia. Konsep Islam ini mengajarkan suatu kalimat ”la ilaaha illa Allah”`.Artinya : ”Tidak Ada Tuhan
Selain Allah” Kalimat ini menununjukkan ke Esaan Allah yang kemudian dijelaskan dengan firmanNya”.
(Q.S. Al – Ikhlas : 1) : Katakanlah bahwa Allah itu Esa.

1.konsep dan karakteristik

 Bahagia sering dikaitkan dengan sukses-sukses duniawi


 Rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati,yakni dengan suasana hati yng sehat sedangkan
Susana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan As-
Sunnah
 Menurut Al-alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai keinginan
atau cita-cita yang dituju dan diimpikan

I. Bagaimana agama menjamin kebahagiaan


 Dalam kitab mizanul amal ,al-ghazali menyebutkan bahwa assa’adah(bahagia) terbagi 2
yaitu hakiki dan majasi.Kebahagian hakiki adalah kebahagian dapat dari iman,ilmu dan
amal.Dan kebaagiaan majasi adalah kebahagiaan dapat dari duniawi dari orang beriman
dan tidak beriman
 Ibnu qayyim al-jauziah berpandapat kebahagiaan itu adalah perasaan senang dan
tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik.
2.Alasan manusia harus beragama dan membahagiakan manusia dengan agama

Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup baik untuk
kehidupan di dunia maupun di akherat kelak. Sudah barang tentu agar semuanya itu dapat dicapai maka
ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua kebutuhan, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan rohani (agama) mengandung dua dimensi, yaitu hubungan vertikal (hubungan
manusia dengan pencipta) dan hubungan horizontal (hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan
lainnya). Hidup beragama itu adalah fitrah,karna itu manusia merasakan nikmat,nyaman,an dan tenang.
Sedangkan tanpa agama manusia akan mengalami ketidaktenangan,ketidaknyamanan dan tidak tentram
dan tidak dalam kebahagiaan.

3.Sumber tentang pemikiran agama sebagai jalan menuju kebahagiaan

Secara teologis,beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup sesuai  dengan  fitrahnya, maka
ia akan bahagia. Sebaliknya, jika ia hidup  tidak  sesuai  dengan  fitrahnya, maka ia tidak akan
bahagia. Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki.  Banyak buku membicarakan atau mengulas kisah
manusia mencari Tuhan. Umpamanya buku yang ditulis oleh Ibnu Thufail. Buku ini menguraikan
bahwa kebenaran bisa  ditemukan manakala ada keserasian antara akal  manusia dan wahyu.
Dengan  akalnya, manusia mencari Tuhan dan bisa sampai kepada Tuhan. Namun,
penemuannya itu  perlu konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu, agar ia dapat menemukan yang
hakiki dan akhirnya ia bisa berterima kasih kepada Tuhan atas segala nikmat  yang  diperolehnya
terutama nikmat bisa  menemukan Tuhan dengan akalnya itu.
 

Secara horizontal, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya  baik flora
maupun fauna. Secara vertikal manusia lebih butuh berinteraksi dengan Zat yang menjadi sebab
ada dirinya. Manusia dapat wujud/  tercipta bukan oleh dirinya sendiri, namun oleh yang lain.
Yang menjadi sebab wujud manusia tentulah harus   Zat Yang Wujud  dengan  sendirinya
sehingga  tidak membutuhkan yang lain. Zat yang wujud dengan sendirinya  disebut  wujud 
hakiki, sedangkan suatu  perkara  yang wujudnya  tegantung  kepada yang lain sebenarnya tidak
ada/ tidak  berwujud.

Kalau perkara itu mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud idh?f?. Wujud idh?f? sangat
tergantung kepada wujud  hakiki. Itulah  sebabnya, manusia yang sebenarnya adalah wujud idh?
f? yang sangat membutuhkan Zat yang berwujud secara hakiki, itulah  Allah. Jadi, manusia
sangat membutuhkan Allah. Allahlah yang menghidupkan, mematikan, memuliakan,
menghinakan, mengayakan,memiskinkan, dan Dialah Allah Yang Zahir Yang Batin, dan Yang
Berkuasa atas segala sesuatu.

4.Membangun argumen tentang tauhidullah sebagai salah satu-satunya model beragama


yang benar

Sebagaimana  telah diketahui  bahwa  misi  utama  Rasulullah saw., seperti halnya rasul-rasul
yang sebelum beliau adalah mengajak manusia kepada Allah. L?il?ha illall?hitulah landasan
teologis agama yang  dibawa  oleh  Rasulullah  dan  oleh  semua  para nabi  dan  rasul. Makna
kalimat tersebut adalah “Tidak ada Tuhan kecuali Allah;”  “Tidak ada  yang berhak  disembah 
kecuali  Allah;” “Tidak  ada  yang  dicintai kecuali Allah;” “Tidak  ada  yang berhak  dimintai
tolong/bantuan kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus dituju kecuali Allah;” “Tidak ada yang 
harus  ditakuti  kecuali  Allah;” “Tidak  ada  yang  harus  diminta ridanya kecuali Allah”. Tau??
dull?h menempatkan  manusia  pada  tempat yang  bermartabat,  tidak  menghambarkan  diri 
kepada  makhluk  yang lebih  rendah  derajatnya daripada manusia.  Manusia  adalah  makhluk
yang  paling  mulia dan paling  sempurna  dibanding  dengan  makhluk-makhluk  Allah  yang 
lain.  Itulah  sebabnya, Allah memberikan  amanah kepada  manusia.  Manusia   adalah   roh  
alam,  Allah menciptakan  alam  karena  Allah  menciptakan  manusia  sempurna (insan kamil).
 

Tau??dull?h adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum  Islam. Jika  agama samawi
yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum  Muhammad saw.masih tau??dull?h, maka  agama  itu 
benar, dan seandainya agama nabi-nabi sebelum Muhammad saw.itu sudah tidak tau??dull?h
yakni  sudah  ada  syirik,  unsur  menyekutukan  Allah, maka  dengan  terang  benderang  agama
itu  telah melenceng, salah, dan sesat-menyesatkan. Agama yang dibawa para nabi pun
namanya Islam.
 

5.Esensi dan urgensi terhadap tauhid mencapai suatu kebahagiaan

Menurut Islam, semua ajaran yang diturunkan kepada para nabi memiliki esensi yang sama yaitu
pengetahuan tentang tauhid dan keesaan Allah SWT. Namun, kebanyakan umat menyalahartikan ajaran
tersebut. Bahkan, ajaran para nabi dicampuradukkan dengan hal-hal berbau takhayul.

Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk merealisasikan tauhid dalam kehidupan kita sehari-hari,
karena tauhid merupakan ajaran dasar Islam yang di atasnya dibangun syariat-syariat agama. Dalam
ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan
yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini .

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mampirlah.com/teknik-informatika/makalah-bagaimana-agama-
menjamin-kebahagiaan.html

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/16/01/06/o0inwd301-tauhid-esensi-dalam-islam

https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/396739/mod_resource/conte
nt/1/ppt%20urgensi%20Tauhid%20selasa%2007.00%2020%20april.pptx

https://www.cram.com/flashcards/agama-bagaimana-agama-menjamin-
kebahagiaan-8111086
https://www.cram.com/flashcards/agama-bagaimana-agama-menjamin-
kebahagiaan-8111086

http://eprints.ums.ac.id/16686/2/BAB_I.pdf

https://www.scribd.com/document/458670337/Konsep-dan-Karakteristik-
Agama-sebagai-Jalan-menuju-Tuhan-dan-Kebahagiaan

Anda mungkin juga menyukai