JEMBATAN
KLASIFIKASI JALAN
2) Jalan kolektor
Klasifikasi Jalan
Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan
Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Klasifikasi
fungsional seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika Serikat dan
Canada.Di atas arteri masih ada Freeway dan Highway.
Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan
perundanganyang berlaku adalah:
1
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-
rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan
rata-rata rendah.
• JALAN ARTERI
Terbagi menjadi 2, yaitu :
• Jalan Arteri Primer
adalah jalan yang menghubungkan antarkota jenjang kesatu yang
berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dgn kota
jenjang kedua
• Jalan Arteri Sekunder
adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dgn kawasan
sekunder atau menghubungkan kawasan sekunder satu dgn kawasan
sekunder lainnya atau kawasan sekunder satu ke kawasan sekunder
dua.
• JALAN KOLEKTOR
Terbagi menjadi 2, yaitu :
• Jalan Kolektor Primer
adalah jalan yang menghubungkan antarkota jenjang kedua atau
menghubungkan kota jenjang satu dgn kota jenjang tiga
• Jalan kolektor sekunder
adalah jalan yang menghubungan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder lainnya atau kawasan sekunder dua dengan
Kawasan sekunder tiga
• JALAN LOKAL
Terbagi menjadi 2, yaitu :
• Jalan Lokal Primer
adalah jalan yang menghubungan kota jenjang satu, dua, atau tiga
dengan kawasan persil atau menghubungkan kota jenjang tiga dengan
kota jenjang dibawahnya
• Jalan Lokal Sekunder
adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder satu, dua, tiga,
dan seterusnya dgn kawasan perumahan
• Jalan Lingkungan
Jalan yang digunakan untuk angkutan lingkungan
• Muatan sumbu
adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan terhadap
jalan; Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan, bila
daya dukung jalan tidak mampu menahan muatan sumbu maka jalan
akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan Sumbu Terberat
(MST) yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu.
• Muatan sumbu terberat
adalah jumlah tekanan maksimum roda terhadap jalan,
penetapan muatan sumbu terberat ditujukan untuk
mengoptimalkan antara biaya konstruksi dengan effisiensi
angkutan. Muatan sumbu terberat untuk masing-masing kelas
jalan ditunjukkan dalam daftar berikut:
I Belum ditetapkan
II 10 TON
III 8 TON
Muatan Sumbu Terberat ditentukan dengan pertimbangan kelas jalan
terendah yang dilalui, kekuatan ban, kekuatan rancangan sumbu dan
GVW atau jumlah yang diperbolehkan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Penghitungan Muatan Sumbu Terberat menggunakan prinsip
kesetimbangan momen gaya. Muatan Sumbu Terberat pada kendaraan
dengan konfigurasi 1.1 umumnya terletak pada sumbu belakang,
sehingga sumbu depan menjadi titik awal momen sehingga dapat
diformulasikan menjadi:
q = jarak dari Sumbu pertama (As roda depan) ke titik berat muatan;
L = Load atau muatan dalam kg;
a = jarak wheelbase atau As roda depan sampai dengan As roda
belakang;
S2 = Berat timbangan sumbu kedua(belakang)dalam kg.
• Pelanggaran terhadap muatan sumbu
Pelanggaran terhadap muatan sumbu dikendalikan melalui jembatan
timbang. Penempatan jembatan timbang dilakukan pada lintasan
strategis sehingga kelebihan muatan dapat dikendalikan dengan lebih
baik. Pelaksanaan pengendalian di jembatan timbang dilakukan oleh
Dinas Perhubungan Provinsi.
KLASIFIKASI JALAN