Disusun Oleh:
Kelompok 7
Irnando (19330760)
Sonia Mutiara (19330762)
Kamalia Eka Ayu .F. (19330764)
Luthfia Alfianti (19330767)
Selfina Junita Welisa (20330705)
Elsi Noviasari (20330740)
Celin Gracela Tanama (20330744)
Kelas :
Reguler B
Dosen Pembimbing :
Ritha Widya, MARS., Apt
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
3 Bebas Partikel Bebas partikel kasar Salep mata harus bebas dari
partikel kasar dan harus
memenuhi syarat kebocoran
dan partikel logam pada uji
salep mata.(FI ed IV hal 12)
4 Homogenitas Homogen Homogen, jika dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok
harus menunjukan susunan
yang homogen.(FIed IIIhal. 33)
5 Tonisitas Isohidris Isohidris
6 pH pH 7,4
7 Warna Tidak berwarna
8 Aroma Tidak berbau
9 Kadar 1 % dlm 5 gr
10 Wadah Tube Wadah dan penyimpanan Digunakan wadah yang
dalam tube untuk salep mata, bersifat inert, tujuannya
wadah untuk salep mata harus adalah untuk mencegah
tertutup rapat dan disegel untuk terjadinya reaksi antara
menjamin sterilitas pada bahan dan kemasan
pemakaian pertama (FI ed. IV misalnya reaksi oksidasi
hal.12) yang membuat isi dalam
kemasan menjadi rusak,
contoh bahan kemasan
yang bersifat inert adalah
aluminium foil, kaca dan
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
plastic.
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Hablur halus berbentuk jarum/lempeng memanjang;putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan;larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau
larutan agak asam.
2. Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol,dalam aceton dan
dalam etil asetat.
3. pH Antara 4,5 dan7,5 lakukan penetapan menggunakan suspense dalam air 25mg/ml
4. OTT Sukar larut dalam air
5. Stabilitas Salah satu antibiotic yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala
pemakaian. Stabilitas baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2-7, suhu 250c dan pH
mempunyai waktu paruh hampir 3 tahun. Sangat tidak stabil dalam suasana basa.
6. Cara sterilisasi Disterilkan dengan cara sterilisasi D (FI III.hal 18)
7. Indikasi Antibiotikum
8. Dosis lazim Dioleskan 2-3 kali sehari
9. Cara pemakaian Dioleskan pada mata yang sakit
10. Sediaan lazim dan kadar Salep
12. Wadah dan penyimpanan Dalam tube, tertutup rapat dan disegel
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Serpihan, putih licin, granul, atau kubus, putih; bauk khas lemah, rasa lemah
2. Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dan dalam eter, kelarutan bertambah dengan
naiknya suhu
3. pH -
4. OTT Tidak larut dalam air
5. Stabilitas Stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, udara, tidak menjadi tengik,harus disimpan
ditempat sejuk dan kering
6. Cara sterilisasi
7. Indikasi Coating agent,emulsifying agent, stiffening agent
8. Dosis lazim -
9. Cara pemakaian -
10. Sediaan lazim dan kadar -
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi;tidak berwarna;hampir tidak berbau; hampir
tidak mempunyai rasa.
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol 95% P; larut dalam klorofom P, dan dalam
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
eter P
3. pH -
4. OTT Tidak larut dalam air dan dalam etanol
5. Stabilitas -
6. Cara sterilisasi -
7. Indikasi Emolien
8. Dosis lazim -
9. Cara pemakaian -
10. Sediaan lazim dan kadar -
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Serbuk hablur putih atau tidak berwarna, mudah menyublim, melebur pada suhu ± 780,
lakukan penetapan tanpa dikeringkan terlebih dahulu
2. Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam 0, 6 bagian etanol dan dalam eter, sangat mudah
larut dalam kloroform, larut dalam gliserol 85 %
3. pH -
4. OTT Sukar larut dalam air
5. Stabilitas Klorbutanol mudah menguap dan menyublim stabil pada pH 3 tetapi menjadi buruk pada
peningkatan pH
6. Cara sterilisasi -
7. Indikasi Sebagai pengawet antimikroba (antibakteri dan antijamur)
8. Dosis lazim -
9. Cara pemakaian -
10. Sediaan lazim dan kadar -
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat pada suhu 80- 15 0
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Masa seperti lemak, kekuningan hingga amberd lemah; berfluoresensi sangat lemah
walaupun setelah melebur. Dalam lapisan tipis transparan. Tidak atau hamper tidak berbau
dan berasa.
2. Kelarutan Tidak larut dalam air;mudah larut dalam benzene, dalam karbondisulfida, dalam kloroform
dan dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam hexana, dan umunya dalam minyak
lemak, dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas, dan
dalam etanol mutlak dingin
3. pH -
4. OTT Tidak larut dalam air, dan praktis tidak larut dalam etanol.
5. Stabilitas Vaselin kuning adalah bagian stabil dari komponen hidrokarbon alam non-reaktif, banyak
masalah stabilitas terjadi karena adanya sejumlah kecil kontaminan.
6. Cara sterilisasi -
7. Indikasi Sebagai basis salep, emolien
8. Dosis lazim -
9. Cara pemakaian -
10. Sediaan lazim dan kadar -
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
homogen
4 Pemilihan basis salep Basis salep hidrokarbon Basis salep hidrokarbon yg
Kloramfenikol dimana digunakan adalah vaselin flavum
kloramfenikol sangat sukar karena vaselin flavum tidak
larut dalam air mengalami proses pemutihan
(bleaching) yang dikhawatirkan
masih mengandung sesepora
bahan pemutih yg tertinggal
dalam masa vaselin tersebut.
Vaselin yg digunakan harus
mengandung pengotor
seminimal mungkin. Dengan
demikian kemungkinan
teroksidasinya senyawa ini
menjadi lebih kecil
2 Uji homogenitas Oleskan sediaan pada kaca objek tipis-tipis, dan amati
homogenitas sediaan. Untuk mendapatkan permukaan
sediaan yang homogen, dilakukan dengan menggeserkan
sejumlah sediaan dari ujung kaca objek dengan bantuan
batng pengaduk sampai kaca objek yang lain.
3 Uji bobot minimum Salep yang dimasukkan kedalam tube salep dikeluarkan lalu
ditimbang bobotnya sesuai tidak dengan yang tertera pada
etiket
INSTRUKSI KERJA
Tube salep
Kertas perkamen
Prosedur:
I.PENIMBANGAN
Ditimbang masing-masing bahan
Bahan Untuk 5 gram + Untuk 25 gram
20%
Kloramfenikol 0,06 gram 0,3 gram
Setil alcohol 0,15 gram 0,75 gram
Paraffin cair 2,4 gram 12 gram
Klorbutanol 0,03 gram 0,15 gram
Vaselin flavum 3,36 gram 16,8 gram
II PENCAMPURAN
Siapkan 2 buah cawan penguap yang sudah dialasi dengan kasa
steril
Letakkan masing-masing bahan pada cawan penguap, cawan
penguap pertama berisi vaselin flavum dan setil alcohol, cawan
penguap yang kedua berisi paraffin cair Masukkan kedalam oven
bersuhu 1500c selama 30 menit, biarkan hingga meleleh.
Gerus kloramfenikol menggunakan mortar dan stamper yang
steril, gerus hingga homogen, larutkan klorbutanol dalam etanol
Setelah 30 menit angkat dan peras kasa steril (pisahkan antara
cawan yang berisi vaselin flavum dan setil alcohol dengan
paraffin cair)
Gabung basis salep, diaduk perlahan hingga tercampur sempurna
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
dan homogen.
Masukkan sedikit demi sedikit basis salep kedalam mortar yang
berisi kloramfenikol diaduk hingga homogen, masukkan
klorbutanol, aduk hingga homogen
IV PENGEMASAN
Setelah semua tube terisi, tube di beri etiket
Dimasukkan kedalam kemasan disertai dengan brosur
PENIMBANGAN
PENCAMPURAN
PENGEMASAN
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
Komposisi:
Tiap gram mengandung Kloramfenikol 1%
Indikasi:
Mengobati infeksi mata seperti trakoma, keratitis, konjungtivitas,
dakriosistitis, dan uveitis
Aturan Pemakaian:
Oleskan secara tipis pada bagian mata yang sakit 2-3 kali sehari
Perhatian:
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau jangka panjang dapat
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan mikroorganisme yang tidak
peka.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar 15-25 ºC dan jauhkan dari sinar matahari
Netto: 5 gram
FENIKSAL
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
FENIKSAL
Kloramfenikol SALEP Netto:5 g
Diproduksi Oleh:
UNTUK PEMAKAIAN LUAR PT. LINAY FARMA
No. Reg : DKL 2000311430A1
Jakarta – Indonesia
No. Batch : A 001031
Exp. Date : April 2023 Keterangan Lengkap Lihat Brosur
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
FENIKS
AL®
KLORAMFENIKOL SALEP MATA
Komposisi:
Indikasi:
Untuk mengobati infeksi mata seperti trakoma, keratitis, konjungtivitas, dakriosistitis, dan
uveitis
Kontraindikasi:
Farmakologi:
Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas bersifat bakteriostatik yang aktif terhadap
organisme gram positif dan gram negatif baik aerobik dan anaerobik. Kloramfenikol bekerja
dengan mengganggu atau menghambat sintesis protein mikroba
Efek samping:
Gatal dan rasa terbakar, neuritis optik, anemia aplastik, anemia hipoplastik, trombositopenia
Aturan pakai:
Oleskan secara tipis salep mata pada bagian mata yang sakit 2-3 kali sehari
Cara pakai:
Mengoleskan salep mata secara tipis dan perlahan pada kelopak mata bagian bawah 2-3 kali
sehari sesuai petunjuk dokter. Bila radang telah membaik, maka frekuensi pemakaian harus
diturunkan.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau jangka panjang dapat menyebabkan
pertumbuhan yang berlebihan mikroorganisme yang tidak peka.
Isi:
5 gram
Kemasan :
Penyimpanan :
Simpan pada suhu kamar 15-25ºC dan jauhkan dari sinar matahari
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
PEMBAHASAN
A. DASAR TEORI
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunkan dasar salep yang cocok,
Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptic dalam
tube steril. Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok. (FI ed III hal 20).
Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan dan memusnakan mikroba yang mungkin masuk secara
tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan kecuali dinyatakan lain yaitu formulanya sudah bersifat bakteriostatik( FI ed IV,1995)
Salep mata harus bebas dari partikel kasar. Dasar atau basis salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata , memungkinkan difusi obat dalam cairan mata
dan tetap mempertahankan aktifitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. Beberapa bahan dasar salep yang dapat
menyerap. Bahan dasar seperti ini memungkinkan disperse obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi mata. (Lachman,1994).
Keuntungan penggunaan salep mata (Remington, 1965)
Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen
Onset dan waktu puncak absorbs lebih lama
Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi
Kerugiaan penggunaan salep mata
Dapat mengganggu penglihatan dan menjadi kabur, kecuali pemakaian pada saat tidur
B. FORMULASI
Formulasi dari sediaan salep mata terdiri dari zat aktif dan dasar salep mata atau basis salep, salep mata harus steril berisi antimikroba,
preservatife(pengawet), antioksidan dan stabilitator .
1. ZAT AKTIF
Zat aktif yang digunakan dalam formulasi salep mata mengandung antibiotic, antibakteri dan antmikroba
2. DASAR ATAU BASIS SALEP
Dasar atau basis salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata , memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktifitas
obat dalam jangka waktu tertentu dalam kondisi penyimpanan yang sesuai.
3. PEMBUATAN
Pembuatan salep mata adalah sebagai berikut
a. Zat aktif ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptic dalam
tube steril
b. Bahan obat disterilkan dengan cara yang cocok. Bila bajan tertentu yang digunakan dalam formula tudak dapat disterilkan dengan cara biasa,
maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptic
c. Tube disterilkan dalam autoklaf pada suhu antara 1150c dan 1160c selama tidak kurang dari 30 menit
d. Zat aktif ditambahkan pada basis salep berbentuk larutan atau serbuk halus.
e. Sterilitas memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.
f. Penyimpanan dalam tube, ditempat sejuk.
4. PERSYRATAN
a. Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-benar aseptic dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi
b. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang
berbahaya Ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan adalah klorbutanol, paraben, atau merkuriorganic
c. Salep akhir harus bebas dari partikel besar.
d. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata , membiarkan difusi obat melalui pencucian sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada
jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang sesuai.
e. Sterilitas merupakan syarat penting, infeksi mata dari mikroorganisme seperti Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan kebutaan, bahaya
yang paling utama adalah memasukkan produk nonsteril kemata saat kornea digosok. Bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata menghasilkan
ketidaknyamanan pada pasien.
f. Salep mata harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata
g. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan, harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama.
Pemilihan Vaselin Flavum karena Vaselin ini tidak mengalami proses pemutihan (bleaching) yang dikhawatirkan masih mengandung sesepora bahan
pemutih yang tertinggal dalam masa vaselin tesebut. Vaselin yang digunakan harus mengandung pengotor yang seminimal mungkin, dengan demikian
kemungkinan teroksidasinya senyawa ini menjadi lebih kecil., Oleh karena itu tidak diperlukan penambahan antioksidan. Sedangkan jika digunakan Vaselin
album, Vaselin album sudah mengalami proses pemutihan (bleaching) yang ditambahkan asam kuat dan juga masih mengandung banyak sesepora bahan
pemutih, sehingga masih banyak mengandung pengotor. Sementara itu walaupun kloramfenikol stabil dalam basis salep Adeps Lanae namun dalam
pembuatan salep mat aini adeps lanae tidak pilih karena dapat menimbulkan peradangan dan alergi pada mata.
Salep mata membutuhakan peningkat viskositas agar kontak dengan mata lebih lama, sehingga dalah hal ini digunakan setil alcohol sebagai bahan
peningkat viskositas.
Paraffin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral. Tujuan penambahan bahan ini karena paraffin cair berguna untuk
memperbaiki konsistensi basis sehingga lebih lunak dan memudahkan penggunaan.
Kareana penggunaan salep mata multiperdose, sehingga dibutuhkan pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroba saat menutup tube sehingga
infeksi mikroba kedalam mata dapat dihindari. Pengawet yang biasa digunkan adalah klorbutanol dengan konsentrasi 0,5 %( Pharmaceutical Exipients,2006),
karena klorbutanol kompatibel dengan zat aktif dan eksipien lain.
Metode sterilisasi yang digunakan untuk pembuatan salep mata kloramfenikol adalah dengan cara sterilisasi D (FI ed III, hal 18).
Pengisihan dalam wadah dikerjakan didalam Laminar Air Flow (LAF) dimana prisip kerjanya adalah blower meniupkan udara steril secara kontinyu
melalui ruang inokulasi sehingga ruangan terbebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke media, udara steril didapat dengan mengalirkan udara
dari luar melalui filter yang sangat halus yang dinamakan HEPA ( Hight Efficiency Particulate Air Filter).
Wadah dan kemasan : Salep mata disimpan dalam tube steril, kemasan salep mata tidak boleh lebih dari 5 gram Digunakan wadah yang bersifat inert,
tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya reaksi antara bahan dan kemasan misalnya reaksi oksidasi yang membuat isi dalam kemasan menjadi rusak,
contoh bahan kemasan yang bersifat inert adalah aluminium foil, kaca dan plastic.
D. EVALUASI
1. Uji pH
Menggunakan pH meter atau kertas indicator universa,
Alat pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4, satu gram sediaan yang akan diperiksa diencerkan dengan air suling
hingga 10 ml. Elektroda pH meter dicelupkan kedalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukan pososi
tetap, pH yang ditunjukan karum pH meter dicatat (FI ed IV)
2. Uji organoleptic
Pemeriksaan organoleptis meliputi warna dan bau yang diamati secara visual
3. Uji homogenitas
Oleskan sediaan pada kaca objek tipis-tipis, dan amati homogenitas sediaan. Untuk mendapatkan permukaan sediaan yang homogen, dilakukan
dengan menggeserkan sejumlah sediaan dari ujung kaca objek dengan bantuan batng pengaduk sampai kaca objek yang lain.
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional