Anda di halaman 1dari 1

Assalmualaikum WR. WB.

Saya Muhammad Arya Adnan dari kelompok 1 akan menyampaikan hasil


diskusi kami. Kami mengambil bangunan museum tsunami aceh karya dari ridwan kamil sebagai
bahan dari

Sebelumnya kami meminta maaf kepada ibu dan teman teman sekalian karena ppt yang akan kami
sajikan kurang proper, ini diakibatkan karena kurang nya komunikasi terutama tadi malam akibat
kendala jaringan, sehingga kami mengambil solusi untuk menyiapkan ppt masing” yang
mengakibatkna materi kami tidak sempat kami sajikan dalam satu ppt secara utuh. Tentunya ini juga
merupakan kesalahan kami karna tidak mengkomunikasikannya sejak jauh-jauh hari tetapi kami
berupaya agar tetap dapat menyampaikan hasil diskusi kami secara maksimal.

ENERGI BANGUNAN (PENGKONDISIAN RUANG) MUSEUM TSUNAMI ACEH KARYA RIDWAN KAMIL
Pengondisian ruang adalah bagaimana mengoptimalisasi sistem tata udara seperti aliran udara, suhu
dan kelembaban juga tata cahaya seperti intensitas terang, radiasi panas dan efek silau dalam
bangunan dengan memerhatikan kondisi iklim secara makro dan mikro. Pengondisian ruangan juga
tentang pengintegrasian antara sistem pencahayaan dan sirkulasi secara buatan dan alamiah serta
sinergi antara metode pasif melalui desain ruang, bentuk dan selubung dan metode aktif melalui
penggunaan material dan instrumen hemat energi, Museum Tsunami Aceh karya Ridwan Kamil
menggunakan pencahayaan alami dan buatan yang memberikan efek psikologis yang berbeda-beda
disetiap ruangnya. Hal ini agar menghasilkan efek psikologis yang beragam tentang persepsi manusia
akan bencana tsunami terutama yang menimpa Provinsi Aceh pada tahun 2004. Ruangan-ruangan
yang terdapat pada museum ini juga dirancang agar jika tiba-tiba terjadi bencana tsunami maka
museum ini dapat dimanfaatkan sebagai bangunan evakuasi.

Ruang dalam bangunan ini dirancang dalam tiga zona yaitu spaces of memory, spaces of hope dan
spaces of relief. Zona spaces of memory terdapat dua ruang yaitu tsunami passage dan memorial
hall, yang merupakan area penerima tamu di museum ini berupa koridor sempit berdinding tinggi
dengan air terjun yang bergemuruh untuk mengingatkan betapa menakutkannya suasana di saat
terjadinya tsunami dan pada memorial hall tedapat pencahayaan berupa reflecting pool yang berada
di atas atap ruangnya.

Pada zona spaces of hope terdapat ruang blessing chamber dan atrium of hope. Blessing chamber
adalah ruang yang berupa sumur dengan ribuan nama-nama korban tertulis di diding dan memiliki
sumber pencahayaan utama dari atap tengah ruang yang berupa skylight berbentuk lingkaran yang
bermakna sebagai hadirnya harapan bagi masyarakat Aceh. Sementara atrium of hope berupa ruang
atrium yang besar dengan sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang sangat luas, banyaknya
bukaan-bukaan yang ada sehingga lebih banyak mengandalkan pencahayaan alami di siang hari,
adanya reflecting pool diruangan ini juga menghadirkan visual yang sangat indah selain dari
pemandangan disekitar bangunan.

Pada zona spaces of relief merupakan outdoor dari bangunan museum, dapat dilihat bahwa
bangunan museum ini memiliki dinding luar yang hampir keseluruhannya terdapat bukaan,

Tentunya selain menghadirkan keindahan pada bangunan juga berfungsi sebagai aliran udara juga
agar mengatur suhu dan kelembaban pada bagian dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai