Anda di halaman 1dari 5

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KARSINOMA MAMA

OBYEKTIF
Mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan karsinoma mama

RUJUKAN

PENANGGUNG JAWAB
▪ PPDS I stase Onkologi
▪ Trainee Onkologi

PROSEDUR LENGKAP
1. DIAGNOSIS
1.1. DIAGNOSIS KLINIS
1.1.1. Anamnesis
a. Keluhan di Payudara dan Aksila
- Adanya benjolan padat
- Ada tidaknya rasa nyeri
- Kecepatan tumbuh
- Nipple discharge (satu sisi, satu muara, warna merah/ darah/
serosanguinous, disertai masa tumor)
- Retraksi papilla mama
- Krusta dan eksim yang tidak sembuh pada areola atau papila mama dengan
atau tanpa masa tumor (Paget’s disease)
- Kelainan kulit diatas tumor (skin dimpling, ulceration, venous ectasia,
peau d’orange, satelitte nodules)
- Perubahan warna kulit
- Adanya benjolan di aksila atau dileher/ suprtaclavikula (pembesaran KGB
aksila, supraklavikula)
- Edema lengan disertai adanya benjolan di payudara atau aksila ipsilateral
- Onset dan kronologis
- Gejala penyerta

b. Keluhan di Tempat Lain (berhubungan dengan metastasis)


- Nyeri tulang yang terus menerus dan semakin berat (didaerah vertebra,
pelvis, femur)
- Rasa sakit, ”nek” dan ”penuh” di ulu hati
- Batuk yang khronis dan sesak napas
- Sakit kepala hebat, mutah dan gangguan sensorium

c. Faktor-faktor Resiko (terkena kanker payudara/ KPD)


- Usia penderita (semakin tua semakin meningkat resikonya)
- Usia melahirkan anak pertama ”aterm” (> 35 tahun semakin tinggi resiko)
- Paritas
- Riwayat laktasi
- Riwayat menstruasi (menarche yang awal, menopause yang lambat )
- Status menstruasi ( Premenopause, postmenopause )
- Pemakaian obat-obat hormonal (pil KB, HRT) yang dipergunakan jangka
panjang
- Riwayat keluarga dengan KPD dan kanker ovarium
- Riwayat operasi tumor payudara jinak seperti atypical ductal hyperplasia,
florid papilloma
- Riwayat operasi kanker ovarium (pada usia muda)
- Riwayat radiasi didaerah dada/ payudara pada usia muda

1.1.2. Pemeriksaan Fisik


a. Performance Status : Karnofsky Score, W.H.O./ ECOG score
b. Status Lokalis
- Pemeriksaan payudara kanan dan kiri (ipsilateral dan kontralateral)
- Masa tumor : Lokasi (quadran), Ukuran (diameter terpanjang), Konsistensi,
Permukaan tumor, Bentuk dan batas tumor, Jumlah tumor (yang palpable),
Fiksasi tumor pada “kulit”, “muskulus pektoralis”, “dinding toraks”¸
Perubahan kulit (Kemerahan, edematous, dimpling, ulcus, satellite nodules,
Gambaran kulit jeruk peau d’orange)
- Papila mama : Retraksi, Erosi, Krusta, Eksim, Discharge (ipsilateral, satu
muara, bloody)
- KGB Regional :
KGB aksila, palpable, ukuran, konsistensi, konglomerasi, fiksasi satu
dengan lain atau dengan jaringan sekitar
KGB infra-klavikula, penilaian sama dengan diatas
KGB supra-klavikula, penilaian sama dengan diatas
- Pemeriksaan Organ yang menjadi tempat dan dicurigai terjadi metastasis
tergantung lokasi organ (paru, hati, tulang, cerebral)

1.2. RADIO-DIAGNOSTIK/ Oncologic Imaging


- USG mama (untuk keperluan diagnostik dan staging)
- Indikasi
- Mammografi
- Indikasi

1.3. DIAGNOSTIK PATOLOGY


a. Biopsi Jarum Halus (Fine Needle Aspiration Biopsy/ FNAB./ FNA)
Dilakukan pada lesi/ tumor payudara yang klinis dan radiologis/ imaging
dicurigai ganas.
b. Pemeriksaan Histopatologi (masih merupakan gold standard diagnostic)
Biopsi terbuka akan lebih memberikan informasi lebih detail terutama sebagai
faktor prediktor dan prognostik.
- Core Neddle Biospy (micro-specimen)
- Biopsi incisional untuk tumor:
▪ KPD operabel dengan diameter > 3cm, sebelum operasi definitif
▪ Inoperabel ! diagnosis, faktor prediktor dan prognostik
- Pemeriksaan Imunohistokimia (IHC) terhadap ER, PR, Her-2/Neu, Ki67
(recommended)

2. STAGING
2.1.Recommended/ Mandatory
- USG mama dan Mammografi (untuk keperluan diagnostik dan staging)
- Foto toraks
- USG abdomen (hati)
2.2.Optional
- Bone scanning ( diameter KPD > 5cm, T4/LABC, klinis dan sitologi yang
mencurigakan
- Bone Survey, sama dengan diatas, dan tidak tersedia fasilitas untuk bone scan
- CT scan kepala bila ada kecurigaan metastase otak

3. TERAPI
- Pra-operatif
- Pemeriksaan Lab pre operatif, Lab sesuai ko-morbidtas, photo thoraks
- Konsultasi penyakit dalam atau cardiologi dan Anestesi

- Pasca Bedah
Hari 1 – 2,
- Latihan “lingkup gerak sendi” sekitar/ ipsilateral daerah operasi (sendi siku,
bahu secara bertahap ! isometrik)
- Latihan relaksasi otot leher dan toraks
- Aktif mobilisasi
- Lab Darah lengkap, bila durante op terjadi perdarahan
- Pasien dapat di pulangkan dengan drain masih terpasang, jika memungkinkan
perawatan di rumah.

Hari 3 – 5
- Latihan gerak lengan bahu ipsilateral operasi lebih bebas
- Latihan relaksasi
- Bebas gerakan
- Edukasi untuk tetap mempertahankan “lingkup gerak sendi” dengan berlatih
secara teratur.
- Edukasi untuk menjaga agar lengan ipsilateral pembedahan untuk tetap sehat,
tidak dipasang infus (mencegah thrombophlebitis) dan untuk mencegah
terjadinya lymphedema lengan.

4. EVALUASI / Follow Up
▪ Interval kontrol sebagai berikut:
- 6 bulan pertama : kontrol setiap 1 bulan
- 6 bln s/d 3 tahun : kontrol setiap 3 bulan
- > 3 thn s/d 5 thn : kontrol setiap 6 bulan
- > 5 thn : kontrol setiap tahun
▪ Setiap kontrol dilakukan
▪ Anamnesis dan pemeriksaan fisik lokal dan sistemik (lokasi metastase)
▪ Restaging setiap 6 bulan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NODUL THYROID

OBYEKTIF
Mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan nodul thyroid

RUJUKAN

PENANGGUNG JAWAB
▪ PPDS I stase Onkologi
▪ Trainee Onkologi

PROSEDUR LENGKAP
1. DIAGNOSIS
1.1. DIAGNOSIS KLINIS
1.1.1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
- Usia dan jenis kelamin.
- Pernah mendapat paparan radiasi didaerah leher dan kepala
- Tempat tinggal - Daerah struma endemis mempunyai insiden sedikit lebih
tinggi terjadinya karsinoma tiroid tipe folikuler dan anaplastik. Daerah
tanpa defisiensi yodium atau daerah pantai mempunyai angka insiden
karsinoma papiler lebih tinggi dibandingkan daerah endemis
- Benjolan pada kelenjar tiroid yang tumbuh lebih cepat
- Riwayat adanya gangguan mekanis seperti: gangguan menelan, gangguan
bernafas (terutama waktu tidur terlentang), perubahan atau hilangnya suara
- Benjolan di leher anterior (Level VI), ikut bergerak saat menelan

1.1.2. RADIO-DIAGNOSTIK/ Oncologic Imaging


- USG Leher
- Rontgen leher dan CT scan leher atas indikasi

1.1.3. DIAGNOSTIK PATOLOGY


- Biopsi Jarum Halus (Fine Needle Aspiration Biopsy/ FNAB./ FNA)
Dilakukan pada lesi/ nodul yang klinis dan radiologis/ imaging dicurigai
ganas. Dilakukan dengan panduan USG

1.1.4. FUNGSI THYROID


- Pemeriksaan FT4, TSH
2. STAGING
2.1.Recommended/ Mandatory
- Foto toraks

3. TERAPI
- Pra-operatif
- Pemeriksaan Lab pre operatif, Lab sesuai ko-morbidtas, photo thoraks
- Konsultasi penyakit dalam atau cardiologi dan Anestesi

- Pasca Bedah
Hari 1 – 2,
- Latihan “lingkup gerak sendi” sekitar daerah operasi (sendi leher, bahu
secara bertahap ! isometrik)
- Latihan relaksasi otot leher dan toraks
- Aktif mobilisasi
- Observasi tanda hipokalsemia dan lesi nervus rekuren laringeus dan nervus
laringeus superior
- Drain dilepaskan bila produksi minimal dan atau mulai serous
- Lab Darah lengkap, bila durante op terjadi perdarahan
- Lab calsium, bila ada tanda tanda hipocalsemia

Hari 3 – 5
- Latihan gerak lengan bahu ipsilateral operasi lebih bebas
- Latihan relaksasi
- Bebas gerakan
- Edukasi untuk tetap mempertahankan “lingkup gerak sendi” dengan berlatih
secara teratur.
- pemberian terapi substitusi hormon thyroid bila dilakukan total thyroidectomy

4. EVALUASI / Follow Up
▪ Interval kontrol sebagai berikut:
- 6 bulan pertama : kontrol setiap 1 bulan
- 6 bln s/d 3 tahun : kontrol setiap 3 bulan
- > 3 thn s/d 5 thn : kontrol setiap 6 bulan
- > 5 thn : kontrol setiap tahun
▪ Setiap kontrol dilakukan
▪ Anamnesis dan pemeriksaan fisik lokal dan sistemik
▪ Restaging setiap 6 bulan bila PA ganas

Anda mungkin juga menyukai