PENDAHULUAN
Penyakit ini pertama kali dipublikasikan oleh Vachell & Stevens tahun
1906. Hepatolitiasis memiliki nama lain diantaranya Hong Kong disease, Biliary
Obstruction Syndrome of the Chinese, atau Oriental Cholangitis, hal ini
dikarenakan hepatolitiasis lebih sering terjadi pada negara Asia.2,3
Angka kejadian hepatolitiasis dilaporkan terjadi pada 20- 30% pasien yang
menjalani operasi kandung empedu. Angka kejadian hepatolitiasis relatif rendah
di Eropa maupun Amerika Utara yaitu di bawah 1%.1,2
Lokasi hepatolitiasis paling sering terjadi pada duktus hepatikus kiri. Hal
ini berdasarkan posisi anatomi, pertemuan duktus hepatikus kanan dan kiri
membentuk sudut yang tajam, dimana duktus hepatikus kiri berjalan lebih
horizontal dibandingkan duktus hepatikus kanan. 1,2
Pada keadaan yang sangat jarang, beberapa cabang dari duktus hepatikus
kanan berjalan menuju ke duktus hepatikus kiri. Pada hepatolitiasis dapat disertai
dengan pelebaran saluran empedu intra maupun ekstrahepatik dan atau striktur
saluran empedu.1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Batu empedu yang ditemukan di atas pertemuan ini dianggap batu empedu
intrahepatik, terlepas apakah pertemuan ini terletak intrahepatik atau
ekstrahepatik.
2.2 Etiologi
Angka kejadian hepatolitiasis dilaporkan terjadi pada 20- 30% pasien yang
menjalani operasi kandung empedu. Hepatolithiasis atau batu intrahepatik lebih
umum ditemukan di negara-negara kawasan Asia Timur daripada di Negara
Barat.4,5,6
2.4 Patogenesis
Sebagian besar batu hepatolitiasis adalah batu pigmen coklat (batu kalsium
bilirubinat), yang berbeda secara komposisi dari kolesterol dan batu pigmen
hitam.5,7
Figure 2. Similarities and differences in terms of factors important for the pathogenesis of
hepatolithiasis between hepatolithiasis and gallbladder stones or common bile stones.
Terdapat dua jenis batu yang biasa ditemui pada hepatolitiasis, yaitu batu
kalsium bilirubinat (coklat batu berpigmen) dan batu kolesterol. 1,2
Fig 1. Hasil pemeriksaan MRCP menunjukkan adanya gambaran batu multipel pada duktus
hepatikus kanan dan kiri disertai pelebaran duktus hepatikus, batu pada distal CBD.
2.9 Tatalaksana
Sepsis bilier berulang, fibrosis hati, dan sirosis adalah komplikasi jangka
panjang yang biasanya disebabkan oleh pengangkatan batu atau striktur yang
tidak adekuat. Tingkat komplikasi untuk kasus hepatolitiasis secara konsisten
berkisar antara 30% hingga 40 ± 5% dalam beberapa penelitian.10
Hepatolitiasis juga memiliki angka rekurensi yang cukup tingi. Hal ini
bergantung pada beberapa faktor, yaitu modalitas pengobatan, ada tidaknya sirosis
bilier, adanya sisa batu serta terjadinya striktur pasca pengobatan.10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN