Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KIMIA NON LOGAM

“ PAPAN PARTIKEL DENGAN SEKAM PADI DAN POLYSTYRENE”

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Yusuf, Msi

Di Susun Oleh :

Kelompok IV
Jihan Afstria Rinanda (4193210001)
Junaldo Andreas Pardede (4193210002)
Rabiatul Adawiyah (4192510002)
Nurul Hidayah (4192510007)
Ruth Yohana Saragih (4192510010)
Rezwan Mulya Sipahutar (4192510008)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGENTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“ Papan partikel dengan sekam padi dan polystyrene”
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan masukan baik berupa kritikan maupun saran untuk membuat makalah
ini menjadi lebih baik dari segi isi baik segi yang lainnya. Penulis mohon maaf
bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata,
penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Medan, 30 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat penelitian...................................................................................................... 2
1.5 Luaran penelitian........................................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Styrofoam ................................................................................................................... 3
2.2 Rekristalisasi .............................................................................................................. 4
2.3 Sekam Padi................................................................................................................. 4
2.4 Papan partikel ............................................................................................................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................................................... 5
3.1 Metode Penelitian .................................................................................................... 5
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 6
3.3 Prosedur Penelitian .................................................................................................. 6
3.3.1 Penyiapan sampah styrofoam .................................................................................. 6
3.3.2 Penyiapan limbah sekam padi ................................................................................. 7
3.3.3 Pembuatan papan partikel ........................................................................................ 7
3.3.4 Uji sifat fisis............................................................................................................. 7
3.4 Analisis data............................................................................................................. 8

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Publikasi hasil studi monitoring sampah menyebutkan bahwa Indonesia
memproduksi 1,65 juta ton plastik pertahun dan sebagian besar berakhir di ling- kungan.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa sampah styrofoam lebih domi- nan dari jenis
sampah plastik lain (Republika, 2019). Styrofoam umumnya digunakan untuk
pengemasan makanan. Maraknya pengemasan makanan dengan styrofoam inilah yang
menyebabkan sampah styrofoam semakin meningkat karena penggunaannya yang praktis
dan mudah ditemukan. Oleh sebab itu, pemanfaatan kembali sampah styrofoam perlu
dikembangkan agar sampah styrofoam tidak ber- kontribusi besar dalam produksi
sampah yang dapat mencemari lingkungan.
Pencemaran lingkungan juga dapat disebabkan oleh sekam padi. Peningkatan
produksi komoditas padi di setiap tahun secara langsung meningkatkan jumlah sekam
padi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa total potensi produksi padi di
Sumatera Utara pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 2,076 juta ton Gabah Kering
Giling (GKG). Daerah Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Dairi dan
Kabupaten Nias Barat menjadi daerah dengan kenaikan produksi padi yang relatif besar.
Kadar sekam padi adalah sekitar 20-30% dari proses penggilingan padi. Selama ini,
petani hanya membiarkan limbah sekam padi yang mereka hasilkan. Terkadang limbah
sekam padi dibakar sehingga me- nyebabkan polusi udara (Syaiful, Dinata and
Hidayattullah, 2018).
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah styrofoam dan limbah sekam
padi tersebut seharusnya mampu diatasi seiring dengan semakin berkem- bangnya ilmu
pengetahuan seperti sekarang. Oleh sebab itu, peneliti sebagai pen- gusul dari bidang
ilmu kimia dan fisika akan memanfaatkan sampah styrofoam dan limbah sekam padi
menjadi bahan pembuat papan partikel. Sampah styrofoam nantinya akan diolah
sehingga menghasilkan serbuk plastik polystyrene murni yang dapat dijadikan perekat,
begitu juga dengan sekam padi yang akan diolah hingga dihasilkan serbuk sekam padi
yang dapat dijadikan pengisi papan partikel. Kemudian, serbuk plastik polystyrene dan
sekam padi tadi akan dicetak dan dikempa dengan mesin heat press pada tekanan dan
waktu tertentu. Setelah itu, dilakukan uji sifat fisis papan partikel untuk mengetahui
kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal papan partikel. Bidang ilmu pengetahuan
kimia dan fisika berperan dalam setiap proses pembuatan papan partikel yang akan
peneliti lakukan. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dari kedua bidang ini diharapkan dapat
mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan akibat sampah styrofoam dan limbah
sekam padi. Selain itu, dari penelitian ini juga diharapkan dapat dihasilkan temuan
berupa papan partikel dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dari papan partikel
berbahan kayu dengan harga yang lebih murah serta memiliki sifat ramah lingkungan.
2

Penelitian pembuatan papan partikel dengan pengisi sekam padi ini sudah pernah
dilakukan sebelumnya, diantaranya Umi (2011) melakukan penelitian pembuatan papan
partikel dari sekam padi dan plastik HDPE. Fauziah dkk (2014) melakukan penelitian
pembuatan papan partikel dari sekam padi, UF, parafin dan katalis. Nurjannah dkk
(2015) melakukan penelitian pembuatan papan partikel dari sekam padi dan plastik
PP. Hal yang membedakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sum- ber perekat yang digunakan. Peneliti
akan menggunakan polimer jenis polystyrene yang diperoleh dari sampah styrofoam
wadah makanan sebagai perekat. Metode yang peneliti gunakan untuk pengolahan
sampah polystyrene juga berbeda dari metode pengolahan plastik pada umumnya.
Metode yang peneliti gunakan adalah rekristalisasi. Sunit Suhendra, Peneliti Pusat
Penelitian Kimia LIPI, menyatakan metode ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya ialah menghasilkan plastik daur ulang berupa serbuk, minim kerusakan
struktur, kemurnian produk daur ulang tinggi serta sterilisasi dapat dilakukan secara in-
situ dalam rangkaian proses daur ulang. Dengan demikian, pembuatan papan partikel
yang memanfaatkan sampah styrofoam dan limbah sekam padi menggunakan metode
rekristalisasi akan menghasilkan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
pembuatanpapan partikel pada penelitian lain dengan metode selain rekristalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan polystyrene dengan sekam padi yang tepat untuk
menghasilkan papan partikel yang sifat fisisnya sesuai persyaratan SNI?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan polystyrene
dengan sekam padi yang tepat untuk menghasilkan papan partikel yang sifat fisisnya
sesuai persyaratan SNI.
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1) Mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah styrofoam dan limbah sekam padi
dengan cara menjadikannya sebagai bahan pembuat papan partikel.
2) Menjaga kelestarian hutan akibat penebangan pohon yang dimana kayunya digunakan
untuk pembuatan papan partikel, karena dalam penelitian ini peran kayu dapat
digantikan oleh sekam padi.
3) Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi dari sampah styrofoam dan limbah sekam
padi.
4) Menghasilkan papan partikel dengan harga yang lebih murah dan ramah lingkungan
yang mana kualitasnya tidak berbeda jauh dengan papan partikel berbahan kayu.
3

1.5 Luaran penelitian


Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu, laporan kemajuan, laporan
akhir, artikel ilmiah serta produk berupa papan partikel yang terbuat dari sampah
styrofoam sebagai perekat dan limbah sekam padi sebagai pengisi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Styrofoam
Styrofoam atau plastik busa masih tergolong salah satu jenis plastik. Styrofoam
berbahan dasar polystyrene termasuk bahan polimer sintetis. Polistirena ditemukan
sekitar tahun 1930, proses pembuatannya menggunakan polimerasi adisi dengan tekanan
menggunakan proses peniupan. Stirena dapat diperoleh dari sumber alam, yaitu
petroleum. Stirena merupakan cairan tidak berwarna me- nyerupai minyak dengan bau
seperti benzene dan memiliki rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8
(Wirahadi, 2016).
Gambar 2.1 Rangkaian Senyawa Kimia dari Styrofoam

Sumber: (Wirahadi, 2016)


Sifat sangat ringan, kaku, tembus cahaya dan murah tetapi cepat rapuh pada
styrofoam disebabkan karena senyawa polystyrene yang terkandung didalamnya. Sifat-
sifat tersebut mengakibatkan seng dan senyawa butadiene digunakan dalam proses
pembuatan styrofoam. Hal ini menyebabkan polistirena kehilangan sifat jernihnya dan
berubah warna menjadi putih susu. Kemudian, untuk kelenturannya ditambahkan zat
plasticizer seperti dioktil ptalat (DOP) dan butil hidroksi toluena (BHT) (Mahmudi and
Londa, 2017).
Styrofoam bersifat termoplastik, yaitu menjadi lunak jika dipanaskan dan kem- bali
mengeras setelah dingin. Selain itu, styrofoam juga bersifat tahan terhadap asam, basa
dan sifat korosif lain (Somadona, Sribudiani and Elsa, 2020). Penggunaan styrofoam
salah satunya adalah sebagai kemasan atau wadah ma- kanan karena bahan ini memiliki
beberapa kelebihan. Bahan styrofoam mampu mencegah kebocoran dan tetap
mempertahankan bentuknya saat dipegang, mam- pu mempertahankan panas dan dingin
tetapi tetap nyaman dipegang, memper- tahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang
dikemas, murah serta ringan (Wirahadi, 2016).
Styrofoam sangat berbahaya bagi lingkungan dikarenakan senyawa polystyrene ini
tidak dapat diuraikan oleh alam, sehingga akan menumpuk dan mencemari lingkungan
dan mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan (Wirahadi, 2016).
4

Oleh karena itu, memanfaatkan styrofoam sebagai perekat, misalnya dalam pem- buatan
papan partikel, akan mendukung gerakan ramah lingkungan karena dapat mengurangi
pencemaran lingkungan (Somadona, Sribudiani and Elsa, 2020)
2.2 Rekristalisasi
Pada dasarnya, peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengenda- pan.
Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam
larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam
larutan dan komposisi pelarutnya (Williamson, 1999).
Pada penelitian ini, ada 4 tahapan rekristalisasi yang dilakukan untuk mengolah
sampah styrofoam (polystyrene), yaitu: 1) Pemotongan styrofoam, 2) Pelarutan
styrofoam, 3) Pengendapan pada antipelarut, 4) Penyaringan hingga diperoleh ser- buk
polystyrene murni. Tak hanya polystyrene, plastik jenis lain seperti polyeth- ylene,
polypropylene, polyvinyl chloride dan polystyrene juga dapat diolah dengan metode
rekristalisasi ini (Suhendra et al., 2020).
Metode rekristalisasi menghasilkan serbuk dan bukan pelet atau bentuk padatan
lainnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa endapan atau kristal plastik yang
diperoleh adalah bebas dari logam atau mineral lain yang mungkin dilibatkan dalam
metode pembuatan produknya. Metode ini dapat dilakukan pada suhu yang sesuai
dengan sifat kelarutan plastik yang dimaksud (Suhendra et al., 2020).
Dalam proses rekristalisasi ini, tidak ada shear dan stress seperti pada proses daur
ulang biasa sehingga memungkinkan terjadinya degradasi yang sangat ren- dah. Hal ini
mengakibatkan plastik kristal yang diperoleh dapat digunakan lagi dengan kualitas
sangat baik (Suhendra et al., 2020).
2.3 Sekam Padi
Dalam proses pengolahan padi menjadi beras, terdapat hasil samping berupa sekam
(bagian kulit luar) sebanyak 20-30%. Dalam sebuah penelitian dijelaskan bahwa sekam
padi merupakan bahan berlignoselulosa seperti biomassa lainnya, namun memiliki
kandungan silika yang tinggi. Kandungan kimia sekam padi terdiri atas 50% selulosa,
25-30% lignin dan 15-20% silika (Safitri, 2019).
Sekam padi merupakan limbah pertanian yang sebagian besar masih di- manfaatkan
sebagai bahan bakar konvensional. Pada sebagian besar masyarakat, limbah sekam padi
masih belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah sekam padi berpotensi untuk diolah
kembali menjadi produk berguna, seperti menjadi bahan material, bahan pembuatan
papan partikel serta isolator panas (Ngafwan, 2017).
Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat papan partikel
dengan mencampurkan bahan pengikat tertentu. Sekam padi banyak mengandung
lignoselulosa sehingga menyebabkan timbulnya sifat kuat dan kaku. Sifat kuat dan
kaku dari sekam padi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat papan partikel
(Ngafwan, 2017). Pengolahan limbah sekam padi menjadi bahan pembuat papan partikel
perlu dikembangkan untuk mengurangi dampak buruk terhadap
5

lingkungan. Penggunaan limbah sekam padi diharapkan dapat menjadi bahan pengganti
kayu yang sampai sekarang masih mendominasi pembuatan papan partikel (Fauziah,
Wahyuni and Lapanporo, 2014).
2.4 Papan partikel
Papan partikel adalah papan tiruan yang dapat dibuat dari limbah potongan atau
limbah industri kehutanan, perkebunan dan pertanian yang direkat dengan bahan perekat
organik melalui proses penekanan. Potongan atau partikel limbah yang digunakan bisa
didapat dari bahan yang bermutu rendah (sisa bubutan, sisa kayu gergajian, cabang-
cabang kayu, potongan-potongan serat dan lainnya) yang mengandung lignin dan
sellulosa (Purwanto, 2016).
Papan partikel mempunyai beberapa kelebihan dibanding kayu asalnya, yaitu papan
partikel bersifat bebas dari mata kayu, pecah dan retak. Selain itu, ukuran dan kerapatan
papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mempunyai sifat isotropis serta
sifat dan kualitasnya dapat diatur (Maloney, 1993).
Keunggulan lain papan partikel adalah serat alam yang diperoleh dari limbah
lingkungan dapat dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatannya dengan proses
yang relatif murah. Perkembangan papan partikel dengan memanfaatkan limbah serat
alam dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan perabotan rumah tangga
seperti lemari, meja, perabotan (furniture interior) dan lainnya(Fitra et al., 2019).
Kelemahan papan partikel adalah stabilitas dimensinya yang rendah. Pengem-
bangan tebal papan partikel sekitar 10% hingga 25% dari kondisi kering ke basah
melebihi pengembangan kayu utuhnya serta pengembangan liniernya sampai 0,35%.
Pengembangan panjang dan tebal pada papan partikel ini sangat besar pengaruhnya
terhadap pemakaian, terutama bila digunakan sebagai bahan bangunan (Haygreen and
Bowyer, 1996).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental, yaitu beru- pa
pengamatan di laboratorium untuk mendapatkan data-data kuantitatif mengenai sifat fisis
papan partikel yang dibuat dari limbah sekam padi sebagai pengisi dan sampah
styrofoam sebagai perekat.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pembuatan papan partikel dilakukan di Laboratorium Kimia UNIMED
dengan waktu sekitar 10 hari yang dimana sudah termasuk dengan wak-tu uji sifat fisis.
6

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Gunting 12. Cetakan (16 x 16 x 1) cm
2. Gelas kimia 1000 mL 13. Mesin heat press
3. Batang pengaduk 14. Gergaji listrik mini
4. Hot plate 15. Mikrometer sekrup 0,001 cm
5. Buchner 16. Mistar 0,1 cm
6. Blender 17. Neraca analitik digital 0,0001 g
7. Ayakan 20 mesh 18. Oven
8. Nampan stainless 19. Aluminium foil
9. Baskom segi besar 20. Gelas ukur 50 mL
10. Jangka sorong digital 0,01 cm 21. Corong kaca
11. Pipet volume 25 mL 22. Alat refluks
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sampah styrofoam 5. Metanol (CH3OH)
2. Limbah sekam padi 6. Maleic Anhydride (MAH)
3. Silena (C6H4(CH3)2) 7. Natrium Hidroksida (NaOH) 5%
4. Akuades (H2O) 8. Benzoyl Peroxyde (BPO)

3.3 Prosedur Penelitian


Pembuatan papan partikel dilakukan melalui beberapa tahapan dengan pengu- langan
sebanyak 3 kali (triplo). Berikut tahapan-tahapan pembuatan papan partikel.
Penyiapan sampah styrofoam Penyiapan limbah sekam padi

Pembuatan papan partikel

Uji sifat fisis papan partikel (kerapatan,


kadar air, pengembangan tebal)

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian


3.3.1 Penyiapan sampah styrofoam
Sampah styrofoam diolah dengan metode rekristalisasi agar diperoleh serbuk
polystyrene murni. Pertama, styrofoam dipotong kecil dan dilarutkan menggunakan
silena dengan cara dipanaskan pada suhu 103OC. Jumlah pelarut yang digunakan sekitar
8% dari massa polystyrene. Kemudian, hasil pemanasan disaring. Filtrat yang didapat
direpresipitasi dengan metanol. Lalu, hasil represipi- tasi disaring dan didapat serbuk
polystyrene murni. Serbuk polystyrene diayak dengan ayakan 20 mesh.
7

3.3.2 Penyiapan limbah sekam padi


Pertama, sekam padi direndam dalam NaOH 5% selama 2 jam (alkalisasi). setelah di
rendam, sekam padi dicuci dengan akuades. Lalu, keringkan dibawah terik sinar
matahari. Setelah kering, haluskan sekam padi dengan cara diblender. Sekam padi yang
telah halus diayak dengan ayakan 20 mesh.
3.3.3 Pembuatan papan partikel
Pencampuran sekam padi dan polystyrene dengan penambahan MAH dan BPO
dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut silena. Kemudian, hasil refluks
dimasukkan ke dalam cetakan berukuran (16 x 16 x 1) cm dan dilapisi al- uminium foil.
Selanjutnya, campuran dikempa dengan mesin heat press. Setelah dikempa, diamkan
selama 30 menit. Papan partikel yang telah jadi dijemur dibawah terik sinar matahari
selama 2 hari. Papan partikel yang telah dijemur kemudian didiamkan pada suhu ruang
selama 7 hari. Perlakuan dilakukan untuk semua variasi perbandingan campuran.
Tabel 3.1 Perbandingan Unsur-Unsur Pembentuk Papan Partikel
Serbuk polystyrene (g) Serbuk sekam padi (g) MAH (g) BPO (g)
40 60
60 40
8% PS 8% MAH
70 30
80 20
3.3.4 Uji sifat fisis
Papan partikel yang telah jadi dilakukan uji sifat fisis. Dibuat papan partikel uji
dengan ukuran (5 x 5 x 1) cm. Kemudian, dilakukan uji kerapatan, kadar air dan
pengembangan tebal dengan perlakuan sebagai berikut.
Tabel 3.2 Uji Fisis Papan Partikel
Kerapatan Kadar Air Pengembangan Tebal
 Menimbang pa- pan  Menimbang papan partikel  Mengukur tebal papan partikel
partikel uji dalam uji yang su-dah stabil uji yang sudahstabil
keadaankering udara Mengeringkannya dalam Merendamnya dalam air
 Mengukur pan- jang, oven hinggamassa dengan suhu sekitar 25±1 C O

lebar dantebalnya konstan secara horizontal dengan


 Menimbang kembali kedalaman sekitar 3 cm selama
papan partikel uji 24 jam
 Mengukur kembali
ketebalan papan partikel
8

3.4 Analisis data


Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Hendronursito, 2015), berikut adalah rumus-
rumus yang digunakan untuk mencari nilai-nilai dari uji sifat fisis (ke- rapatan, kadar air
dan pengembangan tebal).
 Kerapatan
𝑔 𝐵
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ( 3) =
𝑐𝑚 𝐼
dimana B merupakan berat papan partikel uji dalam gram dan I adalah isi (pan-jang
× lebar × tinggi) dalam cm3.
 Kadar Air
𝐵𝑎 − 𝐵𝑘
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎i𝑟 (%) = × 100%
𝐵𝑘
dimana Ba merupakan berat awal dalam gram dan Bk adalah berat kering konstandalam
gram.
 Pengembangan tebal
𝑇2 − 𝑇1
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 (%) = × 100%
𝑇1
dimana T2 merupakan tebal setelah direndam air dalam mm dan T1 merupakan
sebelum direndam air dalam mm.
Data-data nilai uji sifat fisis tersebut dapat dituliskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Tabel Data yang Diperoleh
1 2 3 4
40 PS:60 SP 60 PS:40 SP 70 PS:30 SP 80 PS:20 SP
Parameter
(g) (g) (g) (g)
1 2 3 𝗑 1 2 3 𝗑 1 2 3 𝗑 1 2 3 𝗑
Kerapatan

Kadar air

Pengembangan
tebal
Data-data yang didapatkan selanjutnya dibandingkan dengan standar nilai uji sifat
fisis papan partikel SNI. Berikut adalah tabel standar nilai uji sifat fisis papan partikel
sesuai SNI.
Tabel 3.4 Standar Nilai Uji Sifat Fisis Papan Partikel SNI 03-2105-2006

Sumber: (Hendronursito, 2015)


9

DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Wahyuni, D. dan Lapanporo, B. P. (2014) ‘Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Papan
Partikel Berbahan Dasar Sekam Padi’, Positron, 4(2), pp. 60– 63. doi:
10.26418/positron.v4i2.8728.
Fitra, F., Nurdin, H., Hasanuddin dan Waskito. (2019) ‘Karakteristik Papan Partikel
Berbahan Baku Serat Pinang’, Ranah Research: Journal of Multidicsiplinary Research
and Development, 01(04), pp. 1029–1036.
Haygreen, J. dan Bowyer, J. (1996) Forest Products and Wood Science An Introduction. 3rd
Editio. Hoboken: Wiley-Blackwell.
Hendronursito, Y. (2015) ‘Uji Sifat Fisis Papan Partikel Akar Alang-Alang Sesuai Standar
SNI-03-2105-2006’, Jurnal Teknologi, 08(01), pp. 37–43.
Mahmudi, A. dan Londa, P. (2017) ‘Optimasi Penerapan Teknologi Ekstruksi pada
Prototipe Mesin Daur Ulang Limbah Styrofoam’, ROTASI, 19(02), pp. 92–96.
Maloney, T. (1993) Modern Particleboard and Dry-Process Fiberboard Manufacturing.
Updated Ed. London: Backbeat Books.
Ngafwan, N. (2017) ‘Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Komposit Hambat
Panas Menggunakan Matrik Resin’, Media Mesin: Majalah Teknik Mesin, 7(1), pp. 17–
23. doi: 10.23917/mesin.v7i1.3079.
Purwanto, D. (2016) ‘Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Limbah Campuran Serutan
Rotan dan Sebuk Kayu’, Jurnal Riset Industri, 10(3), pp. 125–133.
Republika (2019) Dominasi Sampah Styrofoam di Laut Indonesia. URL:
https://nasional.republika.co.id/berita/q2ect5328/dominasi-sampah-stirofoam- di-laut-
indonesia (Diakses tanggal: 8 February 2021).
Safitri, D. I. (2019) ‘Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Adsorben Pada Air Laut Dan Zat
Warna’, Pharmacoscript, 1(2). doi:
10.36423/pharmacoscript.v1i2.146.
Somadona, S., Sribudiani, E. and Elsa, D. V (2020) ‘Karakteristik Blok Laminasi Kayu
Akasia (Acacia mangium) dan Meranti Merah (Shorea leprosula) Berdasarkan Susunan
Lamina dan Berat Labur Perekat Styrofoam’, Wahana Foresta: Jurnal Kehutanan,
15(02), pp. 53–64.
Suhendra, S., Septiyanti, M., Irawan, Y., Meliana, Y., Haryono., Triwulandari, Edan
Laksmono, J A. (2020) Metode Daur Ulang Plastik Medis dengan Rekristalisasi.
URL: http://lipi.go.id/publikasi/metode-daur-ulang-plastik- medis-dengan-
rekristalisasi/37670 (Diakses tanggal: 20 March 2021).
Syaiful, F. L., Dinata, U. G. S. and Hidayattullah, Y. (2018) ‘Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Kompor Sekam Yang
Ramah Lingkungan Di Kinali, Pasaman Barat’, Buletin Ilmiah Nagari Membangun,
1(03), pp. 62–69. doi: 10.25077/bnm.1.03.62- 69.2018.
Williamson, K. L. (1999) Macroscale and Microscale Organic Experiments. 3rd Edition.
New York: Houghton Mifflin Company.
Wirahadi, M. (2016) ‘Elemen Interior Berbahan Baku Pengolahan Sampah
Styrofoam Dan Sampah Kulit Jeruk’, Jurnal Intra, 5(2), pp. 144–153.

Anda mungkin juga menyukai