Anda di halaman 1dari 5

Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk

membeli barang yang bersangkutan. Asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa keinginan
konsumen untuk membeli suatu produk barang dalam berbagai tingkat harga dan dengan
harga yang mampu dijangkau oleh masyarakat selama periode atau dalam jangka waktu
tertentu. Keinginan konsumen yang disertai dengan daya beli atau kemampuan beli
sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat, karena dengan tingginya
pendapatan masyarakat maka akan meningkat permintaan masyarakat. Selain pendapatan
kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya harga produk atau barang tersebut (Rosyidi, 2009).

Dalam hukum permintaan dihipotesiskan semakin rendah harga suatu komoditas semakin
banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu
komoditas semakin sedikit komoditas tersebut yang diminta (ceteris paribus) (sugiarto,
2002). Jika suatu barang terjadi penurunan harga maka permintaan masyarakat terhadap
barang tersebut akan meningkat. Masyarakat yang dulunya membeli barang lain akan
beralih kepada barang atau produk yang terjadi penurunan harga, dan masyarakat yang
dulunya membeli barang yang terjadi penurunan harga akan menambah daya belinya
sehingga permintaan akan barang tersebut terjadi peningkatan. Sebaliknya, jika harga
barang atau suatu produk terjadi kenaikan harga maka permintaan barang tersebut akan
terjadi penurunan, itu disebabkan kemampuan beli masyarakat yang rendah sehingga
harga barang tersebut tidak mampu dijangkau oleh masyarakat, selain itu masyarakat
lebih memilih kepada penghematan pengeluaran sehingga masyarakat akan mencari
produk lain atau barang pengganti (subsitusi) yang harganya lebih rendah.Setiap orang
boleh saja menginginkan pada apa yang diinginkanya, tetapi jika keinginan itu tidak
ditunjang dengan kesediaan membeli serta kemampuan atau pendapatan yang cukup
untuk membeli maka keinginan itupun hanya akan tinggal keinginan saja, kemampuan
atau daya beli tidak ada.

Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga
sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli
(Febianti, 2014).

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan menurut Sukirno (2011) adalah harga


barang itu sendiri, harga barang substitusi, jumlah tanggungan dalam keluarga,
pendapatan konsumen, selera konsumen, jumlah penduduk dan ramalan mengenai
keadaan di masa yang akan datang.

a. Harga barang itu sendiri


Harga barang itu sendiri dimaksudkan tinggi rendahnya harga suatu barang akan
mempengaruhi jumlah barang yang diminta oleh konsumen. Harga sangat diperhatikan
oleh konsumen untuk mengambil keputusan dalam pembelian suatu barang. Oleh karena
itu, apabila dijual sejenis barang yang mempunyai manfaat atau kegunaan yang sama,
maka konsumen akan lebih memilih untuk membeli barang yang harganya lebih murah
(Deviana et al., 2014). Sesuai hukum permintaan, maka jumlah barang yang diminta akan
berubah secara berlawanan dengan perubahan harga. Apabila harga barang naik maka
jumlah permintaan turun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah
permintaan akan naik, dengan asumsi faktor lain tetap (Suparmoko, 2011).

b. Harga barang subtitusi

Harga barang lain yang terkait akan ikut mempengaruhi permintaan suatu barang. Harga
barang lain dapat mempengaruhi permintaan karena apabila harga barang lain lebih
murah maka konsumen akan cenderung memilih dan membeli barang lain tersebut
(Sugiarto, 2005).

Kenaikan harga barang lain dapat meningkatkan atau justru menurunkan permintaan akan
suatu barang tertentu, tergantung apakah barang lain tersebut sebagai barang pelengkap
(komplementer), pengganti (substitusi), atau kedua barang tidak mempunyai kaitan sama
sekali (netral) (Sukirno, 2011).

Dua barang dikatakan mempunyai hubungan yang saling mengganti (substituted relation)
apabila naiknya harga salah satu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap
barang yang lain. Sedangkan dikatakan mempunyai hubungan yang saling melengkapi
(complementary relation) apabila naiknya harga salah satu barang mengakibatkan
turunnya permintaan terhadap barang yang lain (Sudarman, 2000).

c. Jumlah tanggungan dalam keluarga

Jumlah konsumen sangat mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu barang,


semakin banyak jumlah konsumen maka semakin banyak pula permintaan konsumen,
demikian pula sebaliknya (Sudarman, 2000). Jumlah tanggungan dapat menggambarkan
potensi banyaknya konsumen yang mengonsumsi suatu barang, maka semakin
meningkatnya jumlah tanggungan maka kebutuhan juga akan meningkat khususnya
kebutuhan pangan karena diperlukan setiap orang untuk pertumbuhan dan pemenuhan
gizi bagi tubuh (Deviana et al., 2014).

Faktor jumlah tanggungan akan mempengaruhi banyak sedikitnya barang yang diminta
oleh konsumen. Semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin banyak jumlah barang
yang diminta, begitu sebaliknya apabila jumlah anggota keluarga sedikit maka jumlah
barang yang diminta juga sedikit (Nuraini, 2007).

d. Pendapatan konsumen

Pada umumya semakin besar penghasilan seseorang maka semakin besar pula
permintaannya terhadap suatu barang, demikian sebaliknya. Konsumen yang
berpendapatan tinggi akan mempunyai daya beli yang tinggi pula (Tjiptono, 2006).
Pendapatan ini mempengaruhi tingkat permintaan karena pendapatan yang tinggi akan
meningkatkan konsumsi konsumen pada suatu barang.Hubungan antara pendapatan
konsumen dengan permintaan suatu barang dapat positif dan dapat pula negatif,
tergantung jenis barang yang diminta konsumen dan tingkat pendapatan konsumen. Jika
sebagian besar konsumen menilai barang sebagai barang yang dianggap rendah (inferior),
maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan tingkat pendapatan mereka
dan demikian pula sebaliknya. Sedangkan apabila barang dianggap barang normal atau
superior, maka peningkatan pendapatan konsumen akan meningkatkan jumlah barang
yang diminta (Suparmoko, 2011).

Utomo (2012) menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan akan menaikkan
jumlah permintaan beras mentik di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Hal yang
berbeda disampaikan oleh Riyanto et al. (2013) yang menyatakan bahwa pendapatan
penduduk berpengaruh negatif terhadap permintaan beras di Provinsi Jambi atau
peningkatan pendapatan akan menurunkan permintaan beras dengan asumsi variabel lain
bernilai tetap. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap permintaan beras sesuai dengan
teori Engel yang menyebutkan bahwa peningkatan pendapatan akan menurunkan
permintaan akan makanan (primer).

e. Selera konsumen Selera konsumen adalah kesukaan atau pilihan konsumen untuk
membeli atau mengkonsumsi suatu barang. Salah satu faktor penyebab konsumsi
seseorang terhadap suatu barang adalah gaya hidup atau selera orang itu sendiri.
Seseorang yang berumur sama dan berpendapatan sama terkadang akan mengkonsumsi
suatu barang lebih banyak dari pada yang lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
selera dari masing-masing individu. Semakin tinggi selera seseorang terhadap suatu barang
yang disukai maka semakin besar pula permintaannya terhadap barang itu (Ferdinandus
dan Louhenapessy, 2014).

Selera atau kebiasaan berpengaruh terhadap permintaan suatu barang. Pada umumnya
selera dapat berubah dari waktu ke waktu namun perubahan itu cenderung stabil dalam
jangka pendek. Apabila selera konsumen berubah, permintaan akan suatu barang juga
akan berubah walaupun harga barang yang bersangkutan tidak berubah (Boediono, 2000).
f. Jumlah penduduk

Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan
barang tertentu, maka semakin besar pula permintaan terhadap barang tersebut.
Menurut Rahardja (2004) sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permitaan beras
berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk,
permintaan beras makin banyak.

Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh terhadap permintaan, karena penduduklah yang


menjadi konsumen dan yang mengkonsumsi barang tersebut. Semakin banyak konsumen
maka semakin banyak barang tersebut yang dikonsumsi dan makin banyak permintaan
barang tersebut untuk diproduksikan. Sebaliknya semakin sedikit konsumen maka semakin
sedikit pula jumlah konsumsi sehingga permintaan hanya setara dengan jumlah penduduk
atau permintaan rendah.

g. Perkiraan harga di Masa yang akan datang

Apabila terdapat perkiraan harga suatu barang akan naik dimasa yang akan datang, akan
mendorong para konsumen untuk membeli sebanyak-banyaknya barang pada saat yang
sekarang. Sehingga permintaan dalam jangka pendek akan meningkat ( Mandala dan
Prathama, 2002).

Elastisitas Permintaan

Merupakan salah satu ukuran derajat kepekaan yang sering digunakan dalam analisis
permintaan adalah elastisitas, yang didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas
yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan
permintaan sebesar satu persen.

Dimana Q adalah jumlah barang yang diminta, X adalah variabel dalam fungsi
permintaan, dan delta jumlah perubaan variabel tersebut. Oleh karena itu, setiap variabel
independen dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas (Arsyad, 2002).

Faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yang menyebabkan terjadinya


perbedaan nilai elastisitasnya yaitu sebagai berikut: a. Adanya barang substitusi. Bila suatu
barang memiliki substitusi, maka permintaannya cenderung elastis (ED > 1)

b. Persentase pendapatan yang digunakan/ jenis barang. Semakin besar pendapatan yang
digunakan untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok, maka permintaan semakin
elastis.
c. Jangka waktu analisis/ perkiraan atau pengetahuan konsumen. Dalam jangka pendek
permintaan cenderung tidak elastis karena perubaan yang terjadi di pasar belum diketahui
konsumen.

d. Tersedianya sarana kredit Bila terdapat fasilitas kredit, maka permintaan cenderung
inelastis atau elastis sempurna. (Putong, 2002).

Menurut Sugiarto (2002) dalam ilmu ekonomi dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu:
Elastisitas harga, Elastisitas Pendapatan, Elastisitas silang.

a. Elastisitas permintaan harga (Ep)

Elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai
perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan
harga disebut koefisien elastisitas permintaan. Koefisien elastisitas permintaan adalah
suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah
barang yang dimintta apabila dibandingkan dengan perubahan harga.

b. Elastisitas pendapatan (EI)

Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya


perubahan permintaan atas suatu barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan
konsumen (Sukirno, 2011).

Anda mungkin juga menyukai