Anda di halaman 1dari 3

RESUME BAB III

GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas AIK III Mata Kuliah Gerakan


Pembaharuan Islam

OLEH

FEBY THERESYAH 642019010

KELAS D

DOSEN PENGAMPUH

ZULKIPLI DJEMAIN, M.Pd.I

PRODI EKONOMI SYARI`AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020
1. Sebutkan tokoh-tokoh pembaharuan Islam di Minangkabau?

1) Syaikh Ahmad Khatib


2) Syaikh Muhammad Thahr Jalaluddin
3) Syaikh Muhammad Jamil Jambek
4) Haji Abdul Karim Amrullah (Hajri Rasul)
5) Haji Abdullah Ahmad
6) Syaikh Ibrahim Musa.1

2. Bagaimana sejarah Muhammadiyah di Sumatera Selatan?

Rayid, Afabri (2000), menjelaskan bahwa berdiri canan dan ranting


Muhammadiyah di berbagai daerah di Sumatera Selatan, antara lain di Sindang
Panjang Tanjung Sakti (1919), Karang dapo Lintang (1919), Pulau Panggung
Semendo Darat (1919), Kotabatu Ranau OKU (1928), Lahat (1928), Lubuk
Linggau dan Musiwaras (1929) Palembang (1932), Arisan Gading (1932),
Meranjat (1934), Sukaraja (1934), Ulak Paceh (1934), Tebing Gerinting ( 1936),
Muara Penimpung (1936), Lorok (1937), Muara Enim (1939).

Pertama kali terjadi konferensi Muhammadiyah bertempat di Ranting


Muhammadiyah Talang Jawa Palembang. Konferensi dihadiri oleh peserta dari
berbagai daerah di Sumatera bagian Selatan, yaitu dari keresidenan Palembang,
Bangka dan Lampung. Konferensi tersebut menghasilkan keputusan

1) Membentuk Majelis Konsul Muhammadiyah Palembang-Bangka-


Lampung
2) Menujuk Zainal Abidin Djambek sebagai Konsul
Muhammadiyah periode pertama 1931-1932. Pada tahun 1931-
1932. Pada tahun 1932 diadakan konferensi kedua si Batu Raja,
salah satu keputusan yaitu kembali menunjuk Zainal Abidin

1
Ruskam Suaidi, et. al., Gerakan Pembaharuan Islam (AIK III), (Palembang : CV. Insan Cendikia
Palembang, 2019) hal. 64-67
Djambek sebagai Konsul Muhammadiyah periode kedua 1932-
1933.2

3. Kegiatan pertama apa yang dilakukan organisasi gerakan modernis dan


reformis di Jawa?

Kegiatan pertama yang dilakukan organisasi ini adalah mendirikan


lembaga pendidikan tingkat dasar 7 tahun dan mengadakan program yang
berbentuk pengiriman anak-anak muda belajar ke Turki. Pada tahun 1905, Jami
´atul Khair mendirikan sekolah dasar 7 tahun yang diatur secara modern. Di
sekolah disamping diajarkan ilmu agama Islam, juga diajarkan ilmu pengetahuan
umum, sebagaimana sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah. Pengetahuan
bahasa, disamping bahasa Arab, juga diajarkan bahasa Inggris dan bahasa
Belanda.3

2
Ruskam Suaidi, et. al., Gerakan Pembaharuan Islam (AIK III), (Palembang : CV. Insan Cendikia
Palembang, 2019) hal. 69
3
Ruskam Suaidi, et. al., Gerakan Pembaharuan Islam (AIK III), (Palembang : CV. Insan Cendikia
Palembang, 2019) hal. 68

Anda mungkin juga menyukai