MINGGU KE VIII
“ PENAMPANG AKAR TANAMAN“
DISUSUN OLEH
218210047
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena ,
Rahmat dan hidayah-Nya praktikan dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini.
Praktikan merasa masih banyak kekurangan pada penulisan laporan ini, oleh
sebab itu, kritik dan saran dari segala pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Praktikan
2
DAFTAR ISI
3
BAB I. PENDAHULUAN
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yangtumbuh di atas tanah.
Histogenesis epidermis akar berbeda dengan batang.Pada Spermatophyta, xilem primer
pada akar bersifat eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas xilem dan
floem pada akar tersusun berselang-seling, sedangkan pada batang berkas
pengangkutnya kolateral, bikolateral,atau amfivasal. Akar tidak mempunyai alat
tambahan yang dapat dibandingkandengan daun pada batang. Akar tidak mempunyai
stomata, tetapi mempunyaitudung akar yang tidak ada kesejajarannya pada
batang.Struktur akar banyak ragamnya. Berdasarkan fungsinya, dikenal akar
penyimpan, akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar
napas(pneumatofor), dan akar yang bersimbiosis dengan jamur (mikorhiza).Berdasarkan
asal usulnya, terdapat dua tipe akar, yaitu akar primer dan akarserabut (adventitious).
Akar primer berkembang dari ujung embrio yangterbatas, sedangkan akar serabut
berkembang dari jaringan akar dewasa ataudari bagian lain tubuh tumbuhan seperti
batang dan daun. Sistem akar sebagian besar Dicotyledoneae dan Gymnospermae terdiri
atas akar tunggang yangmembentuk cabang pada sisinya. Bagian dewasa dari akar, yang
biasanyamengalami penebalan sekunder, hanya berfungsi sebagai alat pemegang
padatanah dan untuk menyimpan bahan cadangan.Tipe paling umum akar pada
Monocotyledoneae adalah sistem akarserabut. Akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae
berkembang menjadi akartunggang dengan percabangannya. Pada monocotyledoneae,
akar biasanya mati pada saat pertumbuhan dan sistem akar dari tumbuhan dewasa terdiri
atassejumlah akar serabut. Kondisi lingkungan sering kali memengaruhi pertumbuhan
akar. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup di tanah kering biasanya berkembang
lebih baik. Pada tumbuhan yang hidup pada tanah
4
BAB II. TEORI
2.1 Akar
5
berlangsungnya pertumbuhan skunder. Empelur akar dikotil sangat
kecil bahkan tidak ada terlihat,kambium akar terus membentuk
lingkaran karena pembentukan xylem di dekat floem terjadi lebih
dahuluh. Kambium ini akan terus membentuk jaringan skunder,
sehingga xysilem primer akan menyebabkan mengklupasnya
perisikle sehingga akhirnya hanya tinggal lapisan gabus.batas ujung
akar pada akar tanaman dikotil tidak tampak jelas, perisikel hanya
terdiri atas satu lapis,empelurnya sempit, letak xylem didalam dan
floem diluar ( dengan kambium sebagai pembatas). Tumbuhan
dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang. Bentuk tulang daun
menjadi, tidak ditemukannya tudung akar, bunga kelipatan 5, dan biji
berkeping buah 2
6
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. slip penutup
2. Pisau silet
3. Jarum bedah
4. Tang
5. Kaca bening
3.1.2Bahan
1. Air
2. Tissue
3. Tanaman coleus
4. Alkohol (mountant)
5. Alkohol Toluidene blue O
Batang 1. Epidermis
tanaman 2. Korteks
jagung 3. Jaringan
(dikotil) Penyokong
4. Xilem
5. Floem
8
Akar kacang 1. Rambut
tanah dikotil 2. Korleks luar
3. Perisike
4. Xilem
5. Korleks
parenkima
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan menampilkan adanya jaringan pada akar, yaitu epidermis atau kulit luar,
floem, xilem. Hal ini memberikan petunjuk bahwa terdapat jaringan di dalam daun, batang
dan akar tumbuhan.
Pada ikatan pembuluh terdapat jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem. Xilem
ditunjukkan dengan ciri bentuk menghadap ke arah seperti ciri khasnya. Kambium juga
ditemukan di antara xilem dan floem. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pendapat
Soeprapto (1994) mengenai kambium.
Tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki perbedaan jaringan yang sangat mencolok.
Tumbuhan monokotil memiliki batang yang terdiri dari dua bagian yaitu empulur di bagian
tengahnya dan tepi eksternal.
Sementara tumbuhan dikotil memiliki 3 lapisan struktur batang, yaitu empulur, kayu, dan
kulit luar. Hasil pengamatan ini senada dengan penemuan Yartim (1987) bahwa berkas
pengangkut dibalut dengan berkas pengangkut serta kambium dan empulur tak memiliki
berkas tersebut.
Perbedaan juga tampak di bagian akar. Tumbuhan monokotil memiliki akar berbentuk
serabut dengan pembuluh angkut yang tersebar, batang tak memiliki kambium dan tak
bercabang, dan kolateral tertutup.
Sementara tanaman dikotil memiliki batang bercabang dan mengandung kambium,
pembuluh angkut berbentuk melingkar dan teratur, kolateral terbuka, serta memiliki akar
tunggang
9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan adalah adanya
jaringan parenkim, kolenkim, dan meristem pada daun, batang, dan akar tumbuhan.
Jaringan xilem dan floem ditemukan pada bagian akar tumbuhan untuk mendistribusikan
zat-zat yang diperlukan.
Baik tanaman monokotil maupun dikotil memiliki jaringan xilem dan floem tersebut
sebagai jaringan transportasi meskipun bentuk akar kedua jenis tumbuhan ini sangat
berbeda.
5.2 Saran
Dalam pengamatan terutama pengukuran hendaknya satu orang yang mengukur agar
tidak terjadi distorsi
Pengaturan jumlah populasi lebih baik satu tanaman, dalam menanam jangan terlalu
banyak populasi dan jarak tanaman jangan terlalu sempit atau rapat
Dalam melakukan suatu percobaan lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti tanaman.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
..
12
13
14