Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERTANIAN

MINGGU KE VIII
“ PENAMPANG AKAR TANAMAN“

DISUSUN OLEH

VIVI FAUZIA HUTAHAEAN

218210047

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena ,
Rahmat dan hidayah-Nya praktikan dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini.

Praktikan merasa masih banyak kekurangan pada penulisan laporan ini, oleh
sebab itu, kritik dan saran dari segala pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Praktikan menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dosen


pengampu yang telah membantu hingga laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan terutama bagi praktikan, sehingga tujuan yang di harapkan
dapat tercapai. Akhir kata praktikan ucapkan terimakasih.

Balige, 30 November 2021

Praktikan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2

Daftar isi ............................................................................................................. 3

Bab 1. Pendahuluan .............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4

1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................... 4

Bab 2 Teori ................................................................................................. 5


2.1 Akar ............................................................................................... 5
2.2 Akar Monokotil ............................................................................. 5
2.3 Akar Dikotil .................................................................................. 5
Bab 3 Metodologi Praktikum ............................................................................... 7
3.1.Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
3.1.1 Alat ..................................................................................................... 7
3.1.2 Bahan .................................................................................................. 7
2.2 Metodologi Praktikum .............................................................................. 7
Bab 4 Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 8
4.1 Hasil .......................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 9
Bab 5 Penutup ....................................................................................................... 10
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10
4.2 Saran ........................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 11

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yangtumbuh di atas tanah.
Histogenesis epidermis akar berbeda dengan batang.Pada Spermatophyta, xilem primer
pada akar bersifat eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas xilem dan
floem pada akar tersusun berselang-seling, sedangkan pada batang berkas
pengangkutnya kolateral, bikolateral,atau amfivasal. Akar tidak mempunyai alat
tambahan yang dapat dibandingkandengan daun pada batang. Akar tidak mempunyai
stomata, tetapi mempunyaitudung akar yang tidak ada kesejajarannya pada
batang.Struktur akar banyak ragamnya. Berdasarkan fungsinya, dikenal akar
penyimpan, akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar
napas(pneumatofor), dan akar yang bersimbiosis dengan jamur (mikorhiza).Berdasarkan
asal usulnya, terdapat dua tipe akar, yaitu akar primer dan akarserabut (adventitious).
Akar primer berkembang dari ujung embrio yangterbatas, sedangkan akar serabut
berkembang dari jaringan akar dewasa ataudari bagian lain tubuh tumbuhan seperti
batang dan daun. Sistem akar sebagian besar Dicotyledoneae dan Gymnospermae terdiri
atas akar tunggang yangmembentuk cabang pada sisinya. Bagian dewasa dari akar, yang
biasanyamengalami penebalan sekunder, hanya berfungsi sebagai alat pemegang
padatanah dan untuk menyimpan bahan cadangan.Tipe paling umum akar pada
Monocotyledoneae adalah sistem akarserabut. Akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae
berkembang menjadi akartunggang dengan percabangannya. Pada monocotyledoneae,
akar biasanya mati pada saat pertumbuhan dan sistem akar dari tumbuhan dewasa terdiri
atassejumlah akar serabut. Kondisi lingkungan sering kali memengaruhi pertumbuhan
akar. Sistem perakaran tumbuhan yang hidup di tanah kering biasanya berkembang
lebih baik. Pada tumbuhan yang hidup pada tanah

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan akar


2. Untuk mengetahui perbedaan struktur morfologi Dan anatomi akar tumbuhan
dikotil dan monokotil
3. Untuk mengetahui Perbedaan akar tunggang Dan akar serabut berdasarkan struktur
anatominya
4. Untuk mengetahui struktur primer akar tumbuhan akar dikotil dan monokotil
5. Untuk mengetahui struktur sekunder akar tumbuhan dikotil dan monokotil

4
BAB II. TEORI

2.1 Akar

Akar merupakan bagian bawah dari sumbuh tumbuhan dan biasanya


berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar
yang tumbuh diatas tanah. Histogenesi epidermis akar berbeda
dengan batang. Pada spermatophyta, xylem primer pada akar bersifat
aksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas exylem dan
floem pada akar tersusun berselang seling, sedangkan pada batang
berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral, atau amfisal.
Menurut Cambell (2012: 316 akar ( root ) adalah organ multiseluler
yang menambatkan tumbuhan vacular kedalam tanah, mengopserpasi
mineral dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat. Akar tidak
mempunyai alat tambahan yang dapat di bandingkan dangan daun
pada batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai
tudung akar yang tidak ada tersejajarannya pada batang ( mulyani,
2006: 188).

2.2 Akar Monokotil

Pada akar monokotil terdapat xylem yang banyak biasanya bervariasi


antara 10- 20.perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya
menghsilkan akar lateral, tidak memiliki cambium serta tidak terjadi
pertumbuhan sekunder. Empelur berkembang dan membesar ( young
and burus, 1993) penampang melintang melalui akar primer ( yang
belum mengalami penebalan skunder ) akan menunjukkan dari luar
kedalam epideremis, korteks, dan slindder pusat sel epidermis akar
berdiding tipis dan biasanya tanpa rotikula ( hidayat,1995) pada
monokotil untaian xylem tampak seperti bintang dan irisan
melintang, biasanya sedikit seperti pada akar dikotil, tetapi akar akar
lainnya terdapat banyak unatian pada palemea dan pondanaceae
dapat 100 atau lebih( fahri, 19982)

2.3 Akar Dikotil

Pada akar dikotil adalah terdapat kambium yang melakukan proses

5
berlangsungnya pertumbuhan skunder. Empelur akar dikotil sangat
kecil bahkan tidak ada terlihat,kambium akar terus membentuk
lingkaran karena pembentukan xylem di dekat floem terjadi lebih
dahuluh. Kambium ini akan terus membentuk jaringan skunder,
sehingga xysilem primer akan menyebabkan mengklupasnya
perisikle sehingga akhirnya hanya tinggal lapisan gabus.batas ujung
akar pada akar tanaman dikotil tidak tampak jelas, perisikel hanya
terdiri atas satu lapis,empelurnya sempit, letak xylem didalam dan
floem diluar ( dengan kambium sebagai pembatas). Tumbuhan
dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang. Bentuk tulang daun
menjadi, tidak ditemukannya tudung akar, bunga kelipatan 5, dan biji
berkeping buah 2

6
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan


3.1.1Alat

1. slip penutup
2. Pisau silet
3. Jarum bedah
4. Tang
5. Kaca bening

3.1.2Bahan

1. Air
2. Tissue
3. Tanaman coleus
4. Alkohol (mountant)
5. Alkohol Toluidene blue O

3.2 Metodologi Praktikum


1.Ambi1 batang daun coleus lalu rendam di dalam air
2. Teteskan alkohol (mountant ) ke atas dua kaca bening
3. Patahkan pisau silet menjadi dua sebelum melepas bungkusnya
4. Celupkan satu sisi pisau silet dan ambil batang daun yang direndam tadi
5. Iris tipis tipis batang daun coleus menggunakan pisau silet
6. Selanjutnya pindahkan batang daun yang telah diris k etas kaca bening yang telas ditetes
alcohol (mountant) dengan menggunakan jarum bedah
7. Selanjutnya tutup batang daun yang ada dikaca bening pertama dengan slip penutup
kemudian di tetes alcoloh (mountant) diatasnya
8. Pada kaca bening yang kedua tetesi batang daun tersebut menggunakan alcohol toluidine
blue O dan tunggu sekitar beberapa menit
9. Setelah beberapa menit lap alcohol toluidine bue O menggunakan tisu kemudian tetesi
7
(bilas) kembali menggunakan alcohol biasa (mountant) kemudian tutup menggunakan slip
penutup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Bagian Gambar Keterangan
Tumbuhan
1. Epidermis
Akar 2. Korteks
tanaman 3. Endodermis
(monokotil) 4. Xylem
5. Floem
6. Empulur

Batang 1. Epidermis
tanaman 2. Korteks
jagung 3. Jaringan
(dikotil) Penyokong
4. Xilem
5. Floem

8
Akar kacang 1. Rambut
tanah dikotil 2. Korleks luar
3. Perisike
4. Xilem
5. Korleks
parenkima

4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan menampilkan adanya jaringan pada akar, yaitu epidermis atau kulit luar,
floem, xilem. Hal ini memberikan petunjuk bahwa terdapat jaringan di dalam daun, batang
dan akar tumbuhan.
Pada ikatan pembuluh terdapat jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem. Xilem
ditunjukkan dengan ciri bentuk menghadap ke arah seperti ciri khasnya. Kambium juga
ditemukan di antara xilem dan floem. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pendapat
Soeprapto (1994) mengenai kambium.
Tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki perbedaan jaringan yang sangat mencolok.
Tumbuhan monokotil memiliki batang yang terdiri dari dua bagian yaitu empulur di bagian
tengahnya dan tepi eksternal.
Sementara tumbuhan dikotil memiliki 3 lapisan struktur batang, yaitu empulur, kayu, dan
kulit luar. Hasil pengamatan ini senada dengan penemuan Yartim (1987) bahwa berkas
pengangkut dibalut dengan berkas pengangkut serta kambium dan empulur tak memiliki
berkas tersebut.
Perbedaan juga tampak di bagian akar. Tumbuhan monokotil memiliki akar berbentuk
serabut dengan pembuluh angkut yang tersebar, batang tak memiliki kambium dan tak
bercabang, dan kolateral tertutup.
Sementara tanaman dikotil memiliki batang bercabang dan mengandung kambium,
pembuluh angkut berbentuk melingkar dan teratur, kolateral terbuka, serta memiliki akar
tunggang

9
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan adalah adanya
jaringan parenkim, kolenkim, dan meristem pada daun, batang, dan akar tumbuhan.
Jaringan xilem dan floem ditemukan pada bagian akar tumbuhan untuk mendistribusikan
zat-zat yang diperlukan.
Baik tanaman monokotil maupun dikotil memiliki jaringan xilem dan floem tersebut
sebagai jaringan transportasi meskipun bentuk akar kedua jenis tumbuhan ini sangat
berbeda.

5.2 Saran
Dalam pengamatan terutama pengukuran hendaknya satu orang yang mengukur agar
tidak terjadi distorsi
Pengaturan jumlah populasi lebih baik satu tanaman, dalam menanam jangan terlalu
banyak populasi dan jarak tanaman jangan terlalu sempit atau rapat
Dalam melakukan suatu percobaan lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti tanaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2002.biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga

Dwidjoseputro, D .1992. pengantar Anatomi tumbuhan. Jakarta : UGM press

Hidayat , Estin B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji Bandung :ITB

Mulyani, sri. 2006. Anatomi Tumbuhan , yogkarta : kausius

Syamsuni. 2009. Materi pokok Anatomi Tumbuhan. Indramayu: UNWIR

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogkarta : UGM Press

11
..

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai