Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GERUNGGANG KOTA PANGKALPINANG
TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Kegiatan Penyusunan Skripsi

Diajukan Oleh:
ATIN SAGITA
17100030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GERUNGGANG TAHUN 2021

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Rezka Nurvinanda, M.Kep Akib Murod, SKM., MKM

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung
Ketua

Dr. dr. H. Hendra Kusumajaya, M, Epid

KATA PENGANTAR

ii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang

Maha Esa, yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunian-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi dengan judul

“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Di Wilayah Kerja Puskesmas Gerunggang Tahun 2021”.

Proposal skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan gelar Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung. Peneliti sangat

menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis telah banyak

menerima dukungan, bimbingan, tenaga, ide dan bantuan lainnya dari berbagai

pihak terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati

peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Zaidan, S.H., S. Ag., M. Hum., selaku Ketua Yayasan Citra

Delima Bangka Belitung.

2. Bapak Dr. dr. H. Hendra Kusumajaya, M. Epid., selaku Ketua Sekolah Stikes

Citra Delima Bangka Belitung.

3. Ibu Ns. Maryana, M. Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.

4. Ibu Ns. Rezka Nurvinanda, M.Kep., selaku Ketua Program Ners.

5. Ibu Ns. Rezka Nurvinanda, M. Kep., selaku Pembimbing I.

6. Bapak Akib Murod, SKM.,MKM., selaku Pembimbing II.

7. Ibu Ns. Nurwijaya Fitri, M. Kep., selaku Pembanding I.

iii
8. Bapak Ns. Kgs. M. Faizal, M. Kep., selaku Pembanding II.

9. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka

Belitung.

10. Untuk kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi

dan doanya.

11. Untuk keluarga besar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

doanya.

12. Untuk sahabatku yang tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi

dan doanya.

13. Seluruh teman seangkatan dan seperjuangan tahun 2017 di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung.

14. Semua pihak terkait yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doanya.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih

banyak kekurangan. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun guna untuk kesempurnaan proposal skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pangkalpinang, April 2021

Peneliti

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
LAMPIRAN.................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
C. Tujuan Peneliti...................................................................................... 8
D. Manfaat Peneliti.................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan......................................................................... 10
2. Tanda- tanda kehamilan.................................................................. 10
3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil........................................................... 13
........................................................................................................
B. Konsep Anemia Pada Kehamilan
1. Definisi Anemia Pada Kehamilan................................................... 16
2. Etiologi............................................................................................ 17
3. Patofisologi..................................................................................... 20
4. Manifestasi Klinis........................................................................... 21
5. Derajat Anemia............................................................................... 22
6. Kategori Anemia Pada Ibu Hamil................................................... 22
7. Dampak Anemia Dalam Kehamilan............................................... 23
8. Pencegahan Anemia Kehamilan..................................................... 24
9. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia.................... 24
Pada Ibu Hamil...............................................................................
10. Teori Keperawatan.......................................................................... 30
C. Kerangka Teori..................................................................................... 32

v
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep.................................................................................. 33
B. Definisi Opersional............................................................................... 34
C. Hipotesis............................................................................................... 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian.................................................................................. 37
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling............................................... 37
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 40
D. Pengumpulan Data................................................................................ 40
E. Teknik Pengelolahan Data ................................................................... 43
F. Analisa Data.......................................................................................... 43
G. Etika Penelitian..................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tambahan Kecukupan Gizi Untuk Ibu Hamil..................................... 14
..........................................................................................................................
Tabel 2 Kategori Anemia Pada Ibu Hamil....................................................... 22
Tabel 3 Definisi Operasional............................................................................ 34

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori................................................................................ 32
Gambar 2 Kerangka Konsep............................................................................. 33

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran 2 Surat Keputusan Pembanding
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 4 Surat Balasan Pengambilan Data
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Penyusunan Proposal
Lampiran 6 Kuesioner
Lampiran 7 Lembar Persetujuan

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di

Indonesia, disamping kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan

gondok endemik. Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki

jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit yang mana sel darah

merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa

oksigen ke seluruh tubuh (Proverawati, 2011 dalam Miarti, 2020). Anemia

dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik

dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Ditandai dengan kadar

hemoglobin kurang dari 11 mg/dl, maka dapat terjadi pendarahan sebelum

atau saat persalinan dan meningkatkan risiko melahirkan bayi BBLR (<2,5

kg). Apabila ibu hamil mengalami anemia tingkat berat, maka dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayi (Fathonah, 2016).

World Health Organization (WHO) tahun 2017 melaporkan

kejadian anemia pada ibu hamil secara global (33%) dengan prevalensi

terbanyak di wilayah Asia Tenggara (46%) dan Mediterania Timur (40%),

kemudian Afrika (38%), Pasifik Barat (25%), Eropa (23%), dan Amerika

(19%). Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia mencapai 70%, artinya

dari 10 wanita hamil, 7 diantaranya terkena anemia. Berdasarkan hasil

Riset Dinas Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi anemia

pada ibu hamil sebesar 37,1% meningkat menjadi 48,9% di tahun 2018.

Hasil Riskesdas tahun 2018 juga menunjukan bahwa 84,6% ibu hamil

1
2

yang berumur kurang dari 25 tahun mengalami anemia dan 57,6% ibu

hamil yang berumur lebih dari 35 tahun mengalami anemia (Kemenkes,

2018).

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kepulauan Bangka Belitung

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2018 Angka Kematian Ibu adalah

167,24/100.000 kelahiran hidup, tahun 2019 Angka Kematian Ibu adalah

137,33/100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2020 jumlah kematian

ibu sebanyak 26 kasus. Dan di tahun 2020 jumlah kematian neonatal 0-28

hari sebanyak 135 kasus dengan penyebab terbanyak karena BBLR 54

kasus (40%). Sedangkan data prevalensi ibu hamil yang mendapat Tablet

Tambah Darah (TTD) (90 tablet) di tahun 2018 sebesar 94,3%, tahun 2019

prevalensi ibu hamil yang mendapat TTD (90 tablet) sebesar 92,49%, hal

ini menunjukan ada penurunan ibu hamil yang mendapatkan TTD. Dan

untuk prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil pada tahun 2018 sebesar

9,66%, tahun 2019 sebesar 8,67% dan pada tahun 2020 sebesar 7,89%.

(Profil Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2019).

Sementara menurut data dari Puskesmas Gerunggang pada tahun

2019 dari 1290 kunjungan ibu hamil terdapat 91 ibu hamil yang

mengalami anemia atau sebesar 17.25%. Pada tahun 2020 dari 585

kunjungan ibu hamil terdapat 211 ibu hamil yang mengalami anemia atau

sebesar 36,7%. Pada tahun 2021 jumlah ibu hamil dengan anemia cukup

tinggi, terhitung dari bulan januari sampai dengan febuari tercatat dari 82
3

kunjungan ibu hamil terdapat 54 orang ibu hamil yang mengalami anemia

dengan prevalensi sebesar 65,85% (Profil Puskesmas Gerunggang, 2021).

Anemia pada kehamilan disebabkan karena kebutuhan zat besi

selama kehamilan cenderung mengalami peningkatan. Kebutuhan zat besi

selama kehamilan sebanyak 900 mg, diantaranya 500 mg dibutuhkan

karena peningkatan jumlah darah atau eritrosit ibu, 300 mg untuk

pembekuan plasenta dan 100 mg untuk pertumbuhan darah janin. Apabila

asupan zat besi kurang tercukupi, makan akan menguras cadangan zat besi

di dalam tubuh dan akhirnya mengakibatkan timbulnya anemia pada

kehamilan (Ni Ketut Miarti dkk, 2020). Adapun tanda dan gejala anemia

pada kehamilan antara lain lelah, badan lemah, kekurangan energi, kurang

nafsu makan, kurang konsentrasi, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit,

stamina tubuh menurun, pandangan berkunang-kunang, wajah, bibir, mata

dan kuku tampak pucat (Sulistyaningsih, 2017).

Dampak yang akan ditimbulkan jika ibu hamil mengalami anemia

diantaranya abortus, bayi lahir dengan prematur, gangguan pertumbuhan

janin, berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi lahir dengan anemia.

Sedangkan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama

sehingga memerlukan tindakan operatif, serta pendarahan postpartum

sampai pada kematian (Manuaba, 2013 dalam Miarti 2020).

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu

hamil antara lain faktor medik berupa malnutrisi, kekurangan zat gizi

dalam diet, kekurangan darah yang banyak, kepatuhan mengkonsumsi


4

tablet Fe, sedangkan faktor non medik dapat berupa sosial, ekonomi,

pengetahuan, pendidikan, budaya, lingkungan, umur, paritas, jarak

kehamilan, status gizi, frekuensi Antenatal Care (ANC), dan status

ekonomi.

Paritas atau jumlah anak yang dilahirkan ibu sangat berkaitan

dengan jarak kelahiran. Semakin tinggi angka paritasnya, maka semakin

pendek jarak kelahiran. Paritas yang tinggi dapat menyebabkan kondisi

kesehatan ibu menurun dan bisa mengalami kurang darah atau anemia

sehingga berpengaruh buruk pada kehamilan selanjutnya. Dari penelitian

Annisa Khoiriah dan Latifah tahun 2020 di Puskesmas Makrayu

Palembang, mengatakan bahwa ada hubungan antara paritas dengan

kejadian anemia, dengan responden 38 orang didapat 16 responden

(65,8%) paritas tinggi dan 22 responden (34,2%) paritas rendah.

Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia yaitu status

gizi dan kunjungan ANC. Jika keadaan gizi ibu normal maka

kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat,cukup bulan dengan BB

lahir normal, sedangkan gizi kurang maka akan menyebabkan risiko

komplikasi seperti pendarahan. Penelitian Ismaini tahun 2016 terdapat

hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia dalam

kehamilan, karena ibu hamil yang mengalami gizi kurang mengakibatkan

kondisi ibu hamil yang membutuhkan asupan gizi yang cukup banyak

untuk pertumbuhan janin (Ismaini, 2016). Kemudian ibu hamil yang

melakukan pelayanan ANC lengkap akan berisiko rendah mengalami


5

anemia, dikarenakan ibu hamil akan mendapatkan pemeriksaan anemia

secara dini, mendapatkan konseling gizi yang baik dan mendapat

suplemen besi dan asam folat yang lengkap, dari hasil penelitian Ni Ketut

Miarti di kabupaten Muna tahun 2020 mengatakan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu

hamil diperoleh nilai p value 0,000. Tablet zat besi dapat menghindari

anemia besi dan anemia asam folat pada ibu hamil dianjurkan untuk

mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

menurut penelitian Atik Purwandari dkk, (2016) di Tondano.

Pengetahuan juga menjadi faktor terjadinya anemia pada ibu hamil.

Ibu hamil yang memiliki pemahaman yang luas tentang anemia dan hal-

hal yang perlu dilakukan supaya tidak mengalami anemia, sedangkan ibu

hamil dengan pengetahuan kurang maka kemungkinan untuk mengalami

anemia, karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan ibu untuk

mencari informasi yang beragam terkait dengan hal-hal yang perlu

dilakukan supaya tidak mengalami anemia. Hasil penelitian Annisa

Khoriah di Palembang tahun 2020 mengatakan ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan kejadian anemia diketahui dari dari 12 responden

(52,2%) pengetahuan kurang dan anemia , 14 orang (93,3%) pengetahuan

baik dan tidak anemia. Selain itu umur ibu juga berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut Salmariantiy tahun 2012, pada

umur berisiko yaitu <20 tahun dan >35 tahun berisiko mengalami anemia
6

1,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil pada umur tidak berisiko jika

umur ibu 20-34 tahun.

Penatalaksanaan keperawatan untuk mencegah anemia pada ibu

hamil dengan observasi adanya komplikasi anemia, berikan penyuluhan

tentang diet anemia pada ibu hamil, dan obat yang diprogramkan misal zat

besi, asam folat (Sulistiyaningsih, 2017).

Menurut penelitian Getahun et al (2017) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan

ANC di Ethiopia Selatan menunjukan bahwa faktor-faktor yang

berhubungan signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah

tempat tinggal ibu, riwayat mengalami pendarahan berlebihan saat

menstruasi, kunjungan ANC, dan jarak kehamilan. Penelitian Suwardi dan

Harahap tentang faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil

yang dilaksanankan di Pangaribuan 2019 responden dalam penelitian ini

berjumlah 55 orang ibu yang mengalami anemia. Metode penelitian survei

analitik dengan desain cross sectional. Hasil penelitian didapatkan nilai p

value= 0,000 disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan,

sikap, konsumsi tablet zat besi, status gizi, peran petugas kesehatan dengan

anemia pada ibu hamil (Suwardi & Harahap, 2019).

Sejalan juga dengan hasil penelitian dari Ni Ketut Miarti dkk

(2020). tentang analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Dana dan Puskesmas Pasir Putih kabupaten

Muna tahun 2020, yaitu sebanyak 86 sample dengan nilai p value (0,004)
7

tingkat kepatuhan konsumsi Fe, nilai p value (0,015) pola makan, nilai p

value (0,000) kunjungan ANC, nilai p value (0,003) jarak kehamilan dan

nilai p value (0,005) status gizi. Kesimpulan ada hubungan tingkat

kepatuhan konsumsi Fe, pola makan, kunjungan ANC, jarak kehamilan

dan status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gerunggang Kota

Pangkalpinang tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Anemia dalam kehamilan memberikan dampak yang kurang baik

bagi ibu hamil yang mengalami anemia diantaranya abortus, bayi lahir

dengan prematur, gangguan pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah

(BBLR) dan bayi lahir dengan anemia. Sedangkan pada ibu dapat

menyebabkan terjadinya persalinan lama sehingga memerlukan tindakan

operatif, serta pendarahan postpartum sampai pada kematian. Berdasarkan

data pada tahun 2021 di Puskesmas Gerunggang Kota Pangkapinang

jumlah ibu hamil dengan anemia cukup tinggi, terhitung dari bulan januari

sampai dengan febuari tercatat dari 82 kunjungan ibu hamil terdapat 54

orang ibu hamil yang mengalami anemia dengan prevalensi sebesar

65,85%. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu,
8

“Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia di

wilayah kerja Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gerunggang Kota

Pangkalpinang tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara umur dengan anemia pada ibu hamil

di Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang.

b. Mengetahui hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu

hamil di Puskemas Gerunggang kota Pangkalpinnag.

c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Gerunggang kota Panglapinang.

d. Mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dengan anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang.

e. Mengetahui hubungann antara konsumsi tablet Fe dengan anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang.

f. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang.

g. Mengetahui hubungan antara kunjungan ANC dengan anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang.


9

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti serta dapat

dijadikan sebagi acuan buat peneliti berikutnya mengenai faktor-

faktor yang berkaitan dengan anemia pada ibu hamil.

2. Bagi Puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinag

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

serta menjadi bahan masukan dalam upaya pencegahan anemia pada

ibu hamil dan meningkatkan program distribusi tablet tambah darah.

3. Bagi Stikes Citra Delima Bangka Belitung

Sebagai tambahan pembelajaran bagi institusi tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Hasil penelitian ini menyediakan informasi bisa dijadikan untuk

menamba pengetahuan dan wawasan bagi tenaga pendidik juga

sebagai acuan untuk penambahan materi pembelajar dapat

disampaikan kepada peserta didik mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan normal akan

berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT), kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester

II berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester

III berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Elisabeth,

2015).

2. Tanda- tanda Kehamilan

Menurut Elisabeth (2015), tanda – tanda kehamilan sebagai berikut :

a. Amenorea (berhenti menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga tidak terjadi.

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari.

10
11

c. Ngidam (menginginkan makan tertentu)

Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

akan menghilang dengan tuanya kehamilan.

d. Syncope (pingsan)

Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala yang menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan. Hal ini

sering terjadi jika berada di tempat keramaian, biasanya akan

hilang stelah kehamilan 16 minggu.

e. Tidak tahan bau-bauan

f. Tidak ada serela makan

Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu makan

timbul kembali.

g. Kelelahan

Sering terjadi pada trimester I, diakibatkan dari penurunan

kecepatan basal metabolisme pada kehamilan yang akan

mengingkat seiring pertamabahan usia kehamilan akibat aktivitas

metabolisme hasil konsepsi.

h. Payudara tegang

Estrogen mengingkat perkembangan sistem duktus pada payudara,

progestron menstimulasi perkembangan sistem alvoeoral payudara.

Dan somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulakan

psembesaran payudara, tegang, dan nyeri selama dua bulan


12

pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran

kolostrum.

i. Sering miski

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan sering miski.

j. Kontipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus

otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

k. Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Diakibatkan pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

meransang melanofor dan kulit.

l. Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan terjadi pelebaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai indikasi.

Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksternal, kaki, betis, dan

payudara akan hilang setelah persalinan.

m. Tanda pasti untuk memastikan sesorang hamil diketahui adanya

kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) didalam urin. Selain

itu, juga bisa dengan dilakukan pemeriksaan dengan mendengar

suara detak jantung calon bayi dan melihat bayi dengan

pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan meraba bentuk janin

(Elisabeth, 2015).
13

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa

muncul saat kehamilan akan menganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu dan berpengaruh pada bayi. Untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan :

1) Latihan nafas dalam melalui senam hamil

2) Tidur dengan bantal yang lebih tingi

3) Makan tidak terlalu banyak

4) Konsul ke dokter bila ada kelaianan atau gangguan pernapasan.

b. Nutrisi

Wanita hamil harus mempersiapkan diri dengan baik untuk

menyambut kelahiran bayi yang sehat, salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil ialah nutrisi. Pada masa

kehamilan ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga

300 kalori per hari, ibu hamil harus mengkonsumsi menu

seimbang. Kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain: makanan

berkalori tinggi, kalsium, asam folat, protein, mineral, yodium,

magnesium, natrium, asam folat, kolin, DHA, vitamin (vitamin A,

C, D, E, B12, B2, B3, B6, ), konsumsi zat besi, karena volume


14

darah akan mengikat 50%. Peningkatan kebutuhan nutrisi

bertujuan supaya ibu hamil tidak mengalami kekurangan nutrisi

selama kehamilan, yang mempunyai resiko kurang baik bagi

perkembangan janin.

Tabel 1
Tambahan Kecukupan Gizi Untuk Ibu Hamil
Zat besi Usia kehamilan

Trimester I Trimester II Trimester III


Energi (kkal) 180 300 300
Protein (g) 20 20 20
Vitamin A (RE) 300 300 350
Vitamin C (mg) 10 10 10
Kalsium (mg) 200 200 200
Besi (mg) 0 9 13
Iodium (µg) 70 70 70
Asam folat (µg) 200 200 200
Vitamin B12 (µg) 0,2 0,2 0,2
Sumber: Kementrian Kesehatan RI (2013) dalam Fathonah, (2016).

c. Personal Hyigene

Personal hyigene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

Kehamilan banyak perubahan-perubahan yang terjadi meliputi

perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Ibu hamil ydan bayi

yang sehat dimulai dari kesehatn ibunya sendiri. Hal yang dapat

dilakukan seperti memperhatikan kebersihan diri, sehingga dapat

mengurangi hal-hal yang dapat memberikan dampak negatif pada

ibu hamil. Bisa dengan membersikan putting susu (breast care)

dan perawatan gigi.


15

d. Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, hendanya baju

yang longgar dan mudah dipakai serta menyerap keringat. Sepatu

harus terasa pas, enak dan aman.

e. Eliminasi

Sering buang air besar merupakan keluhan yang umum

dirasakan oleh ibu hamil, hal tersebut terjadi karena kondisi

sfisiologis terjadi pada awal kehamilan, sedangkan pada trimestre

III terjadi pembesaran janin menyebabkan desakan pada kantung

kemih. Untuk mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum

cukup dan menjaga kebrsihan sekitar kewanitaan, membersikan

dengan gerakan dari depan ke belakang setiap selesai BAK atau

BAB. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan

usus besar sehingga ibu hamil sering mengalami obstipasi

dianjurkan untuk meningkatkan aktifitas jasmani dan makan

berserat. Supaya buang air besar lancar ibu hamil harus minum

banyak air, gerakan yang cukup serta makan makanan yang

berserat (Elisabeth, 2015).

f. Pergerakan dan gerakan badan

Bergerak selain menyehatkan badan juga secara tidak langsung

meminimalkan rasa malas pada ibu hamil untuk melakukan

aktivitas yang tidak terlalu berat bagi ibu selama hamil, bergerak

mendukung sistem kerja tubuh sehingga ibu memiliki nafsu makan


16

yang tinggi dan berat badat lebig bisa terkontrol selama kehamilan.

Pergerakan badan ibu merupakan olahraga kecil yang bermanfaat

untuk melatih otot-otot dalam menjadi fleksibel memudahkan jalan

lahir calon bayi saat proses persalinan.

g. Istirahat cukup

Istirahat dan waktu tidur yang teratur dapat mengingkatkan

kesehatan jasmani, rohani untuk menjaga kesehatan ibu dan

pertumbuhan, perkembangan janin di dalam kandungan, kebutuhan

tidur yang efektif selama 8 jam/hari.

B. Konsep Anemia Pada Kehamilan

1. Definisi Anemia Pada Kehamilan

Anemia defisiensi besi adalah anemia dengan keadaan dengan

kadar hemoglobin, hematocrit, dan sel darah merah yang lebih rendah

dari nilai normal yaitu < 11 gr/dl pada ibu hamil (Depkes, 2013).

Anemia dalam kehamilan adalah jika kadar hemoglobin < 11gr/dL

pada trimester I dan III, atau jika kadar hemoglobin <10,5 gr/dL pada

trimester II (Setiyanigrum, 2017).

Anemia kehamilan sering disebut “potentional danger to mother

and child” yaitu berpotensi membahayakan ibu dan anak, karena itulah

anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait

dalam pelayanan kesehatan (Astutik & Dwi, 2018).


17

2. Etiologi

Kemungkinan dasar penyebab anemia pada kehamilan yaitu

penghancuran sel daah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum

waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau perdarahan kronik,

produksi sel darah merah yang tidak maksimal, gizi yang buruk seperti

gangguan pada penyerapan protein dan zat besi oleh usus, dan

gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang.

Adapun faktor peyebab anemia menurut Astutik & Dwi, (2018) antara

lain sebagai berikut :

a. Faktor dasar

1) Sosial ekonomi

Ibu hamil dengan kondisi ekonomi rendah maka kebutuhan gizi

yang dibutuhkan kurang tercukupi serta pemeriksaan

kehamilan tidak tercukupi membuat gizi ibu semakin tidak

terpantau dan memungkinkan terjadinya anemia.

2) Pengetahuan

Ibu hamil dengan pengetahuan kurang maka akan lebih

berisiko mengalami anemia, karena keterbatasan pengetahuan

serta kemampuan ibu untuk mencari informasi yang berkaitan

dengan anemia.
18

3) Pendidikan

Pendidikan rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk

menerima informasi kesehatan serta rendanya kesadaran akan

kesehatan.

4) Budaya

Pantangan- pantangan yang harus diikuti oleh kelompok

khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas merupakan

kebiasaan – kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat

yang menghambat terciptanya pola hidup sehat.

b. Faktor tidak langsung

1) Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ANC yang teratur mengakibatkan segera

terindeteksi berbagai resiko anemia, sebab pada tahap awal

anemia pada ibu hamil jarang sekali menimbulkan keluhan

bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah ke tahap yang

lanjut.

2) Paritas

Paritas > 3 bisa menyebabkan anemia karena terlalu sering

hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.

3) Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda < 20 tahun belum siap untuk

memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk

pertumbuhan janin. sedangkan ibu hamil diatas 35 tahun lebih


19

cenderung mengalami anemia, disebabkan karena pengaruh

turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat massa

fertilisasi.

4) Dukungan suami

Semakin rendah dukungan yang diberikan suami pada ibu

untuk mengkonsumsi tablet besi semakin rendah pula

keinginan ibu hamil untuk mengkonsumsi tabelt Fe.

c. Faktor langsung

1) Pola konsumsi

Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang

dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan

terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial.

2) Konsumsi tablet Fe

Tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe maka ibu hamil

beresiko menderita anemia karena simpanan darah dalam tubuh

berkurang untuk proses menambah jumlah hemoglobin dalam

darah.

3) Status gizi

Gizi yang buruk seperti gangguan pada penyerapan protein dan

zat besi oleh usus.

4) Penyakit infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga

penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya


20

anemia karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosis.

5) Perdarahan

Kehilangan darah yang berat seperti pada saat mentruasi dan

diantaranya yaitu penghancuran sel darah merah yang

berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis),

kehilangan darah atau perdarahan kronik, produksi sel darah

merah yang tidak maksimal.

3. Patofisiologi

Anemia pada kehamilan disebabkan karena kebutuhan zat besi

selama kehamilan cenderung mengalami peningkatan. Kebutuhan zat

besi selama kehamilan sebanyak 900 mg, diantaranya 500 mg

dibutuhkan karena peningkatan jumlah darah atau eritrosit ibu, 300 mg

untuk pembekuan plasenta dan 100 mg untuk pertumbuhan darah

janin. karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga

memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma

bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Pengingkatan

volume plasma darah dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Apabila asupan zat

besi kurang tercukupi atau kekurangan mencapai 95%, maka akan


21

menguras cadangan zat besi di dalam tubuh dan akhirnya

mengakibatkan timbulnya anemia pada kehamilan (Putri & Evi, 2020).

4. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anemia secara umum

a. Tanda-tanda

1) Pucat

2) Takikardia

3) Tekanan nadi melebar dengan pilsasikapiler

4) Murhoemik, tanda-tanda jantung kongesif

5) Pendarahan

6) Penonjolan retina

7) Demam ringan

8) Gangguan fungsi ginjal ringan

b. Gejala

1) Mudah lelah, dispenea

2) Palpitasi, angina

3) Sakit kepala, vertigo, kepala mterasa ringan

4) Gangguan penglihatan

5) Perasaan mengantuk

6) Anoreksia nausea, gangguan pencernaan

7) Hilangnya lipidos
22

c. Gejala umum anemia

Rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinitus),

mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas, serta

kongjungtiva anemis (Putri & Evi, 2020).

5. Derajat Anemia

Menentukan anemia atau tidaknya seorang ibu hamil dapat

ditentukan menggunakan dasar kadar Hb dalam darah. Penentuan

derajat anemia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(Depkes RI) sebagai berikut:

Tabel 2
Kategori Anemia Pada Ibu Hamil
N Kategori Konsentrasi Hb
O
1. Ringgan sekali 11 g/dL – Batas normal
2. Ringan 8 g/dL - < 11 g/dl
3. Sedang 5 g/dL - < 8 g/dl
4. Berat < 5 g/dl
Sumber: Depkes RI dalam Astuti & Dwi, (2018).

Anemia pada ibu hamil dikategorikan anemia ringan dan anemia

berat. Dapat disimpulkan bahwa indikasi terjadi anemia pada selama

kehamilan jika konsentrasi Hb <10,5-11 g/dl (Astuti & Dwi, 2018).

6. Kategori Anemia Pada Ibu Hamil

a. Anemia kekurangan asam folat

Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Terutama untuk

menjaga kesehatan tubuh dan mengoptimalkan perkembangan

janin di dalam kandungan. Asam folat adalah kelompok vitamin B,


23

yang berfungsi untuk membentuk sel darah merah yang sehat.

Anemia pada ibu hamil karena kekurangan asam folat

mengakibatkan cacat lahir yang terjadi pada tulang belakang, dan

otak. Pada ibu bisa berisiko mengalami penurunan berat badan

secara dratis saat bayi lahir.

b. Anemia kekurangan zat besi

Tubuh yang kekurangan zat besi akan mengalami penurunan

jumlah hemoglobin (Hb). Jika hemoglobin di dalam tubuh kurang,

maka akan berdampak pada sel darah merah, yang dimana

hemoglobin adalah salah satu protein yang bertugas membahwa

oksigen ke seluruh tubuh dan paru-paru. Jika ibu hamil kekurangan

zat besi, maka berisiko melahirkan bayi prematur, pendarahan,

hingga menyebabkan depresi pada ibu hamil.

c. Anemia kekurangan vitamin B12

Vitamin B12 sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk

sel darah merah, maka dari itu ibu hamil harus memenuhi asupan

vitamin B12 dari berbagai sumber makanan. Dampak buruk dari

anemia karena kekurangan vitamin B12 pada ibu hamil bayi lahir

cacat tabung saraf ketika lahir (Novi Agrina, 2020).

7. Dampak Anemia Dalam Kehamilan

Dampak yang akan ditimbulakan jika ibu hamil mengalami anemia

diantaranya abortus, bayi lahir dengan prematur, gangguan

pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi lahir
24

dengan anemia. Sedangkan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya

persalinan lama sehingga memerlukan tindakan operatif, serta

pendarahan postpartum sampai pada kematian (Miarti, 2020).

8. Pencegahan Anemia Kehamilan

Menurut Dewi (2015), pencegahan anemia sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dengan asupan zat

besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

b. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging,

sayuran hijau (bayam, daun singkong, kangkung, kacang-

kacangan).

c. Penuhi nutrisi folat, zat besi, dan vitamin B12 dengan cara

mengonsumsi daging merah, hati ayam, sayuran hijau dan buah-

buhan).

d. Mengatur jarak kehamilan

e. Mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan.

9. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil

a. Umur

Umur ibu hamil yang < 20 tahun dan > 35 tahun sangat berisiko

mengalami anemia dalam kehamilan di bandingkan dengan ibu

hamil yang berumur 23-25 tahun. Karena umur wanita yang < 20

tahun pada usia ini belum siap untuk hamil, baik secara fisik
25

maupun pisikologis mental yang belum matang sehingga

mempengaruhi asupan gizi dan alat reproduksi secara umum. Dan

pada umur ibu > 35 tahun pada usia ini fungsi organ reproduksi

sudah mengalami penurunan sehingga tidak bisa bekerja secara

optimal, oleh karena itu rentan untuk mengalami komplikas-

komlpikasi salah satunya anemia dalam kehamilan (Purwandari

dkk, 2016).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh

seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu

yang sering melahirkan mempunyai resiko mengalami anemia

pada kehamilan apabila tidak memperhatiakn kebutuhan

nutrisi. Karena selama kehamilan zat-zat gizi akan terbagi

untuk ibu dan janin. Paritas ibu hamil yang mempunyai anak >

3 mempunyai resiko terjadi anemia dalam kehamilan

dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤ 3. Karena

pada kehamilan berulang dapat menyebabkan kerusakan pada

pembuluh darah dan dinding uterus yang dapat mempengaruhi

sirkulasi nutrisis ke janin, sehingga semakin tinggi paritas ibu

semakin tinggi resiko terkena anemia (Purwandari, ddk 2016).

c. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dapat menanamkan kebiasaan

dalam memenuhi kebutuhan makanan sumber zat besi yang


26

penting bagi kesehatan ibu hamil. Ibu yang berpengetahuan

yang baik tentang anemia pada ibu hamil, maka akan

mengurangi resiko mengalami anemia karena memiliki

pemahaman luas tentang anemia dan hal-hal yang perlu

dilakukan supaya tidak mengalami anemia. Sedangkan ibu

hamil yang pengetahuan kurang maka akan lebih berisiko

megalami anemia, karena terbatas penegtahuan serta

kemampuan ibu untuk mencari informasi yang berkaitan

dengan hal-hal yang perlu diperhatikan supaya tidak

mengalami anemia (Suwardi, 2021).

d. Jarak kehamilan

Jarak antara persalianan terakhir dengan kehamilan

berikutnya, sebaiknya jarak kehamilan antara 2 tahun sampai 5

tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 2 tahun

bisa menyebabkan beresikonya kejadian keguguran, bayi

dengan berat badan lahir rendah ( kurang dari 2.500 gram),

kematian janin dan kematian bayi. Jarak kehamilan terlalu

dekat dapat meningkatkan terjadinya anemia karena status gizi

ibu yang belum pulih ( Yuliska & Vera, 2020).

e. Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Konsumsi tablet zat besi yang cukup maka ibu tidak akan

menderita anemia karena simpanan darah dalam tubuh

bertambah untuk proses menambah jumlah hemoglobin dalam


27

darah. Jumlah tablet besi yang dianjurkan untuk ibu hamil

adalah 18 mg perhari. Konsumsi tablet besi yang dianjurkan

untuk ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Waktu

yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah pada siang hari,

karena untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah

meminumnya. Tablet zat besi sebaiknya diminum dengan air

jeruk atau air putih, karena membantu proses penyerapan zat

besi. Dan hindari konsumsi tablet zat besi menggunakan air teh,

susu, dan kopi, karena bisa menghambat proses penyerapan

absorpsi zat besi (Suwardi & Harahap, 2021).

f. Status gizi

Ukuran LILA menggambarkan status gizi ibu hamil dan

mengetahui resiko kurang energi kronik atau kurang gizi, KEK

akan menyebabkan maldistribusi nutrisi dari ibu ke janin

menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan

janin dan mengakibatkan BBLR. LILA yang baik > 23,5 cm.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

dikarenakan kebutuhan energi dan gizi meningkatkan selama

kehamilan terutama peningkatan kebutuhan zat besi. Volume

dalam darah dalam tubuh meningkat 35% dengan 450 mg zat

besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Jika kebutuhan

zat gizi tidak terpenuhi secara optimal maka akan


28

menyebabkan anemia pada kehamilan ( Suwandi & Harahap,

2021).

g. Kunjungan ANC

Kunjungan ANC untuk menghasilkan kehamilan yang sehat

melalui pemeriksaan fisik, pemberian suplemen serta

penyuluhan kesehatan ibu hamil. Kunjungan ANC yang teratur

mengakibatkan segera terindeteksi berbagai faktor resiko

kehamilan, diantaranya anemia. Ibu hamil yang memeriksakan

kehamilan > 4 kali di kategorikan baik, sedangkan < 3 kali

dikategorikan cukup (Purwandari dkk, 2016).

h. Pendidikan

Pedidikan adalah suatu proses belajar yang dimana di

dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan

atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

siap pada diri individu, kelompok masyarakat. Tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang, oleh karena kemampuan seseorang dalam menerima

dan memahami sesuatu ditentukan oleh pendidikan yang

dimilikinya. Penerimaan dan pemahaman informasi yang

diterima sesorang berpendidikan tinggi lebih baik dibandingkan

dengan seseorang berpendidikan rendah (Erwanti, 2019).

i. Sosial ekonomi
29

Tingkat sosial ekonomi mempengaruhi terhadap kondisi

kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil yang

tingkat sosial ekonomi baik akan mendapatkan kesejahteran

fisik dan pisikologis yang baik. Status gizi akan terpenuhi,

selain itu tidak terbebani secara psikologis mengenai biaya

persalilan dan kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil dengan kondisi

ekonomi tinggi maka kebutuahn gizi yang dibutuhkan

tercukupi serta adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin

terpantau dan memungkinkan rendahannya kejadian anemia

selama kehamilan (Mariza, 2015).

j. Dukungan suami

Peran penting suami memberiakan dukungan informasi dan

emosional. Dukungan informasi yang dimana dapat membantu

individu menentukan alternative dalam menghadapi masalah,

seperti menghadapi permasalahan ketika istri menemukan

kesulitan selama kehamilan, maka suami dapat memberikan

saran, petunjuk, memberikan nasehat. Selai itu suami juga

dapat mencari informasi yang ada dimedia sosial, dan juga

pada tenaga kesehatan. Dukungan emosional merupakan suatu

kepedulian dan rasa empati yang diberikan oleh keluarga atau

suami sehingga bisa meyakinkan ibu hamil bahwa dia

diperdulikan dan diperhatikan (Rahma, Nurul, & Eka, 2020).

k. Budaya
30

Pantang makanan adalah yang dimana bahan makanan atau

masakan tertentu tidak boleh dimakan oleh para individu dalam

masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Dari

wawancara dengan ibu hamil, mereka mengatakan bahwa

pantang makan ikan diusia kehamilan kurang dari 7 bulan

dikawatirkan pada saat bersalin atau nifas nanti darah yang

keluar akan berbau amis, sementara dalam terori bahwa bau

amis yang timbul pada masa nifas diakibatkan perubahan di

rahim (Suhartatik, Fatmawati & Jamila, 2018).

10. Teori Keperawatan

Teori ini mengacu pada bagaimana individu dapat memenuhi

kebutuhan dan menolong keperawatanya sendiri, timbullah teori dari

Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Tujuan teori tersebut di

uraikan kedalam tiga teori yaitu :

1. Self Care

Upaya untuk melayani diri sendiri sesuai dengan kebutuhan.

Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah yang awal dilakukan

oleh perawat secara berlangsung dan continue. Terjadi hubungan

antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan

terapi, yang dikemukakan orem dalam tiga kategori yaitu :

persyaratan universal, persyaratan pengembangan, dan persyaratan

kesehatan.
31

2. Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatn general Orem,

yang digambarkan kapan keperawatan diperlukan. Sistem

keperawatan yang membahas bagaimana kebutuhan “Self care”

pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Sistem

keperawatan ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan

diri sendiri dan kemampuan pasien dalam menjalankan aktifitas diri

sendiri.

3. Nursing systems

Teori ini membahas kebutuhan “self care” pasien dapat

dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system

direncanakan berdasarkan kebutuhan dari “self care” dan

kemampuan pasien sendiri untuk menjalankan aktifitas.

Keyakinan menurut Orem kesatuan yang dipandang sebagai

fungsi biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan

asuhan atau perawatan secara mandiri untuk mempertahankan

kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Penelitian ini

menggunakan teori Orem karena teori tersebut mengajarkan

bagaimana untuk mempertahankan diri kita tetap sehat secara

mandiri. Sesuai dengan bina keluarga mandiri, teori tersebut

membuat keluarga secara mandiri memantau gizi yang diperlukan

ibu hamil selama masa kehamilan. Keluarga hanya sebagai

pendamping dan meningkatkan kebutuhan gizi untuk ibu, tetapi ibu


32

hamil itu sendiri juga diharuskan dapat mengetahui kebutuhan gizi

yang harus dia dapatkan selama kehamilan untuk mencegah

terjadinya anemia (Aini, 2018).

C. Kerangka Teori

Pencegahan :
1. Konsumsi makanan bergizi
seimbang
2. Makan makanan banyak
Faktor Dasar : mengandung zat besi
1. Pendidikan (sayuran hijau)
2. Sosial ekonomi 3. Penuhi nutrisi dan vitamin
3. Budaya B12 dengan konsumsi
4. Pengetahuan (daging merah,hati ayam)
4. Mengatur jarak kehamilan
5. Konsumsi tablet Fe secara
rutin 90 tablet selama
kehamilan

Faktor Tidak Langsung:


Sumber: Aryani (2016), Putri (2020) dan Astuti & Ertiana,( 2018).
1. Kunjungan ANC
2. Paritas
3. Umur
4. Dukungan suami

Gambar 1
Anemia pada ibu hamil
Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang Tahun 2021
Faktor Penguat :
1. Pola konsumsi
2. Konsumsi tablet Fe Kadar hemoglobin (Hb)
3. Status gizi normal selama kehamilan
4. Penyakit infeksi
5. Perdarahan
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model pendahuluan dari sebuah masalah

penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan antara variabel-variabel

yang diteliti (Swarjana, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Umur

2. Paritas

3. Pengetahuan

4. Jarak kehamilan

5. Kepatuhan konsumsi Anemia pada ibu hamil

tablet Fe

6. Status gizi

7. Kunjungan ANC
Gambar 2
Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang Tahun 2021

33
34

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3
Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasional Ukur
Dependen Suatu Keadaan 1.Anemia, jika
1 Anemia dimana kadar Buku Hb<11g/dl
pada ibu hemoglobin Observasi rekam Nominal
hamil (Hb) dalam medik atau 2.Tidak
darah kurang buku KIA anemia, jika
dari 11 g/dl. Hb≥11g/dl
2 Independen 1.Beresiko,
Umur Lama waktu Jika
hidup sejak di umur<20
lahirkan sampai >35tahun
dengan Wawancara Kuesioner Nominal
dilakukan 2.Tidak
penelitian. Beresiko,jika
umur 20-35
tahun
3 Paritas Jumlah anak 1.Primigravida
yang dilahirkan
atau jumlah
kelahiran yang Wawancara Kuesioner 2.Multigravida Nominal
pernah dialami
sebelum
kehamilan yang
dialami
sekarang ini.

4 Pengetahuan Tingkat 1. Kurang, jika


pemahaman Jawaban
responden benar < 75%
dalam Wawancara Kuesioner Nominal
menangkap 2. Baik, jika
sesuatu Jawaban
persoalan atau benar ≥75%
pembicaraan.

5 Jarak Jarak kehamilan 1.Dekat , jika


kehamilan sekarang dengan ≤ 2 tahun
kehamilan
sebelumnya Wawancara Kuesioner Nominal
dalam hitungan 2.Tidak dekat
35

tahun. jika>2tahun
6 Kepatuhan Jumlah tablet Wawancara Kuesioner 1.Tidak patuh Nominal
konsumsi tambah darah jika, tidak
tablet Fe yang dikonsumsi
dikonsumsi ibu 1 tablet/hari
1 tablet/hari
secara rutin 2.Patuh jika,
sampai 90 tablet Dikonsumsi
selama 1 tablet/hari
kehamilan.

7 Status gizi Keadaan 1.Kurang, jika


keseimbangan LILA
dalam tubuh <23,5 cm
yang Observasi Pengukura Nominal
dipengaruhi n LILA 2. Baik, jika
oleh konsumsi LILA
pangan >23,5 cm
beberapa waktu
sebelumnya.

8 Kunjungan Kontak ibu 1.Tidak sesuai


ANC hamil dengan standar, jika
tenaga tidak
kesehatan untuk memeriksa
memeriksakan kehamilan
kehamilan, Wawancara Koesioner setiap Nominal
minimal 1 kali trimester
trimester 1, 1
kali trimester 2, 2.Sesuai
dan 2 kali Standar,jika
trimester 3. Memeriksa
Kehamilan
Setiap
trimester

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan

gugatan, atau detail sementara, yang sebenarnya akan di buktikan dalam

penelitian ini (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut :
36

1. Ada hubungan bermakna antara umur dengan anemia pada ibu hamil

di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

2. Ada hubungan bermakna antara paritas dengan anemia pada ibu hamil

di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

3. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan anemia pada ibu

hamil di puskesmas Gerunnggan kota Pangkalpinang tahun 2021.

4. Ada hubungan bermakna antara jarak kehamilan dengan anemia pada

ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

5. Ada hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan

anemia pada ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang

tahun 2021.

6. Ada hubungan bermakna antara status gizi dengan anemia pada ibu

hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

7. Ada hubungan bermakna antara kunjungan ANC dengan anemia pada

ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan

pendekatan case control yaitu desain penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

berdasarkan perjalanan waktu secara retrospektif. Penelitian diawali

dengan mengukur variabel dependen, kemudian membagi subjek

penelitian menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kasus ( subjek yang

mengalami masalah kesehatan ). Pada penelitian ini kelompok kasus ( ibu

hamil yang anemia) telah dibandingkan dengan kelompok kontrol ( ibu

hamil yang tidak anemia ) yang bertujuan untuk mendapatkan faktor –

faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang Tahun 2021 (Dharma, 2011).

B. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari

subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sodik & Sandu, 2015). Dalam penelitian ini populasi

adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC atau

37
38

kunjungan kehamilan ke wilayah kerja Puskesmas Gerunggang Kota

Pangkalpinang berjumlah 391 ibu hamil terhitung sampai dengan

bulan April 2021.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang

memiliki sifat yang sama dengan populasi (Sodik & Sandu, 2015).

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan

kunjungan ANC atau kunjungan kehamilan di Puskesmas Gerunggang

Kota Pangkalpinang tahun 2021. Penentuan besar sampel dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin :

N
n= 2
1+ N ( d)

keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

d2 = Tingkat Kepercayaan (0,1)

Jadi, perhitungan untuk besar sampel adalah sebagai berikut :

391
n=
1+391(0,1)2

391
n=
1+391( 0,01)

391
n=
4,91

n = 79 dibulatkan menjadi 80
39

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 orang, akan tetapi

untuk mengantisipasi jika dalam pengisian lembar ceklist terjadi drop

out data responden. Maka ditambahakan 10% jadi, jumlah sampel yang

diperlukan adalah 80 + 10%(100) = 80 + 10 = 90 responden.

Perbandingan yang dipakai adalah 1 : 1, yaitu sampel yang diambil

pada kasus 90 dan pada kontrol 90 sehingga total sampel yang

diperlukan 180 orang.

Untuk kriteria dari sampel penelitian ini ada 2 bagian yaitu :

a. Kriteria inklusi, meliputi :

1) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.

2) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah

kerja Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang tahun 2021.

3) Ibu hamil yang mempunyai buku KIA.

b. Kriteria eksklusi, meliputi :

1) Ibu yang tidak bersedian menjadi responden.

2) Ibu yang tidak memeriksa kehamilannya di Puskesmas

Gerunggang.

3) Ibu yang tidak membawa buku KIA

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang

dikelompokan menjadi 2 macam yaitu metode acak (probability


40

sampling) dan metode tak acak (non probability sampling).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

probability sampling dengan menggunakan metode simpel random

sampling suatu teknik pengambilan data dilakukan secara acak, tanpa

memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut

(Sugiyono, 2018).

C. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mei 2021 sampai Juli 2021.

D. Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya

dan masih memerlukan adanya suatu pengelolahan. Data bisa berupa suatu

keadaan, gambar, angka, suara, ataupun simbol-simbol lainya yang bisa

digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian

ataupun suatu konsep dan pengumpulan data suatu proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Sodik &

Sandu, 2015). Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan

sekunder.
41

1. Sumber Data

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan cara memberikan

pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang diisi langsung oleh

responden yang berisi pertanyaan tentang identitias responden,

pengetahuan responden, kepatuhan konsumsi tablet Fe dan

frekuensi pemeriksaan kehamilan (kunjungan ANC).

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari pihak Puskesmas Gerunggang yang

didapat dari buku KIA dan rekam medik yaitu jumlah ibu hamil

yang mengalami anemia dan jumlah ibu hamil yang sedang

melakukan pemeriksaan kehamilaan.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner yang berisikan

pertanyaan. Kuesioner A adalah identitas ibu hamil, kuesioner B

adalah pertanyaan tentang pengetahuan responden berjumlah 15

pertanyaan dengan menggunakan skala Gutman, apabila menjawab

benar akan memperoleh skor 1 dan apabila salah menjawab akan

memperoleh nilai 0. Kuesioner C adalah pertanyaan tentang kepatuhan

konsumsi tablet Fe denga 1 pertanyaan YA atau TIDAK. Kuesioner D

adalah pertanyaan tentang Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

dengan 3 pertanyaan. Peneliti tidak melakukan uji validitas karena


42

penelitian mengadopsi dari skripsi peneliti terdahulu yaitu Evirillia

tahun 2019 dan Dwi Affiliah tahun 2019 dari Stikes Citra Delima

Bangka Belitung.

3. Cara pengumpulam data

a. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat

permohonan izin pengambilan data kepada institusi kampus

STIKes Citra Delima Bangka Belitung.

b. Setelah disetujui, peneliti mengajukan permohonan izin kepada

ketua Puskesmas Gerunggang dan pihak lain yang terkait.

c. Pengumpulan data anemia pada ibu hamil dengan melihat laporan

tahunan yang dilakukan di ruangan gizi.

d. Setelah mendapatkan izin penelitian dari bagian diklat Puskesmas

Gerunggang, selanjutnya mengidentifikasi calon responden dengan

melihat data ibu hamil dan disesuaikan dengan kriteria.

e. Responden yang sesuai diambil sebagai sampel penelitian.

f. Disarankan untuk mengkuti kegiatan posyandu dan mendatangi

langsung kerumah – rumah untuk memudahkan menemui secara

langsung responden.

g. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memperkenalkan diri

kepada responden dan menjelaskan maksud serta tujuan serta

selama kegiatan selalu menerapkan protokol kesehatan.

h. Peneliti memberikan surat peryataan bersedia untuk menjadi

responden penelitian (Informed consent) kepada responden.


43

i. Menjelaskan dan mendampingi dalam pengisian kuesioner.

E. Teknik pengelolahan data

Tahapan pengelolahan data menurut Kurniawan & Agustini, (2021)

sebagai berikut :

1. Penyuntingan (editing data)

Kegaiatan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan

responden dan memastikan data sudah terisi semua.

2. Pengodean (coding data)

Kegiatan memberikan simbol atau tanda berupa angka terhadap

jawaban responden penelitian.

3. Tabulasi (tabulating)

Kegiatan menyusun dan juga menghitung data dari hasil pengkodean

yang kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel.

4. Entry Data

Kegiatan merekap data kemudian dipindahkan atau dimasukan ke

laptop untuk proses dengan program statistik SPSS.

5. Cleaning Data

Pengecekan kembali data ysang sudah dimasukan dan memastikan

data sudah siap untuk dilakukan analisa.


44

F. Analisa Data

Analisa data disesuaikan dengan tujuan dan skala data dari variabel

yang akan diuji dan dilakukan dengan cara bertahap yaitu analisa univariat

dan brivariat dengan menggunakan program SPSS. Adapun teknik yang

digunakan :

1. Analisa Univarat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi dari variabel independen( umur, paritas, pengetahuan, jarak

kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status gizi, dan kunjungan

ANC) dan variabel dependen (anemia pada ibu hamil) untuk

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca seperti

disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi interpretasinya.

2. Analisa Brivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut

dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan tabel silang

(crosstabs). Uji yang dugunakan adalah Uji Chi Square karena data

yang akan diuji adalah data kategori untuk membahas kemaknaan

hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan derajat

kepercayaan 95% (a=0,05). Kesimpulan uji statistik adalah jika p ≤

0,05 bearti ada hubungan bermakna antara variabel independen dan


45

variabel dependen, dan jika p ≥ 0,05 bearti tidak ada hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen.

Rumus yang digunakan :

X 2 =∑ ¿ ¿ ¿

Keterangan :

E = Frekuensi yang diharapkan

0 = Frekuensi yang diharapkan (expected)

X = Statistik uji Chi Square

⅀ = Penjumlahan

Apabila uji Chi Square yang digunakan mempunyai sel yang nilai

harapan (E) < 1 dan nilai harapan (E) < 5 nilai selnya lebih besar dari

20% maka uji Chi Square tidak dapat dilakukan sebagai alternatifnya

digunalan Uji Fisher Exact.

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya perizinan dari pihak

institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan kepada institusi

tempat penelitian dalam hal ini pihak puskesmas Gerunggang kota

Pangkalpinang. Setelah mendapatkan pesetujuan, barulah dilakukan

penelitian dengan menekan masalah etik penelitian. Upaya peneliti dalam

menjaga etik penelitian menurut Setiana & Nuraeni, (2018) meliputi :


46

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang

memenuhi kriteria insklusi serta kemudian akan dijelaskan kepada

responden supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika

responden bersedia diteliti, responden harus menandatangani surat

persetujuan, jika responden menolak untuk menjadi responden maka

peneliti tidak akan memaksa dan harus menghormati hak-hak

responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga identitas responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden hanya inisialnya saja, yang akan

dimasukan ke dalam rekap data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti, data yang

tersimpan didalam komputer tidak semua orang lain bisa melihat untuk

menjaga kerahasiannya komputer dijaga dengan menggunakan

password.

4. Manfaat (Beneficience)

Penelitian ini harus memberikan keuntungan bagi responden

dengan cara memperhatikan hak responden untuk bebas dari kerugian

dan ketidaknyamanan, serta menghargai martabat manusia dan

eksploitasi dengan memberikan informasi kepada responden bahwa ini

hanya dipergunakan untuk penelitian ilmu keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai