Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEMBAKAU BAGI PEREKONOMIAN DUNIA SERTA DILEMANYA

DIVA ANGGUN PRADANA (71190713107)

M. GIRHALDY ZAIN HARAHAP (71190713076)

GILANG ANANDA (71190713093)

DAFA RIFKI ZUANDA HARAHAP (71190713087)

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

 Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
penulis dapat menyesaikan penulisan Makalah ini. Adapun judul Makalah yang penulis buat
adalah “ (Tembakau bagi perekonomian Dunia serta Dilemanya)
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan
makalah ini dan juga untuk pembuatan makalah penulis berikutnya.
 Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru bidang studi dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini
dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan,26 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.4. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Prospek Ekonomi Tembakau di pasar Dunia.............
2.2 Peranan Sektor tembakau dan . industri Rokok dalam perekonomian  ............
2.3. Kontroversi Dan Prospek................
2.4. .Dinamika Agribisnis tembakau Dunia dan implikasinya bagi Indonesia..........
2.5. .Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Tembakau Indonesia....................
2.6. Analisis Teh, Tembakau Getah karet Alam Terhadap Ekspor di Sumatera............ 
2.7. Pengujuan Mutu Dari Tembakau.............................. 
2.8. Latar belakang Ratifikasi . framework convention on tobacco control ....................
BAB III  PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................ 11
3.2. Saran...................................................................................................... 11
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis prospek ekonomi tembakau di pasar dunia dan


refleksinya 

Industri tembakau Indonesia dihadapkan kepada situasi dilematik dan kontroversi


perannya dalam perekonomian nasional dan dampak negatif yang ditimbulkannya
bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Makalah ini membahas tentang
kontroversi dan dilema industri tembakau serta alternatif solusinya. Sumbangan
utama industri tembakau dalam perekonomian nasional adalah sebagai sumber
penerimaan cukai, sedangkan
Selama dasawarsa terakhir, meluasnya kampanye antitembakau karena
pertimbangan kesehatan yang diperkuat dengan telah diratifikasinya Konvensi
Kerangka Pengendalian Tembakau, berkurangnya dukungan pemerintah untuk
pengembangan ekonomi tembakau, serta meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan, maka ancaman terhadap ekonomi tembakau dunia dan
Indonesia mulai terasa. Dikhawatirkan ekonomi tembakau dunia akan terus
mengalami penurunan dan berdampak pada Indonesia. Sehubungan dengan itu,
makalah ini bertujuan untuk:(1) Menganalisis prospek produksi, konsumsi, ekspor,
dan impor tembakau di pasar dunia dan Indonesia tahun 2010;(2) Menganalisis
peranan agribisnis tembakau dan industri rokok dalam perekonomian nasional; dan
(3) Mengidentifikasi prospek penggunaan tembakau untuk produk selain rokok.
Beberapa temuan penting adalah sebagai berikut. Pertama, secara global, prospek
ekonomi tembakau sampai tahun 2010 masih cukup baik. Produksi, konsumsi,
ekspor, dan impor diproyeksikan masih akan meningkat sampai tahun 2010.
Produksi dan konsumsi lebih cepat meningkat di negara berkembang dibanding di
negara maju; konsumsi di negara berkembang cepat meningkat sedangkan di
negara maju menurun; ekspor dari negara maju dan negara berkembang sama-
sama meningkat dengan laju peningkatan yang lambat; dan impor ke negara maju
cepat meningkat, sedangkan ke negara berkembang sedikit meningkat. Kedua, di
Indonesia, produksi dan konsumsi pada tahun 2010 diproyeksikan akan sedikit lebih
tinggi dibanding tahun 2005, tetapi jauh lebih rendah dibanding tahun 1997–1999.
Dalam perdagangan internasional, komoditas tembakau dan rokok lebih banyak
menguras daripada menghasilkan devisa negara. Dalam perekonomian nasional,
peranan agribisnis tembakau dan industri rokok dalam penciptaan nilai output, nilai
tambah, dan penyerapan tenaga kerja kurang signifikan, namun kedua sektor
tersebut mempunyai angka pengganda (multiplier effect) output yang cukup besar,
terutama tembakau. Angka pengganda untuk tenaga kerja agribisnis tembakau lebih
besar daripada industri rokok. Agribisnis tembakau mampu menarik sektor hulu dan
mendorong sektor hilir untuk berkembang, sedangkan industri rokok hanya mampu
mendorong sektor hilir saja. Kedua sektor (terutama industri rokok) memberikan
sumbangan sekitar 7% terhadap penerimaan negara dari dalam negeri. Ketiga,
dalam daun dan batang tembakau ada unsur-unsur yang dapat dikonsumsi manusia
yaitu protein, gula, minyak eter, nitrogen, fosfat, dan kalium. Kandungan protein
dalam tembakau lebih banyak dibanding dalam kedelai dan mempunyai kualitas
yang sama dengan protein dalam air susu mamalia. Produk sisa (waste) dari proses
pengolahan/ekstraksi protein/gula dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk
organik tanaman. Disarankan agar ada keseimbangan antara aspek ekonomi dan
aspek kesehatan dalam pengembangan tembakau/industri rokok.

2.2 Peranan sektor tembakau dan industri rokok dalam


perekonomian
Selama dasawarsa terakhir, meluasnya kampanye anti tembakau karena
pertimbangan kesehatan yang diperkuat den gan telah diratifikasinya Konvensi
Kerangka Pengendalian Tembakau, berkurangnya dukungan pemerintah untuk
pengembangan ekonomi tembakau serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup sehat, maka ancaman terhadap ekonomi tembakau dunia dan In
donesia mulai terasa. Dikhawatirkan ekonomi tembakau dunia akan terus me lesu dan
berdampak pada ekonomi Dunia

2.3 Kontroversi dan prospek


Tembakau merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Industri
tembakau memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,
terutama cukai dan devisa sebagai sumber penerimaan negara, lapangan kerja,
sumber pendapatan dan pembangunan daerah. Namun, tembakau dan rokok
memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Industri rokok
Indonesia berada dalam situasi dilema. Peningkatan kepedulian masyarakat tentang
kesehatan dan gerakan anti-merokok menyebabkan penurunan permintaan dunia
dan Indonesia pada rokok, dan berdampak kepada penurunan permintaan daun
tembakau. Kondisi ini harus diantisipasi secara dini dan terprogram dalam bentuk
pengembangan tanaman substitusi tembakau. Upaya substitusi ini dapat dilakukan
melalui pengembangan tanaman alternatif bernilai ekonomi tinggi dengan penerapan
teknologi dan jaminan pasar. Beberapa komoditas bernilai tinggi tersebut terutama
tanaman hortikultura, seperti sayuran dan tanaman hias. Untuk memberikan
kepastian pasar dan penerapan teknologi perlu dikembangkan pola kemitraan
dengan pelaku pasar. Dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki budaya
merokok yang turun temurun, Indonesia dinilai merupakan pasar yang potensial bagi
industri rokok. Kondisi ini akan berakibat Indonesia akan menerima lebih besar
dampak negatif dan biaya sosial. Untuk itu diperlukan kebijakan pengurangan
konsumsi rokok melalui:(a) peningkatan cukai dan harga rokok,(b)
pengendalian/pelarangan iklan dan sponsor rokok dalam kegiatan yang melibatkan
remaja, dan (c) penetapan kawasan bebas rokok.

2.4 Dinamika agribisnis tembakau dunia dan implikasinya bagi


Indonesia
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan yang penting di dunia.
Produk utamanya adalah daun tembakau dan rokok. Sejak tahun 2000-an agribisnis
tembakau di dunia cenderung menurun setelah mengalami pertumbuhan yang tinggi
dalam beberapa dekade. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan menurun dari luas
panen, produksi serta konsumsi tembakau dan rokok. Keadaan ini dipengaruhi oleh
peningkatan tekanan kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan
lingkungan terutama di negara-negara maju. Negara-negara maju menanggapi
dinamika tersebut dengan kebijakan pembatasan tembakau yang mengakibatkan
pergeseran produksi ke negara-negara berkembang. Sementara itu, produksi
tembakau menurun lebih cepat daripada tingkat konsumsinya sehingga
menimbulkan kesenjangan antara penawaran dan permintaan daun tembakau. Di
lain pihak, penawaran dan permintaan pasar tembakau tumbuh sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan menyebabkan harga daun tembakau di dunia
meningkat. Potensi pasar ini merupakan peluang bagi negara berkembang seperti
Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka menengah. Seiring dengan jumlah
penduduk dan budaya merokok yang semakin meluas, Indonesia menjadi pasar
rokok yang potensial di dunia. Perusahaan rokok besar dan muti-national
corporations (MNCs) memanfaatkan peluang pasar yang menjanjikan di Indonesia.
Keberadaan perusahaan besar dan MNCs selain meningkatkan investasi juga
merugikan masyarakat dan pemerintah Indonesia dengan dampak negatif yang
ditimbulkan serta biaya sosial yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia harus
memprioritaskan produk industri tembakau untuk pasar ekspor. Potensi ekspor
dapat ditingkatkan dengan (a) memperkuat produk yang telah mempunyai pasar
yang baik,(b) memprioritaskan tembakau bahan baku cerutu (Na Oogst) yang lebih
berdaya saing, dan (c) mengalihkan produksi rokok dari rokok kretek ke rokok putih
yang berorientasi ekspor. Dalam jangka panjang, perlu diantisipasi penurunan
permintaan tembakau/rokok dengan memperkenalkan tanaman alternatif

2.5 PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR


TEMBAKAU INDONESIA
Ekspor nonmigas saat ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia,
untuk menggantikan sumber dana luar negeri yang selama ini berasal dari minyak
bumi yang harganya selalu tidak stabil,dalam hal ini peranan sektor pertanian dan
perkebunan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional,
sebagai salah satu hasil perkebunan, tembakau adalah komoditas yang memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi baik bagi petani maupun pemerintah. Ekspor
tembakau mengalami naik turun dalam beberapa tahun terakhir, hal ini sejalan
dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar US yang menunjukkan kecenderungan
untuk berfluktuatif, untuk mengetahui apakah volume ekspor tembakau Indonesia
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar US, maka digunakan
data ekspor tembakau dan kurs rupiah selama kurun waktu 1990 sampai dengan
2003, setelah di regresi dengan program SPSS diperoleh kesimpulan bahwa nilai
kurs rupiah secara statistik signifikan mempengaruhi volume ekspor tembakau
Indonesia, dimana makin rendah nilai rupiah, maka makin tinggi volume ekspor
tembakau Indonesia, hal ini disebabkan karena makin rendah nilai rupiah akan
membuat komoditi ekspor tembakau makin murah harganya bagi konsumen luar
negeri. Selain itu ada beberapa faktor – factor diluar nilai tukar yang mempengaruhi
ekspor tembakau Indonesia antara lain, tingkat harga tembakau, kualitas tembakau
tembakau yang diekspor, tata niaga pendistribusian tembakau yang akan
berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas, gencar tidaknya promosi yang
dilakukan produsen tembakau Indonesia di luar negeri yang bertujuan untuk lebih
mengenalkan komoditas tembakau produksi Indonesia, dan perubahan selera
penduduk suatu negara terhadap komoditas tembakau Indonesia.

2.6ANALISIS KOPI, TEMBAKAU, GETAH KARET ALAM TERHADAP


EKSPOR
. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu
negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain untuk mendapatkan devisa. Latar
belakang penelitian ini adalah adanya potensi kopi, tembakau dan getah karet alam yang
dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan pertumbuhan ekspor di Sumatera Utara.
Penelitian mandiri ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ekspor Sumatera Utara
untuk sektor ekspor kopi, tembakau. getah karet alam dan memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan ekspor di Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu Ekspor Sumatera utara dari tahun 2001–2015, sedangakn ekspor kopi,
tembakau dan getah karet alam yang bersumber dari BI Sumut dan BPS Sumut yang
dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan diskriftif dan metode
analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dengan memakai
program Eviews. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ekspor kopi, tembakau dan getah
karet alam memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat ekspor di
Sumatera Utara.

2.7 Pengujian Mutu dari Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Sesuai


dengan Parameter 

Latar Belakang : Tembakau ( Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, tembakau banyak digunakan sebagai bahan baku rokok, kosmetik, dan
obat-obatan. Indonesia adalah salah satu penghasil daun temakau dunia dengan kontribusi
sekitar 1500 ton daun tembakau atau 2,3%.

Tujuan :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dari tembakau (Nicotiana tabacum L.) yang
beredar di pasaran memenuhi persyaratan atau tidak yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI).

Metode :

Sampel yang digunakan adalah tembakau yang dibeli dari Pasar Simpang Limun yang
beralamat di jl Sisingamangaraja, Medan. Pengujian mutu minyak cendana pada penelitian
ini dilakukan menurut SNI 0612-1989-A.

Hasil :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tembakau tidak berbau apek dan tidak berkapang,
kadar air dengan nilai 17,9888%, kadar abu dengan nilai 16,3%, kadar nitrogen dengan nilai
2,4%, kadar protein dengan nilai 0,06115%, dan kadar nikotin dengan nilai 1,4%.
Persyaratan yang ditentukan SNI 0612-1989-A adalah tembakau tidak berbau apek dan
tidak berkapang, kadar air dengan nilai 13-20%, kadar abu dengan nilai maksimum 16%,
kadar nitrogen dengan nilai maksium 4%, kadar protein dengan nilai maksimum 8%, kadar
nikotin dengan nilai 1-3%.

Kesimpulan :

Tembakau pada penelitian ini menunjukkan pengujian mutu yang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam SNI 0612-1989-A yaitu keadaan, kadar air, kadar abu, kadar
nitrogen, kadar protein, dan kadar nikotin.

2.8 Latar Belakang Ratifikasi Framework Convention On Tobacco


Control 
This Research, titled “ Behind Ratification of Framework Convention on Tobacco
Control by India in 2004 ” will analyze India’s motivation to ratify FCTC in 2004 even
though their economic is depend on tobacco consumption and production. This
research was conducted with a qualitative method, and data collection using
secondary data or library research, and also data analysis which applied the theory
for the problem of this research. As a result of this research, it can be summarized
that there are 3 motivations behind India’s ratification of FCTC in 2004 namely,
coercive motive, utility motive and identitive motive. Coercive motive appear as
World Bank is close partner for the development in India through their donor policy
besides that World bank is one of international finance institutions that commit to
tobacco control policy, therefore to maintain stability and continuity of their
development donor, India must ratify FCTC. Utility motive appear as there are so
many tobacco problem in India, from illegal trade, public health fund burden, until
export expansion detention, and FCTC come with those solutions. Identitive motive
appear as India’s realize that there is correlations between health, poverty, and
prosperity. Keywords: FCTC, Tobacco, Motive, India. Penelitian yang berjudul “ Latar
Belakang Ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control oleh India pada
Tahun 2004 ” akan menganalisis terkait alasan atau motivasi India sebagai salah
satu Negara yang roda perekonomiannya bergantung pada konsumsi dan produksi
tembakau ikut terlibat dan akhirnya meratifikasi FCTC pada tahun 2004. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data
sekunder atau telaah pustaka ( Library Research ) dan teknik analisis data yang
mengaplikasikan teori ke dalam permaslahan dalam penelitian ini. Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga alasan atau motivasi India
dalam meratifikasi FCTC yaitu motif pemaksa, motif kegunaan, dan motif identitive.
Motif pemaksa muncul karena Bank Dunia sebagai mitra pembangunan ekonomi
India dengan kebijakan donornya merupakan salah satu lembaga keuangan
internasional yang berkomitmen pada kebijakan pengendalian tembakau, demi
menjaga kestabilan dan keberlanjutan pendanaan pembangunan, maka India harus
meratifikasi FCTC. Motif kegunaan muncul karena berbagai macam permasalahan
tembakau di India mulai dari perdagangan tembakau ilegal, beban dana kesehatan,
hingga hambatan perluasan ekspor tembakau, dan FCTC menawarkan solusi dari
berbagai macam permasalahan tersebut. Motif identitive yang muncul karena India
menyadari akan korelasi logis dari sebuah pencapaian perbaikan kesehatan dengan
kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan.Kata Kunci: FCTC, 

Kesimpulan.

Tanaman tembakau merupakan hasil pertanian yang telah melalui proses


pengolahan yang dimulai dari daun tumbuh-tumbuhan genus Nicotiana yang sangat
segar menjadi hasil panen berupa basah atau kering maupun yang sudah di simpan
atau melalui proses pengawetaan. Kemudian tembakau masuk sebagai input dunia
industri yang menghasilkan output berupa cerutu, rokok, paket tembakau dengan
pipa, tingwe (lintingan sendiri/digulung dengan alat cetak/tangan). Dalam beberapa
kulur masyarakat, tembakau juga bisa dikunyah, "dicelup” (diletakkan antara pipi dan
gusi), dan dikulum, atau di hirup kedalam hidung sebagai bahan hisapan dalam
bentuk serbuk halus. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
kualitatif dengan teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus Kesimpulan
dari hasil penelitian diperoleh dari data yang dihimpun melalui pedoman wawancara,
data hasil penelitian, dan observasi secara mendalam. Variabel yang berkaitan
dengan maksud penelitian akan dijabarkan sejelas-jelasnya baik melalui gambaran
maupun perhitungan persentase agar mudah dipahami. Data yang diperoleh akan
disusun secara sistematis pada tiap kategori.

Daftar pustaka

Rahayu Kususma Pratiwi.blogspot.com/2013/01/perkembangan tembakau dalam ekonomi


dunia.html

 Darshenie.blogspot.com/2012/11/dampak perkembangan tembakau di indonesia.html

 Http://anandacollectionupdate2015.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai