PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pemekatan ekstrak dan pemantauan esktrak. Pemekatan
dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi atau memisahkan pelarut dari ekstrak dengan cara
proses vakum atau penguapan biasa diatas penangas air dimana akan dihasilkan ekstrak
kental atau ekstrak kering. Pada proses penguapan alat yang digunakan yaitu rotary vaporator
yang bekerja tanpa pemanasan langsung pada suhu biasa/dapat diatur sesuai keinginan atau
sesuai dengan ketahanan senyawa yang terkandung dalam ekstrak temulawak. Penguapan
dengan rotary vaporator dengan suhu yang sesuai dapat menjaga kualitas senyawa sehingga
senyawa yang terkandung dalam ektrak tidak hilang atau rusak. Cairan penyari dapat
menguap pada suhu lebih rendah karena adanya tekanan/penurunan tekanan oleh vakum
dengan bantuan pompa vakum, uap, sehingga larutan penyari akan naik ke kondensor dan
mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam
labu alas bulat sehingga diperoleh ekstrak kental dengan rendemen 15,9%.
Setelah di elusi, pengamatan secara visual terlihat adanya bercak kuning pada plat
KLT, sedangkan pada sinar uv 366 terlihat salah satu bercak berflouresensi berwarna orange
kecoklatan. Warna tersebut diduga adalah senyawa kurkumin yang terkandung dalam
rimpang temulawak. Selanjutnya dilakukan penyemprotan bercak dan dilakukan pengukuran
nilai Rf. Nilai Rf yang baik adalah 0,2-0,8. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan hasil
jarak yang ditempuh bercak yaitu 2,9 cm sedangakan jarak yang ditempuh pengembang yaitu
5,6 cm sehingga nilai Rf dari bercak noda yaitu 0,51. Pada literatur nilai Rf kurkumin adalah
0,62. Ini ada perbedaan antara nilai Rf pada plat KLT dengan nilai Rf kurkumin pada
literatur. Namun selain kurkumin kandungan senyawa utama yang terdapat pada rimpang
temulawak yaitu Xantorizol yang memiliki nilai Rf 0,50. Jika melihat nilai Rf, bercak orange
kecoklatan yang timbul diduga adalah senyawa xantorizol.