Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg) yaitu jeroan, udang, remis,
kerang, sardine, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
2) Golongan B:
Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg) yaitu ikan yang tidak
termasuk golongan A, daging sapi, kacang-kacangan, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya dan kangkung. Golongan
C: makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg) yaitu keju, susu, dan
telur. Kurangnya aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai stres mulai
menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah obesitas. Kesalahan dalam
memilih makanan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan
timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang
baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang
didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat.
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai atau
penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh
tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian
dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit,
nyeri, dan meradang (Sutanto, 2013). Selain itu asam urat merupakan hasil
metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati,ginjal,
dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal,feses, atau keringat
(Sustrani et al. 2008). Asam urat merupakan salah satu dari beberapa penyakit
yang sangat membahayakan, karena bukan hanya mengganggu kesehatan tetapi
juga dapat mengakibatkan cacat pada fisik (Asaidi, 2010). Menurut Sustrani et al
(2008) faktor– faktor yang mempengaruhi kadar asam urat dalam darah adalah
faktor keturunan, jenis kelamin, konsumsi pangan yang kaya akan purin,
konsumsi alkohol yang berlebihan, obesitas, gangguan ginjal yang mengakibatkan
terhambatnya pembuangan purin, penggunaan obat tertentu yang dapat
meningkatkan kadar asam urat. Asupan purin merupakan faktor utama yang
berhubungan dengan kadar asam urat darah. Dimana, semakin tinggi pemasukan
zat purin, maka asam urat juga semakin meningkat (Utami, 2010).
Purin merupakan senyawa basa organik yang bisa menyusun asam nukleat (asam
inti dari sel) yang termasuk dalam kelompok asam amino, dan unsur yang bisa
membentuk protein (Wahyuningsih, 2013). Berdasarkan hasil sebuah penelitian
mengemukakan bahwa ketika mengkonsumsi makanan yang tinggi purin terdapat
kaitannya dengan hiperurisemia karena dapat mempengaruhi kadar asam urat, hal
ini disebabkan tahap akhir dari metabolisme purin yang dibantu oleh enzim xantin
oksidase berupa asam urat (Lina dan Setiyono, 2014). Ketika makanan yang
dikonsumsi mengandung purin, maka didalam usus asam nukleat ini dibebaskan
dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. kemudian, asam nukleat akan dipecah
menjadi purin dan pirimidin. Purin ini akan membentuk adenosin, yang
selanjutnya dideaminasi oleh adenosin deaminase (ADA) yang membentuk
inosin. Inosin dan guanosin akan dipecah dengan cara memotong basa purin dari
gula ribosa menghasilkan ribosa 1-fosfat, hipoxantin dan guanin secara berurutan
yang dibantuan oleh enzim purin nukleosida fosforilase. Guanin dideaminasi
membentuk xantin, sedangkan hipoxantin dioksidasi akan membentuk xantin oleh
enzim xantin oksidase. Akhir dari tahapan tersebut yaitu penguraian purin pada
manusia dilakukan oleh enzim xantin oksidase. Yang kemudian xantin akan
dioksidasi lagi oleh xantin oxidase membentuk asam urat (Murray, Granner dan
Rodwell, 2006)
Ada peningkatan luar biasa untuk prevalensi gout (asam urat), yang sangat
berkolerasi dengan perkembangan ekonomi seperti yang dituturkan oleh pola
makan dan gaya hidup.penyakit pirai (gout) atau atritis (gout) adalah penyakit
yang di sebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal pada jaringan, terutama pada
jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolism purin yang
mmicu peningkatan kadat asam urat dalam darah (hiperurisemia) (Junaidi, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan perhitungan kadar asam urat
dalam tubuh :
A sampel
Asam urat (mg/dL) = x konsentrasi standar (mg/dL)
A standar
Diketahui :
Penyelesaian :
0 , 072
Kadar asam urat = x 6 mg/dL
0 , 118
A sampel
= x 6 mg/dL
A standar
= 3,66 mg/dL
Interpretasi hasil pemeriksaan kadar asam urat pada pasien tersebut adalah
normal. Dimana kadar asam urat pada pasien adalah 3,66 mg/dL artinya, tidak
melebihi batas kadar normal yang telah ditetapkan yakni pada peremuan, kadar
normal asam urat ada pada rentang 2,6 -6 mg/dL atau < 6 mg/dL pada perempuan.
Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki dan
yang paling sedikit adalah jenis kelamin perempuan sebanyak. Faktor yang
mempengaruhi tingginya kadar asam urat tinggi adalah jenis kelamin. Laki-laki
memilki kadar serum asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan, sehingga meningkatkan potensi terkena penyakit artitis gout sebelum
usia 30 tahun. Kadar normal asam urat pada laki-laki yaitu 3,4-7,7 mg/dL. Hal
tersebut dikarenakan laki-laki tidak memiliki hormonn esterogen dimana hormon
ini akan berfungsi untuk uricosuric agent. Uricosuric agent merupakan suatu
bahan kimia yang membantu eksresi asam urat melalui ginjal (Setyoningsih,
2009). Mekanisme dari uricosuric agent dalam eksresi asam urat yaitu dengan
cara menghambat URAT1 (urate trasporter-1) yang berasal dari lumen ke sel
tubular proksimal yang terjadi saat terjadinya pengaturan keseimbangan cairan
elektrolit (Elisabet dan Choi, 2008).
Adapun penanganan yang dilakukan jika kadar asam urat tinggi yaitu dengan
melakukan menghindari asupan makanan yang mengandung tingginya kadar
purin, mengatur pola diet, mengkonsumsi vitamin dan mineral yang cukup,
olahraga secara rutin, berhenti merokok, pengobatan untuk terapi farmakologi.
Selain itu bisa juga dengan melakukan pengobatan herbal (Sari & Syamsiyah,
2017), salah satunya yaitu seledri. Dalam selerdri terdapat kandungan flavonoid
dan apiin yang bersifat diuretik sehingga bisa menambah jumlah air yang bisa
megeluarkan purin dalam tubuh melalui urin (Ambarwati, 2017).
Berdasar dengan teori, dimana mengkonsumsi makanan tinggi purin dapat
meningkatkan kadar asam urat. Serta juga sesuai dengan penelitian Diantari dkk
(2013) dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara konsumsi purin,
aktivitas, konsumsi alkohol dan umur dengan kadar asam urat. Adanya hubungan
yang signifikan antara asupan purin dengan kejadian asam urat didasari pada
tingkat konsumsi makanan yang mengandung purin. Tingkat konsumsi purin yang
tinggi mempunyai peluang yang lebih besar menderita asam urat dibandingkan
dengan tingkat konsumsi purin rendah. asam urat dapat merangsang sistem renin
angiotensi, sehingga memicu peningkatan tekanan darah dan menyebabkan
penebalan dinding arteri di ginjal, khusunya pembuluh arteriol afferen, sehingga
terjadi arteriosklerosis yang selanjutnya menyebabkan tekanan darah tinggi. Tidak
adanya hubungan antara tekanan darah dengan kejadian asam urat disebabkan
karena rata-rata responden memiliki tekanan darah yang normal.
KESIMPULAN
Pemeriksaan kadar asam urat pada pasien Ny.X (perempuan) dengan
menggunakan alat fotometer menunjukan hasil kadar asam urat normal yakni 3,66
mg/dl. Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya Hiperurisemia
(meningkatnya kadar asam urat) pada pasien tersebut. Maka kecil kemungkinan
pasien untuk terkena penyakit gout atau penyakit yang disebabkan kadar asam
urat (purin) yang tinggi. Karena semakin tinggi purin semakin tinggi pula kadar
asam urat dalam darah yang dapat berakibat terhadap penyakit gout.
Daftar pustaka
Ngantung, E. P., Manampiring, A. E., & Bodhi, W. (2016). Profil Kadar Asam
Urat Pada Remaja Obes di Kota Bitung. eBiomedik, 4(1).