Anda di halaman 1dari 42

BREVET PAJAK A/B

13. Penghitungan Pajak Terutang

13. Perhitungan Pajak Terutang


PPh op – Part II
PERHITUNGAN PAJAK TERUTANG

13. Perhitungan Pajak Terutang


Kewajiban Pembukuan & Pencatatan menurut UU Pajak
(Pasal 28 UU KUP)

13. Perhitungan Pajak Terutang


Konsekuensi terkait Pembukuan

13. Perhitungan Pajak Terutang


Karakteristik Pembukuan
menurut UU Pajak

13. Perhitungan Pajak Terutang


PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2), (3) dan (4)

13. Perhitungan Pajak Terutang


PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (5)

13. Perhitungan Pajak Terutang


PERBANDINGAN PEMBUKUAN VS NORMA

13. Perhitungan Pajak Terutang


TARIF NORMA

13. Perhitungan Pajak Terutang


Contoh norma

13. Perhitungan Pajak Terutang


PENGHITUNGAN PAJAK

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang

13. Perhitungan Pajak Terutang


PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP)
Pasal 16 ayat (1), (2), (3) dan (4)

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto
sehubungan dengan pekerjaan
• Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalam bukti
pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberi kerja atas
penghasilan WP Orang Pribadi sebagai pegawai tetap.
• Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilan bruto
(gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangi dengan:

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto
sehubungan dengan pekerjaan
1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimal Rp6.000.000,00
setahun);
2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dalam negeri lainnya
• Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas dan pekerjaan serta
bukan merupakan penghasilan yang dikenakan PPh Final.
• Antara lain:
1. bunga pinjaman;
2. royalti;
3. sewa (selain tanah dan/atau bangunan)
4. hadiah/penghargaan;
5. keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
• Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri (LN):
1. untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang
diperoleh;
2. untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun pajak
diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang diterima.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
• Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LN atas
penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan
yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
• Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis.
• Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepala keluarga)
berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga:

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau
kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali:
• Penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satu pemberi
kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan
• Pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau
pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.
2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun)
digabung dengan penghasilan orang tuanya.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri
a) Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung jawab
kepala keluarga (suami);
b) Apabila:
I. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
secara tertulis, atau
II. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yang berbeda),

13. Perhitungan Pajak Terutang


Penghasilan Neto dari luar negeri
• Penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahan penghasilan
neto suami-isteri dan masing-masing memikul beban PPh sebanding
dengan besarnya penghasilan neto.

13. Perhitungan Pajak Terutang


PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

13. Perhitungan Pajak Terutang


13. Perhitungan Pajak Terutang
Pengurang Penghasilan Bruto

13. Perhitungan Pajak Terutang


TARIF PAJAK

13. Perhitungan Pajak Terutang


Contoh soal
• Selain menjalankan usaha kantor akuntan publik di Jakarta, Nona
Aurelia memiliki usaha persewaan ruang kantor di kota yang sama.
• Sepanjang tahun 2016, Nona Aurelia memiliki peredaran usaha dari
jasa kantor akuntan publik sebesar Rp 2 miliar. Sedangkan dari usaha
persewaan ruang kantor memperoleh sebesar Rp 2,5 miliar.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Contoh soal
• Nona Aurelia telah menyampaikan pemberitahuan mengenai
penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak 3
bulan sejak awal Tahun Pajak 2016. Karena penghasilan yang diperoleh
Nona Aurelia pada tahun 2016 dari usaha jasa kantor akuntan publik
dan usaha persewaan ruang kantor tidak melebihi Rp 4,8 miliar, maka
Nona Aurelia boleh menghitung penghasilan neto atas penghasilan
yang diperoleh dari jasa kantor akuntan publik dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Contoh soal
• Sedangkan atas penghasilan yang diperoleh Nona Aurelia dari usaha
persewaan ruang kantor dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan PP
No. 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP No. 5
Tahun 2002 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan.

13. Perhitungan Pajak Terutang


Jawaban

13. Perhitungan Pajak Terutang


Pelunasan Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 20 s.d. Pasal 29 UU Pajak Penghasilan

13. Perhitungan Pajak Terutang


Kredit Pajak
• Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:
o PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan, jasa
atau kegiatan).
o PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi tertentu
lainnya)
o PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan harta selain
tanah dan/atau bangunan)

13. Perhitungan Pajak Terutang


Kredit Pajak
• Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)
• PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)

13. Perhitungan Pajak Terutang


Kredit Pajak PPh Pasal 24

13. Perhitungan Pajak Terutang


Pajak Kurang (Lebih) Bayar
Pasal 28A dan 29

13. Perhitungan Pajak Terutang


13. Perhitungan Pajak Terutang
13. Perhitungan Pajak Terutang
13. Perhitungan Pajak Terutang
13. Perhitungan Pajak Terutang
Ketentuan Lain

13. Perhitungan Pajak Terutang


WP OP Pengusaha Tertentu

13. Perhitungan Pajak Terutang


PPh bagi Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu
(Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018)
Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu dikenai PPh final dengan tarif
sebesar 0,5% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari
setiap tempat usaha
PPh Terutang = 0,5% x Peredaran Bruto Setiap Bulan

13. Perhitungan Pajak Terutang

Anda mungkin juga menyukai