Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“ REVOLUSI MENTAL “

DOSEN PEMBIMBING
BASRI EFFENDI, S.H.M.H.M.Kn

DI SUSUN OLEH :
SAWFA YARDHA ( P07131221073 )
RIZKA AULIA FONNA ( P07131221070 )
RUHMIHA REZKI AUDINA ( P07131221071 )

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN ACEH
PRODI D-4 SARJANA TERAPA GIZI DAN DIETETIKA
TA 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia

serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses Jasa

Pendidikan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah

kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita,

Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada bapak

basri effendi, S.H.M.H.M.Kn selaku dosen mata kuliah pancasila.

Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat

kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun

dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku

para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna

memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..…………
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..…………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..……
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………..…….

A. Apa pengertian revolusi mental ……………………………………………………………


B. Apa tujuan revolusi mental ….……………..........................................................................
C. Apa saja pilar revolusi mental ......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi Mental pertama kali digunakan Presiden Soekarno tahun 1957 ketika revolusi
nasional sedang berhenti. Gerakan itu ditujukan untuk menggembleng manusia Indonesia agar
menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa
api yang menyala-nyala. Semangat tersebut kini diimplementasikan sesuai kondisi nyata oleh
Presiden Joko Widodo dengan tujuan lebih memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing
dan mempererat persatuan bangsa.

Nilai-nilai esensial itu meliputi etos kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin,
taat hukum dan aturan, berpandangan optimistis, produktif-inovatif, adaptif, kerja sama dan
gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah merancang ruang


lingkup dan kontribusi masing-masing kementerian dan lembaga dalam revolusi mental. Ruang
lingkup dan kontribusi tersebut secara umum terdapat dalam gambar disamping.

Dalam praktik, ruang lingkup dan kontribusi masing-masing kementerian dan lembaga
dilaksanakan dengan mendorong internalisasi nilai revolusi mental dalam setiap implementasi
kegiatan dan program prioritas Nawa Cita pada masing-masing kementerian dan lembaga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian revolusi mental?
2. Apa tujuan revolusi mental
3. Apa saja pilar revolusi mental?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Revolusi Mental

Revolusi (dari bahasa latin revolutio, yang berarti “berputar arah”) adalah
perubahan fundamental (mendasar) dalam struktur kekuatan atau organisasi yang
terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Kata kuncinya adalah Perubahan
dalam Waktu Singkat.
Revolusi mental merupakan suatu gerakan seluruh masyarakat baik
pemerintah atau rakyat dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali nilai-nilai
strategi yang diperlukan oleh Bangsa dan Negara sehingga dapat memenangkan
persaingan di era globalisasi.
Revolusi mental mengubah cara pandang, pikiran, sikap dan perilaku yang
berorientasi pada kemajuan dan kemoderenan, sehingga menjadi bangsa besar dan
mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Mendengar kata revolusi mental bukanlah hal yang baru bagi bangsa
Indonesia, karena sebelumnya presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno telah
mencetuskan ini. Namun, belakangan ini kata revolusi mental tengah hangat menjadi
topik pembicaraan. Karena kata revolusi mental ini menjadi jargon atau program
pemerintahan presiden Jokowi yang tertuang dalam Nawa Cita poin ke delapan (8).
Nawa Cita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan)
dan cita (harapan, agenda, keinginan).
Moralitas menjadi melonggar. Sesuatu yang dulu dianggap tabu, sekarang
menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis,
menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi tren
dunia modern yang sulit ditanggulangi. Globalisasi menyediakan seluruh fasilitas
yang dibutuhkan manusia, positif maupun negatif. Banyak manusia terlena dengan
menuruti semua keinginannya, apalagi memiliki rezeki melimpah dan lingkungan
kondusif.
Akhirnya, karakter bangsa berubah menjadi rapuh, mudah diterjang ombak,
terjerumus dalam tren budaya yang kebarat baratan. Prinsip-prinsip moral, budaya
bangsa, dan perjuangan hilang dari karakteristik mereka. Inilah yang menyebabakan
dekadensi moral serta hilangnya kreativitas dan produktivitas bangsa. Sebab, ketika
karakter suatu bangsa rapuh maka semangat berkreasi dan berinovasi dalam
kompetensi yang kekat akan mengendur, dan mudah dikalahkan oleh semangat
konsumerisme, hedonisme, dan lain-lain.
B. Tujuan Revolusi Mental

Revolusi mental tidak hanya untuk Negara saja, tetapi revolusi mental dalam
pribadi masing – masing manusia juga dibutuhkan. Tujuan revolusi mental adalah
agar kita dapat beradaptasi dan diterima oleh seluruh penjuru negeri. Dalam lingkup
sempitnya, kita dapat diterima dengan mudah di dalam masyarakat karena kita dapat
beradaptasi dengan cepat. revolusi mental membawa kita untuk dapat mengubah cara
berpikir kita dimana pun kita berada. Itu suatu contoh revolusi mental dalam
memandang suatu situasi dan kondisi. revolusi mental menuntut kita untuk dapat
bersikap mandiri dan dapat menyesuaikan diri di setiap keadaan. Karena tak semua
situasi dan kondisi kita harus diatur dan diarahkan oleh orang lain. Tidak setiap situasi
membisikkan kita semua keadaan, terkadang apa yang kita lakukan menjadi sebuah
kesalahan karena kita tidak mengaplikasikan revolusi mental. Kita harus belajar
memahami dan berpikir secara menyeluruh untuk dapat mengubah cara pandang dan
cara berpikir supaya menjadi dewasa. Waktu tidak akan pernah menunggu kita untuk
berubah.
C. Apa Saja Pilar Revolusi Mental
 Pilar pertama adalah pola pikir merupakan cara untuk mengubah pola pikir
dari para aparatur negara yang akan melahirkan budaya kerja yang lebih
produktif revolusi pola pikir terdiri dari tiga yaitu yang pertama berintegritas
tinggi Etos kerja keras dan Gotong royong
 Pilar kedua adalah revolusi Asas kemandirian sesuai komitmen tegas presiden
Joko Widodo bahasa Indonesia tidak ingin menjadi baca melainkan
menaklukkan macan oleh karena itu seluruh program pada setiap kementerian
lembaga atau benda harus mempresentasikan penerapan atas kemandirian bagi
bangsa dan negara revolusi Asas kemandirian tersusun dari tiga yaitu revolusi
pola pegang anggaran APBN atau APBD di mewujudkan aparatur negara yang
mandiri dan mewujudkan bangsa dan negara yang mandiri
 Pilar ketiga adalah revolusi strategi untuk pengajar kejanggalan di Indonesia
dengan bangsa lainnya maka setiap kementerian lembaga atau Pemda wajib
merancang suatu strategi yang konferensi antisipatif berkesimpulan
Nambungan dan out of the box revolusi strategi memiliki tiga bagian yaitu
tembak target yang tinggi menentukan batas waktu dan banyak jalan menuju
Roma
 Pilar keempat adalah revolusi sistem yang diharapkan dapat merubah wajah
birokrasi Indonesia dengan tata kelola pemerintahan dan berorientasi pada
hasil yang lebih efektif dan efisien revolusi sistem mencakup tiga pilar yaitu
melaksanakan reformasi birokrasi ( RB ) membangun sistem aku ton bilitas
sistem pemerintah ( SAKIP ) dan menetapkan zona integritas ( ZI )
 Pilar kelima adalah evolusi evaluasi yang diterapkan melalui tiga pilar yaitu
evaluasi reformasi birokrasi evolusi sistem akuntabilitas Instansi pemerintah
dan evaluasi zona integritas yang akan mengoptimalkan terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik dan bersih

Anda mungkin juga menyukai