Anda di halaman 1dari 6

FORMAT USULAN TOPIK PENELITIAN (F.

01)

Nama Mahasiswa : Devi Yuliyanti


NIM : S17118
Topik Penelitian : Sulfonylurea Antidiabetes Dari Nuget Pare Pada Masyarakat
di Desa Debagan Surakarta

Latar belakang penelitian secara singkat :


Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan utama dan tertinggi di
Indonesia. DM adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita
DM yaitu polidipsia (banyak minum), polyuria (banyak kencing), polifagia (banyak makan),
penurunan berat badan, dan kesemutan (Totok Turdiyanto, 2019).
Peningkatan insidensi DM yang ada ini tentu akan diikuti oleh meningkatnya
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes. Oleh sebab itu, penderita DM perlu
mendapatkan obat yang efektif dan aman agar dapat terhindar dan berbagai komplikasi yang
menyebabkan angka harapan hidup menurun. Keadaan hiperglikemia kronis dari DM
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai
organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2016).
DM dapat diobati dengan dua metode yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Metode
farmakologi biasanya menggunakan insulin, obat hiperglikemi oral, obat antidiabetik,
sulfonilurea. Sedangkan Metode nonfarmakologi adalah dengan bahan herbal. Bahan herbal
yang dapat digunakan diantaranya buah pare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Nuget Pare untuk Mengurangi penyakit DM pada Kesehatan Masyarakat di Desa
Debagan Surakarta. Penelitian lain yang terkait tanaman yang memiliki potensi untuk
antidiabetik yaitu , daun magrove (purnobasuki, 2019), daun kelor (Am gupita, 2017),
rebusan daun salam (Ifebrian, AB setyawan, 2018), terapi undur undur (Akbar,2016).
Tanaman pare adalah Tanaman buah pare (Momordica charantiaL) yang dikenal
masyarakat Gorontalo dengan nama “paria” merupakan tanaman tradisional yang telah
umum beredar dan dikonsumsi masyarakat. Seluruh bagian tanaman buah pare memiliki
khasiat, baik itu akar,batang, daun, hingga buahnya. Akarnya digunakan sebagai obat
penyakit mata, daunnya sebagai obat untuk mengatasi sembelit, kulit terbakar, obat cacing,
melancarkan ASI, penambah nafsu makan dan sebagai obat penyubur rambut.
Bijinya digunakan untuk mengatasi gangguan liver dan limpa (Duengo, A musa, 2016).
Buah pare mengandung karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Hampir
semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat.
Namun, buah pare paling sering digunakan untuk bahan ramuan obat terutama diabetes
mellitus. Dalam buah pare itu sendiri terdapat kandungan yang menyerupai sifonilurea (obat
antidiabetes) yaitu charantin dan polipeptide-P insulin (polipeptida yang mirip dengan
insulin), manfaat dari charantin adalah menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh yang
memproduksi insulin lebih banyak, selain itu meningkatkan deposit cadangan gula glikogen
di hati, sedangkan polypeptide-p insulin menurunkan menurunkan kadar glukosa darah secara
langsung . (Wardhana, 2010) Menurut Rita, dkk (2012), kandungan yang ada di dalam pare
menjadikan sayuran ini sangat baik untuk tujuan pengobatan diabetes.
Manfaat buah pare bagi penderita DM adalah sebagai berikut : Mengontrol gula darah,
konsumsi buah pare dapat mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini disebabkan
karena adanya kandungan serat dalam pare. Saat serat masuk ke dalam tubuh, serat hanya
akan melewati saluran pencernaan saja. Sehingga akan membuat makanan berserat cenderung
tidak akan menaikkan kadar gula darah.Insulin alami penurun gula darah, di dalam buah pare
juga terdapat kandungan phytonutrient, yaitu salah satu jenis tanaman insulin yang sangat
dikenal bisa menurunkan kadar gula darah. Selain itu juga terdapat agen hipoglikemik atau
charatin yang akan membantu meningkatkan penyerapan glukosa serta glikogen sintesis yang
ada dalam sel hati. Sehingga dengan senyawa tersebut lah pare dianggap bisa menurunkan
kadar gula dalam darah khususnya untuk diabetes tipe-2. Membantu melakukan diet alami
untuk diabetes, jika sedang melakukan diet dan mengatur asupan makanan ke dalam tubuh
untuk mengatur kadar gula darah, maka dapat memanfaatkan buah pare sebagai salah satu
menu yang dapat mengobati penyakit diabetes. Hal ini karena adanya kandungan polipeptida
yang strukturnya sama dan mirip dengan hormone insulin yang akan bekerja menurunkan
kadar gula darah dalam tubuh. Itulah sebabnya buah pare bisa menjadi salah satu cara
menurunkan kadar glukosa dalam darah (Duengo, A musa, 2016).
Buah pare memiliki rasa pahit, rasa pahit itu sendiri yang membuat orang enggan untuk
mengkonsumsi buah pare, rasa pahit dalam buah pare memang tidak dapat dihilangkan,
namun dapat dikurangi dengan menggunakan : Garam, Tanah liat (Benny, W. 2014).
Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu adalah
Pengaruh untuk Mengurangi Penyakit Diabetes Millitus dengan Nuget Pare terhadap
Kesehatan Masyarakat di Desa Debagan Surakarta.

Tujuan Penelitian :

Tujuan Umum :
Mengetahui adakah Pengaruh untuk mengurangi penyakit Diabetes Millitus dengan
Nuget Pare terhadap Kesehatan Masyarakat di Desa Debagan Surakarta.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi Dibetes Millitus pada Masyarakat di Desa Debagan Surakarta.
2. Mengidentifikasi aktifitas sehari-hari yang dilakukan Masyarakat di Desa Debagan
Surakarta dengan adanya Penyakit Dibetes Millitus.
3. Untuk menciptakan produk inovasi untuk mengurangi penyakit Diabetes Millitus di Desa
Debagan Surakarta.

Pembimbing : Ns. Irna Kartina, MSN

Judul penelitian yang sudah disetujui oleh pembimbing :

Sulfonylurea Antidiabetes Dari Nuget Pare Pada Masyarakat di Desa Debagan Surakarta
FORMAT USULAN TOPIK PENELITIAN (F.01)

Nama Mahasiswa : Devi Yuliyanti


NIM : S17118
Topik Penelitian : Efektifitas Pemberian Jus Lidah Buaya Dengan Ekstrak Madu
Untuk Mengurangi Nyeri Haid Pada Siswa MTs dan MA di
Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen

Latar belakang penelitian secara singkat :


Dismenore (nyeri haid) adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi
selama haid. Dismenore terdiri dari dismenore primer dan sekunder. Sebanyak 90% dari
remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% dari wanita
haid mengalami dismenore primer. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak
didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang
didasari dengan kondisi patologis. Dismenore primer terjadi karena peningkatan
prostaglandin (PG) F2-alfa yang merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang
mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan
nyeri pada bagian bawah perut. Bentuk dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah
kekakuan atau kejang dibagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga
menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan,
perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan
depresi. Terdapat beberapa faktor risiko yang memengaruhi terjadinya dismenore. Dalam
beberapa literatur faktor risiko yang sering berkaitan dengan dismenore yaitu menarke usia
dini, riwayat keluarga dengan keluhan dismenore, indeks masa tubuh yang tidak normal,
kebiasaan memakan makanan cepat saji, durasi perdarahan saat haid, terpapar asap rokok,
konsumsi kopi dan alexythimia (Noerpramana NP, 2011).
Untuk mengatasi nyeri haid ini dapat digunakan obat anti inflamasi non-steroid untuk
mengurangi gejala yang ditimbulkan. Penanganan dismenore dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Terapi farmakologis
dasar dapat dengan pemberian obat anti inflamasi non-steroid (NSAID). Sedangkan untuk
terapi nonfarmakologis terdapat beberapa cara yaitu dengan kompres air hangat, olah raga,
tidur cukup, mengkonsumsi minuman tradisional (kunyit, kunir asem, jus lidah buaya), dan
lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Pengaruh Nyeri Haid
(disminorhea) Terhadap Aktifitas Sehari Hari Pada Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren
Nurul Huda Sragen. Penelitian terkait tanaman yang memiliki potensi untuk antidiabetik yaitu
kandungan lidah buaya yang dapat mengurangi nyeri haid adalah serat larut air yaitu
glukoman, antioksidan, vitamin C, zinc, selenium, magnesium, flavonoid, dan niacin. Hal
inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai pengaruh pemberian jus
lidah buaya terhadap disminorhea (nyeri haid) pada Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren
Nurul Huda Sragen (Yulika & Muflihah, 2012).

Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu untuk
mengetahui adakah Pengaruh Nyeri Haid (disminorhea) Terhadap Aktifitas Sehari Hari Pada
Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen.

Tujuan Penelitian :

Tujuan Umum :
Mengetahui adakah Pengaruh untuk Nyeri Haid (disminorhea) Terhadap Aktifitas
Sehari Hari Pada Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi Nyeri Haid (disminorhea) Pada Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren
Nurul Huda Sragen.
2. Mengidentifikasi aktifitas sehari-hari yang dilakukan saat terjadi nyeri haid (disminorhea)
Pada Siswa MTs dan MA di Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen.
3. Menganalisis pengaruh nyeri haid (disminorhea) terhadap aktifitas sehari-hari pada Siswa
MTs dan MA di Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen.
Pembimbing : Ns. Irna Kartina, MSN

Judul penelitian yang sudah disetujui oleh pembimbing :

Anda mungkin juga menyukai