Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Oximeter bagi Pasien Isolasi Mandiri COVID-19

Belum lama ini, WHO mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang sedang menjalani
isolasi mandiri, untuk memiliki oximeter. Alat ini digunakan untuk mengukur kadar
oksigen dalam darah dan mencegah gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh
kurangnya oksigen di dalam tubuh.

Hingga kini, jumlah kasus positif COVID-19 masih terus meningkat. Berbagai institusi
kesehatan, termasuk WHO, mulai menyarankan masyarakat untuk menyediakan oximeter di
rumah.

Oximeter (pulse oximeter) adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini penting
untuk Anda miliki karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh umumnya tidak menimbulkan
gejala.

Padahal, kondisi tersebut sangat berbahaya dan mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau kadar oksigen dalam tubuh, terutama bagi
seseorang yang dinyatakan positif COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri.

Namun, tak hanya untuk COVID-19, alat ini juga berperan penting untuk mendeteksi kadar
oksigen dalam darah yang bisa menurun akibat berbagai kondisi atau penyakit lain, seperti:

 Gagal napas
 Asma
 Pneumonia
 Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
 Gagal jantung
 Anemia
 Asfiksia

Cara Menggunakan Oximeter

Alat ini umumnya berbentuk klip yang digunakan dengan cara dijepitkan di jari tangan. Setelah
terpasang, sensor pada alat oximeter akan mengevaluasi jumlah hemoglobin atau zat di dalam sel
darah merah yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Alat oximeter dilengkapi dengan layar monitor kecil. Pada layar monitor tersebut, akan
ditampilkan hasil pengukuran kadar oksigen dalam darah.

Berikut ini adalah beberapa tips dan cara menggunakan oximeter dengan baik dan benar:

 Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.


 Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku
berwarna gelap atau kuku palsu.
 Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.
 Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di
antara capit oximeter.
 Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil
mengukur kadar oksigen dalam darah.

Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan
%SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf
HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.

Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95%
atau lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen
atau hipoksemia jika nilai saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92%. Kondisi ini perlu
segera mendapatkan penanganan dari dokter.
Pentingnya Memiliki Oximeter Saat Isolasi Mandiri

Kadar saturasi oksigen dalam darah hanya bisa ditentukan melalui dua cara, yaitu dengan alat
oximeter dan pemeriksaan penunjang berupa analisa gas darah. Sayangnya, pemeriksaan
penunjang tersebut tidak praktis dan hanya bisa dilakukan di laboratorium klinik atau rumah
sakit.

Oleh karena itu, WHO mengimbau agar pasien COVID-19 atau orang yang sedang
menjalani isolasi mandiri untuk memiliki oximeter. Hal ini dikarenakan sebagian pasien COVID-
19 bisa mengalami happy hypoxia atau silent hypoxia, yaitu kondisi menurunnya saturasi
oksigen dalam darah tanpa disertai gejala.

Jika tidak mendapatkan penanganan, kondisi penurunan kadar oksigen tersebut bisa
menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh, bahkan menimbulkan komplikasi fatal,
seperti gagal napas dan kematian mendadak.

Dengan rutin melakukan pemeriksaan kadar oksigen dalam darah, Anda bisa memonitor apakah
tubuh Anda mendapatkan oksigen yang cukup dan bisa segera ke dokter bila mengalami
kekurangan oksigen.

Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi berbahaya
atau gejala COVID-19 yang berat. Oleh karena itu, oximeter merupakan alat yang penting untuk
dimiliki, terutama jika Anda merupakan pasien COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri
di rumah.

Jika Anda mengalami gejala menurunnya kadar oksigen dalam darah, seperti sesak napas, lemas,
kulit pucat, serta kuku dan bibir tampak kebiruan, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan
terdekat untuk mendapatkan penanganan.

Pastikan Anda selalu memantau kadar oksigen dalam darah, karena penurunan saturasi oksigen
bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa disertai gejala yang jelas. Oleh karena itu, sediakan oximeter di
rumah dan jangan lupa selalu terapkan protokol kesehatan di mana pun Anda berada.

Anda mungkin juga menyukai