Di ajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Pancasila, PKN dan PAK
Pembimbing :
Rahmatul Fadhil, MA.
Oleh kelompok 3 :
Nike Novia Ramayanti (21211732)
Nur Hasanah Sadiah (21211738)
Nada Mawaddah Ramadhania (21211717)
Neuis Amelia (21211729)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Pancasila
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Terbuka
C. Pancasila Sebagai Sumber Nilai, Sumber Hukum
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan dan Melaksanakan Sikap Positif
E. Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai sebuah dasar negara yang kita kenal dengan nama Pancasila.
Sumber dasar negara tersebut berasal dari para leluhur bangsa Indonesia. Pancasila
memiliki peranan yang penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila juga selain menjadi
dasar negara merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Dalam menjalankan
kehidupan bernegara, Indonesia berpedoman terhadap Pancasila mulai dari sistem
pemerintahannya hingga pelaksanaan kehidupan sehari-hari warganya.
Pancasila memiliki lima arti yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan
landasan hidup bagi bangsa Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya banyak pejabat
pemerintah dan masyarakat yang melakukan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila
seperti adanya penyalahgunaan narkoba, melakukan tindakan kriminal, dan lainnya.
Adanya penyimpangan tersebut akan menimbulkan berbagai macam pertentangan dari
masyarakat yang dapat menurunkan kepercayaannya terhadap Pancasila. Namun, hal
tersebut dapat kita cegah dengan menjunjung tinggi serta memahami nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila. Salah satunya yaitu dengan menerapakan nilai Pancasila
pada kehidupan sehari-hari. Seperti halnya beberapa tindakan tercela, apabila kita telah
menanamkan nilai-nilai Pancasila terhadap diri kita, maka tidak akan membuat kita
terjerumus ke dalam hal yang tidak diinginkan.
Dalam kehidupan sekarang banyak sekali tantangan dalam mengimplementasikan
Pancasila yang berasal dari dalam diri ataupun tantangan yang berasal dari luar.
Tantangan tersebut dapat dijadikan dorongan agar masyarakat Indonesia dapat
menjunjung tinggi nilai-nilai dari Pancasila yang memiliki manfaat yang sangat banyak.
Sehingga dengan begitu tantangan yang akan masuk ke dalam akan terhalang karena
warga Indonesia sudah memiliki kelekatan pada dasar negaranya yaitu Pancasila.
Pancasila memiliki nilai positif yang sangat banyak dan dapat dijadikan sebagai pedoman
hidup bangsa Indonesia. Saat ini banyak sekali peristiwa yang tidak diinginkan dan
menjadi ancaman dalam kehidupan bernegara. Sehingga dengan permasalahan yang telah
dipaparkan akan dibahas mengenai implementasi nilai-nilai pancasila pada kehidupan
sehari-hari di kalangan masyarakat serta upaya yang dapat dilakukan agar Pancasila dapat
terjaga dengan utuh dan berjalan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pancasila?
2. Apa Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Terbuka?
3. Apa Makna Pancasila Sebagai Sumber Nilai, Sumber Hukum?
4. Bagaimana Mewujudkan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan dan
Melaksanakan Sikap Positif Nilai Pancasila Dalam Kehidupan?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui makna Pancasila
2. Untuk mengetahui makna Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Terbuka
3. Untuk mengetahui Makna Pancasila Sebagai Sumber Nilai, Sumber Hukum
4. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan dan
Melaksanakan Sikap Positif Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
D. Manfaat
Agar pembaca mampu memahami Pancasila sebagai dasar negara dan
menjalankan lima sila Pancasila dengan baik dan benar sehingga mampu menjadi
warga yang baik sesuai dengan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila terdiri berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Notonegoro, Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai
pertahanan bangsa dan negara Indonesia. Muhammad Yamin berpendapat Pancasila
berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar, atau
pengaturan tingkah laku yang penting dan baik. Ir. Soekarno mengemukakan bahwa
pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia yang turun menurun yang sekian lama
terpendam oleh kebudayaan barat. Pancasila tidak hanya menjadi falsafah negara, tetapi
falsafah bangsa Indonesia. 1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila juga
dapat diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup
bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat
dan tidak dapat mengetahui arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan hidup.
Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam
menghadapi permasalahan baik dari dalam maupun dari luar.
Pada Sidang Pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK) 1 Juni 19454, untuk pertama kalinya Soekarno memperkenalkan dasar negara
Indonesia yang kelak merdeka yang disebut Pancasila. Soekarno menyebutnya sebagai
filosofishe gronslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila
memiliki dua kepentingan yaitu: pertama, Pancasila diharapkan senantiasa menjadi
pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam
berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa. Kedua, Pancasila diharapkan sebagai
dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu
dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan
bertujuan pada Pancasila. Apabila dicermati, Pancasila sebenarnya bukanlah hasil
konstruksi baru pemikiran Soekarno melainkan kenyataan hidup masyarakat dan bangsa
Indonesia. Untuk itu, tidak heran jika Soekarno menegaskan Ia bukanlah penemu
Pancasila tetapi hanyalah sebagai salah satu penggali Pancasila. Dasar negara yang
dinamakan Pancasila oleh Soekarno tersebut secara aklamasi diterima oleh para anggota
BPUPKI waktu itu yang kemudian disempurnakan secara bersama-sama agar lebih
sistematis. Untuk itu, sebelum sidang pertama berakhir dibentuklah panitia kecil untuk
merumuskan dasar negara berdasarkan pidato yang diucapkan Bung Karno pada 1 Juni
1945 serta berdasarkan pandanganpandangan yang disampaikan oleh para anggota
BPUPKI dalam rangkaian Sidang Pertama. Panitia kecil tersebut beranggotakan delapan
1 Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2012).
orang yang diketuai Soekarno. Di tengah rangkaian proses merumuskan dasar negara itu,
rupanya Soekarno berinisiatif untuk membentuk panitia kecil lagi untuk mempercepat
dirumuskannya dasar negara. Panitia kecil bentukan Soekarno beranggotakan sembilan
orang yang kemudian dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan
menghasilkan rancangan Pembukaan yang kemudian dikenal dengan sebutan Piagam
Jakarta. Walaupun Pancasila yang dikemukakan Soekarno tersebut sudah mendapat
persetujuan mutlak oleh para founding fathers, bahkan kemudian dikaji secara sistematis
oleh panitia khusus, akan tetapi secara konstitusionalitas rumusan Pancasila yang hingga
saat ini dikenal ditetapkan baru pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Menariknya, pada
waktu ditetapkan, pada Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 mengalami perubahan
pada rumusan sila pertama Pancasila yaitu dengan mencoret bagian kalimat “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dengan demikian, sila
pertama menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dalam rumusan kelima
menurut pidato Soekarno. Di dalam perkembangannya, bangsa Indonesia menyadari
begitu maha pentingnya Pancasila, oleh sebab itu kedudukan Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah sebagai dasar negara, sebagai falsafah bangsa dan negara
Indonesia, sebagai ideologi negara dan sebagai rechtsidee atau cita hukum dalam
keberadaan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum.2
Simbol-simbol Pancasila :
1. Bintang, melambangkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Rantai, melambangkan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Pohon beringin, melambangkan sila ketiga Persatuan Indonesia
4. Kepala banteng, melambangkan sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Padi dan kapas, melambangkan sila ke lima Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
2Fais Yonas Bo’a, “Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,” Jurnal Konstitusi
15, no. 1 (March 29, 2018): 21, https://doi.org/10.31078/jk1512.
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Terbuka
5 A Aco Agus, “RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA REFORMASI,” n.d., 10.
C. Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Sumber Hukum
1. Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila
yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar
dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa
nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini,
menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antar umat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
d. Nilai Kerakyatan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan
Makmur secara lahir maupun batin.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat di operasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia. 6
6 “Herwnpancasila-Sbg-Nilai.Doc,” n.d.
atau yang lebih dikenal sebagai sumber dari segala sumber hukum. Hal demikian, telah
dikukuhkan oleh memorandum DPR-GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui
Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 jo Ketetapan
MPR No. IX/MPR/1978.15 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara Indonesia.
Fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mangandung arti
bahwa Pancasila berkedudukan sebagai:
1. Ideologi hukum Indonesia,
2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia,
3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia,
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga
dalam hukumnya.
Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum kemudian
kembali dipertegas dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber
Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Pasal 1 TAP MPR itu
memuat tiga ayat:
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945.7
9Mila Andriani Nurcahya and Dinie Anggraeni Dewi, “Implementasi Nilai Dasar Pancasila Dalam Upaya
Mewujudkan Tujuan Negara di Kehidupan Sehari-Hari” 3, no. 3 (2021): 9.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Dengan kata lain, seluruh tatanan
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia menggunakan pancasila sebagai
dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan
pancasila menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila bagi bangsa Indonesia
merupakan pandangan hidup kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan
watak yang sudah berurat akar dalam kebudayaan bangsa Indonesia.
Pancasila sudah menjadi akar dalam kepribadian bangsa, maka dapat diterima sebagai
dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Pancasila sebagai dasar negara, maka
mengamalkan dan mengamankan pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat
memaksa, artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya.
Artinya siapa saja yang melanggar hukum harus ditindak menurut hukum yang berlaku
di negara Indonesia. Penanaman nilai-nilai pancasila khususnya nilai persatuan Indonesia
dirasa perlu untuk dilakukan bukan hanya sekedar teori dan formalitas tetapi
pelaksanaannya dalam penyelesaian permasalahan yang tengah dihadapi oleh Bangsa
Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa kebersamaan masyarakat sebenarnya
dibangun diatas keanekaragamaan (budaya, etnis, bahasa, agama dan sebagainya),
sehingga perpecahan merupakan benih yang subur.
Mengingat pentingnya ideologi bagi sebuah negara, maka pembinaan secara terus
menerus agar ideologi yang diterimanya semakin mengakar dan pada gilirannya mampu
membimbing masyarakat menuju pemikiran yang relatif sama. Upaya memahami
ideologi bagi suatu bangsa juga dapat dilakukan melalui pemahaman tentang fungsi
ideologi yang dianut oleh suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA