Anda di halaman 1dari 2

Evita Marcella Diastuti

F0320037/ S1 Akuntansi 2020


Ekonomi Islam D
SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH

Pengertian akuntansi syariah secara umum dapat diartikan dari kata yang terpisah. Yaitu dari
kata Akuntansi dan syariah. Dimana akuntansi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang
transaksi, pencatan, penggolongan dan pengikhtisaran untuk memudahkan untuk membuat
laporan keuangan. Dimana dari hasil laporan keuangan ini nantinya akan membantu dalam
pengambilan keputusan. Sementara kata syariah itu sendiri memiliki cakupan aturan yang
memberikan batas yang boleh dan tidak boleh dalam aturan ajaran islam. Jika digabungkan,
maka akuntansi syariah secara umum dapat diartikan sebagai laporan data finansial yang
digunakan oleh perusahaan, lembaga atau organisasi yang menggunakan sistem syariah.
Saat ini, akuntansi syariah sangat berperan penting dalam keberlangsungan ilmu akuntansi,
terutama di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya muslim. Standar akuntansi keuangan
syariah dirancang oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sesuai dengan fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) sebagai pedoman yang mengatur pengoperasiannya Akuntan yang sudah
belajar bahwa akuntansi adalah disiplin ilmu yang universal dan objektif, mungkin akan sulit
menerima gagasan ilmu akuntansi yang dihubungkan dengan prinsip agama. Faktanya,
masyarakat justru memiliki cara yang lebih baik terhadap pelanggan, karyawan dan kompetitor
ketika menjalankan bisnis dengan menerapkan akuntansi syariah. Tapi, sekarang ini akuntansi
syariah sudah cukup umum dan diterima baik di seluruh dunia. Bahkan, sistem kerjanya sudah
diterapkan di beberapa bank internasional.
Sejarah Singkat Lahirnya Akuntansi Syariah
Pada dasarnya, akuntansi merupakan ilmu yang mencoba mengubah bukti dan data menjadi
informasi. Hal ini dilakukan dengan cara pengukuran atas berbagai transaksi dan dikelompokkan
dalam account, perkiraan atau pos keuangan, seperti aktiva, utang, modal, pendapatan dan beban.
Dalam konsep syariah Islam, akuntansi bisa digambarkan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
yang permanen, disimpulkan dari nilai-nilai syariah Islam dan digunakan sebagai aturan oleh
seorang akuntan. Akuntansi syariah pun memiliki kesamaan penyusunan dengan akuntansi
konvensional, terutama dalam teknik dan operasionalnya. Pemakaian buku besar, sistem
pencatatan dan proses penyusunan dalam akuntansi syariah sama dengan akuntansi
konvensional. Tetapi, pembahasan substansi dari isi laporannya akan berbeda karena perbedaan
filosofi antara kedua jenis akuntansi tersebut.
Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tentu tidak terlepas dari perkembangan agama Islam.
Kewajiban mencatat transaksi non tunai sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah:
282, mendorong seluruh umat Islam untuk mencatat dan membangun tradisi mencatat di
kalangan umat muslim yang menjadi salah satu faktor pendorong kerjasama ketika zamannya.
Hal itu sekaligus bukti bahwa ilmu akuntansi sudah lama dipraktekkan menggunakan nilai-nilai
ajaran Islam, seperti istilah jurnal yang dahulu dikenal sebagai jaridah, yakni buku catatan
keuangan yang digunakan selama masa khalifah Islam. Ada pula istilah double entry yang ditulis
oleh Luca Pacioli. Artinya, Islam lebih dulu mengenal sistem akuntansi karena Al-Qur’an telah
turun pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya
pada tahun 1494. Pada abad ke-7, Rasulullah SAW mulai mendirikan Baitul Maal yang
fungsinya sebagai penyimpanan ketika adanya pembayaran wajib zakat dan pajak pertanian dari
muslim. Selain itu, Baitul Maal ini juga berfungsi ketika adanya perluasan wilayah atau jizia
sebagai pajak perlindungan dari non muslim dan adanya kharaj sebagai pajak pertanian dari non
muslim.
Sejarah Akuntansi Syariah di Indonesia
Sejarah akuntansi syariah tidak lepas dari sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia. Bank
yang pertama kali mendirikan dengan asas syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) di
tahun 1991. Adapun sejarah latar belakang berdirinya akuntansi syariah kala itu. Dimana pemikir
Islam yang mencetuskan untuk mengajak masyarakat untuk bermuamalah yang sesuai dengan
ajaran agama.
Pertanyaannya adalah, siapa sosok para pemikir Islam tersebut? Mereka adalah Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia atau yang familiar kita dengar dengan ICMI dan MUI atau
Majelis Ulama Indonesia (1990-1991). Kelahiran bank syariah pun berdiri lengkap dengan
seperangkat aturan. Mulai dari masalah peraturan perbankan, aturan kebutuhan pengawasan,
auditing, hingga masalah kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah.
Dengan kata lain, kemunculan bank syariah sebagai bentuk implementasi ekonomi islam.
Namun pada 2002 muncul ide pemikiran akuntansi syariah. Dimana secara teknis dan
pengetahuan diatur sedemikian rupa, hingga munculah IAI yang membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia. Masuk di tahun 2009 akuntansi syariah di Indonesia meningkat tajam.
Sehingga muncul izin bank baru. Kemudian bank lain pun mengikuti dengan sistem syariah,
misalnya ada bank Bukopin syariah, Bank Panin syariah, bank BRI syariah. Di tahun 2010 pun
akhirnya bank-bank konvensional tingkat nasional pun akhirnya juga meluncurkan bank berbasis
syariah. Misalnya ada BCA Syariah, BNI Syariah, Maybank Syariah dan masih banyak lagi
sekarang dijadikan satu menjadi BANK SYARIAH INDONESIA (BSI).

Anda mungkin juga menyukai