Anda di halaman 1dari 7

PAPER KELOMPOK 1 EKONOMI ISLAM

Konsep Riba dalam Perspektif Agama-agama Samawi

Disusun oleh :

1. Amanda Givelline Erari F0320007


2. Evita Marcella Diastuti F0320037
3. Muhammad Fauzan Adhima F0320076
4. Evita Marcella Diastuti F0320037

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
PENGERTIAN RIBA
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan (azziyadah),berkembang
(an-numuw), membesar (al-'uluw) dan meningkat (al-irtifa'). Menurut terminologi ilmu fiqh, riba
merupakan tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan
tertentu. Dikalangan masyarakat sering kita dengar dengan istilah rente, rente juga disamakan
dengan “bunga” uang. Karena rente dan bunga sama-sama mempunyai pengertian dan sama-sama
haram hukumnya di agama Islam. Riba berarti kelebihan atau pertambahan dan jika dalam suatu
kontak penukaran satu barang yang sama.

DASAR HUKUM RIBA

· Al qur’an

Allah telah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba. Oleh karena itu, barang siapa
telah sampai kepadanya peringatan dari tuhanya lalu ia berhenti (dari memakan riba), maka
baginya yang telah lalu dan barang siapa mengulangi lagi memakan riba maka mereka akan kekal
di dalamnya. Di jelaskan dalam alqur’an surat ar-rum ayat 39

· Al hadist

Banyak hadist yang menjelaskan tentang larangan riba, salah satunya “Jangan melebih lebihkan
satu dengan lainya; janganlah menjual perak dengan perak kecuali keduanya setara; dan jangan
melebih lebihkan satu dengan lainya; dan jangan menjual sesuatu yang tidak tampak“ HR.
Bukhori.

MACAM- MACAM RIBA


Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang piutang
dan riba jual-beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan jahiliyah. Adapun
kelompok kedua, riba jual-beli, terbagi menjadi riba fadhl dan riba nasiah. 8 Ibid hal 15 -16 27
1) Riba Qordh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang beruntung
(muqtaridh).
Contoh macam-macam riba dalam Islam ini adalah Putra memberikan pinjaman dana tunai pada
Faozan sebasar Rp 1.000.000 dan wajib mengembalikan pokok pinjaman dengan bunga sebesar
Rp 1.500.000 pada saat jatuh tempo dan kelebihan dana pengembalian ini tidak dijelaskan
tujuannya untuk apa.
2) Riba Jahiliyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada
waktu yang di tetapkan. Riba jahiliyah dilarang karena kaedah “kullu qardin jarra manfa ab
fabuwa” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba). Dari segi penundaan waktu
penyerahannya, riba jahiliyah tergolong riba nasiah, dari segi kesamaan objek yang dipertukarkan
tergolong riba fadhl,”
Contoh macam-macam riba dalam Islam ini adalah Fulan meminjam Rp 700.000 pada Fulana
dengan tempo dua bulan. Pada waktu yang ditentukan, Fulan belum bisa membayar dan meminta
keringanan. Fulana menyetujuinya, tapi dengan syarat Fulan harus membayar Rp 770.000.
3) Riba Fadhl
Riba fadl disebut juga riba buyu yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kwantitasnya (sawa-an bi sawa-in)
dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin). Pertukaran seperti ini mengandung ghoror yaitu
ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing barang yang dipertukarkan. Ketidakjelasan ini
dapat menimbulkan tindakan zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak dan pihak-pihak yang
lain.
contoh dari macam-macam riba dalam Islam ini adalah 3 kg gandum dengan kualitas baik ditukar
dengan 4 kg gandum berkualitas buruk atau yang sudah berkutu.
4) Riba Nasiah
Riba nasiah juga disebut juga riba duyun yaitu riba yang timbul akibat utang piutang yang tidak
memenuhi criteria untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghumi) dan hasil usaha muncul
bersama biaya (kharaj bi dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban
menanggung beban hanya karena berjalanya waktu. Riba nasiah adalah penangguhan penyerahan
atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya.
Contoh macam-macam riba dalam Islam ini adalah Fahri meminjam dana kepada Juki sebesar Rp
300.000 dengan jangka waktu atau tenor selama 1 bulan, apabila pengembalian dilakukan lebih
dari satu bulan, maka cicilan pembayaran ditambah sebesar Rp 3.000.
PRINSIP-PRINSIP RIBA
Prinsip untuk menentukan adanya riba di dalam transaksi kredit atau barter yang diambil dari sabda
Rasulullah saw.
1) Penukaran barang yang sama jenis dan nilainya, tetapi berbeda jumlahnya, baik secara kridit
maupun tunai, mengandung unsur riba, contoh, adanya unsur riba di dalam pertukaran satu ons
emas dengan setengah ons emas.
2) Pertukaran barang yang sama jenis jumlahnya, tetapi berbeda nilai atau harganya dan dilakukan
secara kridit, mengandung unsur riba. Pertukaran semacam itu akan 9 Ibid hal 16 - 17 29 terbebas
dari unsur riba apabila dijalankan dari tangan ke tangan secara tunai.
3) Pertukaran barang yang sama nilainya atau harganya tetapi berbeda jenis dan kuantitasnya, serta
dilakukan secara kredit, mengandung unsur riba. Tetapi apabila pertukaran dengan cara dari tangan
ke tangan tunai, maka pertukaran tersebut terbebas dari unsure riba. Contoh jika satu ons emas
mempunyai nilai sama dengan satu ons perak. Kemudian dinyatakan sah apabila dilakukan
pertukaran dari tangan ke tangan tuani. Sebaliknya, transaksi ini dinyatakan terlarang apabila
dilakukan secara kredit karena adanya unsur riba.
4) Pertukaran barang yang berbeda jenis, nilai dan kuantitasnya, baik secara kridit maupun dari
tangan ke tangan, terbebas dari riba sehingga di perbolehkan. Contoh, garam dengan gandum,
dapat dipertukarkan, baik dari tangan ke tangan maupun secara secara kredit dengan kuantitas
sesuai dengan yang disepakati oleh kedua belah pihak.
5) Jika barang itu campuran yang mengubah jenis dan nilainya, pertukaran dengan kuantitas yang
berbeda baik secara kredit maupun dari tangan ke tangan, terbebas dari 30 unsur riba sehingga sah.
Contoh, perhiasan emas di tukar dengan emas atau gandum ditukar dengan tepung gandum.
6) Di dalam perekonomian yang berasaskan uang, di mana harga barang ditentukan dengan standar
mata uang suatu Negara pertukaran suatu barang yang sama dengan kuantitas berbeda, baik secara
kredit maupun dari tangan, keduannya terbebas dari riba, dan oleh karenanya diperbolehkan.
Contoh, satu grade gandum di jual seberat 10 kg per dolar, sementara grade gandum yang lain 15
kg per dolar. Kedua grade gandum ini dapat ditukarkan dengan kuantitas yang tidak sama tanpa
merasa ragu adanya riba karena transaksi itu dilakukan berdasarkan ketentuan harga gandum,
bukan berdasarkan jenis atau beratnya.

ALASAN MELAKUKAN RIBA


1. Nafsu dunia kepada harta benda.
2. Serakah harta.
3. Tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT berikan.
4. Imannya lemah.
5. Selalu Ingin menambah harta dengan berbagai cara termasuk riba.

DAMPAK RIBA
Dampak Riba Pada Ekonomi
Riba (bunga) menahan pertumbuhan ekonomi dan membahayakan kemakmuran nasional serta
kesejahteraan individual dengan cara menyebabkan banyak terjadinya distrosi di dalam
perekonomian nasional seperti inflasi, pengangguran, distribusi kekayaan yang tidak merata, dan
resersi.·

Bunga menyebabkan timbulnya kejahatan ekonomi. Ia mendorong orang melakukan penimbunan


(hoarding) uang, sehingga mempengaruhi peredaranya di antara sebagian besar anggota
masyarakat. Ia juga menyebabkan timbulnya monopoli, kertel serta konsentrasi kekayaan di tangan
sedikit orang. Dengan demikian, distribusi kekayaan di dalam masyarakat menjadi tidak merata
dan celah antara si miskin dengan si kaya pun melebar. Masyarakat pun dengan tajam terbagi
menjadi dua kelompok kaya dan miskin yang pertentangan kepentingan mereka memengaruhi
kedamaian dan harmoni di dalam masyarakat. Lebih lagi karna bunga pula maka distorsi ekonomi
seperti resesi, depresi, inflasi dan pengangguran terjadi.

Investasi modal terhalang dari perusahaan-perusahaan yang tidak mampu menghasilkan laba yang
sama atau lebih tinggi dari suku bunga yang sedang berjalan, sekalipun proyek yang ditangani oleh
perusahaan itu amat penting bagi negara dan bangsa. Semua aliran sumber-sumber finansial di
dalam negara berbelok ke arah perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek laba yang sama atau
lebih tinggi dari suku bunga yang sedang berjalan, sekaliun perusahaan tersebut tidak atau sedikit
saja memiliki nilai sosial.·

Riba (bunga) yang dipungut pada utang internasional akan menjadi lebih buruk lagi karena
memperparah DSR (debt-service ratio) negara-negara debitur. Riba (bunga) itu tidak hanya
menghalangi pembangunan ekonomi negara-negara miskin, melainkan juga menimbulkan transfer
sumber daya dari negara miskin ke negara kaya. Lebih dari itu, riba juga memengaruhi hubungan
antara negara miskin dan kaya sehingga membahayakan keamanan dan perdamaian internasional.

Riba sangat berdampak di tengah-tengah masyarakat tidak saja berpengaruh dalam kehidupan
ekonomi, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan manusia,adapun dampaknya adalah sebagai
berikut:

(1).Riba dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi dan mengurangi semangat


kerjasama/saling menolong dengan sesama manusia. Dengan mengenakan tambahan kepada
peminjam akan menimbulkan perasaan bahwa peminjam tidak tahu kesulitan dan tidak mau tahu
kesulitan orang lain;

(2).Menimbulkan tumbuhnya mental pemboros dan pemalas. Dengan membungakan uang,


kreditur bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari waktu kewaktu. Keadaan ini menimbulkan
anggapan bahwa dalam jangka waktu yang tidak terbatas ia mendapatkan tambahan pendapatan
rutin, sehingga menurunkan dinamisasi, inovasi dan kreativitas dalam bekerja;

(3).Riba merupakan salah satu bentuk penjajahan. Kreditur yang meminjamkan modal dengan
menuntut pembayaran lebih kepada peminjam dengan nilai yang telah disepakati bersama;

(4).Menjadikan kreditur mempunyai legitimasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak


baik untuk menuntut kesepakatan tersebut. Karena dalam kesepakatan, kreditur telah
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dari kelebihan bunga yang akan diperoleh, dan itu
sebenarnya hanya berupa pengharapan dan belum terwujud.

PERBEDAAN BUNGA DAN BAGI HASIL


Kecenderungan masyarakat menggunakan system bunga (interest ataupun usury) lebih bertujuan
untuk mengoptimalakan pemenuhan kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan
dampak social yang ditimbulkanya. Berbeda dengan system bagi hasil (profil sharing) system ini
berorientasi pemenuhan kemaslahatan umat manusia. Adapun perbedaan bunga dan bagi hasil
adalah sebagai berikut:
Bunga Bagi Hasil

a. Penentuan bunga di buat pada waktu akad a. Penentuan besarnya rasio/nisab bagi hasil
dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi

b. Besarnya persentase berdasarkan pada b. Besarnya rasio bagi hasil berdasrkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang di peroleh.

c. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang proyek yang dijalankan bila usaha merugi,
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua
rugi. pihak .

d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang booming.

Anda mungkin juga menyukai