i
PERHATIAN
KECELAKAAN BAGI ORANG-ORANG YANG CURANG
(QS Al-Muthaffifin ayat 1)
ALFABETA
(Pesan dari Penerbit )
ii
Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja
Irma Pujiati, S.Pd., M.Pd. Nyata,
S.Pd.
ALFABETA
PENERBIT BANDUNG
iii
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian atau seluruh
isi buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin
tertulis dari Penerbit.
iv
KATA PENGANTAR
v
SAMBUTAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................v
SAMBUTAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO............................ vi
DAFTAR ISI.....................................................................................................vii
BAB 1
PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Penelitian Tindakan Kelas dan Peningkatan Kompetensi Guru....................1
B. Profesionalisasi Guru.....................................................................................4
C. Arti Profesi...................................................................................................5
D. Guru dan Profesi............................................................................................7
E. Kompetensi Guru..........................................................................................11
BAB 2
HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS.........................................15
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas...........................................................15
B. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas.................................................................17
C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas......................................................18
D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas................................................................20
E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas..............................................................21
BAB 3
MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS.............................23
A. Model Kurt Lewin.........................................................................................23
B. Model Kemmis dan McTaggart.....................................................................24
C. Model John Elliott........................................................................................25
D. Model Hopkin................................................................................................26
E. Model Dave Ebbutt.......................................................................................26
F. Model Gabungan Sanford dan Kemmis........................................................28
vii
BAB 4
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS..........31
A. Judul Penelitian.............................................................................................32
B. Bidang Kajian................................................................................................32
C. Pendahuluan..................................................................................................33
D. Perumusan dan Pemecahan Masalah.............................................................33
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................34
F. Manfaat Hasil Penelitian...............................................................................34
G. Kajian Pustaka...............................................................................................34
H. Rencana dan Prosedur Penelitian..................................................................34
I. Jadwal Penelitian...........................................................................................35
J. Biaya Penelitian............................................................................................36
K. Personalia Penelitian.....................................................................................36
L. Daftar Pustaka...............................................................................................36
M. Lampiran-lampiran.......................................................................................36
BAB 5
PROSEDUR PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS..............................................................37
A. Identifikasi Masalah Pembelajaran...............................................................37
B. Menganalisis dan Merumuskan Masalah Pembelajaran................................38
C. Merencanakan Tindakan Berdasarkan Rumusan Masalah...........................40
D. Melaksanakan Tindakan, Observasi, dan Asesmen......................................41
E. Menganalisis Data Observasi dan Asesmen serta Interpretasi.....................41
F. Melakukan Refleksi dan Merencanakan Tindak Lanjut
untuk Siklus Berikutnya...............................................................................41
BAB 6
MENYUSUN LAPORAN AKHIR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS..............................................................43
LAMPIRAN......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................167
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Keterangan:
Skor tertinggi 0 = Nilai yang baik terhadap sistem Pendidikan Skor
terendah 10 = Nilai yang rendah terhadap sistem pendidikan
B. Profesionalisasi Guru
E. Kompetensi Guru
Manfaat PTK sangat banyak. Manfaat yang dapat dipetik jika guru
mau melaksanakan PTK terkait dengan komponen pembelajaran antara lain:
(1) inovasi pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah
dan pada tingkat kelas; dan (3) peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,
basrowi dan Suranto, 2002: 40).
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007: 107) menyebutkan bahwa
manfaat PTK antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen
pendidikan dan/atau pembelajaran di kelas, antara alain mencakup: (1)
inovasi pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat regional/
nasional; dan (3) peningkatan profesionalisme pendidikan.
Manfaat PTK menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (2005: 2) meliputi:
1. Peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran
dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
2. Peningkatan sikap profesional guru dan dosen.
3. Perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.
4. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
5. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu
belajar, dan sumber belajar lainnya.
6. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
7. Perbaikan dan/atau peningkatan masalah-masalah pendidikan anak di
sekolah.
8. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum.
A. Judul Penelitian
B. Bidang Kajian
C. Pendahuluan
1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian
tindakan kelas. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya.
Masalah perlu dijelaskan secara operasional dan ditetapkan lingkup
penelitiannya.
2. Pemecahan Masalah
Identifikasi alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah. Berikan argumentasi yang logis mengenai pilihan tindakan yang
akan dilakukan untuk memecahkan masalah (misalnya: karena kesesuai-
annya dengan masalah, kemutakhiran, keberhasilannya adalam penelitian
sejenis, dll.). Cara pemecahan maasalah ditentukan berdasarkan ketepa-
tannya dalam mengatasi akar penyebab permasalahan, cara pemecahan
masalah dirumuskan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan ter-
arah. Kemukakan hipotesis tindakan bila diperlukan. Rumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang dilakukan. Kemukakan cara pengukuran
E. Tujuan Penelitian
G. Kajian Pustaka
I. Jadwal Penelitian
K. Personalia Penelitian
Jumlah personalia penelitian minimal tiga orang maksimal lima
orang. Ketua peneliti adalah dosen LPTK. Jumlah guru harus lebih banyak
daripada jumlah dosen. Rincian nama personalia tim peneliti serta peran dan
waktu yang disediakan untuk kegiatan penelitian itu.
L. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dituliskan secara konsisten menurut model APA,
MLA atau Turabian.
M. Lampiran-lampiran
1. Instrumen penelitian (sertakan semua instrumen penelitian yang telah
berhasil dikembangkan).
2. Curriculum Vitae ketua peneliti dan masing-masing anggota peneliti
(cantumkan nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan,
pangkat, jabatan, alamat kantor, nomor telepon kantor/fax, alamat rumah,
nomor telepon rumah/HP, riwayat pendidikan, dan pengalaman penelitian
yang relevan.
3. Surat keterangan yang diperlukan.
1. Jenis data dan/informasi yang direkam dapat berupa data kualitatif atau
kuantitatif, bergantung pada dampak atau hasil keluaran yang diharapkan.
2. Analisis data dapat dilakukan melalui beberapa tahap, misalnya: reduksi
data, paparan data setra interpretasi, dan penyimpulan hasil analisis.
3. Pada proses analisis dibahas apa yang diharapkan terjadi, apa yang
kemudian terjadi, mengapa tidak terjadi seperti yang diharapkan, apa
penyebabnya. Atau jika sudah terjadi seperti yang diharapkan, apakah
perlu dilakukan tindak lanjut.
1. Refleksi merupakan kegiatan mengkaji: (a) apa yang telah dan belum
terjadi; (b) mengapa hal tersebut terjadi; (c) apa yang perlu dilakukan
selanjutnya.
2. Hasil digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya
menghasilkan perbaikan.
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Perangkat pembelajaran/RPP
2. Instrumen Penelitian
3. Personalia Penelitian
4. Curriculum Vitae (semua peneliti)
5. Data Penelitian
6. Bukti Lain Pelaksanaan Penelitian
Di bawah ini diberikan penjelasan komponen pokok laporan akhir
hasil penelitian tindakan kelas (PTK), dari Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (2005).
1. Halaman Sampul Laporan Penelitian
Judul dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas (ada yang mem-
batasi maksimum 15 kata), komunikatif, dan afirmatif. Judul harus
mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan peneli-
tian subjek penelitian dan metode penelitian. Walaupun judul sudah harus
dibuat sejak proposal penelitian dibuat, namun pada akhirnya judul dapat
saja berubah sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan para
pembimbing yang bersangkutan berdasarkan data yang berhasil dikumpul-
kan dan diolah (UPI, Departemen Pendidikan Nasional, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2003:42).
Warna sampul sesuai dengan warna bendera masing-masing
fakultas/institusi. Pada sampul ditulis judul, logo universitas/institusi,
maksud penulisan yang dirumuskan secara ringkas, nama langkap peneliti,
No Judul Tingkat
1 Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Melalui Metode TK
Bercerita pada Siswa TK Tunas Muda Purbalingga
2 Meningkatkan Kosakata pada Usia 4-5 tahun dengan TK
Menggunakan Metode Sosiodrama di Kelompok Bermain
Anak Saleh Banjarnegara
3 Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam Konsep TK
Penjumlahan Melalui Kegiatan Bermain Balok pada Siswa
Kelompok B TK Permata Ibu Wonosobo.
4 Meningkatkan Imajinasi dan Kreativitas Motorik Anak TK
dengan Membentuk Jenis kendaraan melalu Permainan
Edukatif Sentra Balok di TK Harapan Bunda Surakarta
5 Meningkatkan Motorik Kasar pada Anak Usia 4-5 Tahun TK
Melalui Alat Permainan di Luar Kelas Pada Siswa
Kelompok Bermain Kuncup Melati Magelang
6 Meningkatkan motivasi belajar membaca siswa dengan TK
menggunakan metode bercerita melalui gambar di
kelompok B TK Pertiwi 1 Klaten
7 Meningkatkan motorik kasar anak dengan metode bermain TK
peran”gerobak dorong” pada area outdor pada siswa
kelompok B TK „Aisyiyah‟ Semarang Selatan
8 Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode TK
Karyawisata Siswa TK Aisyiah Adipala Kabupaten
Cilacap
9 Meningkatkan Keterampilan melipat dengan menggunakan TK
metode demonstrasi di TK Pembina Putra Kembaran
Banyumads
10 Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Anak Dalam TK
Kegiatan Sains Melalui Metode Eksperimen pada Siswa
TK Anak Unggul Karangmojo Purbalingga
Lampiran 49
11 Meningkatkan Hasil Belajar dengan Metode Role Playing SD
Materi Nilai-nilai Juang dalam Proses Perumusan
Pancasila Siswa Kelas VI SD Wuryantoro
12 Meningkatkan Motivasi Belajar dengan Student Teams- SD
Achievement Divisions (STAD) Materi Pentingnya
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Siswa
Kelas V SD Tirtomoyo
13 Meningkatkan Pemahaman dengan Team-Game- SD
Turnament (TGT) Materi Kerja sama Negara-negara Asia
Tenggara Siswa Kelas VI SD Baturetno
14 Meningkatkan Hasil Belajar dengan Metode Talking Stick SD
Materi Globalisasi Siswa Kelas IV SD Pracimantoro
15 Meningkatkan Aktivitas Siswa dengan Metode Take and SD
Give Materi Organisasi di Sekolah dan Masyarakat Siswa
Kelas V SD Bulakamba
16 Meningkatkan Sikap Demokratis dengan Diskusi Kelas SD
Materi Proses Pemilu dan Pilkada Siswa Kelas VI SD
Eromoko
17 Meningkatkan Kedisiplinan dengan Pembelajaran SD
Kooperatif Tipe The Think Pair Share (TPS) Materi
Menghargai dan Mentaati Keputusan Bersama Siswa Kelas
V SD Nguntoronadi
18 Meningkatkan Pemahaman Siswa dengan Group SD
Investigation (GI) Materi Kekayaan Alam Indonesia Siswa
Kelas III SD Sumberagung
19 Meningkatkan Partisipasi dengan Metode Diskusi SD
Kelompok Materi Lembaga-lembaga Negara Siswa Kelas
VI SD Purwantoro
20 Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara SD
dengan Metode Word Square Materi Makna Sumpah
Pemuda Siswa Kelas III SD Ngadirojo
21 Meningkatkan Gairah Belajar dengan Metode Problem SMP
Based Learning Materi Prestasi Diri Siswa Kelas VII SMP
1 Banyuagung
22 Meningkatkan Kreativitas Siswa dengan Model Pembel- SMP
ajaran Konstrukstivisme Materi Jaringan Tumbuhan Siswa
Kelas VIII SMP 2 Sukamaju.
Lampiran 51
33 Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia SMA
Pokok Bahasan Menulis Paragraf Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas
XI SMA Negeri Setrorejo
34 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dengan SMA
Model PSIK (Pembelajaran Interaktif dengan Setting
Kooperatif) Siswa SMK Negeri Bojongsari
35 Peningkatan Partisipasi Aktif dan Motivasi Belajar Siswa SMA
SMK Negeri Arumsari dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization [TAI]
36 The Effectiveness of Teaching Writing Using Short SMA
Paragraph Models (An Experimental Study at the Second
Grade Students of SMA Padasuka
37 Penerapan Model Pembelajaran Conseptual Multi Model SMA
dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan
Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas
X, Madrasah Aliyah Negeri Karanglewas
38 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarga- SMA
negaraan Materi Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi
Manusia Tema Berbagai Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Melalui Metode Cooperative Learning Model
Time Token Arrends pada Siswa Kelas VII A SMA
Karangtalun.
39 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT SMA
[Teams-Games-Tournament] Terhadap Tingkat Pemaham-
an Materi Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Kedondong
40 Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMA
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
[PBL] Di SMK Gandatapa
A. LATAR BELAKANG
Kualitas pembelajaran matematika dan prestasi belajar matematika
di Indonesia sampai saat ini masih belum mengalami perubahan yang
menggembirakan. Terbukti dari sebagian besar siswa yang tidak lulus Ujian
Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006 disebabkan karena tidak dapat
memenuhi batas minimal kelulusan pelajaran matematika yaitu 4,26.
Prestasi belajar matematika di SMP Negeri 4 Purwokerto masih
relatif rendah, hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata Ujian Akhir
Nasional mata pelajaran matematika pada lima tahun terakhir dalam tabel 1
sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional Mata Pelajaran
Matematika SMP Negeri 4 Purwokerto
No Tahun Nilai
1 2001/2002 5,91
2 2002/2003 6,14
3 2003/2004 5,83
4 2004/2005 7,03
5 2005/2006 7,44
Sumber data: Bagian Kurikulum SMP Negeri 4 Purwokerto
Lampiran 53
nya partisipasi siswa dalam pembelajaran maka diharapkan prestasi belajar
siswa akan semakin meningkat.
Menurut Anita Lie (2004:3) paradigma lama dimana guru memberi-
kan pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan
lagi. Untuk itu maka guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pemikiran, yaitu: (1) Pengetahuan
ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) Siswa membangun
pengetahuan secara aktif, (3) Guru perlu berusaha mengem-bangkan
kompetensi dan kemampuan siswa, (4) Pendidikan adalah interaksi pribadi
diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah
rendahnya partisipasi siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin (dalam Ibrahim, 2000:16), “Slavin menelaah penelitian dan
melaporkan bahwa sebanyak 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun
1972 sampai tahun 1986 yang menyelidiki pengaruh pembelajaran koope-
ratif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-
teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil
belajar dibandingkan dengan pengalaman belajar individual atau kompetitif”.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe. Tipe-tipe tersebut
antara lain, tipe STAD, Jigsaw, TGT, dan tipe struktural yaitu TPS dan
NHT. Oleh karena itu dalam menerapkan pembelajaran kooperatif guru
harus mempelajari terlebih dahulu langkah-langkah dari berbagai macam
tipe tersebut. Hal ini karena pada setiap tipe mempunyai langkah-langkah
khusus serta mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Setelah mengkaji pustaka dan diskusi dengan rekan guru, maka
untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika dalam pene-
litian tindakan kelas ini akan diterapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang merupakan salah satu tipe dalam pendekatan struktural. Dalam
pendekatan struktural ada dua jenis, yaitu TPS (Think Pair Share) dan NHT
(Numbered Heads Together). Peneliti akan menerapkan tipe NHT dengan
pertimbangan karena menurut Anita Lie (2004:57) pada tipe ini mempunyai
keunggulan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran kooperatif tipe NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk
saling membagi ide-ide dan jawaban yang paling tepat, serta dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi dan kerjasama mereka.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di SMP Negeri 4 Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini mencakup peningkatan
kualitas pembelajaran matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 4
Purwokerto melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika.
Lampiran 55
2. Manfaat bagi guru dan siswa.
a. Manfaat Bagi Guru
Guru dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian
tindakan kelas dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Manfaat Bagi Siswa
Siswa dapat memperoleh pembelajaran matematika yang lebih
menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan partisipasi
dan prestasi belajar matematika.
F. KAJIAN TEORI/PUSTAKA
1. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
Menurut Raymond (1996) partisipasi bisa diartikan sebagai ukuran
keterlibatan anggota dalam aktivitas-aktivitas kelompok. Dalam perspektif
psikologis, partisipasi bisa dimaknai sebagai kondisi mental yang menunjuk-
kan sejauh mana anggota kelompok bisa menikmati posisinya sebagai
anggota kolektivitas, sehingga konsepsi partisipasi sangat terkait dengan
masalah kejiwaan. Semakin tinggi tingkat kesehatan mental seseorang maka
semakin tinggi kemampuan patisipasinya. Raymond menggambarkan
rangkaian partisipasi sebagai berikut:
Lampiran 57
siswa mengerjakan LKS, dan pelajaran lain lagi menghendaki diskusi dan
berdebat.
b. Struktur Tujuan
Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergan-
tungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka. Terdapat tiga macam struktur tujuan yang telah berhasil
diidentifikasi, yaitu:
1) Struktur Tujuan Individualistik
Struktur tujuan disebut individualistik jika pencapaian tujuan itu tidak
memerlukan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada
baik-buruknya pencapaian orang lain. Siswa yakin upaya mereka
sendiri untuk mencapai tujuan tidak ada hubungannya dengan upaya
siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut.
2) Struktur Tujuan Kompetitif
Struktur tujuan kompetitif terjadi bila seorang siswa dapat mencapai
suatu tujuan jika dan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian setiap usaha yang dilakukan oleh suatu
individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu
lainnya. Pembelajaran kompetitif ini dapat diilustrasikan dengan dua
orang yang sedang lomba tarik tambang. Keberhasilan seorang
penarik tambang berarti kegagalan bagi penarik tambang lainnya.
3) Struktur Tujuan Kooperatif
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan
mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama
mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang
pencapaian tujuan itu. Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai
jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Pola
pencapaian tujuan dalam pembelajaran kooperatif ini dapat
digambarkan seperti dua orang yang memikul balok. Balok akan dapat
dipikul bersama-sama jika dan hanya jika kedua orang tersebut
berhasil memikulnya. Kegagalan salah satu saja dari kedua orang itu
berarti kegagalan keduanya. Demikian pula halnya dengan tujuan
yang akan dicapai oleh kelompok siswa tertentu. Tujuan kelompok
akan tercapai apabila semua anggota kelompok mencapai tujuannya
secara bersama-sama.
Perbandingan ketiga macam struktur tujuan tersebut di atas
ditunjukkkan pada Gambar 1 berikut ini.
Lampiran 59
d. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Ibarihim, et al. (2000:6) mengemukakan bahwa terdapat tujuh
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan bersama”
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri.
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
e. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, et al (2000:6) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada
individu. f. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Kooperatif
Menurut Ibrahim, et al (2000:7) terdapat tiga tujuan penting
pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit.
Lampiran 65
Langkah 1: Penentuan skor tim
Skor tim dihitung dengan menambahkan skor peningkatan tiap-tiap
individu anggota tim dan membagi dengan jumlah anggota tim
tersebut.
Langkah 2: Penghargaan atas prestasi tim
Tiap-tiap tim menerima piagam penghargaan atau hadiah
berdasarkan pada sistem poin berikut ini:
Rata-rata tim Penghargaan
15 poin Tim Baik
20 poin Tim Hebat
25 poin Tim Super
Sedangkan format lembar rangkuman penentuan penghargaan tim
ditunjukkan pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Contoh lembar rangkuman penentuan
penghargaan tim
Nama tim: Fantastic Four
Anggota Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Azarine 30
Naofal 30
Afitri 20
Ilham 20
Jumlah 100
Rata-rata 25
Penghargaan Tim
Super
4. Pengertian Matematika
Menurut Dikmenum (2005:1) matematika berasal dari bahasa latin
manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.
Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep
66 Penelitian Tindakan Kelas
atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian,
pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui
pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat
digunakan untuk mempelajari konsep matematika.
Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan
hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.
Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan
sama-sama berperan penting dalam mempelajari matematika. Penerapan cara
kerja matematika seperti ini diharapkan dapat membentuk sikap kritis,
kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
5. Fungsi dan Tujuan Matematika
Menurut Dikmenum (2005:2) matematika berfungsi mengembang-
kan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus
dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.
Tujuan pembelajaran matematika menurut Dikmenum (2005:2)
adalah:
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intiusi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomu-
nikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
6. Ruang Lingkup Matematika
Menurut Dikmenum (2005:2) standar kompetensi matematika
merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus
ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran
matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar serta
hasil belajarnya, indikator, dan materi pokok untuk setiap aspeknya.
Lampiran 67
Lebih lanjut Dikmenum (2005:2) mengemukakan bahwa pengo-
rganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan
menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau
kecakapan yang hendak ingin dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada
standar kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan geometri,
aljabar, trigonometri, peluang dan statistika, dan kalkulus.
7. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika
Menurut Dikmenum (2005:3) kecakapan atau kemahiran matematika
yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD dan
MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut:
a. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelas-
kan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
c. Menggunakan penalaran pada pola, sifat, atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelas-
kan gagasan dan pernyataan matematika.
d. Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan),
menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan
masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SMP Kelas VII,
Semester I )
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
1. Memahami sifat-sifat Melakukan operasi hitung bilangan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
dan penggunaannya dalam Menggunakan sifat-sifat operasi
pemecahan masalah hitung bilangan bulat dan pecahan
dalam pemecahan masalah
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar, 2.1 Mengenali bentuk aljabar dan
persamaan dan pertidak- unsur-unsurnya.
samaan linear satu variabel 2.2 Melakukan operasi pada
bentuk aljabar
Lampiran 69
Menurut Winkel (2004:438) dapat dipertanyakan juga, apakah
evaluasi produk (hasil belajar) jatuh di luar proses pembelajaran, karena
pada akhir proses pembelajaran guru akan menuntut suatu prestasi, sebagai
bukti nyata bahwa hasil yang dituju telah tercapai, yang kemudian dievaluasi
dengan memberikan umpan balik kepada siswa. Namun, biasanya juga
diadakan evaluasi beberapa waktu kemudian, misalnya bila siswa menempuh
ulangan atau ujian, evaluasi itu mencakup sejumlah hasil belajar yang telah
diperoleh.
Dari pengertian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil tes yang mencerminkan
kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika.
Lampiran 71
4. Tahap Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus,
dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindak-
an, observasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatan pada setiap
siklusnya diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
1) Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat
berdiskusi tentang persiapan penelitian.
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa, angket partisipasi, angket respon siswa, soal tes,
pedoman wawancara dan catatan lapangan.
3) Menyiapkan rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan
penelitian.
4) Menyiapkan tape recorder dan alat tulis untuk observasi dan
wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru matematika kelas VIIB sebagai
pelaksana tindakan melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rencana pelajaran yang telah disusun.
c. Observasi
Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi aktivitas guru, observasi
aktivitas siswa, dan wawancara dengan siswa. Observasi dilakukan oleh
guru pengamat. Wawancara direkam dengan tape recorder dan dicatat
dalam catatan lapangan.
d. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengukur tingkat partisipasi siswa
menggunakan angket dan untuk mengukur prestasi belajar matematika
menggunakan tes. Sedangkan untuk mengevaluasi aktivitas guru dan
siswa di kelas menggunakan lembar observasi dan wawancara. Di
samping itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
kooperatif tipe NHT menggunakan angket respon siswa.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian
dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan
tindakan pada siklus tersebut, hasil refleksi kemudian digunakan untuk
Lampiran 73
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
No Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
a. Penyusunan
pedoman kerja X
b. Penyusunan
instrumen dan
perangkat
pembelajaran X X
2 Pelaksanaan
Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Tindakan X
b. Pelaksanaan
Tindakan,
observasi,
evaluasi X
c. Analisis dan
refleksi X
3 Pelaksanaan
Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Tindakan X
b. Pelaksanaan
Tindakan,
observasi,
evaluasi X
c. Analisis dan
refleksi X
4 Pelaksanaan
Penelitian Siklus
II a. Perencanaan
Tindakan X
b. Pelaksanaan
Tindakan,
observasi,
evaluasi X
c. Analisis dan
refleksi X
5 Pelaksanaan
Monitoring X
6 Seminar Hasil
Penelitian X
7 Penyusunan
Laporan Penelitian XX X
I. KOMPONEN BIAYA
1. Persiapan Pendahuluan
a.Konsumsi pertemuan tim peneliti:
b.Pengetikan usulan penelitian, 40 x Rp 1.000,00:
Rp 30.000,00
c.Penggandaan usulan penelitian, 6 x Rp 5.000,00:
Rp 40.000,00
d.Penjilidan usulan penelitian, 6 x Rp 10.000,00:
Rp 30.000,00
e.Pengiriman usulan penelitian:
Rp 60.000,00
Jumlah 1:
Rp 100.000,00
2. Operasional
Rp 260.000,00
a. Perencanaan Tindakan
1) Buku dan pustaka acuan:
2) Penyusunan dan pengetikan draf bahan ajar:
Rp 200.000,00
3) Penggandaan draf bahan ajar,
Rp 300.000,00
40 x 50 lb x Rp 100,00:
4) Penyusunan pedoman dan lembar pengamatan,
Rp 200.000,00
angket dan soal, 40 x Rp 2.000,00:
5) Penggandaan pedoman dan lembar pengamatan
Rp 80.000,00
9 x 2 x Rp 1.000,00:
6) Penggandaan angket, 2 x 40 x 3x Rp 100:
Rp 18.000,00
7) Penggandaan soal tes:
Rp 24.000,00
8) Bahan habis pakai (Alat Tulis Kantor)
Rp 60.000,00
Kertas HVS 80 gram, 2 rim @ Rp 30.000,00:
Disket 1 box:
Rp 60.000,00
Kertas buram 1 rim:
Rp 40.000,00
Cartride dan alat-alat tulis :
Rp 12.000,00
Transparansi 1 box :
Rp 270.000,00
Spidol transparansi 1 set:
Rp 25.000,00
Spidol white board 1 set:
Rp 48.000,00
Jumlah 2a: Rp 48.000,00
b. Implementasi Tindakan Rp 1.385.000
Transport dan konsumsi pelaksanaan tindakan
2 x 3 x Rp 20.000,00:
c. Observasi dan Evaluasi Rp 120.000,00
Transport dan konsumsi 2 orang peneliti
dalam 3 kali tindakan @ Rp 30.000,00:
Tabulasi dan analisa data, 40 x Rp 3.000,00:
Rp 180.000,00
Rp 120.000,00
Lampiran 75
Transport dan konsumsi analisis data
2 x 3 x Rp 30.000,00: Rp 180.000,00
Jumlah 2c: Rp 480.000,00
d. Analisis dan Refleksi
Tabulasi dan analisa data, 40 x Rp 3.000,00: Rp 120.000,00
Transport dan konsumsi analisis data
2 x 3 x Rp 20.000,00: Rp 120.000,00
Jumlah 2d: Rp 240.000,00
Jumlah biaya pelaksanaan satu siklus (b, c, dan d) : Rp 840.000,00
Biaya operasional tiga siklus (3x Rp 840.000,00): Rp 2.520.000,00
J. DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Dikmenum. 2005. Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Artikel
PMU
Erman, S. 2003. Asesmen Proses dan Hasil dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: BPG Depdiknas
Ibrahim, M, et al.. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University
Press.
Ponco Sudjatmiko. 2004. Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya (Jilid
2A). Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Raymond, T. 1996. Participation Theory. Diakses dari
http://Virtual_valley.com/ traymond/participation. Html
Sukidin, et al.. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Insan
Cendekia.
Sardiman, A.M. 2001, Interaksi dan Motivasi Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sukarman, H. 2003. Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Slavin, E. 1995. Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon
Svinicki, M. 2000. Encouraging Student Participation In Class, University
of Texas atAustin.http://www.utexas.edu/student/utic/si/
simanual4ns/leaddisc/encstupart in class. Doc
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
___________. 2004. Psikologi Pengajaran (Edisi Revisi). Yogyakarta:
Media Abadi
Lampiran 77
Curriculum Vitae
Lampiran 79
Lampiran 3: Contoh Laporan Hasil PTK
Oleh:
Irma Pujiati, S.Pd., M.Pd.
Nyata, S.Pd.
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 4 Purwokerto Ketua Peneliti,
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas
Lampiran 83
KATA PENGANTAR
Tim Peneliti
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tindakan yang Dipilih...............................................................................3
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
E. Ruang Lingkup............................................................................................3
F. Hasil yang Diharapkan...............................................................................3
Lampiran 85
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II.....................................................23
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III...................................................24
B. Deskripsi Model Tindakan........................................................................25
1. Deskripsi Model Tindakan Siklus I....................................................25
2. Deskripsi Model Tindakan Siklus II...................................................29
3. Deskripsi Model Tindakan Siklus III.................................................32
C. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................................34
1. Pembahasan Hasil Partisipasi Siswa.................................................. 34
2. Pembahasan Prestasi Belajar Matematika.........................................35
3. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Guru...................................35
4. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Siswa..................................36
Lampiran 87
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Kualitas pembelajaran matematika dan prestasi belajar matematika
di Indonesia sampai saat ini masih belum mengalami perubahan yang
menggembirakan. Terbukti dari sebagian besar siswa yang tidak lulus Ujian
Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006 disebabkan karena tidak dapat
memenuhi batas minimal kelulusan pelajaran matematika yaitu 4,26.
Prestasi belajar matematika di SMP Negeri 4 Purwokerto masih
relatif rendah, hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata Ujian Akhir
Nasional mata pelajaran matematika pada lima tahun terakhir dalam tabel 1
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional Mata Pelajaran
Matematika SMP Negeri 4 Purwokerto
No Tahun Nilai
1 2001/2002 5,91
2 2002/2003 6,14
3 2003/2004 5,83
4 2004/2005 7,03
5 2005/2006 7,44
Sumber data: Bagian Kurikulum SMP Negeri 4 Purwokerto
Lampiran 89
dirinya sendiri agar aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan meningkat-
nya partisipasi siswa dalam pembelajaran maka diharapkan prestasi belajar
siswa akan semakin meningkat.
Menurut Anita Lie (2004:3) paradigma lama dimana guru memberi-
kan pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan
lagi. Untuk itu maka guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pemikiran, yaitu: (1) Pengetahuan
ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) Siswa membangun
pengetahuan secara aktif, (3) Guru perlu berusaha mengem-bangkan
kompetensi dan kemampuan siswa, (4) Pendidikan adalah interaksi pribadi
diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah
rendahnya partisipasi siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin (dalam Ibrahim, 2000:16), “Slavin menelaah penelitian dan
melaporkan bahwa sebanyak 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun
1972 sampai tahun 1986 yang menyelidiki pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan
hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman belajar individual atau
kompetitif”.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe. Tipe-tipe tersebut
antara lain, tipe STAD, Jigsaw, TGT, dan tipe struktural yaitu TPS dan
NHT. Oleh karena itu dalam menerapkan pembelajaran kooperatif guru
harus mempelajari terlebih dahulu langkah-langkah dari berbagai macam
tipe tersebut. Hal ini karena pada setiap tipe mempunyai langkah-langkah
khusus serta mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Setelah mengkaji pustaka dan diskusi dengan rekan guru, maka
untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika dalam
penelitian tindakan kelas ini akan diterapkan pembelajaran kooperatif tipe
NHT yang merupakan salah satu tipe dalam pendekatan struktural. Dalam
pendekatan struktural ada dua jenis, yaitu TPS (Think Pair Share) dan NHT
(Numbered Heads Together). Peneliti akan menerapkan tipe NHT dengan
pertimbangan karena menurut Anita Lie (2004:57) pada tipe ini mempunyai
keunggulan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran kooperatif tipe NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk
saling membagi ide-ide dan jawaban yang paling tepat, serta dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi dan kerjasama mereka.
Lampiran 91
2. Manfaat bagi guru dan siswa.
a. Manfaat Bagi Guru
Guru dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian
tindakan kelas dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Manfaat Bagi Siswa
Siswa dapat memperoleh pembelajaran matematika yang lebih
menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan partisipasi
dan prestasi belajar matematika.
Lampiran 95
B. Acuan Teori Tindakan yang Dipilih
1. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
Menurut Raymond (1996) partisipasi bisa diartikan sebagai ukuran
keterlibatan anggota dalam aktivitas-aktivitas kelompok. Dalam perspektif
psikologis, partisipasi bisa dimaknai sebagai kondisi mental yang menunjuk-
kan sejauh mana anggota kelompok bisa menikmati posisinya sebagai
anggota kolektivitas, sehingga konsepsi partisipasi sangat terkait dengan
masalah kejiwaan. Semakin tinggi tingkat kesehatan mental seseorang maka
semakin tinggi kemampuan patisipasinya. Raymond menggambarkan
rangkaian partisipasi sebagai berikut:
Lampiran 99
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keteram-
pilan untuk belajar bersama selama proses belajar.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
e. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, et al. (2000:6) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
f. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Kooperatif
Menurut Ibrahim, et al. (2000:7) terdapat tiga tujuan penting
pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit.
2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari pembelajaran kooperatif ialah penerima-
an yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran koope-
ratif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-
tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat
dimana banyak pekerjaan orang dewasa yang sebagian besar
Lampiran 103
singkat, sehingga butir-butir itu dapat disekor di kelas atau segera
setelah tes itu diberikan.
2) Skor Peningkatan
Siswa memperoleh skor peningkatan berdasarkan tingkat skala dimana
skor tes mereka melebihi skor dasar mereka. Uraian bagai-mana skor
individual ditentukan, ditunjukkan pada langkah-langkah berikut:
Lampiran 105
Tabel 2.3 Contoh lembar rangkuman penentuan penghargaan tim
Nama tim: Fantastic Four
Anggota Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Azarine 30
Naofal 30
Afitri 20
Ilham 20
Jumlah 100
Rata-rata 25
Penghargaan Tim
Super
B. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana
kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, obser-
vasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya
diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
a. Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat
berdiskusi tentang persiapan penelitian.
b. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, angket partisipasi, angket respon siswa, soal tes, pedoman
wawancara dan catatan lapangan.
c. Menyiapkan rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan
penelitian.
d. Menyiapkan tape recorder dan alat tulis untuk observasi dan wawancara.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru matematika kelas VIIB
sebagai pelaksana tindakan melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rencana pelajaran yang telah disusun.
3. Observasi
Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi aktivitas guru,
observasi aktivitas siswa, dan wawancara dengan siswa. Observasi dilakukan
Lampiran 107
oleh guru pengamat. Wawancara direkam dengan tape recorder dan dicatat
dalam catatan lapangan.
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengukur tingkat partisipasi siswa
menggunakan angket dan untuk mengukur prestasi belajar matematika
menggunakan tes. Sedangkan untuk mengevaluasi aktivitas guru dan siswa
di kelas menggunakan lembar observasi dan wawancara. Disamping itu
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT
menggunakan angket respon siswa.
5. Refleksi
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian
dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan tindakan
pada siklus tersebut, hasil refleksi kemudian digunakan untuk merencanakan
tindakan pada siklus berikutnya.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen
berupa angket, kuis, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan catatan
lapangan. Angket digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada setiap siklus, kuis untuk mengetahui
prestasi belajar matematika secara individu maupun kelompok pada setiap
siklus, sedangkan lembar observasi dan catatan lapangan digunakan untuk
mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
yang dilakukan pada setiap siklus.
Lampiran 109
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Lampiran 111
B. Deskripsi Model Tindakan
Model tindakan penelitian tindakan kelas ini berupa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi,
dan refleksi. Deskripsi model tindakan masing-masing siklus diuraikan
sebagai berikut:
1. Deskripsi Model Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I
adalah:
1) Mengadakan tes awal untuk mengetahui skor dasar. Materi tes awal
adalah pokok bahasan bilangan bulat, sub pokok bahasan: (a)
Pengertian Bilangan Bulat, (b) Besaran Sehari-hari yang Meng-
gunakan Bilangan Negatif, (c) Letak Bilangan Bulat pada Garis
Bilangan, dan (d) Hubungan Lebih dari atau Kurang dari antara
Dua Bilangan Bulat. Tes awal dilaksanakan hari Selasa, tanggal 29
Agustus 2006. Hasil tes awal digunakan sebagai skor dasar pada
sistem penilaian pembelajaran kooperatif, disamping itu juga
dipakai untuk menentukan kelompok asal yang terdiri dari 4-5
anggota yang heterogen.
2) Membentuk kelompok asal yang terdiri dari 4-5 anggota yang
heterogen. Untuk memperoleh anggota kelompok yang heterogen,
peneliti berpedoman pada biodata siswa dan hasil tes awal. Jumlah
siswa kelas VIIB sebanyak 43 siswa, terdiri dari 21 siswa laki-laki
dan 22 siswa perempuan. Dari jumlah siswa tersebut, peneliti
membagi menjadi 10 kelompok asal.
3) Ketua peneliti sebagai guru pelaksanana tindakan berdiskusi dan
membagi tugas dengan guru pengamat (Nyata, S.Pd.) tentang
prosedur penelitian, serta langkah-langkah pelaksanaan pembel-
ajaran kooperatif tipe NHT.
4) Mempersiapkan Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
berupa Rencana Pelajaran, Lembar Kerja Siswa, Buku Siswa, Kuis,
dan Lembar Penyekoran Pembelajaran Kooperatif.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan siklus I dalam bentuk penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan sesuai
dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIIB. Materi pelajaran
112 Penelitian Tindakan Kelas
siklus I adalah pokok bahasan bilangan bulat, sub pokok bahasan: (1)
operasi perkalian, pembagian, dan operasi campuran bilangan bulat.
(2) menghitung kuadrat, pangkat, dan akar bilangan bulat. Adapun
tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama: Sabtu, 2 September 2006 jam pelajaran ke
3-4. Guru menyampaikan materi pelajaran matematika sub pokok
bahasan: (1) operasi perkalian, pembagian, dan operasi campuran
bilangan bulat. (2) menghitung kuadrat, pangkat, dan akar bilangan
bulat.
2) Pertemuan kedua: Senin, 4 September 2006 jam pelajaran ke 3-4,
dengan aktivitas diskusi kelompok yang disesuaikan dengan
skenario pembelajaran kooperatif tipe NHT. Materi diskusi berupa
materi pelajaran yang telah disampaikan guru pada pertemuan
pertama yaitu operasi perkalian, pembagian, dan operasi campuran.
Disamping itu setiap kelompok asal mengerjakan LKS yang telah
dipersiapkan oleh guru.
3) Pertemuan ketiga: Sabtu, 9 September 2006 jam pelajaran ke 3-4
dengan kegiatan pembahasan materi pelajaran, diskusi kelompok
dan mengerjakan LKS materi pelajaran menghitung kuadrat,
pangkat, dan akar bilangan bulat.
4) Pertemuan keempat: Senin, 11 September 2006 jam pelajaran ke
3-4 dengan aktivitas pelaksanaan kuis. Kuis dikerjakan secara
individual oleh masing-masing siswa kemudian hasil kuis
digunakan untuk menentukan skor peningkatan individu dan
penghargaan kelompok.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan oleh guru
pengamat. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru
dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Observasi dilakukan dengan lembar observasi dan catatan lapangan.
Rangkuman hasil observasi Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Hasil observasi tanggal 2 September 2006 oleh guru pengamat
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT menunjukkan bahwa guru pelaksana tindakan pada perte-
muan pertama sudah cukup baik dalam menyampaikan materi
pelajaran matematika pokok bahasan perkalian, pembagian, dan
operasi campuran bilangan bulat.
Lampiran 113
2) Hasil observasi tanggal 4 September 2006 yang dilakukan oleh
guru pengamat aktivitas siswa pada waktu pembelajaran berlang-
sung menunjukkan bahwa: (a) suasana kelas ramai pada waktu
siswa bergabung dalam kelompok asal, (b) pada waktu menger-
jakan tugas kelompok dalam bentuk LKS masih didominasi oleh
siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang lain masih kurang
berpartisipasi. (c) pada waktu guru mengajukan pertanyaan dengan
menunjuk nomor salah seorang siswa pada kelompok V siswa
tersebut belum bisa menjawab dengan baik. Untuk itu guru
meminta siswa dengan nomor yang sama dari kelompok lain untuk
menanggapinya. Suasana diskusi kelompok sudah mulai berjalan
cukup baik dan siswa mulai antusias mengikutinya.
3) Hasil observasi tanggal 9 September 2006 pada waktu pembahasan
materi diskusi menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam
menjelaskan jawaban LKS, dengan demikian siswa menjadi lebih
paham pada materi pelajaran yang dibahas.
4) Hasil observasi tanggal 11 September 2006 pada pelaksanaan kuis
menjukkan bahwa evaluasi berjalan dengan tertib dan lancar.
Semua siswa mengerjakan soal kuis dengan serius.
d. Evaluasi
Evaluasi hasil tindakan siklus I berupa partisipasi siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan dengan angket dan
prestasi belajar matematika dengan menggunakan kuis. Hasil kuis
kemudian diolah untuk menentukan skor peningkatan individu, rata-
rata skor peningkatan kelompok serta kriteria penghargaan kelompok.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi siklus I maka perlu
dilakukan refleksi untuk melihat kelemahan dan keberhasilan pelak-
sanaan tindakan siklus I. Hasil Refleksi siklus I antara lain:
1) Rata-rata skor partisipasi sebesar 3,38 dan respon siswa sebesar
3,17 berarti dalam kategori cukup tinggi, dengan demikian
partisipasi siswa pada siklus II masih perlu ditingkatkan.
2) Rata-rata skor dasar sebesar 62,13 dan rata-rata skor kuis I 71,58
berarti sudah ada peningkatan. Namun demikian pada siklus II
prestasi belajar siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus I,
semua kelompok atau tim sudah mendapatkan penghargaan dengan
rata-rata skor peningkatan sebesar 20,6 dan yang memperoleh
Lampiran 115
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan siklus II dalam bentuk penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan sesuai
dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIIB yaitu hari Senin dan
Sabtu jam ke 3-4. Materi pelajaran siklus II adalah pokok bahasan
pecahan, sub pokok (1) Mengubah pecahan ke bentuk pecahan yang
lain, (2) Menyelesaikan operasi hitung: tambah, kurang, kali, dan bagi
bilangan pecahan.
1) Pertemuan kelima: Sabtu, 16 September 2006 jam pelajaran ke 3-
4. Guru menyampaikan materi pelajaran matematika pokok
bahasan pecahan, sub pokok bahasan: (1) Mengubah pecahan ke
bentuk pecahan yang lain, (2) Menyelesaikan operasi hitung:
tambah, kurang, kali, dan bagi bilangan pecahan. Sebelum
menyampaikan materi pelajaran, guru terlebih dahulu mengumum-
kan hasil kuis 1, skor peningkatan, dan penghargaan tim.
2) Pertemuan keenam: Senin, 18 September 2006 jam pelajaran ke
3-4, dengan aktivitas diskusi kelompok yang disesuaikan dengan
skenario pembelajaran kooperatif tipe NHT. Materi diskusi berupa
materi pelajaran yang telah disampaikan guru pada pertemuan
kelima. Setiap kelompok mengerjakan LKS yang telah diper-
siapkan oleh guru.
3) Pertemuan ketujuh: Sabtu, 30 September 2006 jam pelajaran ke
3–4 dengan kegiatan membahas hasil diskusi dan mengerjakan kuis
2.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan oleh guru
pengamat. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru
dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Observasi dilakukan dengan lembar observasi dan catatan lapangan.
Rangkuman hasil observasi Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Hasil observasi tanggal 16 September 2006 oleh guru pengamat
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT menunjukkan bahwa guru pelaksana tindakan pada perte-
muan kelima sudah baik dalam menyampaikan materi pelajaran.
2) Hasil observasi tanggal 18 September 2006 yang dilakukan oleh
guru pengamat aktivitas siswa pada waktu pembelajaran berlang-
sung menunjukkan bahwa: (a) siswa antusias dalam mengerjakan
Lampiran 119
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi siklus III maka perlu
dilakukan refleksi untuk melihat kelemahan dan keberhasilan
pelaksanaan tindakan siklus III. Hasil Refleksi siklus III antara lain:
1) Rata-rata skor partisipasi sebesar 3,62 berarti dalam kategori tinggi,
sedangkan rata-rata skor respon siswa sebesar 3,29 masih dalam
kategori cukup tinggi dengan demikian partisipasi dan respon siswa
pada siklus III sudah baik.
2) Rata-rata skor kuis III sebesar 78,67 berarti sudah meningkat
dengan baik. Pada siklus III hanya 1 tim yang tidak memperoleh
penghargaan, yaitu tim VII dengan rata-rata skor peningkatan
sebesar 14. Sedangkan penghargaan tertinggi sebagai tim super
diperoleh tim IV dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 25.
Secara keseluruhan rata-rata skor peningkatan sebesar 19,4. Pada
akhir pertemuan siklus III ini, tim yang memperoleh predikat tim
super yaitu tim IV memperoleh hadiah berupa alat-alat tulis.
Sedangkan kepada anggota tim yang lain, peneliti memberikan
hadiah bolpoint sebagai penghargaan meningkatnya partisipasi dan
prestasi belajar siswa.
3) Hasil observasi oleh pengamat aktivitas guru pelaksana tindakan
dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan skor rata-rata
sebesar 3,77 (skor tertinggi 4). Hal ini menunjukkan bahwa guru
pelaksana tindakan sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
Lampiran 121
Pendahuluan, meliputi: menyampaikan TPK, memotivasi siswa, menghu-
bungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran terdahulu. (c) Kegiatan inti,
meliputi: mempresentasikan materi, mengatur siswa dalam kelompok-
kelompok belajar, melatih siswa dalam keterampilan kooperatif, mengawasi
kelompok, memberi bantuan kelompok yang mengalami kesulitan,
membahas LKS dengan jawaban yang benar, Kuis, mengumumkan peng-
hargaan. (d) Penutup, meliputi: membimbing siswa membuat rangkuman,
dan memberi tugas rumah.
4. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif
tipe NHT menggunakan angket respon siswa, catatan lapangan dan
wawancara dengan siswa. Rekapitulasi hasil angket respon siswa disajikan
dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa Dalam Mengikuti
Pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rata skor
3,17 3,20 3,29
respon siswa
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan partisipasi siswa.
Partisipasi tersebut dalam hal:
a. Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah.
b. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.
c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
d. Motivasi dalam mengerjakan tugas.
e. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain.
f. Mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok.
2. Prestasi belajar matematika, yang ditunjukkan oleh skor dasar hasil tes
awal, kuis 1, kuis 2, dan kuis 3 mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika.
3. Guru matematika sebagai pelaksana tindakan menjadi lebih terampil
dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
4. Selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa merasa
senang dalam berdiskusi, memiliki keberanian dalam menyampaikan
pendapat, dan keterampilan-keterampilan lain dalam pembelajaran
kooperatif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas maka peneliti
menyarankan:
1. Kepada pihak terkait, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional
agar dapat mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada guru-guru
matematika sebagai bahan informasi dalam meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar matematika.
2. Kepada guru-guru matematika diharapkan dapat mencoba model
pembelajaran kooperatif tipe yang lain dalam rangka menciptakan
pembelajaran matematika yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Lampiran 123
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 125
Lampiran 5: Satuan Acara Tindakan Siklus II
Lampiran 127
Lampiran 7.1.: Pengolahan Data Angket Respon Siswa
Pernyataan Skor
No Pembelajaran matematika yang baru saja SiklusI SiklusII Siklus III
saya ikuti
1 Lebih menyenangkan daripada biasanya. 3,38 3,47 3,52
2 Membantu saya lebih mudah memahami 3,25 3,29 3,57
materi.
3 Mendorong saya belajar lebih giat. 3,31 3,38 3,45
4 Membuat saya berani bertanya pada guru. 3,17 3,32 3,38
5 Menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi. 3,25 3,24 3,31
6 Menimbulkan keberanian dalam mengemu- 3,28 3,21 3,26
kakan pendapat.
7 Menumbuhkan rasa percaya diri dalam 3,14 3,33 3,36
menyajikan.
8 Menjadi tertantang dalam menyelesaikan 2,61 2,76 2,78
soal.
9 Melatih kreativitas. 3,44 3,45 3,52
10 Menumbuhkan sifat kritis. 1,89 2,08 2,19
11 Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan 3,00 3,25 3,36
sehari-hari.
12 Menambah rasa putus asa dalam mengikuti 3,47 3,41 3,45 *)
matematika.
13 Menambah rasa tegang dan tidak nyaman 3,42 3,31 3,33 *)
dalam belajar.
14 Merasakan beban mental untuk 3,31 3,14 3,12 *)
mempersiapkannya.
15 Rasanya ingin menghindar. 3,61 3,33 3,71 *)
RATA-RATA. 3,17 3,20 3,29
TIM No. Nama Skor Siklus I Skor Siklus II Skor Siklus III
1 Ilham Jauhari 3,7 3,8 3,9
2 Eni Surahmi 3,2 3,3 3,4
I 3 Agung Drajat S. 3,0 3,5 3,6
4 Desti Ayu L. 3,1 3,3 3,5
Rata-rata 3,25 3,48 3,60
1 Mahtup Basuki 3,6 3,8 3,8
2 Kusrini 3,5 3,4 3,7
3 Ahmad Baktiar 3,1 3,2 3,3
II 4 Laundi Etnis J. 3,0 3,1 3,5
Rata-rata 3,30 3,38 3,58
1 Lisa Nur Fitriani 3,7 3,7 3,8
2 Saptarina Wulandari 3,3 3,6 3,7
3 Heri Setiawan 3,1 3,4 3,4
III 4 Abdul Gani 3,0 3,1 3,2
Rata-rata 3,28 3,45 3,53
1 Agustin Nurul F 3,6 3,8 3,9
2 Sapto Deni P 3,5 3,7 3,7
IV 3 Fiqi Lintang P 3,1 3,4 3,6
4 Anis Tri Y 3,2 3,3 3,3
Rata-rata 3,35 3,55 3,63
1 Nunik Suci M 3,5 3,5 3,8
2 Siti Aisyah 3,6 3,8 3,7
V 3 Guriang Ragil 3,4 3,5 3,6
4 Banu Tri L 3,1 3,4 3,6
Rata-rata 3,40 3,55 3,68
1 Sri Rejeki 3,7 3,7 3,8
Lampiran 129
1 Afri Ani 3,7 3,8 3,8
2
Sholeh 3,6 3,6 3,7
X 3
Putri Dwi U. 3,4 3,5 3,5
4
Intan Utami 3,2 3,3 3,4
5
Eko Cahyono 3,0 3,1 3,4
Rata-rata 3,34 3,44 3,56
RATA-RATA SELURUHNYA 3,38 3,51 3,62
VI 2 Septian Prihantoro 68 73 20
3 Makmur Hidayat 58 75 30
4 Niswati 53 60 20
Rata-rata 64,75 77 25
Penghargaan Tim Super 2
1 Syaefudin 80 88 20
Lampiran 131
2 Agus Riyanto 68 85 30
VII 3 Iis Sugiyanti 56 60 20
4 Desi Rahmawati 43 80 30
5 Yulia Fitriningsih 29 70 30
Rata-rata 55,2 76,6 26
Penghargaan Tim Super 1
1 Afri Ani 80 95 30
2 Musti Margono 68 33 0
VIII 3 Sri Wahyuni 58 80 30
4 Wahyu Febriana 25 65 30
5 Satria Bima 33 30 10
Rata-rata 52,8 60,6 20
Penghargaan Tim Hebat 2
1 M. Iqbal Jinnan 78 100 30
2 Sholeh 73 55 0
X 3 Putri Dwi U. 60 98 30
4 Intan Utami 58 73 30
5 Eko Cahyono 40 83 30
Rata-rata 60,8 74,5 20
Penghargaan Tim Hebat 2
Lampiran 133
VI Prihantoro
3 Makmur 75 75 0
Hidayat
4 Niswati 60 60 0
Rata-rata 77 78,75 10
Penghargaan -
1 Syaefudin 88 95 20
Lampiran 135
1 Sri Rejeki 95 90 10
2 Septian 85 65 0
VI
Prihantoro
3 Makmur 75 75 20
Hidayat
4 Niswati 60 90 30
Rata-rata 78,75 80 15
Penghargaan Tim Baik 3
1 Syaefudin 95 83 0
NO PERNYATAAN ST S TS STS
1 Saya berani dan senang mengemukakan
pendapat pada saat diskusi kelompok untuk
memecahkan masalah
2 Saya tidak mengemukakan pendapat pada saat
diskusi kelompok, diam saja, dan hanya
mendengarkan pendapat teman lain
3 Saya memberikan tanggapan kepada teman
yang mengemukakan pendapat dalam diskusi,
sehingga kelompok saya dapat memecahkan
masalah dengan baik
4 Saya asyik bercanda dan tidak tertarik kepada
teman yang sedang mengemukakan pendapat
dalam diskusi untuk memecahkan masalah
5 Tugas yang diberikan oleh guru, saya kerjakan
denganbaik,supayakelompoksaya
memperoleh penghargaan kelompok terbaik
6 Semua teman dalam kelompok saya berusaha
mengerjakan tugas dari guru dengan baik
7 Apabila kelompok saya menghadapi kesulitan
dalam menyelesaikan tugas, saya berinisiatif
menanyakan kepada guru atau kepada kelompok
lainnya
8 Perasaan akan memperoleh nilai yang baik,
membuat saya dapat mengerjakan tugas dengan
mantap dan lebih baik
9 Nilai yang buruk pada ulangan Matematika
yang lalu menyadarkan saya untuk belajar dan
mengerjakan tugas lebih baik
10 Saya menerima pendapat teman lain, karena
saya tidak memahami tugas yang diberikan oleh
guru
PETUNJUK: 1. Tulis Nama, Kelas, Kelompok, dan nomor urut pada tempat
yang telah disediakan.
2. Kerjakan soal kuis berikut dengan benar.
1. Hitunglah:
a. –7 x 8 x (–6) = ……………….
b. 120: (–8): 5 = ……………….
c. 24: 5 – 3 x 4 = ………………..
d. 180: {(7 – 12) x 6)} = …………………
2. Tentukan hasilnya:
a. 484 = .................. = ……………… = …………………
3
b. 343 = ………, karena …….. x ……… x ……… = ………
3. Tentukan nilai n:
a. 22 x 23 = 2n = 2 ….
b. 35: 33 = 3n = 3…
c. (53)2 = 5 n = 5 …
4. Untuk mengeramik rumah, disediakan keramik kecil sebanyak 120 dus
dan keramik besar sebanyak 150 dus. Setiap dus keramik kecil berisi 25
buah dan setiap dus keramik besar berisi 11 buah. Apabila 1350 keramik
kecil dan 1078 keramik besar sudah terpakai, berapa dus keramik yang
belum terpakai?
Lampiran 139
Lampiran 9.2.: Soal Kuis Siklus II
256
1. Bentuk pecahan campuran dari 12 adalah
2
2. Bentuk pecahan desimal dari 15 adalah ..................................................
7
3. Bentuk pecahan biasa dari 5 9 adalah .....................................................
2
4. Bentuk persen dari 5 adalah ....................................................................
...........................................
5. Bentuk permil dari 1725 adalah .................................................................
4 7 1
6. 3 9 + 5 8 – 4 12
= ................................................................................
= ................................................................................
1 1
7. 3 4 x – (4 5 ) =
.........................................................................................
8. 72 : – 5 14 = ...............................................................................................
3
9. Benang sepanjang 30 meter dipotong menjadi 8 bagian sama
4
panjang. Berapa meter panjang setiap bagian?
Lampiran 141
Lampiran 10.1.: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
C. Penutup
142 Penelitian Tindakan Kelas
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberi tugas rumah
III PENGELOLAAN WAKTU
IV TEKNIK BERTANYA GURU
V SUASANA KELAS
Berpusat pada guru
Berpusat pada siswa
Guru antusias
Siswa antusias
Catatan lain:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Pengamat
Lampiran 143
Lampiran 10.2.: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
Catatan lain:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
Pengamat
Lampiran 145
Lampiran 10.3.: Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus III
Catatan lain:
………………………………………………………………………………
……………………………………………..………………………………..
Pengamat
Lampiran 147
Lampiran 11: Dokumentasi Penelitian
Lampiran 149
No Nama Kegiatan Tempat Waktu Tahun
1 Pendidikan dan Pelatihan PKB Kab. 192 Jam 1998/1999
Sekolah Dekat (MGMP) Banyumas
2 Pelatihan Statistika dan Komputer Univ. Muh. 31 Jam 2002
Purwokerto
3 Pelatihan Pengembangan Sistem Univ. Muh. 30 Jam 2003
Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Purwokerto
Belajar
4 Pelatihan dan Pembimbingan Dinas 34 Jam 2004
Penyusunan Pengembangan Profesi Pendidikan
Banyumas
5 Pelatihan Model Pembelajaran Univ. Muh. 31 Jam 2004
Matematika, Penelitian, dan Purwokerto
Komputer
6 Re-Trainning Mata Pelajaran melalui SMP N 4 44 Jam 2004
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Purwokerto
(MGMP)
ABSTRAK
Lampiran 151
tipe NHT dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika
pokok bahasan bilangan bulat dan pecahan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pengamatan dan diskusi dengan rekan guru matematika
kelas VII, dibandingkan dengan kelas lain terlihat bahwa sebagian besar
siswa kelas VIIB prestasi belajar matematikanya masih rendah. Salah satu
penyebab rendahnya prestasi belajar matematika adalah siswa kurang
berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran di kelas, sehingga siswa kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran matematika.
Hasil belajar siswa selain dipengaruhi oleh model pembelajaran juga
dipengaruhi oleh partisipasi siswa. Jika siswa aktif dan berpartisipasi dalam
proses pembelajaran maka tidak hanya aspek prestasi saja yang diraihnya
namun ada aspek lain yang diperoleh yaitu aspek afektif dan aspek sosial.
Mengingat pentingnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, maka guru
diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan partisipasi siswa, sedangkan siswa hendaknya dapat memotivasi
dirinya sendiri agar aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan meningkat-
nya partisipasi siswa dalam pembelajaran maka diharapkan prestasi belajar
siswa akan semakin meningkat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah
rendahnya partisipasi siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin (dalam Ibrahim, 2000:16), “Slavin menelaah penelitian dan
melaporkan bahwa sebanyak 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun
1972 sampai tahun 1986 yang menyelidiki pengaruh pembelajaran koope-
ratif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-
teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil
belajar dibandingkan dengan pengalaman belajar individual atau kompetitif”.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe. Tipe-tipe tersebut
antara lain, tipe STAD, Jigsaw, TGT, dan tipe struktural yaitu TPS dan
NHT. Setelah mengkaji pustaka dan diskusi dengan rekan guru, maka untuk
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika dalam penelitian
152 Penelitian Tindakan Kelas
tindakan kelas ini akan diterapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
merupakan salah satu tipe dalam pendekatan struktural. Dalam pendekatan
struktural ada dua jenis, yaitu TPS (Think Pair Share) dan NHT (Numbered
Heads Together). Peneliti akan menerapkan tipe NHT dengan pertimbangan
karena menurut Anita Lie (2004:57) pada tipe ini mempunyai keunggulan
dapat mengoptimalkan partisipasi siswa. Dalam pelaksanaannya pembel-
ajaran kooperatif tipe NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk saling
membagi ide-ide dan jawaban yang paling tepat, serta dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan partisipasi dan kerjasama mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
partisipasi siswa?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika?
Lampiran 153
Menurut Dikmenum (2005:2) matematika berfungsi mengembang-
kan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan
rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus
dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.
Lampiran 155
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus
dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menerapkan suatu struktur
tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua
prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke
waktu di dalam kelompoknya. Jika pembelajaran kooperatif ingin sukses,
maka materi pembelajaran harus tersedia di ruangan guru atau di perpusta-
kaan atau di pusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat menjauh-
kan kesalahan, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja
kelompok.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together)
menurut Ibrahim, et al. (2000:28) dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993)
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas, guru menggunakan struktur empat langkah seperti berikut:
a. Pendahuluan
Langkah 1: Penomoran
1) Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 3 sampai 5 siswa, kemudian setiap siswa diberi label
nomor (antara 1 sampai 5).
2) Menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta mengait-
kan dengan materi pelajaran sebelumnya.
3) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara
rinci dan menjelaskan model pembelajaran NHT yang akan
diterapkan.
4) Memotivasi siswa agar timbul rasa ingin tahu tentang konsep-konsep
materi pelajaran yang akan dibahas.
b. Kegiatan Inti
1) Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
a) Menjelaskan materi pelajaran secara singkat.
b) Mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelompok.
2) Langkah 3: Berpikir bersama
a) Seluruh siswa dalam kelompoknya masing-masing memikirkan
jawaban pertanyaan yang diajukan guru.
B. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana
kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatan pada setiap
siklusnya diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
1) Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat
berdiskusi tentang persiapan penelitian.
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi akti-
vitas siswa, angket partisipasi, angket respon siswa, soal tes, pedoman
wawancara, dan catatan lapangan.
3) Menyiapkan rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan
penelitian.
Lampiran 159
4) Menyiapkan tape recorder dan alat tulis untuk observasi dan
wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru matematika kelas VIIB sebagai
pelaksana tindakan melakukan aktivitas pembelajaran.
c. Observasi
Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi aktivitas guru, observasi
aktivitas siswa, dan wawancara dengan siswa. Observasi dilakukan oleh
guru pengamat. Wawancara direkam dengan tape recorder dan dicatat
dalam catatan lapangan.
d. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengukur tingkat partisipasi siswa
menggunakan angket dan untuk mengukur prestasi belajar matematika
menggunakan tes. Sedangkan untuk mengevaluasi aktivitas guru dan
siswa di kelas menggunakan lembar observasi dan wawancara. Di
samping itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
kooperatif tipe NHT menggunakan angket respon siswa.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian
dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan
tindakan pada siklus tersebut, hasil refleksi kemudian digunakan untuk
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen
berupa angket, kuis, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan catatan
lapangan. Angket digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada setiap siklus, kuis untuk mengetahui
prestasi belajar matematika secara individu maupun kelompok pada setiap
siklus, sedangkan lembar observasi dan catatan lapangan digunakan untuk
mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
yang dilakukan pada setiap siklus.
Lampiran 161
IV. HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan Hasil Partisipasi Siswa
Tabel 3. Rekapitulasi Rata-rata Skor Partisipasi Siswa dalam
Mengikuti Pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rata skor
3,38 3,51 3,62
Partisipasi
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas maka peneliti
menyarankan:
1. Kepada pihak terkait, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional
agar dapat mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada guru-guru
matematika sebagai bahan informasi dalam meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 165
166 Penelitian Tindakan Kelas
DAFTAR PUSTAKA
.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Baiquni, A.. 1995. Al Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta:
PT Dana Bhakti Wakaf.
Depdiknas. 1999. Penelitian Tindakan Action Research. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Ditjen Dikti
Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Pengembangan Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Ketenagaan Ditjendikti, Departemen Pendidikan Nasional.
Djohar. 1999. Reformasi dan Masa Depan Pendidikan di Indonesia Sebuah
Rekonstruksi Pemikiran. Yogyakarta: IKIP Negeri Yogyakarta.
Hopkins, David, 1993. A Teacher’s Guide to Clasroom Research.
Philadelphia: Open University Press.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lewin, Kurt. 1990. Action Researchand Minority Problems the Action
Research Reader. Victoria: Deakin University.