Anda di halaman 1dari 17

MANAHIJ MUHADDITSIN

KITAB HADIST SHAHIH MUSLIM

Di Susun Oleh :

Dini Kartika (2020304054)

Dosen Pengampu

Dr, Uswatun Hasanah, M.Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas UAS yang berjudul “Kitab Hadist Imam Muslim
”  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Almunadi MA pada Mata Kuliah Manahij Al-Muhadditsin. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Kitab Hadist Imam Muslim” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr, Uswatun Hasanah, M.Ag,


selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manahij Al-Muhadditsin yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 21 November 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................II

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Biografi Imam Muslim..............................................................................................................3
B. Kitab Hadist Shahih Muslim......................................................................................................4
C. Sistematika Penulisan Hadist Shahih Muslim............................................................................5
D. Metode Penulisan Kitab Hadits Sahih Muslim..........................................................................5
E. Karakteristik Kitab Hadist Shahih Muslim................................................................................6
F. Karya-Karya Imam Muslim.......................................................................................................7
G. Motivasi Imam Muslim.............................................................................................................8
H. Kelebihan dan Kekurangan Hadist Shahih Imam Muslim.........................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada abad ke-2 H. telah dimulai upaya-upaya untuk membukukan hadis-hadis Nabi
yang sebelumnya masih terdapat dalam catatan-catatan pribadi dan hafalan yang tersebar di
seluruh wilayah Islam. Hasil dari pembukuan ini sudah bisa dibanggakan karena sudah bisa
menjadi pedoman dan rujukan tertulis bagi umat Islam. Usaha pembukuan hadis ini tidak
terhenti sampai di sini saja, tetapi masih berlanjut sampai abad ke-3 Hijriah. Pada abad ke-3

Hijriah bermunculanlah kitabkitab hadis yang cukup banyak jumlahnya. Kitab-kitab tersebut
disistematisir dengan menggunakan metode yang lebih baik dan sistematika yang jauh
berbeda dari pada abad ke-2 H. Bahkan hasil penyusunan kitab hadis pada abad ke-3 ini telah
menjadi standar dan pegangan bagi umat Islam sampai sekarang ini, sebagai sumber hukum
kedua setelah al-Qur’an.

Dalam hal ini kita akan mengetahui salah satu ulama hadis yang terkenal dengan kitab
hadist shahih nya yaitu Imam Muslim. Setelah itu, kita juga akan menge-tahui gambaran
mengenai kitab-kitab hadis mereka. Imam Muslim adalah para pegiat ilmu yang mumpuni.
Mereka sangat bersemangat mengumpulkan dan mengkaji hadis. Mereka juga melakukan
perjalanan keberbagai negara, kota, dan daerah untuk berguru kepada ulama-ulama ter-
kemuka

Faktor yang melatar belakangi penyusunan Kitab Shaḥīh Muslim secara detail memang
sedikit agak sulit karena tidak ada data yang akurat untuk itu. Secara umum penjelasan Imām
Nawāwī yang menyatakan bahwa penyusunan Shaḥīh Muslim dimotivasi oleh besarnya
keinginan Imām Muslim untuk memilah dan menyisihkan hadis-hadis yang benar-benar
berkualitas shaḥīh (menurut kategori Imām Muslim) dengan hadis yang telah bercampur
dengan riwayat sahabat. Untuk itu kata Imām Nawāwī, Imām Muslim telah mengambil cara
yang sangat teliti dan cermat bagi kitab Shaḥīhnya. 1Hal ini sesuai dengan nama kitabnya al-
1
Muhyi al-Dīn al-Nawāwī, Syarḥ al-Nawāwī <alā Shaḥīh Muslim (Beirut: Dār al-Fikr, 1978), cet. III Jilid I, 12.

1
Jāmi’ al- Shaḥīh li Muslim yang mana maksudnya adalah kitab hadis yang memuat hadis-
hadis Shaḥīh saja dan terlebih di dahulu telah diseleksi oleh penulisnya. Adapun untuk
penjelasan lebih lanjut terhadap Kitab Hadist shahih Imam Muslim akan di bahasn dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada makalah ini maka didapat beberapa rumusan masalah
yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Biografi Imam Muslim dalam Kitab Hadist Shahih Muslim ?


2. Bagaimana gambaran umum Kitab Hadist Shahih Imam Muslim ?
3. Bagaimana Sistematika Penulisan Hadist Shahih Muslim ?
4. Apa Metode Penulisan Hadist Shahih Muslim ?
5. Apa Karakteristik Kitab Hadist Shahih Muslim ?
6. Apa Saja Karya-Karya yang di telah di buat oleh Imam Muslim ?
7. Apa Motivasi Imam Muslim Membuat Kitab Hadist Shahih Muslim ?
8. Apa Kelebihan dan Kekurangan Kitab Hadist Shahih Muslim ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diambil tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Biografi Imam Muslim dalam Kitab Hadist Shahih
Muslim
2. Untuk Mengetahui gambaran umum Kitab Hadist Shahih Imam Muslim
3. Untuk Mengetahui Sistematika Penulisan Hadist Shahih Muslim
4. Untuk Mengetahui Metode Penulisan Hadist Shahih Muslim
5. Untuk Mengetahui Karakteristik Kitab Hadist Shahih Muslim
6. Untuk Mengetahui Apa Saja Karya-Karya yang di telah di buat oleh Imam Muslim
7. Untuk Mengetahui Apa Motivasi Imam Muslim Membuat Kitab Hadist Shahih
Muslim
8. Untuk Mengetahui Apa Kelebihan dan Kekurangan Kitab Hadist Shahih Muslim

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Biografi Imam Muslim

Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin
Warad Kausyaz al-Qusyairi an Naisaburi. Beliau dinisbatkan kepada Naisaburi karena
dilahirkan di Naisabur, 2sebuah kota kecil di Iran bagian timur laut. Beliau juga dinisbatkan
kepada nenek moyangnya atau kabilahnya yaitu Qusairi bin Ka’ab bin Rabi’ah bin Sa’sa’ah
3
suatu keluarga bangsawan besar. Imam muslim hidup pada masa Abbasiyyah II (232-334
H /847-946 M ), yaitu khalifah Mutawakkil. Beliau dilahirkan pada tahun 204 H = 820 M. 4
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Taqribut Tahdzib (529), Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa an-
Nihaya (35-34/11), al-khazraji dalam Khulashoh Tahdzibul Kamal Mengatakan bahwa Imam
Muslim dilahirkan tahun 204 H, atau tepat di tahun Imam as-Syafi’i wafat.

Al-Hafidz Adz-Dzahabi menuturkan bahwa Imam Muslim belajar hadits mulai usia
kurang lebih 12 atau 14 tahun yaitu pada tahun 218 H = 833 M. sejak itulah beliau sangat
serius dalam mempelajari dan mencari hadits. Pada masanya beliau terkenal sebagai ulama
yang gemar berpergian melawati ke berbagai daerah atau Negara untuk menuntut ilmu,
diantaranya adalah negara Iraq, Hijaz, Syam dan lainnya. Di Irak, beliau mendapatkan
berbagai ilmu pengetahuan khususnya hadits dari berbagai guru seperti Syaikh Muhammad
bin Mahran, Imam Ahmad bin Hambal, Syaikh Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz bertemu
dan berguru kepada Syaikh Sa’id bin Mansyur, Syaikh Abu Mas’ab dan lain seterusnya5
2
Abu al-Fida Ismail bin Katsir ad-Dimasyqi (w. 774 H), al- Bidayah wa an-Nihayah, (Baerut: Dar al-Fikr,
1407), juz 11, hal. 33
3
Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihabi as-Sunnah al-Kutub as- Shahih as-Sittah (Kairo: Majma' al- Buhus al-
Islamiyyah,1389 H), hal. 80
4
Muhammad Abu Syuhbah, fi ribbah al-sunnah al-Kutub al-Shahih al-Sittah (Kairo: Majma’ al- Buhus al-
Islamiyyah,1389 H), 80.
5
Selain berguru kepada ulama-ulama di atas, Imam Muslim juga mendapatkan berbagai ilmu dari beberapa guru
diantaranya adalah Syaikh Utsman dan Abu bakar, yang keduanya merupakan putra Syaikh Abu Syaibah.
Kemudian ada Syaikh Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amir anNaqib, Harun bin

3
Imam Muslim adalah sosok muhaddis, hafidz yang terpercaya. Beliau sering mendapatkan
pujian dan pengakuan dari ulama hadits maupun para fuqoha’ lainnya. Al-Khatib alBaghdadi
meriwayatkan dengan sanad lengkap, dari Ahmad bin Salamah, berilau berkata; ‘saya melihat
Abu Zur’ah dan Abu Hatim senantiasa mengistimewakan dan mendahulukan Imam Muslim
bin al-hajjaj di bidang pengetahuan hadits shahih atas guru-guru mereka pada masanya. 6
Beliau Imam Muslim juga terkenal sebagai saudagar yang beruntung, dermawan, ramah dan
memiliki reputasi tinggi. Beliau adalah seorang pedagang pakaian yang sukses, beliau juga
memiliki sawah-sawah di daerah ustu yang menjadi suimber penghasilan keduanya. 7 Al-
Zahabi menjulukinya sebagai Muhsin Naisabur. 8

Sejarah mencatat bahwa Imam Bukhari singgah di kota Naisabur, tempat menetapnya
Imam Muslim sebanyak dua kali. Pertama adalah tahun 209 H, tempat Imam Bukhari singgah
di kota Naisabur di usia Imam Bukhari berumur 15 tahun dan Imam Muslim ketika itu masih
berumur empat tahun. Karena jarak umur itu, sangat mustahil Imam Muslim bin Hajjaj
berguru kepada imam Bukhari saat itu. Kedua adalah tahun 250 H, saat Imam Bukhari
menetap dan mengajarkan ilmu Hadis kepada Imam Muslim selama lima tahun di kota
Naisabur. Beberapa tahun setelahnya, Imam Bukhari wafat tepatnya imam Bukhari wafat
pada tahun 256 H.9

B. Kitab Hadist Shahih Muslim

Kitab hadits shahih karya Imam Muslim ini judul aslinya adalah al-Musnad al-Shahih al-
Mukhtasar min al-Sunan bi al-Naql al-Adl ‘an Rasulillah swa., yang lebih dikenal dengan
nama al-Jami’ al-Shahih atau shahih Muslim. Penyusunan kitab ini dilakukan selama rentang
waktu 15 tahun. Imam Muslim memulainya dengan proses menyeleksi ribuan hadits baik dari
hafalannya maupun catatannya10 Imām Nawāwī juga menuturkan bahwa, dari 300.000 hadis
yang berhasil dikumpulkan Imām Muslim hanya 7.275 saja yang dikategorikan Shaḥīh, dari
jumlah ini hanya 4.000 hadis saja yang dimuat dalam Shaḥīh Muslim. Hal ini dikarenakan
Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id, Qatadah bin Sa’id, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin al-Mutsannah,
Muhammad bin Yassar, Muhammad bin Rumhi dan lain-lain. Muhammad Isma’il Sya’ban, al-Madkhol li
Dirosah alQur’an wa al-Sunah (Kairo: Dar al-Anshori.,t.th.), 72.
6
Abu Syuhbah, fi Rihab., 83.
7
Adz-Dzahabi, Siyar ‘Alamin Nubala, jus 12, hal 558.
8
Al-Zahabi dalam al-‘Ibar, Juz II, hlm;231 sebagaimana dikutip oleh Muhammad Mustafa Azami, Studies in
Hadits Methodology and Literature (Indiana: Amirican Trust Publication, 1977), 94.
9
Luthfi Hanif,2020, Biografi Imam Muslim, Publisher : Lentera Islam . Hal 11 .
10
Kitab shahih Muslim merupakan hasil seleksi dari sejumlah 300.000 hadits lihat dalam Abu Syuhbah, Fi
Rihab., 85.

4
sekitar 3.000 lagi ternyata hadis mukarrar (berulang). Meskipun bernama Shaḥīh Muslim,
tapi tidak semua hadis Shaḥīh itu dimuat dalamnya. Seperti yang diakui sendiri oleh Imām
Muslim.11Sesuai dengan ungkapan Muslim tersebut, ‘Ajjāj al-Khatīb dalam bukunya Ushūl
al-Hadīth ‘Ulūmuh wa Mushṭalaḥuh menjelaskan bahwa Imām Muslim memperlihatkan
Shaḥīhnya kepada gurunya Abū Zar’ah al-Rāzī. Setiap hadis yang dinilai cacat oleh gurunya,
Imām Muslim meninggalkannya (tidak memuat dalam buku Shaḥīhnya). Sebaliknya hadis
yang dinyatakan Shaḥīh oleh gurunya ia langsung menempatkan dalam kitab Shaḥīhnya.12

C. Sistematika Penulisan Hadist Shahih Muslim

Sistematika Sahih Muslim Kitab al-Jami` al-Sahih atau Sahih Muslim ini disusun oleh
Imam Muslim dengan sangat sistematis. Kitab ini diawali dengan muqaddimah(pendahuluan)
yang sangat bernilai dan karya paling dini dalam bidang ilmu Ushul al-Hadis. 13 Setelah
muqaddimah, beliau mengelompokkan hadis-hadis yang berkaitan dalam suatu tema atau
masalah pada suatu tempat, beliau tidak membuat nama atau judul kitab (da-lam arti bagian)
dan bab bagi kitabnya secara kongkret. Judul-judul kitab dan bab sebenarnya tidak dibuat oleh
Imam Muslim, tetapi dibuat oleh para pengulas kitab yang di nilai sangat baik dalam membuat
kreasi judul-judul bab dan sistematika bab-babnya adalah Imam Nawawi dalam kitab Syarah
Sahih Muslim. Secara garis besar urutan dalam kitab ini adalah sebagi berikut dimulai dengan
kitab iman, ibadah, muamalah, jihad, makanan dan minuman, pakaian, adab dan keutamaan-
keutamaan serta diakhiri dengan kitab tafsir.Imam Muslim melakukan beberapa hal yang agak
berbeda dengan sistematika kitab-kitab (model sunan) koleksi hadits lainnya, yaitu dengan
memisahkan kitab sifat al-munafiq dari kitab al-iman, kitab al-ilm ditempatkan pada posisi
akhir dan hadits-hadits tentang adab diperinci menjadi beberapa kitab.14

11
Abū Bakar al-Suyūṭī, Tadrīb al-Rāwī fī Syarḥ Taqrīb Imām al-Nawāwī (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiah,
1979), cet. I, 46.
12
Muhammad <Ajjāj al-Khaṭīb, Ushūl al-Ḥadīth <Ulūmuh wa Musṭalaḥuh (Be - rut: Dār al-Fikr 1971), cet. III,
315
13
Dalam muqoddimah-nya Imam Muslim menguraikan tentang pembagian dan ma-cam-macam hadis, hadis-
hadis yang dimuat dalam kitab sahih-nya, keadaan para periwayatnya, pen-jelasan tentang larangan berdusta
atas nama Rasullullah Saw., anjuran agar berhati-hati dalam meri- wayatkan hadis, dan larangan meriwayatkan
hadis dari periwayat yang lemah dan yang ditinggalkanhadisnya, dan menerangkan bahwa sanad merupakan
bagian dari agama. Beliau pun menguraikan secara panjang lebar tentang berhujah dengan hadis mu`an`an.
Lihat Abu Syuhbah
14
Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul hadi, Metode Takhrij Hadits terj. Agus Husain
Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar (Semarang: Dina Utama,1994), 220-224

5
D. Metode Penulisan Kitab Hadits Sahih Muslim

Mengenai metode pesnyusunan hadist, Imam Muslim menerapkan prinsip-prinsip ilmu


jarh, dan ta’dil , yakni suatu ilmu yang di gunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadist.
Beliau juga menggunakan sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat ), seperti
haddasani (menyampaikan kepada saya ), haddasana (menyampaikan kepada kami),
akhbarana (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami ), dan qalaa
15
(Ia berkata). Imām Muslim menetapkan cukup hanya dengan al-mu’āsharah (kesemasaan
hidup) saja, meskipun tidak sempat bertemu dengan gurunya. Dengan demikian, kriteria hadis
Shaḥīh bagi Imām al-Bukhārī lebih ketat dibandingkan dengan Imām Muslim. Imām Muslim,
disamping mengutamakan perawi pada peringkat pertama dan kedua, dia masih mau
menerima hadis dari perawi peringkat ketiga, tapi tentunya dalam jumlah dan masalah
tertentu, yaitu hadis-hadis mutāba’āt dan syawāhid.

Di samping itu Muslim sangat teliti, sehingga ia bedakan antara kata haddasana dengan
kata akhbarana.Yang pertama mengandung pengertian bahwa hadis tersebut langsung
didengar melalui ucapan guru, sedangkan yang kedua hadis itu dibacakan atas nama guru. 16
17
Hadis-hadis tersebut ditulis dengan matan yang sempurna tanpa pengulangan. Cara
penyusunan hadis Imām Muslim lebih sistematis yaitu mengumpulkan hadis yang sama
matannya sehingga tidak terjadi pengulangan, cara ini diungkapkan Muslim dalam
muqadimah kitab Shaḥīh– nya.18 Dalam Kitāb Shaḥīḥ Imām Muslim ini banyak sekali tahwil,
atau jalur sanad yang berubah yang ditandai dengan huruf ḥa’(‫ ح‬.(Tanda ‫ ح‬ini menunjukkan
bahwa di dalam hadis tersebut terjadi pergantian sanad atau jalur sanad hadis yang
bersangkutan terdiri dari beberapa jalur

E. Karakteristik Kitab Hadist Shahih Muslim

Kitab shahih muslim memiliki karakteristik tersendiri yaitu

1. memberikan perhatian ekstrasi yang resmi dan juga fokus kepada mutaba’at dan syawahid.
Kitab shshih muslim di kenal oleh kalangan muhaditsun berada setingkat di bawah Al-

15
Abu Hasan bin Usman , Azfa Rasyda ,2021 , Biografi Singkat Imam Muslim dan Al-Hafidz Al-Mundziri Seri
Mukhtashar Shahih Muslim, Hikam Pustaka.Hal 2
16
AL-Nawawiy, Sahih Muslim fi Sharh al-Nawawi., 16.
17
Abu Shuhbah, Fi Rihab al-Sunnah., 64.
18
Rifa’at Fauzī Abd al-Khaṭīb, al-Kutub al-Sittah Dirāsah Tawthīqiyah (Kairo: Maktabah al-Khanji, 1979), cet.
I, juz, 179.

6
Bukhari namun ada juga para ulama yang menilai kitab shahih muslim lebih unggul dari
kitab hadist shahih bukhari.19
2. Matan-matan hadis yang semakna beserta dengan sanadnya diletakkan pada satu tempat,
dan tidak dipisah dalam beberapa bab yang berbeda, juga tidak mengulang hadis kecuali
karena sangat perlu diulang untuk kepentingan sanad atau matan hadis. Dari segi ini, para
ulama menilai bahwa Imam Muslim mempunyai keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh
ulama lain, terma dimaksud Imam Bukhari.
3. Ketelitian dalam kata-kata. Apabila seorang perawi dengan perawi lainnya terdapat
perbedaan lafaz, padahal maknanya sama, Muslim mencantumkan dan menerangkan
matan-matan hadis yang lafaznya berbeda itu. Begitu pula, jika seorang perawi
mengatakan hadatsana (dia menceritakan kepada kami), dan perawi lain mengatakan
akhbarana (diamengabarkan kepada kami), maka Muslim akan menjelaskan perbedaan
lafaz ini.20 Apabila sebuah hadis diriwayatkan oleh orang banyak dan terdapat beberapa
lafaz yang berbeda, Muslim akan menerangkan bahwa lafaz yang disebutkan itu berasal
dari si fulan. Muslim mengatakan wa al- Lafz fi al-Fulan (lafaz dari si fulan). Itulah
ketelitian dan kejujuran dalam periwayatan yang menjadi ciri khas Imam Muslim.
4. Dia berusaha keras agar di dalam kitabnya hanya memuat hadis-hadis musnad 21dan
22
marfu‘, yakni hadis yang disandarkan kepada Nabi SAW. karena itu, dia tidak
mencantumkan perkataan sahabat dan tabi‘in.

F. Karya-Karya Imam Muslim

Karya-karya imam Muslim semuanya berjumlah 21 buah di antaranya adalah al-Tamyiz,


al-Wuhdan, al-Sahih al-Musnad. Di antara karya-karya tersebut yang paling terkenal adalah
al-Sahih yang merupakan judul singkatan dari judul aslinya yang panjang, al-Musnad al-
Sahih al-Mukhtasar min al-Sunnan bi Naql ‘an Rasulullah23 Sebagai seorang ilmuwan

19
Prihasmoro Hardianto,2007, Ringkasan kitab Hadist Shahih Imam Muslim, Disadur dari program Sofyan
Efendi. Hal 28.
20
Haddasana dan akhbarana, adalah istilah dalam periwayatan hadis yang diterima oleh murid dari gurunya,
Haddasana artinya ia menceritakan kepada kami, akhbarana artinya ia mengkabarkan kepada kami. Cuma
sebagian ahli hadis ada yang membedakannya, istilah pertama (haddasna) digunakan bila si murid menerima
langsung ucapan dari gurunya, istilah yang kedua (akhbarana) digunakan si murid untuk diajukan kepada
gurunya. Ibid.
21
Hadis musnad adalah lawan dari hadis mursal. Hadis mursal adalah hadis yang tidak terdapat perawi dari
kalangan sahabat, tetapi tabi’in langsung meriwayatkan dari Nabi. Sedangkan hadis musnad adalah sebaliknya,
terdapat sahabat dan tabaqat lainnya dalam rangkaian perawi hadis.
22
Dari segi sumber (penutur) suatu hadis, maka ia terbagi kepada hadis marfu’ yaitu yang bersumber langsung
kepada Nabi; hadis mauquf yaitu bersumber kepada sahabat; serta hadis maqthu’yaitu bersumber kepada tabi’in.
23
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1997), h. 149

7
ternama, Imam Muslim tidak hanya mempunyai kitab Sahih Muslim saja, tetapi juga
mempunyai berbagai kitab lainnya yang tidak terbatas dalam bidang matan hadis saja, tetapi
mencakup berbagai hal yang berhubungan hadis baik matan maupun sanadnya, bahkan dalam
bidang ilmu lain seperti fiqh.

Di antara karya-karyanya di samping kitab Sahihnya adalah: Al-Musnadal-Kabir ‘Ala al-


Rijal; al-Asma’ wa al-Kuna; Kitab al-Ilal, Kitab Aqran, Kitab Sualatihi Ahmad ibn Hanbal;
Kitab al-Intifa’ bi Uhubis Siba; Kitab al- Mudhadramain; Kitab Man Laisa Lahu Illa Rawin
Wahidin; Kitab Aulad al-Sahabat; Kitab Auham al-Muhadisin. Di antara kitab-kitab tersebut,
kitab Sahihnya merupakan karya yang sangat populer atau monumental24

G. Motivasi Imam Muslim

Penyusunan Kitab Al Jami‟ Al Shahih di latar belakangi dari permintaan seorang pemuda
yang datang kepada Imam Muslim untuk membuatkan kitab hadis. Dia merasa kesulitan
menghafal hadis karena kitab yang dipelajarinya banyak sekali hadis yang diulang. Pada
masa itu Imam Muslim merupakan orang yang dianggap ahli hadis akan tetapi merasa kurang
berkompeten untuk membuat kitab. Akhirnya Imam Muslim memberikan permintaan pemuda
tersebut dengan membuatkan kitab hadis. “Saya merasa, memberikan permintaan pemuda
tersebut merupakan hal yang terpuji karena menulis hadis Rasulullah SAW adalah hal yang
bijaksana dan bermanfaat untuk orang-orang”. Kata Imam Muslim.25

Menyusun kitab hadis untuk memudahkan belajar sangatlah penting karena hadis sulit
dipahami. Di antara sebab kegagalan belajar adalah ketika tidak terpenuhi salah satu dari
enam hal, yaitu: cerdas, semangat,sabar, memiliki biaya, guru, dan waktu yang lama. Oleh
karena itu, tepatlah apa yang dilakukan Imam Musim membuatkan kitab hadis karena dapat
membantu mereka belajar hadis dan mempertahan ilmu Rasulullah SAW agar tetap terjaga.

Imam Muslim juga berniatan menyusun kitab sebagai alat penyerang Abu Zur‟ah yang
suka mengkritik hadis. Dia merupakan orang yang cerdas dan setiap waktunya diisi untuk
belajar akan tetapi untuk menghujat orang lain. Imam Bukhari merupakan orang yang pernah
24
Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Kutub al-Sittah…, hal. 62
25
Muslim Bin Hajjaj, Al Jami’Al Sahih Binaqli Al Adl Ila AlAdl,(Beirut: Dar al Kutub Islamiyyah) hal;4, juz:1

8
dihujatnya tentang sanad kitab Shahih Bukhari kurang memenuhi persyaratan hadis shahih.
Sifat negatifnya mengkritik para ahli hadis, menjadikan ulama yang lain ingin membuat kitab
hadis sebagai tandingan untuknya. Keinginan Imam Muslim bertujuan supaya Abu Zur‟ah
dapat menghentikan sifat sombongnya. Sangat tidak baik jika ahli hadis memiliki sifat seperti
itu karena bias menghilangkan martabat dirinya, sehingga mengakibatkan periwayatan
hadisnya ditolak. Penyusunan Al Jami‟ Al Shahih juga tidak terdapat unsur mendebat, karena
Imam Muslim tidak memiliki tujuan menyerang karangan Abu Zur‟ah, tetapi hanya
membuktikan bahwa Imam Muslim menyusun kitab hadis yang isinya memang benar-benar
hadis shahih.

H. Kelebihan dan Kekurangan Hadist Shahih Imam Muslim

1. Kelebihan Hadist Shahih Imam Muslim

Menurut Abū al-Thayib, kelebihan Shahih Muslim 

1) tidak hanya memuat hadis-hadis yang berkualitas shahih, tapi juga memiliki
sistematika penyusunan kitab hadis yang sangat bagus, ketelitian dan butiran-butiran
makna yang dimuatnya. Dalam kaitan inilah, kata Abū al-Thayib, tidak ada
seorangpun sepeninggal Imam Muslim yang dapat menyamainya, dan pada masa
Imam Muslim sendiri, sedikit sekali orang yang dapat menghasilkan karya yang
mendekati kesempurnaan karyanya.
2) Imam Muslim, kata Abū al-Thayib, menyusun kitab Shahih-nya dengan tingkat
kehati-hatian dan ketelitian yang sangat tinggi (bālighatun fī al-ihtiyāth wa al-itqān).
Contohnya antara lain perhatiannya untuk memastikan (dhabth) nama-nama, nasab,
dan sifat para periwayat
Menurut ulama hadits, kitab koleksi hadits shahih Muslim memiliki banyak kelebihan,
diantaranya adalah;

1) Susunan isinya sangat tertib dan sistematis


2) Pemilihan redaksi/matan haditsnya sangat teliti26
3) Seleksi dan akumulasi sanadnya sangat cermat, tidak tertukar-tukar, tidak lebih dan
tidak kurang, dan

26
Imam Muslim banyak meriwayatkan hadits secara bil al-lafdz. Karenanya jikaterjadi perbedaan redaksi/matan
antara shahih Bukhari dan Shahih Muslim, para ulama cenderung memilih redaksi yang terdaat dalam shahih
Muslim. Lihat Ensiklopedi Islam,Vol.II (Jakarta: Ictiar Van Hoeve,1994), 53.

9
4) Senempatan atau penggelompokan hadits-hadits ke dalam tema atau tempat tertentu
sangat jelas sehingga sedikit sekali terjadi pengulangan penyebutan hadits.

2. Kekurangan Hadist Shahih Imam Muslim

Penulis tidak menemukan kekurangan dari hadist shahih imam muslim akan tetapi terdapa
banyak pendapat ulama yang mengkritik tentang hadist shahih imam muslim di antaranya:

Adapula kritik yang berkaitan dengan sanadnya. ad-Daruqutni menyatakan bahwa dalam
kitab shahih Muslim terdapat 132 buah hadits yang musnad-da’if, namun tidak sampai maudu
dan munkar.27 Dalam kesempatan yang lain, ada yang mengkritik bahwa dalam kitab shahih
Muslim terdapat hadits yang dinilai munqati’ (terputus) yaitu dalam bab tayamum, salat dan
28
rajam. Selain itu, Imam Muslim pernah dikritik dan dinilai bahwa dalam kitab shahih
Muslim terdapat periwayat yang gharib dan mubham (tidak jelas dan tidak tegas dalam
menyebutkan nama dan identitas periwayatnya).

Akan tetapi meskipun banyak sekali ulama dan pengkritik hadist imam muslim dalam hal
ini tentulah bnyak juga ulama yang membatah dalam pengkritikan tersebut dan juga dalam
kitab hadist shahih muslim pengkritikan tersebut tidak semata-mata mengurangi kulitas kitab
hadist shahih imam muslim sebagi kitab shahih yang di akui keshahian nya.

Hasbi As-Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits Jilid II (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), 237
27

Al-Hafidz Abu Ali al-Gazanni al-Jiyani dalam Yahya bin Syaraf al-Nawawi, al-Minhaj fi syarhi Shahih
28

Muslim bin Hajjaj, Juz I (Bairut: Dar al-Fikr,1981), 12.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Kitab Hadist Shahih Muslim merupakan
kitab yang di pelopori oleh Imam Muslim nama lengkapnya Abu al-Husain Muslim bin al-
Hajjaj bin Muslim bin Warad Kausyaz al-Qusyairi an Naisaburi. Di lahirkan Naisabur, sebuah
kota kecil di Iran bagian timur laut. Imam Muslim belajar hadits usia kurang lebih 12 atau 14
memulai menulis karya Shahih Muslim Pada tahun 235 H pada umur 29 tahun, kemudian
menyelesaikannya pada tahun 250 H, 15 tahun untuk menyelesaikan Shahih Muslim. Kitab
hadits Imam Muslim ini judul aslinya adalah al-Musnad al-Shahih al-Mukhtasar min al-Sunan
bi al-Naql al-Adl ‘an Rasulillah swa., yang lebih dikenal dengan nama al-Jami’ al-Shahih
atau shahih Muslim.

Karya-karya imam Muslim semuanya berjumlah 21 buah di antaranya adalah al-Tamyiz,


al-Wuhdan, al-Sahih al-Musnad. Di antara karya-karya tersebut yang paling terkenal adalah
al-Sahih yang merupakan judul singkatan dari judul aslinya yang panjang, al-Musnad al-
Sahih al-Mukhtasar min al-Sunnan bi Naql ‘an Rasulullah. Penyusunan Kitab Al Jami‟ Al
Shahih di latar belakangi dari permintaan seorang pemuda yang datang kepada Imam Muslim
untuk membuatkan kitab hadis. Dia merasa kesulitan menghafal hadis karena kitab yang
dipelajarinya banyak sekali hadis yang diulang. Akhirnya Imam Muslim memberikan
permintaan pemuda tersebut dengan membuatkan kitab hadis.

11
Kelebihan Kitab Hadist Shahih Muslim salah satunya : Susunan isinya sangat tertib dan
sistematis,Pemilihan redaksi/matan haditsnya sangat teliti,Seleksi dan akumulasi sanadnya
sangat cermat, tidak tertukar-tukar, tidak lebih dan tidak kurang.Selain itu terdapa banyak
pendapat ulama yang mengkritik tentang hadist shahih imam muslim di antaranya:Adapula
kritik yang berkaitan dengan sanadnya. ad-Daruqutni menyatakan bahwa dalam kitab shahih
Muslim terdapat 132 buah hadits yang musnad-da’if, namun tidak sampai maudu dan munkar.
Ini merupakan salah satu kritik , meskipun banyak sekali ulama dan pengkritik hadist shahih
muslim pengkritikan tidak semata-mata mengurangi kulitas kitab hadist shahih imam muslim
sebagi kitab shahih yang di akui keshahian nya

B. Saran

Demikianlah yang dapat saya tuliskan dan paparkan dalam pembahasan makalah tentang
“Kitab Hadist Shahih Muslim ”. Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini, karena keterbatasan sumber referensi yang saya gunakan, sehingga saya
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas
makalah ini. Atas saran yang diberikan saya mengucapkan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag,2013. STUDI SEMBILAN KITAB HADIS SUNNI.
Diterbitkan pertama kali oleh UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI) Unit
Penerbitan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana 50 Malang 65144,
Telepon/Faksimile (0341) 573225 E-mail: uinmalikipress@gmail.com,
Website://press.uin-malang.ac.id.

LUTHFI HANIF, 2020, BIOGRAFI IMAM MUSLIM, PUBLISHER : LENTERA ISLAM.

Abd Wahid,STUDI TERHADAP ASPEK KEUNGGULAN KITAB SAHIH MUSLIM


TERHADAP SHAHIH BUKHARIJurnal Ilmiah ISLAM FUTURA Vol. 17. No. 2,
Februari 2018, 312-326 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry ,
Email: abdul.wahid@ar-raniry.ac.id

Firdaus,2015,STUDI ANALISIS KITAB AL-SIRAJ AL-WAHHAJ MIN KASYF


MATHALIB SHAHIH MUSLIM BIN AL-HAJJAJ (Karya: Al-Syaikh al-‘Allāmah
Abū al-Thayib Shiddīq bin Hassan Khān)

Muhammad Asrori Ma’sum,2016,HISTORI HADITS KARYA IMAM MUSLIM : PERAN


PENTING KITAB HADITS SHAHIH MUSLIM DALAM MENDEFINISIKAN
PENDIDIKAN.IAIBAFA,Tambakberas-Jombang,email:stibafajombang@yahoo.co.id

Arifin, Zainul, Haji. 2013 STUDI KITAB HADIS Penerbit AL-MUNA. Surabaya : ISBN
979-3710-17-9

13
Abu Hasan bin Usman , Azfa Rasyda ,2021 , Biografi Singkat Imam Muslim dan Al-Hafidz
Al-Mundziri Seri Mukhtashar Shahih Muslim, Hikam Pustaka.Hal

Sahela Laa, SHAHIH BUKHARI DAN SHAHIH MUSLIM,


https://independent.academia.edu/SahelaLaa

Muhammad Asrori Ma’sum,2016. HISTORI HADITS KARYA IMAM MUSLIM: PERAN


PENTING KITAB HADITS SHAHIH MUSLIM DALAM MENDEFINISIKAN
PENDIDIKAN. IAIBAFA Tambakberas-Jombang, email:
stibafajombang@yahoo.co.id

Prihasmoro Hardianto,2007, Ringkasan kitab Hadist Shahih Imam Muslim, Disadur dari
program Sofyan Efendi. Hal 28.

14

Anda mungkin juga menyukai