MODERN/KONTEMPORER DAN
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Wardah Febrianti
2020304046
A. FILSAFAT KONTEMPORER
Filsafat, secara etimologi merupakan kata serapan dari Yunani, Philoshopia, yang berarti ‘Philo’
adalah Cinta, sedangkan ‘shopia’ berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi dapat kita tarik kesimpulan, cinta pada
kebijaksanaan ilmu pengetahuan itulah filsafat. Namun, ketika kita lihat dengan teliti dari segi praktisnya,
berarti alam pikiran atau alam berfikir, berfilsafat artinya berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Sedang kata “kontemporer” sendiri mempunyai korelasi sangat erat dengan “modern”. Dua kata yang tidak
mempunyai penggalan masa secara pasti. “komtemporer” adalah semasa, pada masa yang sama dan kekinian .
Semenatara “modern” adalah kini yang sudah lewat, tapi bersifat relevansif hingga sekarang. Karena tidak ada
kepermanenan dalam era kontemperer, modern yang telah lewat dari kekinian tidak bisa disebut kontemporer.
Istilah kontemporer pada umumnya berarti saat ini, sekarang, atau zaman pada saat
penutur/pembicaraan/pendengar sedang mengalami. Arti lain dari kontemporer adalah zaman pada saat suatu
masalah muncul dan kemudian mendapat jawabannya. Hegel mengatakan bahwa tiap filsafat adalah zamannya
yang tersimpul dalam buah pikiran atau pandangan filsafat.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, dikarenakan posmodernisme
yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer. Posmodernisme menyaratkan
kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan
aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai
request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya
dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan
mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original. Oleh karenanya filsafat kontemporer
merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan
FILSAFAT BARAT
KOTEMPORER
a. Sejarah filsafat barat kontemporer
● Istilah filsafat barat kontemporer ini pertama sekali muncul di Perancis, Jerman, dan Inggris pada
abad ke-20. Kemunculannya ialah sebagai kritik terhadap perkembangan filsafat pada abad modern.
Kritikan utam a yang dimunculkan adalah dekonstruksi terhadap ra s io-na lis me yang telah begitu
didew akan dalam m embangun kebudayaan dunia ba ra t. Demokstruksi dinilai s a ng a t diperlukan karena
ra s ionalis yang berlebihan telah menyisihkan s eluruh nilai dan norma -norma dalam m enjala nkan
kehidupan.
●
● Ada yang m enyam akan m akna kontemporer dengan postmodernisme dan ada pula yang
berpendapat postmodernime bagian dari kontemporer dari sisi budaya. Menurut Lois Leahy
postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide -ide zaman modern.
● Postmodernisme ada 3 wacana: (a). Kritis terhadap estetika modern (b). Kritis Astitektur modern
(c). Kritis filsafat modern. Post modernisme sebagai wacana berbeda dengan postmodernisme sebagai
kenyataan.1 Istilah postmodernisme sudah dikenalkan sejak tahun 1917 oleh Rudoplh Panwitz. Panwitz
filosof Jerman yang peka terhadap kecenderung nihilisme terhadap adanya budaya Barat modern.
● Postmodernisme berakar dari filsafat dan menimbulkan anomali karena karakteristiknya yang
dekons truktif dan destruktif . Eksistensialism e bisa m ereduksi otoritas ontology ke dalam epis temolog y,
postmodernisme dapat memunculkan dekontruksi dan destruksi terhadap reputasi dan pre stasi logika,
a ksiologi, ontology dan juga epistemology yang telah berhasil m em bawa ke zam an m odern.
b. Perkembangan filsafat barat kontemporer
Pada abad kontemporer, filsafat Barat menemukan jati dirinya kembali, pertama Kontribusi orang -orang
yang m em ang berfikir kritis , ingin m eng erti, m em aham i di lua r ra ta-ra ta pada umumnya orang. Menelisik dan
m encari jaw aban atas tantangan zam an modern tanpa kehilangan jati diri dengan pendekatan fils a fa t,
bersikap ekslusif yang kurang tepat serta m elihat agam a dan tradisi tidak sanggup m enjaw ab tantang a n
ters ebut. Filsafat tradisional m etafisika di libatkan lagi. kedua fils a fa t partner sem ua ilmu. Membuka
intellectual space m elampaui metodis m a s ing -ma s ing ilmu yang kem udian m enggagas perubahan metode
sam p ai pa ra dig m a .
Peranan filsafat Barat Kontemporer meliputi seluruh disiplin ilmu dan juga sesuai dengan tuntutan
kehidupan kontemporer meliputi demokrasi, hak asasi, etika, budaya, bahasa, hermeneutika, dst. Setiap
pemerhati filsafat salah satunya mahasiswa harus memperthatikan issu terkini dan menelaah dengan kearifan
berdas a rkan intelektua lnya. Filsafat Barat kontemporer s a ng a t berkaitan erat dengan perkem ba ng a n
dunia empiris dan iterpretasi kebudayaan tertentu serta harus menggunakan semua perkembangan tersebut
untuk menata keterkaitan s eluruh disiplin ilmu, m enyajikan dalam bentuk umum dan sistematis. P a ra
pem erhati filsafat selanju tnya tidak hanya m engulang teori- teori yang sudah ada s eca ra mentah-mentah
tetapi m engkritisinya sehingga bisa m ela hirkan teori yan g lebih jauh lagi demi pengem bangan fils a fa t
kontemporer s ela njutnya.
ALIRAN-ALIRAN
FILSAFAT
KONTEMPORER
A. Positivisme/ Positivisme Logis
August Comte bapak positivisme. Positivisme mengutamakan empiris
dari pada rasio dan menggemakan berfikir induktif. Sedangkan
Rene Descartes sebaliknya. Menurut positivisme filsafat harus
menggunakan prinsip sains untuk menemukan dan menggunakan
prinsip tersebut sebagai pemandu perilaku manusia di masyarakat.
Positivisme sangat menghargai sains dan teknologi.
Hermeneutic ada 2 yaitu hermeneutic theory dan hermeneutic philosophy, Joseph Bleicher
menambah satu jenis hermeneutic yaitu hermeneutic kritis. Hermeneutic theory lebih
ke aturan metodologis untuk sampai pada pemahaman pengarang (author),
hermeneutical philosophy lebih menggali dimensi filosofis pemahaman hingga ke
aspek historisitas teks, pengarang dan pembacanya. Sedangkan hermeneutic kritis
menjadi wadah bagi kritik hermeneutic seperti Habermas, Derrida dst.
Pengasosian hermeneutic pada hermes yaitu dewa orang Yunani. hermeneutic dalam
bahasa Yunani berasal dari kata hermeneuein yang berarti “menafsirkan”. Ada 3 unsur
dalam proses memahami, yaitu: tanda, pesan atau teks yang menjadi sumber
penafsiran, perantara atau penafsir (Hermes) dan penyampaian pesan oleh sang
perantara agar bisa di pahami dan sampai pada penerima.
Menurut Harun Hadiwijono abad XIX adalah abad yang lebih rumit dari sebelumnya,
karena beberapa hal :
I. Ateisme Abad
Kontemporer
Abad XIX dan XX di mulai dengan munculnya filsuf “pembunuh”
Tuhan seperti Feurbach, Karl Marx, Nietzhe dan Sartre. Feurbach
misalnya memproyeksi Tuhan maha kuat karena manusia memproyeksi
dirinya lemah, padahal Tuhan kuat karena kuatnya manusia itu sendiri.
Kritik filsuf ateis abad XXI terpusat pada ketidakmampuan manusia
mempertanggungjawabkan imannya secara rasional.
Musuh terbesar umat beragama abad XXI adalah humanisme sekuler
yang aliran ini berusaha menghidupkan kembali budaya yunani romawi yang
berpendapat bahwa asal tujuan hidup manusia adalah manusia itu sendiri.
Menghilangkan supranatural dan pengalaman spiritual dari realiatas
proses
kehidupan dan kebudayaan manusia. Dari sini timbul sifat kritis orang yang
beragama untuk mempertanyakan imannya sendiri, mengkritisi institusi
agamanya serta meragukan eksistensi Tuhan yang di imaninya.
Auteurs classiques