Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Postmodern

Manusia yang hidup pada masa modern selalu berpikir individual karena memahami
dirinya sebagai pusat kebenaran, pusat kebenaran nyata, dan sumber dari segala sesuatu. Abad
19 dan 20 sebagai era modernisasi telah banyak menghasilkan kemajuan untuk kehidupan
manusia meskipun dari moderniasi adalah kehancuran manusia sehingga muncul aliran filsafat
yang melakukan kritik pada faham modernisme, yaitu postmodernisme.
Postmodern merupakan gabungan dari dua kata, post yang berarti setelah dan modern
yang berarti abad/perilaku hidup modern. Sehingga secara sederhana filsafat postmodern adalah
filsafat atau pemikiran yang lahir setelah filsafat modern. Atau dalam pemahaman lain,
postmodern adalah paham pemikiran filsafat yang menjadi kelanjutan pemikiran filsafat
abad modern. Postmodern dinilai sebagai setelah/kelanjutan abad modern memiliki beebrapa
makna:
1. Filsafat postmodern adalah kritik dan koreksi atas pemikiran dan paham filsafat modern.
2. Filsafat postmodern berarti pemutusan diri dari paham atau pemikiran filsafat modern
3. Filsafat postmodern adalah filsafat modern tahap lanjut dan telah mengalami
perkembangan.
4. Filsafat postmodern adalah filsafat modern yang telah menjadi dewasa.
Empat pemahaman tentang hubungan postmodern dengan modern sebagaiamana
dijelaskan di atas menunjukkan bahwa filsafat modern di samping memberikan kemajuan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (sainstek), sekaligus memebrikan dampak
negatif dalam kehidupan manusia. Kritik negatif atas pengaruh pemikiran filsafat modern
disebabakan karena pendekatan filsafat modern yang menjadikan manusia dengan akal
pikiran/rasionya sebagai satu-satunya ukuran kebenaran. Akal pikiran atau rasio manusia
adalah sumber kebenaran universal yang bersifat mutlak dan bebas nilai (tidak boleh
dipengaruhi oleh nilai-nilai lain baik itu agama maupun filsafat nilai lainnya).
Karena ukuran kebenaran adalah akal pikiran atau rasio manusia, maka kebenaran
dalam pandangan kehidupan modern bersifat relatif dan tidak mutlak. Tidak boleh adanya
pandangan yang bersifat mutlak dan final. Semua serba bisa berubah, semua dapat diragukan,
dan semua dapat ditafsirkan ulang. Keadaan inilah yang kemudian menjadikan manusia-
manusia abad modern kebingungan dalam mencari pedoman dan pengikat hidupnya. Hidupnya
terombang-ambing bagaikan hidup di tengah lautan tanpa arah.
Pandangan yang demikian melahirkan manusia-manusia modern yang mekanistik dan
hanya bersifat jasmani/fisik. Sehingga aspek ruhani dan jiwa manusia modern menjadi
teraabaikan atau tersingkirkan. Manusia modern menjadi manusia yang kering akan nilai dan
jiwanya hampa. Sehingga muncul persoalan utama manusia modern: Krisis moral dan
kemanusiaan. Krisis moral dan kemanusiaan ini kemudian menjadi ancaman serius bagi
keberlangsungan kehidupan manusia di dunia. Pertanyaan akhirnya: Jika keberlangsungan
manusia terancam, bagaimana kehidupan di masa mendatang?
Postmodernisme merupakan teori reformasi yang memahami kepercayaan menuju
kebenaran relatif, paham yang menolak anggapan tentang realitas, kebenaran, dan pemikiran
universalisme pengetahuan yang terus meluas tentang dunia manusia. Postmodernisme
melahirkan banyak pendekatan pemikiran, di antaranya:
1. Relativisme: Paham yang menyatakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak, semua
serba relatif.
2. Pluralism: Paham yang nilai dan kebenaran itu tidaklah tunggal. Ada banyak versi
kebenaran.
3. Skeptisisme: Paham yang menjadikan keragu-raguan sebagai nilai dasar. Bahwa
dengan meragu-ragukan segala sesuatu merupakan kunci untuk mencapai kebaruan.
4. Dekonstruksionisme: Paham yang ingin merombak ulang segala konsep, nilai, dan
tatanan dalam kehidupan. Bagi dekonstruksionisme tidak ada tafsir dan pemahaman
yang final. Semua masih bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman, budaya, dan
tantangan kehidupan.
5. Nihilisme: paham bahwa semua nilai-nilai tidak memiliki dasar dan tidak ada yang
dapat diketahui dan dikomunikasikan. Dengan kata lain, paham nihilisme
menganggap segala sesuatu tidak berarti. Nihilisme smenyangkal adanya kebenaran
atau nilai moral yang benar, menolak pengetahuan, dan menyatakan bahwa
kehidupan dan seluruh alam semesta tidak memiliki arti dan tujuan

Anda mungkin juga menyukai