Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

“KETERAMPILAN PENGUATAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

AULIA RAHMANI 1928041033

NURANI 1928041036

RISKA WULANDARI 1928041043

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSTAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikmu warahmatulllahi wabaraktu.

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya
kami kelompok 5 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“keterampilan penguatan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi belajar
mengajar. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
keterampilan penguatan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Nahriana, M.Pd sebagai
dosen mata kuliah strategi belajar mengajar yang telah memberikan tugas makalah
ini sehingga kami dapat mengerti tentang keterampilan penguatan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi perbaikan dimasa
mendatang.

Makassar, 18 September 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………….... iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1

A. Latar belakang …………………………………………….. 1


B. Rumusan masalah …………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………. 3

A. Pengertian penguatan …………………………………….... 3


B. Pengertian keterampilan penguatan ……………………...... 4
C. Tujuan penguatan ………………………………………….. 5
D. Komponen keterampilan penguatan ………………………. 6
E. Prinsip penguatan ………………………………………….. 7
F. Model- model pemberian penguatan ……………………… 9
G. Kelebihan dan kekurangan penguatan …………………….. 10

BAB III PENUTUP ………………………………………………. 11

A. Kesimpulan ………………………………………………... 11
B. Saran ………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 13

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Guru merupakan sosok yang sering ditiru. Program kelas tidak
akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu
peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin
pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas.
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu
pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan
secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru mestinya
merencanakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi
secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan
tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi
aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang
diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau
reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan
hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam
kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan
oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak
spontan.
Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh
seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon
yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak
dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam
belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang
kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga
motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal
ketika melakukan suatu proses pembelajaran.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian penguatan?
2. Apa pengertian keterampilan penguatan?
3. Apa tujuan penguatan?
4. Apa saja komponen keterampilan penguatan?
5. Bagaimana prinsip pemberian penguatan?
6. Bagaimana model-model penguatan?
7. Apa kelebihan dan kekurangan penguatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian penguatan
2. Untuk mengetahui pengertian keterampilan penguatan
3. Untuk mengetahui tujuan penguatan
4. Untuk mengetahui apa saja komponen keterampilan penguatan
5. Untuk mengetahui bagaimana prinsip pemberian penguatan
6. Untuk mengetahui bagaimana model-model penguatan
7. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan penguatan

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian penguatan
Penguatan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, meskipun
banyak yang tidak menyadari bahwa yang dimunculkan tersebut adalah
penguatan. Misalnya seorang mengucapkan terima kasih setelah menerima
sesuatu, seorang anak diberi pujian oleh ibunya setelah mendapatkan nilai
yang bagus. Hal tersebut adalah sebuah penguatan yang dapat membuat
orang yang menerima penguatan tersebut merasa senang dan akan
meningkatkan perbuatan yang diberi penguatan tersebut.
Penguatan merupakan respon yang diberikan terhadap perilaku
atau perbuatan seseorang yang dianggap baik, yang dapat membuat
terulangnya atau meningkatnya perilaku atau perbuatan yang dianggap
baik tersebut (Winataputra, 2004). Menurut Wartono, penguatan adalah
respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu.
Berdasarkan uraian diatas, jadi Penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
(feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagi suatu tindak
dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respon terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar
atau membesarkan hati siswa agar lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar mengajar.
Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran
penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian
atau respon positif seorang guru terhadap perilaku siswa yang positif akan
membuat siswa merasa senang karena dianggap mempunyai kemampuan.

3
B. Pengertian keterampilan penguatan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan merupakan
kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimal,
tetapi dengan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Pada
hakikatnya manusia sangat membutuhkan keterampilan dalam kehidupan
sehari-hari karena dengan keterampilan, manusia dapat menyelesaikan
tugas-tugasnya dan dapat mengatasi masalah dalam hidupnya (Saputra,
2000).
Keterampilan memberi penguatan merupakan suatu alat pendidikan
yang menyenangkan berupa pujian atau penghargaan yang bertujuan untuk
memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, atau juga sebagai
suatu keterampilan yang memberi penguatan berupa respon positif dari
guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik.
Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak
didik lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa
agar mengulangi lagi perbuatan yang baik, walaupun
Seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam
pembelajaran. Keterampilan memberikan suatu penguatan misalnya.
Secara psikologis setiap siswa mengharapkan adanya penghargaan
terhadap suatu usaha yang telah dilakukannya. Melalui penghargaan, siswa
akan merasakan bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai, oleh karena
itu akan menjadi pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau
berbuat baik ketika berada di lingkungan sekolah maupun lingkungan
keluarga.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sebaiknya diberikan
tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi
aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Dengan demikian,
seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar
dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses
pembelajaran.

4
C. Tujuan penguatan
1. Meningkatkan perhatian siswa. Melalui penguatan, siswa akan merasa
diperhatikan oleh gurunya, dengan demikian perhatian siswapun akan
semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang
diberikan kepada siswanya.
2. Memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus
ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu
dengan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong
keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari rasa
takut salah dalam belajar.
3. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi. Upaya memelihara
dan membangkitkan motivasi belajar siswa, senantiasa harus dilakukan
oleh guru yaitu melalui penguatan. Apabila perhatian siswa semakin
baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun semakin baik
pula.
4. Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah
laku belajar yang produktif. Mengontrol dan memodifikas tingkah laku
siswa serta mendorong munculnya prilaku. Penguatan yang diberikan
oleh guru akan dapat mengontrol dan juga merubah prilaku siswa
dalam proses belajar mengajar serta mendorong munculnya prilaku
yang positif dari siswa.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Rasa percaya diri
merupakan modal dasar dalam belajar, perasaan negatif yang akan
mempengarui terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari.
Upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar
yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh
guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Rasa percaya diri
merupakan modal dasar dalam belajar, perasaan negatif yang akan
mempengarui terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari.
Upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar

5
yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh
guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

D. Komponen keterampilan penguatan


1. Penguatan verbal
Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan
guru. Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai
pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.
2. Penguatan non verbal
a. Penguatan gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau
anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya
mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan
tanda setuju, menaikkan ibu jari tanda “jempolan”, dan lain-lain.
b. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk
menyatakan pendapat guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi,
berdiri disamping siswa. Sering gerakan guru mendekati siswa
diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat non verbal.
c. Penguatan dengan sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk
pundak siswa, menjabat tangan siswa , atau mengangkat tangan siswa.
Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil guru mengusap rambut
kepala siswa.
d. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila
dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa
diminta memimpin kegiatan dan lain-lain.
e. Penguatan berupa tanda atau benda

6
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan
bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku
siswa yang positif . bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis
pada buku pekerjaan, pemberian prangko, bintang, permen dan
sebagainya.
f. Penguatan tak penuh
Jika siswa memberikan jawaban yang sebagian saja benar, guru
hendaknnya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan
seperti ini guru sebaiknya mengguanakan atau memberikan penguatan
tak penuh (partial). Umpannya bila seorang siswa hanya memberikan
jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan “ya, jawabanmu
sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan,” sehingga siswa
tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidk seluruhnnya salah, dan
dia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

E. Prinsip Pemberian Penguatan


a. Dalam menggunakan komponen harus bervariasi.
Banyak aktivitas dan tugas yang hisa diberikan guru selama selang
waktu pembelajaran. Tentu saja bergam pula partisipasi yang diberikan
oleh siswa setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan
penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak
membosankan dan selalu hidup guru harus pintar memvariasikan
berbagaibentuk penguatan kadang mengatakan bagus, kadang
mengacungkan jempol berikutnya tersenyum sambil menganggukkan
kepala lalu mendekati siswa begitu seterusnya sehingga ucapan atau
tanggaan yang sama tidak keluar berualang ulang dalam waktu
terbatas.
b. Pemberian penguatan lebih baik dilakukan secara langsung dan segera.
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah
laku atau respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya
cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif. Tidak ada waktu

7
tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang
diberikan.
c. Untuk keperluan tertentu penggunaan penguatan secara tidak penuh
dapat diberikan.
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang
benar atau kurang benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi
dengan memberi penguatan, misalnya ” jawabanmu sudah baik, tapi
masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk
menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui
bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
d. Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh
e. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik.
Kadang kala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah
pikirannya didalam kelas tau bisajadi pendapat tersebut keliru. Seorang
guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan
yang positif tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa
dihadapan teman-temannya.
f. Hangat dan antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tetntu saja
tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak
bersemangat. Aktivitas yang bertjuan memberikan semangat tersebut
juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya
dilakukakan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang
ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak positif terhadap
siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku ,diam
,ramai dan tegang menjadi kondusif. Sikap antusias dalam batas
kewajaran atau tidak berlebihan punya makana tersendiri di hati siswa.
Melihat gurunya antusias siswa yang tadinya malas, mengantuk,capek,
atau melakukan aktivitas`lain menjadi tertarik ikutdalam pelajaran.
g. Kebermaknaan

8
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi
siswa. Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa
diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar merasa terpuji dan
tersanjung.
h. Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya,
memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa,
ataupun kepada seluruh siswa secara utuh.
i. Pemilihan waktu penguatan
Pemilihan waktu dalam memberikan penguatan juga harus
diperhatikan oleh guru. Contoh, ketika pembubaran kelas lebih awal
pada saat siswa sedang ribut akan menajdi bentuk penguatan perilaku
yang kurang tepat. Siswa menjadi beranggapan bahwa ketika mereka
ribut sebelum jam pelajaran berakhir membuat mereka dipulangkan
lebih awal.

F. Model-model Penguatan
Ada tiga model dalam pemberian penguatan diantaranya sebagai berikut:
a. Penguatan seluruh kelompok. Pemberian penguatan kepada seluruh
anggota kelompok dalam kelas dapat dilakukan sacara terus menerus
seperti halnya pada pemberian penguatan untuk individu. Penguatan
verbal, gestural, tanda, dan kegiatan adalah merupakan komponen
penguatan yang dapat diperuntukan pada seluruh anggota kelompok
b. Penguatan partial. Penguatan partial sama dengan penguatan sebagian-
sebagian atau tidak berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk
sebagian dari responnya. Sebenarnya penguatan tersebut digunakan
untuk menghindari penggunaan penguatan negatif dan pemberian
kritik.
c. Penguatan perorangan. Penguatan perorangan merupakan pemberian
penguatan secara khusus, misalnya menyebutkan kemampuan,
penampilan, dan nama siswa yang bersangkutan.

9
G. Kelebihan dan kekurangan penguatan
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat,
namun juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya.
Berikut ini beberapa kelebihan dalam pemberian penguatan:
1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara
mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada
guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam
memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara
maksimal.
Adapun kekurangan dalam pemberian penguatan ialah, walaupun
pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun
dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru
membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak
sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian
penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian
penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa
menjadi bersifat materialistis.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat
verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah
laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas
perbuatannya sebagi suatu tindak dorongan ataupun koreksi
2. Keterampilan memberi penguatan merupakan suatu alat pendidikan yang
menyenangkan berupa pujian atau penghargaan yang bertujuan untuk
memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, atau juga sebagai
suatu keterampilan yang memberi penguatan berupa respon positif dari
guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik.
3. Tujuan penguatan ialah: Meningkatkan perhatian siswa, memudahkan
siswa belajar, membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengontrol
atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang
produktif, menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa.
4. Komponen keterampilan penguatan terdiri dari penguatan verbal (berupa
ucapan secara lisan) dan nonverbal (Penguatan gestural, penguatan dengan
cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan
memberikan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa tanda atau
benda, dan penguatan tak penuh)
5. Prinsip Pemberian Penguatan: Dalam menggunakan komponen harus
bervariasi, pemberian penguatan lebih baik dilakukan secara langsung dan
segera, untuk keperluan tertentu penggunaan penguatan secara tidak penuh
dapat diberikan, penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh,
hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik, hangat dan
antusias, kebermaknaan, sasaran penguatan, dan emilihan waktu
penguatan.
6. Model- model penguatan ialah sebagai berikut: penguatan seluruh
kelompok, penguatan partial, dan penguatan perorangan.

11
7. Kelebihan penguatan:
 Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
 Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
 Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
 Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
 Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara
mandiri.
8. Kekurangan penguatan: pemberian penguatan yang tidak sesuai dengan
tindakan yang dilakukan siswa akan berakibat fatal. Contohnya siswa
enggan belajar karena pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-
menerus yang mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

B. Saran
1. Saran untuk pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk
para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam
memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan
antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan tercipta suasana
kelas yang menyenangkan.
2. Saran untuk pendidik
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya
tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu
bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan
dapat memotivasi siwa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik
menghindari respon negative, karena hal tersebut dapat membuat siswa
tertekan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alma. (2009). Guru Profesional. Bandung: Afabeta.

Mulyasa. (2013). Menjadi guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saputra. (2000). Perkembangan gerak dan belajar gerak. Jakarta: Depdikbud.

Usman, M. (2013). Menjadi guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wartono. (2003). Keterampilan dasar mengajar . Malang: Universitas


Kanjuruhan.

Winaputra. (2004). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai