FILSAFAT ILMU
“METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH”
KELOMPOK 7 :
SURTI (1928041037)
NURANI (1928041036)
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bersama, bahwa di era post-modern saat ini telah begitu banyak
ditemukan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan. Penemuan-
penemuan tersebut dapat kita rasakan hampir dalam segala bidang dan lingkungan
di mana kita berada. Misalnya, keberadaan ilmu tekhnologi yang semakin hari
semakin canggih. Hasil penemuan baru tersebut tentunya melalui sejumlah proses
yang memakan waktu cukup relatif panjang. Hal ini (semakin pesatnya
penemuan-penemuan baru) merupakan suatu yang tidak dapat terelakkan lagi,
karena ia merupakan tuntutan dari keberadaan manusia itu sendiri, yakni
keberadaan kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin tinggi dan beragam.
Di dalam proses penelitian tentang suatu ilmu tersebut maka diperlukan yang
namanya metode ilmiah sebagai jalan untuk meraih hasil yang sesuai dengan
keilmuannya, karena itulah kami mengambil judul tersebut sebagai topik utama
dalam makalah ini.
Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia, pastilah menuntut metode
tertentu. Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu, mungkin
membutuhkan lebih dari satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut
berbagai metode. Akhirnya suatu pendapat mengatakan, bahwa suatu memiliki
berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pengertian Metode Ilmiah?
2. Bagaimanakah Dasar-dasar Metode Ilmiah?
3. Seperti Apa Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non Ilmiah?
4. BagaimanaMacam-Macam Metode Ilmiah?
5. Bagaimana Hubungan Filsafat Ilmu dengan Metode Penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengertian Metode Ilmiah
2. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Dasar-dasar Metode Ilmiah
3. Untuk Mengetahui Seperti Apa Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non
Ilmiah
4. Untuk Mengetahui BagaimanaMacam-Macam Metode Ilmiah
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Filsafat Ilmu dengan Metode
Penelitian
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
7) Menulis laporan Ilmiah. Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada
orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu
penelitian ilmiah.
Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut dengan
metode ilmiah, maka ia harus memiliki beberapa hal, yaitu:
1. Berdasarkan fakta
Metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan-pertimbangan subyektif. Menggunakan suatu fakta harus dengan
alasan atau bukti lengkap dan pembuktian yang obyektif.
Dalam memahami serta member arti terhadap fenomena yang kompleks harus
menggunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari dan temukan sebab
musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta
yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Akan tetapi semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan
menggunakan analisis yang tajam.
4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan
menggunakan analisis. Hipotesis harus ada untuk mengakumulasi permasalahan
serta memadu jalan fikiran kea rah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang
ingin deperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan
peganganyang khas dalam menentukan jalan penilaian peneliti.
Kerja penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif.
Ukuran tidak boleh degan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-
pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang
sehat.
3
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Beberapa definisi kebenaran dapat kita kaji bersama dari beberapa sumber,
antara lain, Kamus umum Bahasa Indonesia ( oleh Purwadarminta), arti
kebenaran yaitu:
Imam Wahyudi, seorang dosen Filsafat Pengetahuan dan filsafat Ilmu UGM,
kebenaran dikelompokkan dalam tiga makna, yaitu kebenaran moral, kebenaran
logis dan kebenaran metafisik. Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia
menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan.
Kebenaran logis menjadi bahasan epistemology, logika dan psikologi, ia
merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif. Sedangkan
kebenaran metafisik berkaitan dengan yang ada sejauh berhadapan dengan akal
4
budi, karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi. Yang ada
merupakan dasar dari kebenaran, dan akal budi yang menyatakannya.
Yaitu kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah.
d. Kebenaran intuitif
Yaitu kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan
penalaran dan proses berfikir.
f. Kebenaran spekulatif
a. Metode siklus-empirik.
Metode siklus-empirik ini menunjukan pada dua macam hal yang pokok, yaitu
siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-
ulang, dan empirik yang menunjukan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-
hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregristasi secara indrawi.Metode ini
digunakan dalam ilmu-ilmu kealaman (naturwissenschaft).
5
b. Metode linier.
Keterkaitan antara filsafat ilmu dengan metode penelitian jelas ada, serta sulit
dibantah. Filsafat ilmu jelas merupakan dasar keilmuan, yang banyak dijadikan
fondasi metode penelitian. Metode penelitian merupakan jalur andal bagi filsafat
ilmu untuk menemukan kebenaran. Menurut Bahtiar, filsafat ilmu merupakan
kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu. Ilmu tidak akan lepas dari
sebuah metode penelitian. Metode penelitian merupakan upaya untuk
pengembangan ilmu. Ilmu pula yang melandasi pengetahuan tertentu dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian filsafat ilmu merupakan cabang dari
filsafat yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu untuk mencapai suatu
kebenaran. Metodologi penelitian adalah berarti ilmu tentang metode. Sedang
penelitian adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah,
menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan objektif.
6
aksiologi. Cabang-cabang ini apabila diikuti oleh langkah metodologi penelitian,
tentu akan menghasilkan kebenaran sejati. Paling tidak dalam sebuah penelitian
akan memunculkan hasil yang mendekati realitas.
7
unsur-unsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi
para filsuf.
Filsafat ilmu merupakan kajian atau telaah secara mendalam terhadap hakekat
ilmu.
a) Landasan ontologis adalah tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini
berarti tiap ilmu harus mempunyai objek penelaahan yang jelas. Karena
diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya maka
tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.
b) Landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau
menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum, metode
ilmiah pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu yaitu berupa proses
kegiatan induksi-deduksi-verivikasi seperti telah diuraikan diatas.
c) Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut
dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa
yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta
membagi peningkatan kualitas hidup manusia.
8
7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.
Permasalahan akan menentukan ada atau tidaknya ilmu. Tanpa ada masalah,
maka tidak akan ada ilmu. Langkah pertama suatu penelitian adalah mengajukan
sesuatu yang dianggap sebagai masalah. Sesuatu yang dianggap sebagai masalah
apabila terdapat pertentangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya,
dengan kenyataan yang sebenarnya ada.
Sikap ilmiah merupakan bagian penting dari prosedur berfikir ilmiah. Sikap
ilmiah memiliki 6 karakteristik, yaitu:
b. Spekulatif
c. Objektifitif
Objektifitif ini dimaknai dengan sikap yang selalu sedia untuk mengakui
subjektivitas terhadap apa yang dianggapnya benar.
d. Keterbukaan
9
f. Tentatif
2. Aktivitas Ilmiah
Para ilmuan sering melakukan aktivitas ilmiah ini, secara terus menerus untuk
mencapai pada apa yang disebutnya benar.
Dalam melakukan reserch, para ilmuan mempunyai dua aspek, yaitu aspek
invidual yang mengacu pada ilmuan sebagai aktifitas ilmuan dan aspek sosial
yang mengacu kepada ilmu sebagai suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para
ilmuan.Komunitas ini berinteraksi dengan intuisi-intuisi lain dalam masyarakat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Suria sumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Sumadi. 2010. Filsafat Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. Ciamis: Institut
Agama Islam Darussalam.
12