Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh

DIKI STIAWAN
2021207209027

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. KASUS / MASALAH UTAMA : HARGA DIRI RENDAH


1. Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri merupakan
penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal diri (Stuart, 2019).
Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai, dihormati, dan
dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan meningkatnya usia. Menurut
Depkes RI (2010), individu cenderung menilai dirinya negatif merasa lebih rendah dari orang
lain. Penilaian negatif dan perasaan rendah diri dapat mempengaruhi perasaan yang dapat
menambah rasa takut, tidak sanggup mendapat kritik/serangan dan dapat mempengaruhi
kesehatan fisik. Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010).

2. Klasifikasi
Menurut Fitria (2019), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki
harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu
kejadian (kehilangan, perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.
3. Rentang respon

a. Respon adaptif

2
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu
memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya adalah :
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian
yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan sengan orang lain secara intim. Tidak ada
rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Faktor Predisposisi
a. Biologis, berdasarkan biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau faktor resiko yang
dapat mempengaruhi peran manusia dalam menghadapi stresor. Adapun yang termasuk
dalam faktor biologis adalah :
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi dan skizoprenia
sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah kronis.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan
neurotransmitter di otak. Neurotransmiter adalah kimiawi otak yang ditransmisikan
oleh satu neuron ke neuron lain (Stuart & Larala, 2015). Neurotransmiter sangan
berhubungan dengan depresi adalah norepinefrin, dopamin, serotonin.

b. Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Jika lingkungan tidak memberikan dukungan positif atau
justru menyalahkan individu dan terjadi terus-menerus akan mengakibatkan individu
3
mengalami harga diri rendah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga
diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua
yang tidak percaya pada ana, tekanan teman sebaya, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik. (Stuart &
Sundeen, 2019)
c. Faktor sosial dan kultural
Secara sosial status ekonmi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah.
Dimana tempat tumbuh kembang yaitu keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan
masyarakat. Kondisi sosial di masing-masing tempat akan berinteraksi satu dengan yang
lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang.
Contoh masalah sosial yang dapat menimbulkan harga diri rendah antara lain kemiskinan,
tempat tinggal daerah kumuh, rawan kriminalitas. Dimana menurut Hawari (2011) rasa tidak
aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang tertekan.

2. Manifestasi klinis
Menurut Stuart (2017: hal.188) manifestasi klinis pada klien dengan harga diri rendah adalah
sebagai berikut:
a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
b. Penurunan produktifitas
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
d. Gangguan dalam berhubungan
e. Rasa diri penting yang berlebihan
f. Perasaan tidak mampu
g. Rasa bersalah
h. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
i. Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
j. Ketegangan peran yang dirasakan
k. Pandangan hidup yang pesimis
l. Keluhan fisik
m. Pandangan hidup yang bertentangan
n. Penolakan terhadap kemampuan personal
o. Destruktif terhadap diri sendiri
p. Pengurangan diri
q. Menarik diri secara social
r. Penyalahgunaan zat
4
s. Menarik diri dari realitas
t. Khawatir

3. Faktor Presipitasi
a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.
4. Penilain stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis, atau
fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.
5. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien antara lain: Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar, hobi
dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri, pendidikan dan
pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan
kreatifitas serta hubungan interpersonal.

6. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2017, hlm 191) mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang atau jangka pendek serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
1) Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari
krisis identitas diri misalnya konser musik, bekerja keras, menonton tv, Aktivitas yang
memberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut serta dalam klub social,
agama, politik, kelompok. Aktifitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu misalnya olahraga yang kompetitif, prestasi
5
akademik. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas
diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini.
2) Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang merupakan adopsi
identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan
keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu dan identitas negative merupakan asumsi
identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat.

C. POHON MASALAH
1. Pohon Masalah
Isolasi sosial

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

2. Daftar Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan tentang :
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
5. Objektif
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat
6
berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Koping Individu Tidak Efektif

7
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (TULIS SESUAI DENGAN MASALAH UTAMA)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Pasien Mampu : Setelah 3x pertemuan, SP 1
1) Bina hubungan pasien dapat : 1) Identifikasi kemampuan melakukan 1) Membuat pasien menyadari aspek positif
saling percaya 1) Membina hubungan kegiatan dan bantu aspek positif (buat yang dimiliki sehingga meningkatkan harga
2) Dapat saling percaya daftar kegiatan) diri pasien
mengidentifikas 2) Mengindetifikasi 2) Bantu pasien menilai kegiatan yang 2) Membantu pasien dalam menyusun jadwal
i aspek positif aspek positif yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari kegiatan
3) Dapat menilai dimiliki daftar kegiatan) lalu buat daftar 3) Mengetahui kegiatan yang dapat dilakukan
kegiatan yang 3) Menilai kemampuan kegiatan yang dapat dilakukan saat ini pasien hingga saat ini
dapat dilakukan yang dimiliki untuk 3) Bantu pasien memilih salah satu 4) Memberikan latihan praktik langsung untuk
saat ini dilaksanakan kegiatan yang dapat dilatih saat ini meningkatkan kemampuan pasien
4) Dapat memilih 4) Merencakan kegiatan 4) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan 5) Mengontrol kegiatan apa saja yang
salah satu sesuai dengan cara melakukannya) dilakukan pasien
kegiatan yang kemampuan dan 5) Masukkan pada jadwal kegiatan
dapat dilakukan jadwal yang telah untuk latihan sesuai kesepakatan
5) Dapat ditetapkan dengan pasien
SP 2
melakukan 5) Melakukan kegiatan
1) Evaluasi kegiatan pertama yang telah 1) Membandingkan hasil dan harapan.
kegiatan secara sesuai dengan
dilatih dan berikan pujian 2) Memberikan latihan praktik langsung untuk

8
mandiri rencana secara 2) Latih kegiatan kedua (cara dan alat) meningkatkan kemampuan pasien.
mandiri sesuai dengan jadwal kegiatan yang 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan pasien
telah disepakati bersama pasien
3) Masukkan dalam jadwal kegiatan
untuk latihan ..../hari
SP 3
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 1) Membandingkan hasil dan harapan.
SP 2) 2) Memberikan latihan praktik langsung untuk
2) Latih kegiatan ke tiga (cara dan meningkatkan kemampuan motorik pasien.
alat)sesuai dengan jadwal kegiatan 3) Mengontrol kegiatan yang dilakukan pasien
yang telah disepakati bersama pasien
3) Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan ..../hari

SP 4
1) Evaluasi kemampuan pasien yang 1) Membandingkan hasil dan harapan.
lalu (SP 1, SP 2 dan SP 3) 2) Memberikan latihan praktik langsung untuk
2) Latih kegiatan ke empat (cara dan meningkatkan kemampuanpasien.
alat) 3) Mengontrol kegiatan pasien
9
3) Masukkan pada jadwal kegiatan 4) Membandingkan hasil dan membantu
harian ...../hari meningkatkan harga diri pasien
4) Evaluasi kegiatan latihan dan berikan 5) Meingkatkan kemampuan pasien
pujian 6) Mengetahui seberapa jauh kemampuan
5) Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak pasien
terhingga
6) Nilai kemampuan yang telah mandiri
Keluarga mampu Setelah 4x pertemuan SP 1
merawat anggota keluarga mampu 1) Diskusikan masalah yang dirasakan 1) Mencari tahu atau menggali apa saja aspek
keluarga yang meneruskan melatih dalam merawat pasien yang akan di tingkatkan pada diri pasien
mengalami pasien dan mendukung 2) Jeaskan pengertian, tanda gejala, dan 2) Memberi pengetahuan
masalah harga diri agar kemampuan dalam proses terjadinya harga diri rendah 3) Memberi pengetahuan
rendah melakukan kegiatan 3) Jelaskan cara merawat harga diri 4) Memberikan latihan praktik langsung dalam
dapat menigkat. rendah terutama memberikan pujian melakukan perawatan.
semau hal positif pada pasien 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien
4) Latih keluarga memberi tanggung lakukan untuk latihannya.
jawab kegiatan pertama yang dipilih
pasien, bimbing dan beri pujian
5) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian

SP 2
1) Evaluasi SP 1 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga melatih pasien 2) Memberikan latihan praktik langsung dalam
10
dalam melalukan kegiatan kedua melakukan perawatan.
yang dipilih pasien 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
3) Anjurkan membantu pasien sesuai lakukan untuk latihannya.
dengan jadwal dan memberi pujian
SP 3
1) Evaluasi kemampuan SP 2 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga melatih pasien 2) Memberikan latihan praktik langsung dalam
dalam melakukan kegiatan yang melakukan perawatan.
dipilih pasien 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
3) Anjurkan membantu pasien sesuai lakukan untuk latihannya.
jadwal dan memberi pujian
SP 4
1) Evaluasi kemampuan SP 3 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Evaluasi kemampuan keluarga. 2) Membandingkan hasil dan harapan.
3) Rencana tindak lanjut keluarga. 3) Mengontrol
4) Follow up 4) Dorongan/motivasi untuk mampu
5) Rujukan 5) Untuk meningkatkan perkembangan

Terapi Spesialis
1. Terapi individu : terapi kognitif, CBT, gestalt, penghentian pikiran
2. Terapi kelompok : logoterapi, terapi suportif
3. Terapi keluarga : terapi sistem keluarga, psikoedukasi
4. Terapi komunitas : assrtive community therapy (SAK FIK-UI, 2014)
11
12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2010). Standar Pedoman Jiwa


Nurjanah, Intisari. 2011. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2015), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St.
Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2019). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2015). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai