Anda di halaman 1dari 12

Keceradan Manusia (SI) Spiritual Intellegence

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.Umi Kulsum M.Pd.I

Kelompok 10

Dwi Yuliana : 2011010207

Ichsan Pratama : 2011010255

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Psikologi Pendidikan tentang
” Keceradan Manusia (SI) Spiritual Intellegence” dengan tepat sesuai waktu yang diberikan.
Kemudian sholawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
Nabi Muhammad SAW. Semoga kelak kita sebagai umatnya mendapatkan syafaat nya di
yaumul kiamah. Karena beliau lah suri tauladan yang menjadi uswatun hasanah. Tidak lupa
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Umi Kulsum M.Pd.I selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kukurangan. Oleh karena itu kami meminta kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga penyusunan makalah ini dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 11 November 2021

Penulis Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………….…….…. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…….....……... ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………......... iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...…..…….……………… 1

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………..……………… 1

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………. 1

1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………………………………...………….......... 1

BAB II PEMBAHASAN…………………….………………………………………………….......... 2

2.1 PENGERTIAN DARI KECERDASAN SPIRITUAL …………………...…………………....... 2

2.2 TEORI KECERDASAN SPIRITUAL………………………………….……………………....... 3

2.3 INDIKATOR KECERDASAN SPIRITUAL…………………………………………………….. 4

2.4 FUNGSI KECERDASAN SPRIRITUAL ………………………………………..………......... 5-6

2.5 ASPEK-ASPEK KECERDASAN SPIRITUAL ……………………………………………..... 6-7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………….... 8

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………. 8

3.2 SARAN………………………………………………………………………….………………… 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kecerdasan spiritual merupakan potensi yang harus dimiliki oleh anak, karena
pengaruhnya sangatlah besar dalam kehidupan anak kelak dimasa depan. Sungguh sangat
menyedihkan jika anak-anak sekarang kurang dalam spiritualitasnya. Banyak orang tua
tanpa disadari telah melakukan proses dalam mendorong anak untuk mencapai
kesuksesan materi, popularitas dan menyisihkan nilai-nilai spiritualitas terhadap anak.
Akibatnya anak hanya akan memikirkan bagaiamana dia mencapai keinginannya dengan
cara apapun, serta hanya mementingkan egoisme semata . Ketiadaan kecerdasan spiritual
ibarat suatu kehampaan pada jiwa seseorang, seperti orang yang merasa sepi di tengah
keramaian, orang-orang miskin di tengah limpahan kekayaan. Ketiadaan kecerdasan
ruhaniah atau spiritual akan mengakibatkan hilangnya ketenangan batin dan pada
akhirnya mengakibatkan hilangnya kebahagiaan pada diri seseorang tersebut. Kecerdasan
spiritual memberi kita kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk, kecerdasan
spiritual memberi manusia rasa moral dan memberi kemampuan untuk menyesuaikan
dirinya dengan aturan-aturan yang baru.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Pengertian Dari Kecerdasan Spiritual ?


2. Jelaskan Mengenai Teori Kecerdasan Spiritual?
3. Jelaskan Mengenai Indikator Kecerdasan Spiritual ?
4. Jelaskan Mengenai Fungsi Kecerdasan Spriritual ?
5. Jelaskan Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan Pengertian Dari Kecerdasan Spiritual


2. Menjelaskan Mengenai Teori Kecerdasan Spiritual
3. Menjelaskan Mengenai Indikator Kecerdasan Spiritual
4. Menjelaskan Mengenai Fungsi Kecerdasan Spriritual
5. Menjelaskan Aspek-Aspek dari Kecerdasan Spiritual

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KECERDASAN SPIRITUAL

Secara terminologi kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan pokok yang dengannya


dapat memecahkan masalah - masalah makna dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks
yang lebih luas, kaya, dan bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep yang
berhubungan dengan bagaimana seseorang dalam mengelola dan mendayagunakan makna-
makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritual. Spiritual quotient berasal dari kata
spiritual dan quotient. Spiritual berarti batin, rohani, keagamaan, Sedangkan quationt atau
kecerdasan berarti sempurnanya perkembangan akal budi, kepandaian, ketajaman pikiran.
Spiritual Quotient (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Intelligence
Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) secara efektif. Bahkan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan tertinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa SQ yang baik maka
kecerdasan yang lain seperti (IQ) dan (EQ) tidak akan berkembang dengan baik. Oleh karena
itu, ada yang berpandangan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang
digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan
dengan Tuhannya baik, maka dapat dipastikan hubungan dengan sesama manusiapun akan
baik pula. Dengan demikian kecerdasan spiritual dalam kehidupan manusia adalah
memberikan pemahaman mengenai makna diri kita, makna segala sesuatu yang kita lakukan.
kecerdasan spiritual juga digunakan untuk memahami mengapa kita harus melakukan suatu
tindakan tertentu. Sehingga aktifitas yang kita lakukan akan bermanfaat dan bukan aktifitas
yang sia-sia.

Spiritual Intelligence adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang
memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan
persoalan. Utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial, yaitu saat seseorang
secara pribadi terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu akibat
penyakit dan kesedihan. Dengan dimilikinya Spiritual Intelligence, seseorang mampu
mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan masalah tersebut.Spiritual Intelligence
memberi sesuatu rasa yang “dalam” pada diri seseorang menyangkut perjuangan hidup

2
Spiritual Intelligence (SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang
diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama
dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan cara
moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan
makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam hubungan interpersonal .

2.2 TEORI KECERDASAN SPIRITUAL


a. Danah Zohar dan Ian Marshall
Mendefinisikan Spiritual quotient adalah Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
untuk menyelesaikan masalah makna dan nilai, kecerdasan untuk memposisikan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan
untuk menaksir bahwa suatu tindakan atau jalan hidup tertentu lebih bermakna dari
pada yang lain. SQ adalah fondasi yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ
secara efektif. Bahkan SQ adalah kecerdasan tertinggi kita
b. Toto Tasmara
Mengungkapkan bahwa SQ adalah kemampuan seseorang untuk mendengar hati
nuraninya atau bisikan yang mengilhami dalam dirinya dan beradaptasi, untuk itu
kecerdasan spiritual sangat ditentukan oleh upaya membersihkan dan memberikan
pencerah qalbu sehingga mampu memberikan nasihat dana rah tindakan serta cara
mengambil keputusan.
c. Ary Ginanjar Ary Ginanjar
Beliau menjelasakan kecerdasan spiritual adalah “kecerdasan spiritual adalah
kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, prilaku, dan
kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara konperhesif

Jadi kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang memberikan kemampuan


bawaan untuk dapat membedakan antara yang benar dan salah, antara yang baik dan jahat.
Disinilah letak kemanusian yang tinggi akan mendorong kita untuk berbuat kebaikan,
kebenaran, keindahan, dan kasih sayang dalam hidup kita.

3
2.3 INDIKATOR KECERDASAN SPIRITUAL

Danah Zohar dan Ian Marshall menjelaskan tanda-tanda orang yang kecerdasan spiritual
berkembang dengan baik diantaranya sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran yang tinggi. Bagian terpenting dari kesadaran diri ini mencangkup
usaha untuk mengetahui batasan wilayah yang nyaman untuk dirinya sendiri, banyak
tahu tentang dirinya.
2. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu menyesuaikan diri secara spontan dan aktif
untuk mencapai hasil yang baik.
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Mampu menangani
dan menetukan sikap ketika situasi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan.
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melewati rasa sakit. Mampu memandang
kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta
melewati kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan
mencari makna dibaliknya.
5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Seseorang yang
kecerdasan spiritualnya tinggi akan mengetahui bahwa dia merugikan orang lain
maupun merugikan diri sendiri.
6. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
7. Memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dalam
rangka mencari jawaban yang benar
8. Menjadi mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk melawan konvensi. Mampu
berdiri menantang orang banyak, berpegang teguh dengan pendapatnya.

Dari beberapa ciri-ciri diatas kami menyimpulkan bahwa dengan SQ kita dapat
menggunakan IQ dan EQ yang kita miliki dengan lebih optimal, dengan kecerdasan spiritual
dapat membuat manusia lebih luas memaknai dan memberikan arti setiap perilaku sehingga
segala tingkah laku akan sesuai dengan nilainilai yang benar.

4
2.4 FUNGSI KECERDASAN SPIRITUAL

Kondisi spiritual seseorang berpengaruh terhadap kemudahan dia dalam menjalani


kehidupan ini. Jika spiritualnya baik, maka ia menjadi orang yang cerdas dalam kehidupan.
Untuk itu yang terbaik bagi kita adalah memperbaiki hubungan kita kepada Allah yaitu
dengan cara meningkatkan taqwa dan menyempurnakan tawakal serta memurnikan
pengabdian kita kepada-Nya. Beberapa fungsi kecerdasan spiritual, antara lain:

a. Pembinaan dan pendidikan akhlak. Spiritual adalah salah satu metode pendidikan akhlak
dan pembinaan jiwa.
b. Kecerdasan spiritual untuk mendidik hati dan budi pekerti. Pendidikan sejati adalah
pendidikan hati, karena pendidikan hati tidak saja menekankan segi-segi pengetahuan
kognitif intelektual saja tetapi juga menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan
kesadaran spiritual yang reflektif dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kecerdasan spiritual membimbing kita untuk meraih hidup bahagia. Hidup bahagia
menjadi tujuan hidup kita semua, hampir tanpa kecuali. Maka dengan itu ada tiga kunci
SQ dalam meraih kebahagiaan hidup yaitu: cinta yang dicurahkan kepada Allah, berdoa
serta berbuat kebajikan dan berbudi pekerti luhur.
d. Kecerdasan Spiritual merupakan landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Bila kita memiliki kecerdasan spiritual maka ada manfaat tersendiri yang dirasakan.
Adapun manfaatnya menurut David dalam bukunya, sebagai berikut:

a. Membantu Anda melihat hal-hal dari sudut pandang yang lebih luas dan kompleks
b. Membantu berpikir lebih jernih.
c. Membuat pikiran lebih tenang.
d. Membuka wawasan dan motivasi Anda tentang bagaimana cara memaknai hidup.
e. Menurunkan sifat egoisme dalam diri Anda.
f. Memunculkan sikap menghargai orang lain dengan menempatkan orang lain diposisi
yang lebih tinggi dari pada diri sendiri.
g. Menyadari pentingnya nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kejujuran, kebenaran dan
kehormatan
h. Memunculkan sikap belas kasih terhadap orang lain.
i. Memunculkan sikap selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.
j. Memunculkan rasa cinta kasih terhadap diri sendiri, orang lain maupun pada alam
semesta.

5
k. Mampu berfikir positif untuk mejadi orang yang lebih baik
l. Mampu menjadi pribadi yang utuh
m. Mampu bangkit dari kegagalan.
n. Tidak terpuruk dalam penderitaan dan mampu menjadi motivator bagi diri sendiri dan
orang lain.
o. Mampu menjadi orang yang bijaksana dalam menjalani dan menyikapi kehidupan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual bisa membawa
seseorang kepada kesuksesan dan memperoleh ketentraman diri, serta memunculkan
karakterkarakter mulia di dalam diri manusia. Dengan kecerdasan spiritual ini bisa
mendorong santri untuk menghafal al-Qur’an dan mengamalkan.

2.5 ASPEK-ASPEK KECERDASAN SPIRITUAL

Menurut suyanto nilai spiritual diantaranya yaitu: kebenaran, kejujuran, kesederhanaan,


kepedulian, kerjasama, rasa percaya, kebersihan hati, kerendahan hati, rasa syukur,
ketekunan, kesabaran, keadilan, ihklas, hikmah dana keteguhan. Ary Ginanjar menjelaskan
dalam buku Tasmara aspek Kecerdasan spiritual yaitu: Shidiq, Istiqomah, Fathanah, Amanah
dan tabliq. Berdasarkan pendapat diatas dalam skripsi ini penulis mengambil sebagian
indikator kecerdasan spiritual agar pembahasan tidak melebar.

a. Kejujuran

Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal yang paling
penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain jujur adalah
perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat
terpuji (mahmudah). Dalam Q.S At-taubah 119

‫َو ُك ۡونُ ۡواَ َم َعَال ه‬


ََ‫ص ِدقِ ۡين‬ َ ‫ٰۤيـاَيُّ ََهاَالَّذ ِۡينَ َا َمنُواَاتَّقُ ه‬
َ ‫واَّٰللا‬
Artinya: “hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu
bersama oarng-orang yang benar jujur”.

6
b. Syukur

Syukur adalah rasa bertrimaksih atas segala anugrah Allah yang telah dilimpahkan
kepada kita.Allah berfirman dalam Q.S Ibrahim ayat 2:

َ‫ش ِد ْي ٍد‬
َ َ‫ب‬ ِ َ‫َو َو ْيلٌَ ِلِّ ْلك ِف ِريْن‬
ٍ ‫َم ْنَ َعذَا‬ َ ‫ض‬ ْ ِ‫َِو َماَف‬
ِۗ ِ ‫ىَاْلَ ْر‬ ْ ‫ّٰللاَالَّذ‬
َ ‫ِيَلَهٗ َ َماَفِىَالسَّموت‬ ِ‫ه‬

Artinya: “Allah-lah yang memiliki segala yang dilangit dan dibumi. Dan celakalah bagi
orang-orang kafir Karen siksaan yang amat pedih”.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kita sebagai mahluk hidup harus pandai-pandai
bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan.

c. Sabar

Sabar adalah kemampuan untuk dapat menyelesaikan kekusutan hati dan menyerah diri
kepada Allah dengan sepenuh kepercayaan menghilangkan segala keluhan dan berperang
melawan segala kegelisahan. Sabar merupakan bagian sendi yang harus benar-benar kuat dan
kokoh. Sabar merupakan bagian intern dalam diri seseorang. Ada beberapa tingkat sabar
diantaranya yaitu sabar dalam taat, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar dalam
menghadapi ujian.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang memberikan kemampuan bawaan


untuk dapat membedakan antara yang benar dan salah, antara yang baik dan jahat. Disinilah
letak kemanusian yang tinggi akan mendorong kita untuk berbuat kebaikan, kebenaran,
keindahan, dan kasih sayang dalam hidup kita. Spiritual Intelligence (SI) mengacu pada
keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan dengan sumber utama dari semua (Tuhan YME), keberhasilan
dalam menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk membimbing kita
dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan
pribadi kita dan dalam hubungan interpersonal .

3.2 SARAN

Sepanjang uraian yang telah pemakalah paparkan dalam maklah ini, pemakalah
menyadari tidak lepas dari kekurangan dan kekhilafan. Disamping itu barangkali masih jauh
dari kesempurnaan. Maka pemakalah sangat mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari
pembaca untuk memeberikan kritikan dan saran yang mendukung makalah ini, supaya
tercapai apa yang kita inginkan

8
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak Pedoman Penting Bagi Orang
Tua Dalam Mendidik Anak (Jakarta: Amzah, 2010), 10.

Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta:Gramedia, 2005),


546.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), 209

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia sukses membangun kecerdasan., 52

Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh kembangkan Kepribadian dan Kesehatan

Mental (Jakarta: Ruhama, 1994), 67.

Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 28.

Schwartz, David J. Keajaiban Berfikir Besar. (Jakarta: Pustaka Delaparatasa, 1997), hlm 89-
90

Anda mungkin juga menyukai