Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN 2021/2022

Mata Kuliah : Manajemen Mutu Pendidikan


Semester/Kelas : III C
DosenPengampu : Dr. Titik Haryati, M.Si.

OLEH :
ARIF ZAENAL MUBAROK
NPM : 20510049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2021
1. Mutu pendidikan/ sekolah harus dimanajen dengan baik agar kualitas/mutu sekolah
bisa terukur dan jelas
a. Tuliskan 3 pengertian mutu pendidikan dari berbagai sumber/Ahli
1) Hoy et al, (2000) menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah hasil penilaian
terhadap proses pendidikan dengan harapan yang tinggi untuk dicapai dari
upaya pengembangan bakat-bakat para pelanggan pendidikan melalui proses
pendidikan. Demikian mutu pendidikan merupakan suatu hal yang penting
dalam proses pendidikan. Oleh karena itu perbaikan proses pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk mencapai keunggulan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
2) Dalam pandangan Zamroni dikatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah
suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan
agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien
3) Menutut Dzaujak Ahmad bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah
dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-
komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
4) Menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
segi normatif dan segi deskriptif. Dalam arti normatif, mutu pendidikan
berdasarkan pertimbangan (kriteria). Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan
berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes prestasi belajar.

b. Analisislah manajemen mutu akademik di sekolah Saudara jika ditinjau dari


aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya!
1) Perencanaan
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang paling besar
kemungkinannya untuk dilaksanakan. Dengan perencanaan dapat
dijelaskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, ruang lingkup pekerjaan
yang akan dijalankan, orang-orang yang terlibat, berbagai sumber daya
lain yang
dibutuhkan, serta langkah-langkah dan metode kerja yang digunakan.
Melalui perencanaan yang baik (komprehensif, terintegrasi, dan strategi
yang tepat) dapat meminimalisir terjadinya kegagalan (Manap Somantri,
2014: 2-3).
Perencanaan dalam pengembangan manajemen mutu di SMK NU
Ma’arif Kudus yang telah mengimplementasikan ISO 9001:2015 untuk
menunjang kualitas peserta didik, dengan : Merumuskan dan menetapkan
sasaran mutu oleh tim pengembang sekolah dan Unit Kerja, dengan
didasarkan dari hasi EDS dan Audit Eksternal. Dalam penyusunan sasaran
mutu untuk menentukan profil mutu dan skala prioritas yang akan
dijabarkan dalam Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kerja Anggaran
Sekolah.
Manap Soemantri, 2014, menjelaskan bahwa tahap perencanaan
dimulai dengan menetapkan visi dan misi, setelah itu dilanjutkan dengan
pengembangan. Tahap pengembangan dirumuskan sesuai dengan misi.
Urutan strategi pengembangan dimulai dengan perumusan isu-isu utama,
setelah itu baru dilanjutkan dengan perumusan strategi pengembangan.
Strategi pengembangan ini berupa tujuan dan penetapan prioritas
Tahap terakhir dalam penyusunan rencana strategis yaitu
penyusunan dokumen disetujui oleh tim pengembang sekolah, ketua unit
kerja, pengurus dan pengawas. Perumusan dokumen dilakukan sejak saat
pengkajian awal, akan tetapi untuk penyelesain akhir harus menunggu
hingga semua keputusan disepakati oleh semua pihak yang terkait (Manap
Somantri, 2014: 21). Tahap terakhir adalah Sosialisasi RKS dan RKAS
kepada seluruh warga sekolah.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan program merupakan fungsi kedua dalam siklus
manajemen mutu terpadu. Pelaksanaan yang tidak sesuai rencana sama
buruknya dengan rencana yang tidak dilaksanakan. Pelaksanaan
merupakan siklus lanjutan setelah perencanaan matang. Dalam
pelaksanaan Manajemen
Mutu Pendidikan di SMK NU Ma’arif Kudus dengan mempertimbangkan
bagaimana pekerjaan diatur. Pelaksanaan yang mengacu pada TQM
memegang prinsip zero defects (tidak ada kesalahan). Artinya suatu
perbuatan dimulai dari start yang benar. Sejak awal proses sudah
dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan Sasaran Mutu, Program
Kerja Sekolah dan tiap unit kerja. Dalam pemantauan terhadap
pelaksanaan dengan pemantauan ketercapaian program kerja dan sasaran
mutu. hasil pemantauan ketercapaian sebagai bahan evaluasi dan tindak
lanjut dalam rapat tinjauam manajemen yang dilaksanakan sebulan sekali.
Hal ini dilaksanakan untuk menghindarkan pemborosan baik biaya, waktu,
maupun tenaga dengan adanya pengulangan proses.

3) Evaluasi.
Peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan dapat terwujud
apabila, pelaksanaan program penjaminan mutu pendidikan di satuan
pendidikan berjalan secara efektif.U ntuk itu diperlukan evaluasi terhadap
implementasi sistem penjaminan mutu secara periodik. Evaluasi terhadap
pelaksanaan penjaminan mutu diperlukan untuk pengambilan keputusan
dan penyusunan program perbaikan selanjutnya. Pengukuran dan evaluasi
dalam penjaminan mutu di satuan pendidikan dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang usaha pemenuhan mutu dan menjawab
pertanyaan tentang kinerja sekolah dalam menunjukkan komitmen mutu
melalui mekanisme yang jelas, terencana, dan terukur Loder (1990:5)
Pelaksanaan evaluasi penjaminan mutu di SMK NU Ma’arif Kudus
dengan evaluasi internal dan eksternal. Untuk internal dengan Evaluasi
Diri Sekolah (EDS) Evaluasi Diri Sekolah (EDS), SPMI, audit internal
ISO 9001:2015. Untuk penjaminan mutu eksternal yakni Penjaminan
Mutu SMK. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi Kemndikbud RI, Akreditasi BAN S/M, Audit
Surveillance URS dan Akreditasi Pintar Bersama Daihatsu masukan dari
pihak eksternal dan hasil akreditasi yang merupakan hasil kelayakan
satuan bermanfaat bagi satuan pendidikan dan instansi yang membantu
satuan pendidikan dalam pemenuhan standar nasional pendidikan berupa
pencapaian hasil evaluasi lainnya yang dilakukan oleh pihak ekstrenal
terhadap sekolah/madarasah. Mutu pada satuan pendidikan mempunyai
makna menghasilkan dan memberikan yang terbaik, karena dalam PP
no.19 Tahun 2009 pasal 91 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan
wajib melaksanakan penjaminan mutu pendidikan.

c. Jelaskan kendala-kendala dalam pelaksanaan manajemen mutu di sekolah


Saudara!
Bicara mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu dalam pendidikan,
berarti kita membicarakan perubahan yang fundamental dari system
manajemen sebelumnya yang akan dilakukan. Mengingat Manajemen Mutu
Terpadu merupakan hal yang masih belum dipahami sepenuhnya dalam dunia
pedidikan. Hal ini akan menimbulkan berbagai penolakan serta membutuhkan
sumber daya manusia untuk melaksanakan manajemen mutu tersebut, serta
menuntut adanya komitmen jangka panjang dari semua pihak. Maka dari itu
akan muncul hambatan hambatan dalam mengimplementasikan manajemen
mutu terpadu di SMK NU Ma’arif Kudus, antara lain :
a) Pada implementasi pelaksanaan manajemen mutu secara umum
dikatakan berhasil dengan terkareditasi BAN S/M 96, tetap diberikan
lisensi Sertifikat ISO 9001:2015 mulai tahun 2007 sampai sekarang,
terkareditasi A oleh PT. Astra Daihatsu Motor dan menjadi sekolah
Banchmark bagi SMK di Indonesia tentang Budaya Industri dan
Budaya Kerja. Namun tetap ada hambatan secara prosesntase 0,1 %
terhadap komitmen kebijakan atau program kerja sekolah. Hal ini
karena belum adanya kesadaran individu terhadap kepuasan pelanggan
b) Evaluasi dan pelaporan. Program terencana dengan baik, pemantauan
dilaksanakan secara berkala, yang sering terabaikan dimanajerial adalah
evaluasi terhadap kegiatan program yang berjalan, sehingga tindak
lanjut dan perbaikan kurang terpehatikan. Check (evaluasi) artinya
melakukan evaluasi dan menganalisis terhadap sasaran dan proses serta
melaporkan hasil. Membandingkan kualitas hasil produksi dengan
standart yang telah ditetapkan, bersadarkan penelitian diperoleh data
kegagalan dan kemudian memindai penyebab kegagalan (Tannady,
2015)

2. Hakikat mutu dalam bidang pendidikan berbeda dengan bidang bisnis.


a. Bandingkan hakikat mutu menurut pendapat Crosby, Juran, Demming dan Sallis.
Tuliskan persamaan dari pendapat tokoh-tokoh di atas!
1) Menurut pendapat Juran, Deming, dan Crosby, untuk mencapai
mutu/kualitas dari produk/jasa perlu diadakan pelatihan bagi pekerja dan
pembentukan komisi mutu.
2) Menurut mendapat Crosby, Deming dan Juran, untuk mencapai kualitas/
mutu perlu adanya komitmen dari manajemen/pimpinan.
3) Menurut pendapat Crosby, Deming, dan Crosby, untuk mencapai mutu
atau kualitas perlu adanya perbaikan terus menerus.
4) Menurut pendapat Crosby dan Juran perlu adanya pengukuran kualitas.
5) Menurut pendapat Crosby dan Juran perlu adanya pengakuan
dan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi.
6) Menurut pendapat Deming dan Crosby untuk menciptakan mutu/kualitas
harus membangun kesadaran akan mutu.
7) Menurut pendapat Deming, Crosby dan Juran untuk menciptakan
mutu/kualitas perlu menetapkan tujuan dan sasaran

b. Tuliskan pendapat Saudara dengan argumentasinya tentang pernyataan


berikut : “Mutu pembelajaran lebih dipengaruhi proses pembelajaran”.
Penyelenggaraan pendidikan formal tersebut harus dikelola scara
profesional oleh orang-orang yang profesional pula agar tercapainya mutu
pendidikan sebagai mana yang diharapkan. Jika mutu pendidikan dalam sekolah
baik, maka secara umum mutu pendidikan juga bisa dikatakan baik. Mutu
Sekolah harus didahului oleh efektifitas semua program sekolah sebagai
organisasi yang dijalankannya ke dalam sistem yang terorganisasi dan
terintegrasi (Hoy dan Miskel, 2013). Sebagai sebuah organisasi, sekolah
mengambil masukan dari lingkungan (input), mengubah atau mengolahnya
(proses), dan memproduksi hasil (output).
Efektif yang dimaksudkan di sini adalah sebuah keadaan dimana tujuan
menjadi ukuran untuk hasil yang diperoleh. Dari hal tersebut, maka pendidikan
lebih tepat diarahkan sebagai sebuah proses dalam mengubah input menjadi
output yang berbeda. Berbeda disini bukan berarti menghasilkan sesuatu yang
sama sekali berbeda, tetapi menjadikan input yang ada menjadi memiliki nilai
tambah bersifat abstrak setelah melalui proses, namun tetap dengan keadaan
serupa. Oleh karenanya, secara konseptual, mutu pendidikan dapat dilihat dari
peserta didik yang masuk, mutu input dan proses instruksional, dan mutu dari
keluaran (Scheerens, dkk. 2011; Ngware, 2011).
Untuk mencapai sekolah yang bermutu, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah memajukan proses pembelajaran. Memajukan proses
pembelajaran artinya adalah mengoptimalkan segala macam komponen yang
terkait dengan proses tersebut, dimana kegiatan pembelajaran melibatkan banyak
komponen. Komponen-komponen itu berasal dari input sekolah, yang kemudian
diproses melalui kegiatan pembelajaran sehingga menghasilkan output
diantaranya berupa prestasi peserta didik. Adapun komponen-komponen itu
khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran diantaranya adalah guru
dan sumber belajar. Mutu sekolah mengindikasikan bagaimana pendidikan di
sekolah tersebut berlangsung. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa jika input
sekolah baik, diproses dengan baik, maka akan menghasilkan output yang baik
pula (Priansa, 2014). Sistem yang terjadi akan bersifat saling mempengaruhi
sehingga output sebagai bagian akhir dapat mempengaruhi input sebagai awal
dari sistem tersebut. Input sekolah dapat berupa sumber daya manusia (human
resources) berupa
peserta didik, guru dan tenaga kependidikan lain, sumber daya materi (material
resources) termasuk di dalamnya adalah sumber belajar, ataupun dalam bentuk
kebijakan semisal perencanaan dan kurikulum. Dalam input, ada hal-hal yang
tidak bisa dipilih oleh sekolah dan hanya bisa menerima apa adanya, seperti
kebijakan dan kurikulum. Namun ada pula yang dapat diusahan oleh pihak
sekolah, seperti input peserta didik, input guru dan tenaga kependidikan, serta
input sumber daya materi (sarana dan prasarana).
Input yang berbeda-beda tentunya akan menjadikan proses yang
berlangsung, yaitu pembelajaran, akan berbeda pula antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya. Berbeda disini bukan dalam bentuknya, karena memang sudah
ada standar tersendiri yang diatur dalam Peraturan Pemerintah. Akan tetapi
berbeda dalam bentuk penyampaian, penggunaan media, budaya, maupun tingkat
penyerapan materi oleh peserta didik. Dalam proses inilah kinerja mengajar guru
dan pemanfaatan sumber belajar disorot. Kinerja mengajar guru akan
berkolaborasi dengan bagaimana sumber belajar dimanfaatkan untuk menunjang
pembelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan, yang berinovasi dan
penuh kreativitas, dapat mendorong anak-anak terbangun motivasinya. Namun,
proses pembelajaran juga tergantung dari potensi guru, kecakapan guru, dan
kemampuan guru. Proses pembelajaran yang mendorong kreativitas juga
mendukung untuk memenuhi empat kompetensi yang harus dimiliki generasi
bangsa dalam menghadapi tantangan abad 21. Empat kompetensi yang biasa
disingkat 4C tersebut meliputi Critical Thinking (berpikir kritis), Collaboration
(kemampuan bekerja sama dengan baik), Communication (berkomunikasi) dan
Creativity (kreativitas).

3. Lembaga Pendidikan mempunyai pelanggan dan mereka perlu diberikan pelayanan


yang memadai
a. Sebutkan pelanggan satuan pendidikan baik internal maupun eksternal!
Pelanggan internal : adalah seluruh guru, staff dan pimpinan (manajerial) yang
terlibat dalam operasional sekolah dan berperan besar dalam menentukan
kualitas
sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan
pendidikan.
Pelanggan Eksternal : peserta didik, orangtua peserta didik dan masyarakat luas.
Peserta didik “membeli” produk pendidikan suatu institusi, dan produk tersebut
bukan hanya ilmu sains saja, akan tetapi juga pembelajaran kepemimpinan,
manajemen dan karakter. Masyarakat yang menjadi pelanggan meyakini bahwa
“produk” yang dihasilkan institusi pendidikan dapat meminimalkan gangguan
potensial yang disebabkan oleh karakter dan sikap peserta didik yang tidak baik.

b. Apa alasan setiap pelanggan harus dipuaskan?


Maju tidaknya suatu lembaga pendidikan, amat sangat tergantung kepada
keahlian pengelolanya untuk dapat menjaga mutu sehingga kepercayaan
masyarakat selaku konsumen pendidikan tidak dapat dipalingkan lagi. Kondisi
tersebut dapat terjadi apabila masyarakat selaku konsumen atau pelanggan
lembaga pendidikan merasa terpuaskan dengan apa yang ditawarkan oleh
pengelola lembaga pendidikan. Kepuasan pelanggan akan lembaga pendidikan
merupakan suatu keniscayaan untuk menuju sebuah lembaga pendidikan yang
handal dan dapat eksis di tengah- tengah persaingan yang semakin global.
Gufron Syarif, owner Haus! Indonesia menjelaskan kepuasan pelanggan menjadi
modal penting untuk kesuksesan sebuah bisnis. Menurutnya, pelanggan yang
merasa puas ditandai dengan tidak adanya keluhan. alasan mengapa kepuasan
pelanggan penting adalah :
1. Menarik Kembali Costumer
2. Yang Membedakan Bisnis Anda dengan Lainnya
3. Mencegah Costumer Beralih ke Pesaing Anda
4. Mencegah Penilaian Negatif
5. Menarik Pelanggan Baru
6. Sebagai Nilai Ukur Seberapa Senang Pelanggan Anda
c. Jelasakan kaitan kepuasan guru dengan mutu pendidikan?
Ketercapaian tujuan pendidikan berhubungan dengan kepuasan seorang
pendidik dalam melaksanakan tugasnya dimana kepuasan kerja dapat memicu
pencapaian prestasi kerja, kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja,
disiplin, kualitas kerjanya. Kepuasan kerja guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam peningkatan prestasi kerja dan mutu pendidikan di sekolah, hal ini
seperti yang diungkapkan oleh Syafrudin (2005) yang mengatakan seorang guru
tidak hanya terbatas pada status sebagai pengajar saja, namun peranan guru lebih
luas lagi yaitu sebagai penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan mutu produktivitas.
Guru yang memiliki kepuasan kerja, akan selalu berupaya menjalankan
tugas dan fungsinya, memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap kegiatan
proses pembelajaran. Hamalik (2002) berpendapat bahwa guru bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan
bimbingan dan pengajaran kepada para peserta didik. Guru yang berkualitas
menunjukkan guru memiliki kemampuan dalam pengelolaan proses
pembelajaran di sekolah, seorang guru sebagai tenaga pengajar dalam sekolah
berupaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah, Dalam
tingkatan operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat intitusional, intruksional, dan eksperensial” (Surya,
2003).
Seorang guru menbutuhkan kepuasan dalam bekerja, dengan adanya
kepuasan kerja guru akan bekerja dengan baik, menjalankan proses
pembelajaran secara optimal, guru akan mempunyai kesadaran peran dan
tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Soedjadi (2000) menjelaskan dalam proses pembelajaran di kelas terjadi
interaksi antara peserta didik, guru, materi ajar, dan sarana prasarana. Untuk itu
seorang guru membutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri
guru. Seorang guru yang memiliki prestasi yang tinggi memiliki profesionalisme
kerja yang baik, mampu dalam pengelolaan proses pembelajaran di sekolah,
dengan adanya profesionalme dalam
bekerja serta menjalankan tugasnya, maka guru akan memiliki kemampuan yang
dibutuhkan oleh seorang guru.
Mutu pendidikan yang berkualitas terlihat dari kualitas proses
pembelajaran di sekolah, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak
melalui proses pendidikan yang bermutu, maka tidak akan menghasilkan lulusan
yang bermutu pula, untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas
membutuhkan guru yang memiliki dedikasi yang tinggi serta profesionalisme.
Guru membutuhkan keahlian khusus dalam pengelolaan proses pembelajaran,
proses pembelajaran yang baik berlangsung dengan adanya kepemimpinan guru
yang memiliki profesionalisme tinggi. Untuk meningkatkan profesionalisme
seorang guru dapat dilakukan dengan meningkatkan kepuasan guru dalam
bekerja, kepuasan dalam bekerja menjadi salah satu factor yang sangat penting
untuk di perhatikan, tanpa adanya kepuasan dalam bekerja guru akan
menunjukkan kualitas diri yang rendah, sehingga akan berdampak pada
pengelolaan proses pembelajaran di sekolah, secara tidak langsung akan
menurunkan mutu pendidikan di sekolah.
Selain itu untuk menghasilkan mutu pendidikan yang baik di sekolah
membutuhkan prestasi kerja yang tinggi, prestasi kerja terlihat dari kemampuan
kerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, adanya kemampuan-
kemampuan yang dimiliki guru akan mempermudah guru dalam kegiatan proses
pembelajaran di sekolah. Seorang guru yang berprestasi membentuk intelektual
dan kepribadian peserta didik sesuai harapan masyarakat, peserta didik memiliki
prestasi belajar yang baik di sekolah. Dalam kondisi kesejahteraan guru yang
tidak mencukupi, guru akan lebih terdorong untuk lebih banyak memberi
perhatian pada kegiatan lain di luar tugas pokoknya, karena tuntutan kewajiban
mempertahankan dan menyelamatkan kehidupan diri dan keluarganya masing-
masing.
Perhatian itu langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada
pengabdian, loyalitas dan dedikasi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran
di sekolah. selain itu dibutuhkan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas
diri
seorang tenaga pendidikan melalu pendidikan dan pelatihan terhadap guru guna
meningkatkan profesionalisme guru sehingga akan menciptakan prestasi kerja
yang tinggi, dengan harapan akan tercapainya mutu pendidikan di sekolah.
4. Permendikbud No 28 Tahun 2016 mengatur Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah.
a. Jelaskan makna dari system penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
(sekolah)!
Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dan/atau program keahlian. Mutu pendidikan di satuan pendidikan tidak akan
meningkat tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh satuan
pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan
menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Dan sistem penjaminan
mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh
satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Sistem Penjaminan Mutu yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME). SPMI dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sedangkan
SPME dilaksanakan oleh institusi di luar satuan pendidikan seperti pemerintah
pusat, pemerintah daerah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan
Akreditasi Sekolah/Madrasah
b. Bandingkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Berilah contohnya, serta jelaskan
hubungan antara SPMI dengan SPME!
Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu
yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh
komponen satuan pendidikan. Dengan siklus terdiri dari :
1) Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2) Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Kerja Sekolah;
3) Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran;
4) Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan;
Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Seluruh proses sistem penjaminan
mutu internal di satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam satu atau lebih
siklus, akan menghasilkan Rapor Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal. Dengan adanya dokumen kebijakan SPMI; Dokumen manual SPMI;
Dokumen standar dalam SPMI; Dokumen formulir yang digunakan dalam SPMI
dan Dokumen pendukung
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu
yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan
lembaga standarisasi pendidikan. Dengan siklus :
1) Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
2) Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan;
3) Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan;
4) Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu;
5) Pelaksanaan evaluasi dan penetapan standar nasional pendidikan dan
penyusunan strategi peningkatan mutu;
6) Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau program keahlian.
Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, lembaga standardisasi (BNSP) dan lembaga
akreditasi BAN SM atau Lembaga Akreditasi Mandiri sesuai kewenangan
masing- masing.
Penjaminan mutu eksternal dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi
peningkatan mutu, pengembangan standar mutu, dan akreditasi oleh :
Fasilitasi oleh Pemerintah fasilitasi peningkatan mutu pendidikan oleh
pemerintah pusat dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah dibantu oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sesuai
kewenangan dan wilayah masing-masing.
Untuk Pemerintah Provinsi, memfasilitasi peningkatan mutu pendidikan oleh
pemerintah provinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dibantu oleh
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi sesuai kewenangan dan wilayah
masing-masing. Dan Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan oleh pemerintah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dibantu
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kewenangan dan
wilayah masing-masing
Hubungan antara SPMI dengan SPME adalah sistem penjaminan Mutu Internal
(SPMI) sebagai poros dari sistem penjaminan pendidikan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
dilaksanakan oleh pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagi fungsi regulaot,
pengendali dan fasilitasi peningkatan mutu, dan Badan/ Lembaga Akreditasi.
Kedua sistem penjaminan mutu menjadi satu kesatuan sebagai pondasi
penyepurnaan mutu pendidikan.
c. Identifikasikan kendala pelaksanaan SPMI di sekolah tempat Saudara bekerja,
Bagaimanakah solusinya!

1. Kurangnya pemahaman oleh seluruh civitas sekolah sehingga menurunkan


keterlibatan dalam proses pelaksanaan penjaminan mutu
Solusi : penguatan pemahaman pentingnya penjaminan mutu terhadap warga
sekolah. Terpahami dan terinternalisasi secara benar dan baik pada diri setiap
pemangku kepentingan (stakeholders) pada setiap kesempatan baik forum
maupun pembinaan individu mplementasinya pun dilaksanakan secara serius
agar ada kepuasan pelanggan.

2. Adanya Kelemahan konsistensi dan komitmen, sehingga penyusunan dan


implementasi SPMI menjadi tidak optimal sehingga Sikap dan pendapat bahwa
tanggungjawab untuk menjamin, meningkatkan, dan membudayakan mutu
hanya terletak pada Pimpinan atau para pejabat struktural, dan bukan pada
setiap individu yang terlibat
Solusi : mengutip argumentasi Mustikasari (2011) yang menyatakan bahwa
sistem pen jaminan mutu pendidikan dapat terimplementasi sesuai yang
diharapkan dan mampu meningkatkan mutu pendidikan apabila didukung oleh
adanya komitmen dari semua pihak terkait. Dengan perannya sebagai ujung
tombak penjaminan mutu, sekolah memerlukan dukungan dari berbagai pihak
terkait.
Upaya yang dilakukan dengan membangun komitmen semua warga dan
pemangku kepentingan serta adanya pelibatan komite dan orang tua akan
membuat mereka memahami kondisi sekolah dan kondisi yang harus dicapai
sekolah sehingga dapat memunculkan komitmen dan tanggung jawab yang
lebih tinggi untuk turut serta mengembangkan sekolah. Dalam proses
implementasi dilakukakan pematauan pelaksanaan program dan sasaran mutu
secara periodik
dan terinformasi dalam rapat tinjauan manajemen setiap bulan agar segala
permasalahan dan kendala dapat terinventaris untuk tindak lanjut perbaikan.

Kudus, 29 November 2021

Arif Zaenal Mubarok

Anda mungkin juga menyukai