Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

TAHUN 2021/2022

Mata Kuliah : MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Prodi/Semester/Kelas : Manajemen Pendidikan/III/ C
Dosen Pengampu : Dr. Soedjono, M.Si.

OLEH :
ARIF ZAENAL MUBAROK
NPM : 20510049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
Ujian Akhir Semester Internal
Semester Gasal 2021/2022
Mata Kuliah Manajemen Pengembangan Kurikulum

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut!


Dibandingkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, PP 57 tahun 2021 dan
PP Nomor 4 Tahun 2022, terjadi perubahan paradigma pengelolaan sekolah dari
sentralistik menjadi desentralistik, hal tersebut ditandai bahwa sekolah sebagai lembaga
otonom yang menyusun krulikulumnya sendiri (Desentralisasi Kurikulum).

a. Apakah yang dimaksud dengan desentralisasi kurikulum? Bagaimana hal tersebut


diterapkan dalam kurikulum prototip yang ditawarkan kemendikbudristekdikti?

Desentralisasi Kurikulum sebagai pemberian wewenang dari pusat ke daerah atau


dalam lingkup terkecil yakni satuan pendidikan untuk mengimplementasikan dan
mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan potensi dari satuan
pendidikan.
Perubahan paradigman pengembangan kurikulum ditandai dengan PP 57
tahun 2021 pada pasal 38 : (1) Kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) menjadi landasan bagi pengembangan
kurikulum Satuan Pendidikan; (2) Pengembangan kurikulum Satuan Pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan Satuan Pendidikan, potensi daerah, dan Peserta Didik; (3) Pengembangan
kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Satuan Pendidikan atau kelompok Satuan Pendidikan; (4) Pengembangan kurikulum
Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama
kabupaten/ kota. Mencermati pasal 38 diatas selaras dengan kurikulum prototipe.
Kurikulum prototipe dirancang sebagai pengembangan dan penyesuaian
Kurikulum 2013 yang berorientasi pada keterampilan hidup abad ke-21 dan berbasis
kompetensi serta arah kurikulum dalam peta jalan pendidikan yakni : Pembelajaran
yang fleksibel, Berbasis kompetensi, struktur kurikulum minimum dan satuan
pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan
visi
misi dan sumber daya yang tersedia, karakter Pancasila, Otonomi, Sederhana dan
gotong royong. Dari 7 (tujuh) aspek peta jalan pendidikan diatas sejalan desentralisasi
kurikulum, dimana adanya otonomi pengembangan Kurikulum dengan memberikan
kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan
materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual, memberi ruang lebih banyak
untuk pengembangan karakter dan komptensi peserta didik sesuai dengan
karakteristik, kearifan lokal dan potensi pada satuan pendidikan. Dengan Adanya
kewenangan satuan pendidikan mengembangkan kurikulum, harapan besar kurikulum
yang dikembangkan sesuai dengan visi-misi sekolah seiring dengan tujuan dan profil
lulusannya.

b. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum yang di desentralisasikan ke sekolah?


Keuntungan :
1) Guru dilibatkan langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan
penentuan evalusi
2) Pengembangan kurikulum sesuai potensi dan karakteristik, visi-misi satuan
pendidikan.
3) Adanya keterlibatan semua unsur-unsur sekolah dan stakeholder dalam
pengembangan kurikulum sesuai potensi dan karakteristik sekolah
4) Pengembangan kurikulum dapat dipantau secara langsung dengan baik, baik
mengenai proses pengembangan, implementasi maupun evaluasinya
5) terjaganya relevansi antara isi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan
industri dan dunia kerja bagi SMK. Sebagai mana ditegaskan oleh D. Cohen,
bahwa: Since curriculum decision making is negotiated within the local school
context, the resultant curriculum may be continously monitored and adjusted to
become more relevant to students and more closely related to the needs and
values of the local community (1982:10.0)
6) Kesesuaian kurikulum yang dikembangkan diharapkan dapat mempermudah
peserta didik dalam menyerap materi atau isi kurikulum sesuai karakteristik dan
potensi sekolah atau daerah
7) Fleksibilitas terkait dengan kemampuan untuk berubah sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan pengguna sekolah. Dengan fleksibilitas dimungkinkan terjadinya
inovasi-inovasi dalam program pendidikan dan penciptaan lingkungan yang
mendukung program pendidikan motivasi kinerja guru.
8) diharapkan dapat membentuk siswa agar memiliki wawasan yang luas sebagai
bekal pengembangan potensi daerahnya

Kelemahan :
1) Perlu adanya kekuatan ekstra (negoisasi) dalam penyamaan persepsi, karena
semua unsur terlibat langsung dimungkinkan adanya persepsi yang berbeda.
2) Apabila guru tidak mempunyai pemahaman redesign kurikulum, pengembangan
akan tidak berjalan. Hal ini mensyaratkan Guru wajib memiliki kompetensi yang
expert dan profesional
3) Sumber daya yang belum memadai akan menjadi dalam penghambat
pengembangan kurikulum.
4) Adanya perbedaan kurikulum untuk satu sekolah dengan sekolah lainya
5) Adanya persaingan profil lulusan sekolah satu dengan lainya
6) Penggunaan otoritas masyarakat yang belum tentu memahami sepenuhnya
pengembangan kurikulum yang pada akhirnya akan menurunkan mutu
pendidikan.
7) Kesenjangan sumber daya pendidikan yang tajam dikarenakan perbedaan potensi
daerah yang berbeda-beda. Mengakibatkan kesenjangan mutu pendidikan serta
melahirkan kecemburuan sosial
8) tidak adanya standart penilaian yang sama sehingga sukar untuk
diperbandingkannya keadaan dan kemajuan suatu sekolah/ wilayah dengan
sekolah/ wilayah lainnya. Dan adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa
kesekolah/ wilayah lain

c. Apa peran yang harus dilakukan sekolah pada desentralisasi kurikulum yang
sebelumnya tidak dilakukan? Jelaskan peran tersebut dalam kurikulum prototip
yang ditawarkan kemendikbudristekdikti!
Dengan desentralisasi kurikulum yang sebelumnya tidak dilakukan oleh satuan
pendidikan, maka sekolah siap mentransfer perubahan dengan peranya dalam
pengembangan kurikulum. Adanya partisipasi aktif dari semua warga sekolah
yakni kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, dan peserta didik, untuk aktif dan
kreatif dalam pengembangan kurikulum yang telah direncanakan sendiri oleh
sekolah sesuai dengan potensi dan karakteristiknya. Dalam pengembangan
kurikulum yang
mencakup perencanaan, pengawasan proses implementasi dan pengawasan pasca
implementasi yang melibatkan semua warga sekolah.

Jelaskan peran tersebut dalam kurikulum prototip yang ditawarkan


kemendikbudristekdikti!
Dalam pengembangan kurikulum prototipe, searah dengan konsep desentraliasasi
pendidikan, dengan merubah manajemen pendidikan school-based management
sebagai konsep manajemen sekolah yang memberikan kewenangan dan kepercayaan
yang sesuai dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan secara profesional.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang dimulai dari berpikir
mengenai ide kurikulum dan bagaimana dalam pelaksanaannya. Schubert (1986 :
416) mengatakan "everyone concerned with curriculum should cultivate a vision of
what might be, what ought to be, and how it could be achieved". Dalam
mengembangkan suatu kurikulum prosedur pengembangannya meliputi aspek-aspek
:
a. Ide kurikulum atau perencanaan, proses menganalisis berdasarkan kerangka dan
struktur sesuai dengan lingkungan belajar, karakteristik dan kebutuhan satuan
pendidikan secara komprehensip
b. Pengorganisasian kurikulum mengatur pembelajaran muatan kurikulum dalam
satu rentang terdapat beban belajar, mata pelajaran dan area belajar, kapan mata
pelajaran dan area belajar, serta bagaimana mata pelajaran inti dan pilihan
dihantarkan dengan alur tujuan pembelajaran disusun untuk membantu peserta
didik mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap serta program
ekstrakurikuler dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila sesuai dengan profil
lulusan sekolah dalam satu tahun ajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran dan asesmen untuk memonitor kemajuan belajar
selama proses, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan dalam pengorganisasian kurikulum mulai mulai dari kegiatan
pendahuluan, penyampaian materi sampai asasmen dan dan refleksi. Pada proses
pelaksanaan memonitor agar guru bisa memberikan umpan balik pada peserta
didik secara reguler, refleksi bagi peserta didik sehingga mereka memahami hal-
hal yang sudah tercapai dan area yang perlu diperbaiki
d. Evaluasi dalam rangka perbaikan kurikulum tersebut, Pendampingan, evaluasi,
dan pengembangan profesional dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan
untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai
tujuan yang
ditetapkan. Proses ini dikelola oleh kepala sekolah satuan pendidikan dan/atau
guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Diman evaluasi,
pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan
mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan
pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

d. Bila fungsi-fungsi menejemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan


pengendalian) diaplikasikan dalam mengembangkan kurikulum prototipe, apa
yang dilakukan sekolah agar pengembangan kurikulum tsb efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Berikan penjelasan pada setiap fungsi!

1. Perencanaan
Perencanaan pengembangan kurikulum merupakan kegiatan untuk
menentukan langkah atau prosedur dan strategi dalam pengembangan kurikulum
yang di dalamnya meliputi kegiatan menentukan Tujuan pendidikan, Menseleksi
pengalaman belajar, Organisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar, dan
Evaluasi hasil kurikulum. Pada perencanaan kurikulum prototipe, merumuskan isi
kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang
pengajaran dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran yang : Berbasis
kompetensi, Pembelajaran yang fleksibel dan berkarakter Pancasila,

Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang


memuat struktur kurikulum, capaian pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran
dan modul seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang program keahlian dan
konsentrasi. Proses perencanaan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite
satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua,
organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah
koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan dimulai dengan :

a) Analisis karakteristik lingkungan : belajar sekolah dan Program Keahlian,


Mereview Visi dan Misi serta tujuan Sekolah dan Analisis kebutuhan satuan
pendidikan
b) Perencanaan Pengorganisasian pembelajaran sebagai berikut :
 Penetapan Konsentrasi,
 Struktur kurikulum : pengorganisasian kompetensi, muatan/mata
pelajaran dan beban belajar dirumuskan struktur kurikulum program
keahlian (mata pelajaran dan alokasi waktu) beserta konsentrasinya
diwujudkan dalam bentuk sejumlah mata pelajaran di dalam kelompok
Kejuruan.
I. Mutan kurikulum wajib sebagai berikut : Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; Sejarah
dan Seni
II. Kejuruan : Matematika; Bahasa Inggris; Informatika; Proyek Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial dan Kejuruan
III. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
IV. Praktek Kerja Lapangan
V. Mata Pelajaran Pilihan
VI. Muatan Lokal
 Pengembangan Capaian Pembelajaran tiap kelompok mata pelajaran
 Perencanaan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang berdurasi 6
(enam) bulan setiap peserta didik.
 Perencanaan KoKurikuler, dengan pelaksanaan penguatan projek profil
pelajar Pancasila dan budaya kerja
 Perencanaan Ekstra Kurikuler
 Perencanaan Pembelajaran, pembelajran dengan integrasi mapel wajib
dan kejuruan sesuai CP dan alur tujuan pembelajaran (ATP) dengan tema
sesui projek. kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode
Project Based Learning (PjBL) dengan sistem blok dan model teaching
factory pada semua tingkat.
 Pengembangan Asasmen Pembelajaran
 Penyusunan rencana peraturan akademik
Dalam pengembangan kurikulum terdapat perencanaan yang baik, akan membuat
kurikulum tersebut lebih operasional sehingga pelaksanaannya memiliki arah
yang tepat. Perencanaan pengembangan kurikulum merupakan kegiatan untuk
menentukan langkah atau prosedur dan strategi dalam pengembangan kurikulum
yang di dalamnya meliputi kegiatan menentukan Tujuan pendidikan, Menseleksi
pengalaman belajar, Organisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar, dan
Evaluasi hasil kurikulum

2. Pengorganisasian
Manajemen pengorganisasian kurikulum adalah berkaitan dengan semua tindakan
yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang
memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan
supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen
bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya
kurikulm dapat terlaksana.
Pengorganisasian pembelajaran dimana satuan pendidikan mengatur
pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang waktu. Pengorganisasian ini
termasuk pula mengatur beban belajar, mata pelajaran dan area belajar, kapan
mata pelajaran dan area belajar, serta bagaimana mata pelajaran dan area belajar
tersebut akan dihantarkan. Pengorganisasian pembelajaran juga meliputi
pengaturan mata pelajaran inti dan pilihan (tema-tema), program ekstrakurikuler
dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila yang dipelajari dalam satu tahun
ajaran :
a. Struktur kurikulum : 1) Intrakurikuler. muatan/mata pelajaran dan muatan
tambahan lainnya jika ada (mulok); 2) Projek penguatan profil Pelajar
Pancasila. Penjelasan tema dan pengelolaan projek pada tahun ajaran tersebut
Ekstrakurikuler. Gambaran ekskul yang menjadi ciri khas dan selaras dengan
pencapaian tujuan satuan pendidikan.
b. Cara program-program tersebut dikelompokkan: Satuan pendidikan dengan
memilih cara pengelompokkan, secara tematik mata pelajaran dan kombinasi.
c. Pemetaan program, Pemetaan program-program tersebut dalam satu tahun
ajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan. Satuan
pendidikan boleh memilih cara pemetaan yang sesuai dengan kebutuhan,
contoh: menggunakan kalender pendidikan atau program tahunan atau
program semester atau cara pemetaan yang lain :
 Pembelajaran berbasis projek sebagai penguatan profil Pelajar Pancasila
menggunakan 20-30% dari waktu total pembelajaran.
 Memecah tujuan dalam aktivitas-aktivitas yang akan dijalankan dalam
waktu tertentu; pertahun/ semester/ kuartal/ caturwulan/dll.
 Membuat jadwal harian untuk lingkup kelas
3. Pelaksanaan
Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat
terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas
material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi tiga :
a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang ditangani langsung oleh kepala
sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di
sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni
menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu
tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan
kewajiban guru, pengaturan kegiatan PKL, Ko-Kurikuler, Ekstra Kurikuler
dan lain-lain yang berkaitan tentang proses untuk pencapaian tujuan
kurikulum yang dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah
b. Pelaksanaan kurikulum tingkat Program Keahlian, dibagi dan ditugaskan
kepada Ketua Program keahlian yang meliputi : Kegiatan Proses belajar
mengajar pada bidang konsentrasi, Penjadwalan Blok dan Teaching Factory
serta Kegiatan PKL
c. Pelaksanaan Kurikulum dikelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan
langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi:
1) Kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar,
2) Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan
kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah,
3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam
memecahkan masalah
4. Pengendalian
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional dilakukan secara internal
oleh satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh para pemimpin
satuan pendidikan dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan
peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara
bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan
pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat,
akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh
tim pengembang kurikulum untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya.
Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Pemantauan
pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan
masalah, hambatan dalam pelaksanaan kurikulum dalam rangka peningkatan mutu.
Evaluasi dilaksanakan meliputi evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum
a) Evaluasi Pembelajaran, meliputi :
• Evaluasi terhadap program pembelajaran yang berlangsung di sekolah,
dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang sejauh mana dan
bagaimana pembelajaran yang telah berjalan. Beberapa aspek yang
Pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :
ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) kelengkapan perangkat
pembelajaran oleh guru, (2) alur pembelajaran dan proses pembelajaran; (3)
persepsi peserta didik dalam proses belajar; (4) persepsi dunia kerja dalam
keterlibatan kurikulum; dan (5) persepsi orang tua peserta didik dalam melihat
perkembangan peserta didik.
• Evaluasi terhadap program pembelajaran yang berlangsung di mitra dunia
kerja, dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang
pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa di dunia kerja dalam
bentuk magang dan PKL. Dengan demikian keterlibatan dunia kerja menjadi
penting dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
c) Kurikulum operasional dilakukan secara periodik, setiap kurun waktu 4 tahun
sekali untuk evaluasi visi, misi dan tujuan sekolah maupun program keahlian,
dan untuk pengorganisasian pembelajaran dilakukan secara rutin menjelang
tahun pelajaran baru.. Hal ini dilakukan sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan dalam upaya mewujudkan impact sekaligus menjawab
kebutuhan industri.
Tujuan dari dilaksaakan pengendalian dan evaluasi pada pengembangan
kurikulum prototipe sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik, keterlibatan, kepuasan belajar, memberikan informasi kekuatan dari
program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional, sebagai
evaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan,
mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki dan mengukur
ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah.
Evaluasi merupakan sarana pemberian umpan balik pada kompetensi
mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta
didik serta kebutuhan dunia kerja.

e. Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh beberapa ahli memiliki


karakteristik, sehingga ada yang cocok untuk mengembangkan kurikulum
sentralistik maupun desentralistik. Model manakah yang dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kurikulum prototipe? Mengapa? Gambarkan model
tersebut dan jelaskan!

Dalam pengembangan kurikulum prototipe dapat menggunakan model Taba


menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach) bagi perkembangan
kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh
pihak berwenang. Menurut Taba guru harus memulai proses dengan menciptakan suatu
unit belajar mengajar khusus bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat
dalam rancangan suatu kurikulum umum. Model ini pengembangan kurikulum dimulai
dari tingkat yang paling bawah yakni seorang guru dan sekelompok guru (akar rumput),
sehingga dapat dikatakan model ini adalah model bottom-up. Oleh karena itu, model ini
dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum dengan pendekatan sistem
pendidikannya menganut sistem desentralisasi, artinya memberikan kewenangan pada
tingkat yang paling bawah secara otonom dapat mengatur rumah tangganya sendiri
termasuk dalam mengembangkan kurikulumnya sendiri.
Dari uraian diatas pengembangan kurikulum prototipe selaras dengan model taba yang
berbasis grassroot, dimana keterlibatan semua pihak dalam penyusunan kurikulum
dengan partisipasi dari berbagai pihak, legitimasi keputusan yang dibuat, prakiraan
adanya perhatian terhadap kebutuhan yang nyata, kreasi dan inovasi, integrasi dan
efisiensi. Model ini didasarkan pada pertimbangan bahwa guru adalah sebagai perencana,
pelaksana, dan penyempurna kegiatan pembelajaran di kelasnya. Desentralisasi selalu
berientasi pada demokratis dalam merekayasa kurikulum. Hal ini memunculkan 2
(dua) asumsi yang
sangat penting yaitu: (1) bahwa kurikulum dapat berhasil apabila guru-guru dilibatkan
secara langsung dengan proses pengembangan kurikulum; (2) tidak hanya para expert
yang profesional yang dapat dilibatkan, namun peserta didik, orangtua, dan anggota
masyarakat juga dapat diandalkan dan dimasukkan proses dan kegiatan pengembangan
kurikulum sekolah.

Kudus, 4 Pebruari 2022

Arif Zaenal Mubarok

Catatan:
Dikumpulkan paling lambat akhir minggu ini (6 Pebruari 2022) di Google Classroom pada
room yang selama ini dapakai.

Anda mungkin juga menyukai