PENGELOLAAN SUMBER AIR BAKU UNTUK PENYEDIAAN AIR
MINUM KOTA BATAM
R. Pamekas
Pusat Litbang Permukiman Balitbang PU
Jalan Panyaungan, Rancaekek Kabupaten Bandung
Email: rpamekas@gmail.com
Diterima:..........................; Disetujui:..................................
ABSTRAK
Kota Batam yang lokasinya berdekatan dengan Singapura telah ditetapkan sebagai kota Industri,
Perdagangan, Pariwisata dan jasa galangan Kapal. Oleh karena itu, infrastruktur yang berskala
internasional diperlukan untuk mendukung pengembangannya. Ketersediaan Sumber Air baku bagi kota
Batam menjadi faktor penentu keberhasilan pengembangan kota. Pemerintah kota maupun Badan
Pengelola Batam memberi perhatian serius dalam melakukan program dan kegiatan pengawetan dan
perlindungan air di kota ini. Namun, perkembangan kota Batam telah menimbulkan daya tarik bagi
penduduk pendatang. Akibatnya, pertumbuhan penduduk melebihi angka rata rata nasional, sehingga
menjadi masalah bagi penyediaan dan pelestarian sumber air baku kota Batam. Peneltian ini ditujukan
untuk memodelkan dan menilai kinerja pengawetan dan konservasi sumberdaya air baku untuk penyediaan
air minum kota Batam. Penelitian dilakukan dengan pendekatan sistem dan menggunakan metode deskriptif
kualititatif. Data dikumpulkan melalui survey instansional dan observasi lapangan secara fisik maupun
wawacara terstruktur. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif, dan interpretasi
data dilakukan secara analitik maupun sintetik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja pengelolaan
sumber air baku air minum baik secara struktural maupun non struktural relatif masih memadai. Indeks
penilaian masyarakat lebih tinggi dari indeks daya dukung lingkungan kota. Daya dukung lahan mampu
menampung penduduk sampai 3 kali penduduk tahun 2010. Daya dukung air yang ada hanya mampu
melayani penduduk tahun 2010, namun apabila seluruh potensi waduk sudah selesai dibangun, jumlah
penduduk yang dapat dilayani mencapai dua kalilipat dari penduduk 2010.
Kata kunci: Air Baku, konservasi, Permukiman, Kualitas Air, Daya Dukung Lingkungan
ABSTRACT
The City of Batam that is located close to Singapore has been designated as industrial, trade, tourism and
seaport services of city. Hence, the internationally scale of infrastructure is needed to support their
development. The availability of water sources for the City of Batam become a determinant factor for
succesfulness of the City development. The city government as well as the Agency for Batam Manajemen
provide a high concern to the programe of water conservation and protection of the city. However, the
development of the city of Batam become a magnet to migration. Consequently, the population growth is
greater that national average, and become a problem for water provision and conservation for the city of
Batam. This research is aimed to model and evaluate the water preservation and conservation of water
sources for water supply in Batam. This research is carried out using the system aproach and descriptif
statistic method. Data is collected through instantionally survey and physical field observation and
structured interview. Analysis is carried out using descriptif statistic method, and interpretation is carried
out analiyically and sintetically. The research concluded that the performance of water sources management
for water supply is considered adequate structurally as well as non structurally. The Indeks of community
evaluation is greather than indeks of city carrying capacity. The land carrying capacity could support up to
thee times the population 2010. The carrying capacity of existing water sources could only served populatian
2010. However, if all potential water reservoir is constructed and interconected completely, the carrying
capacity of reservoirs sources could served two times population 2010.
Key words: Water Source, Conservation, Settlement, Water quality, Environmental Carrying Capacity
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 1
PENDAHULUAN Aspek aspek penataan ruang, ketersediaan
lahan, hidrologi dan ketersediaan air, serta modal
Kota Batam merupakan salah satu wilayah
sosial masyarakat menjadi variabel yang perlu
di Indonesia dengan perkembangan yang sangat
diamati dalam pengelolaan sumber air.
pesat dan berada pada salah satu pulau di
Permasalahannya adalah bagaimana mengetahui
kepulauan Riau. Letak kota Batam secara geografis
kondisi daya dukung sumberdaya air kawasan
berada di jalur lintasan kapal terpadat di dunia,
perkotaan?, dan bagaimana menilai tingkat
yakni Selat Malaka dan Singapura sebagai kota
pelayanan infrastruktur sumberdaya air di
paling maju di kawasan Asia Tenggara sehingga
kawasan permukiman perkotaan?, bagaimana
Batam mempuyai posisi yang sangat strategis. Oleh
mengetahui pandangan masyarakat terhadap
karena itu Batam merupakan kawasan berikat dan
infrastruktur sumberdaya air yang ada?
kawasan industri yang berorientasi pada ekspor.
(Batam dalam angka, 2009) Makalah ini membahas hasil pemodelan
kinerja pengelolaan sumber air baku untuk air
Untuk mendukung kelancaran aktivitasnya
minum kota Batam, dan hasil penilaian daya
maka dibangun sejumlah sarana dan prasarana
dukung kota maupun penilaian masyarakat
modern yang semakin menambah keunggulan
terhadap infrastruktur waduk waduk air baku.
Batam. Beberapa sarana dan prasarana tersebut
Penelitian atas kinerja pengelolaan sumber air
seperti jalan, Jembatan Barelang yang
baku menggunakan pendekatan sistem dengan
menghubungkan 7 (tujuh) buah pulau, 6 (enam)
metode kuantitatif.
buah waduk yang berfungsi sebagai water reservoir
untuk keperluan penyediaan air baku dan sarana
telekomunikasi yang cukup luas dengan kapasitas
KAJIAN PUSTAKA
sambungan yang besar. Untuk meningkatkan
aksebilitas ke Batam terdapat 3 (tiga) pelabuhan Secara teori, air dapat dikategorikan sebagai
laut yakni Sekupang, Batu Ampar dan Kabil. Juga sumberdaya yang tidak terbarukan, apabila
terdapat Bandar Udara Hang Nadim yang kemampuan memulihkan diri lebih kecil daripada
memberikan fasilitas pelayanan modern. volume pemanfaatannya. Oleh karena itu, sumber
air tanah yang terbatas dapat dikategorikan
Batam dengan lokasi yang strategis serta
sebagai sumber air tak terbarukan Sebaliknya,
didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap
menjadi sumberdaya terbarukan apabila
telah merubah sejumlah kawasan di Kota Batam
kemampuan memulihkan diri lebih besar dari pada
berkembang menjadi kawasan yang produktif,
volume pemakaiannya. Air sungai yang melimpah
seperti kawasan industri, kawasan wisata, kawasan
dikategorikan sebagai sumberdaya terbarukan.
perdagangan dan kawasan pemukiman. Namun,
(Fauzi 2004, 166). Kemampuan lingkungan
kota Batam tidak mungkin dapat berkembang
menunjang kehidupan dan penghidupan manusia
dengan baik apabila didak didukung sumberdaya
dan mahluk hidup lainnya disebut daya dukung
air yang memadai, karena tanpa air tersebut kota
lingkungan. Kemampuan lingkungan menerima zat
Batam tidak mungkin berkembang sesuai dengan
zat yang masuk atau dimasukkan kedalamnya
yang diharapkan. Air termasuk kategori sumber
disebut daya tampung lingkungan (UU 32/2009).
daya karena kemampuannya untuk memenuhi atau
Sebagai sumber persediaan, kelestarian air harus
menangani kebutuhan manusia, dan juga menjadi
dijaga sehingga dapat dimanfaatkan sebesar
sumber persediaan, menunjang dan memberi
besarnya untuk menunjang kehidupan manusia
bantuan terhadap kehidupan. Atas dasar hal
(pasal‐33 UUD 45). Oleh karena itu, ketersediaan
tersebut pemerintah kota Batam menetapkan
air tawar dan jernih di suatu lingkungan
peruntukan lahan kotanya dalam Rencana Tata
permukiman tertentu, mencerminkan kemampuan
Ruang Wilayah Kota (RTRW) 2004‐2012 sebesar
lingkungan dalam mendukung kehidupan dan peri
45,59% untuk kawasan lindung, dan sisanya
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
54,42% untuk kawasan budidaya. Perhatian
Indikator untuk mengukur daya dukung sumber
terhadap aspek penataan ruang dan lingkungan
air baku bagi penyediaan air minum kawasan
hidup untuk pengelolaan sumber sumber air, akhir
permukiman adalah kemampuan kawasan
akhir ini semakin meningkat. Apalagi dipacu
menyediakan air baku minimal sebesar 60
semakin seringnya terjadi bencana banjir yang
Liter/orang/hari atau setara dengan 21,9
melanda kota kota besar di Indonesia. Penelitian
M3/orang/tahun (Permen PU 14/2010).
dan publikasi yang memberi indikasi
Kemampuan menyediakan air baku tersebut
meningkatnya perhatian terhadap aspek tersebut
menjadi salah satu ukuran untuk menilai kinerja
telah dipublikasikan yaitu antara lain oleh: Kutarga
pemerintah kabupaten/kota dalam penyediaan
W Z dkk. 2008; Warsilah 2007; Sukobar 2007;
dan pengelolaan air baku untuk kebutuhan
Bismark dan Sawitri 2007; Gunawan 2006.
masyarakat. Selain itu, kualitas dan fungsi serta
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 2
pemanfaatan infrastruktur digunakan pula sebagai secara hipotesis dinamic. Luas lahan kota
indikator untuk mengukur kinerja hasil (outcome) merupakan faktor pembatas daya dukung
pengelolaan sumberdaya air. sumberdaya ruang kota untuk menyediakan
daerah tadah hujan, sehingga mengurangi
Persoalan terkait dengan pengelolaan
kamampuan lahan mengisi waduk waduk
sumber air baku bersifat kompleks, dinamis dan
lapangan, dalam memenuhi kebutuhan air minum
tidak linier serta berhubungan dengan waktu. Oleh
perkotaan. Akibatnya, perkembangan kota menjadi
karena itu, persoalan demikian dikaji dengan
terganggu, dan fungsi serta kegiatan kota menjadi
menggunakan model system dinamik yang
menurun. Daya tarik kota yang tergantung pada
menggunakan instrumen diagram sebab akibat
perkembangan dan kemajuan kota menjadi
(causal loop diagram) dan dikembangkan secara
berkurang sehingga jumlah penduduk pendatang
iteratif (Sterman 2000, 87). Sebagaimana tertera
berkurang. Berkurangnya penduduk akan
pada Gambar‐1, hubungan antara variabel
mengurangi kebutuhan rumah dan perumahan,
sumberdaya air dengan variabel yang
dan mengurangi kebutuhan pembangunan
mempengaruhi kinerjanya dinyatakan dengan
prasarana permukiman. Kekurangan perumahan
tanda arah panah positif yang berarti selaras
dan prasarana perekonomian kota akan
maupun negatif yang berarti bertentangan
mempengaruhi kebutuhan air baku untuk
(oposite). Berdasarkan diagram tersebut, persoalan
penyediaan air minum perkotaan.
pengelolaan sumberdaya air dapat dijelaskan
.
Gambar 1 Kerangka Pikir Analisis Penelitian Sumber Air Baku Air Minum Kota Batam
Disisi lain, apabila jumlah penduduk dan tangkapan air hujan yang diperlukan untuk
pertumbuhannya tidak dikendalikan, maka mengisi air baku air minum.
kebutuhan rumah dan perumahan serta
Keterbatasan kuantitas air baku yang
infrastruktur permukiman akan semakin
disertai dengan peningkatan pencemaran air
meningkat. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur
akibat kegiatan permukiman, akan menimbulkan
yang meningkat akan meningkatkan kegiatan
kerusakan kerusakan lainnya sehingga berdampak
sosial dan perekonomian kota. Peningkatan
pada keamanan, kenyamanan, produktifitas dan
kegiatan sosial dan perekonomian kota tersebut
bahkan keberlanjutan kota Batam sebagai kota
akan meningkatkan kebutuhan perumahan beserta
industri, perdagangan, pariwisata, dan jasa
infrastruturnya. Akhirnya kebutuhan lahan
galangan kapal.
meningkat, dan akan mengurangi luasan daerah
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 3
METODE PENELITIAN elemen elemen sistem yang dikaji, menemukenali
faktor faktor penting yang membentuk sistem, dan
Lokasi dan Waktu Penelitian membuat model untuk membantu dalam
pembuatan keputusan (Eryatno 2003, 15).
Penelitian dilaksanakan di kota Batan pada
tahun anggaran 2010 dengan waktu efektif selama Pada penelitian ini, digunakan model
5 (lima) bulan. Kunjungan ke lapangan kuantitatif yang dikembangkan dan digunakan
dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali masing sebagai acuan untuk menilai prestasi kerja
masing selama 6 (enam) hari. Pada kunjungan pengelolaan sumber air baku. Sementara itu, model
lapangan pertama diawali konsultasi dengan adalah representasi suatu realitas dari seorang
pemerintah kota dan badan pengelola Batam (BP pemodel yang dapat menjembatani antara dunia
Batam), khususnya tentang maksud, tujuan dan nyata dengan dunia berpikir (Fauzi Anna 2005, 4).
sasaran wawancara kepada masyarakat serta Pemodelan adalah proses menirukan keadaan yang
materi wawancara. Selanjutnya dilakukan sebenarnya oleh para pembuat model. Pemodelan
pengumpulan data primer maupun data sekunder. menggambarkan proses berpikir melalui urutan
Pengumpulan data primer dilakukan melalui yang logis. Pemodelan disebut pula sebagai proses
wawancara dengan responden yang tinggal di 7 iteratif, dan hasil setiap langkah dapat
(tujuh) lokasi kecamatan dari 12 (duabelas) memperbaiki output yang dihasilkan dari langkah
kecamatan. Ketujuh kecamatan tersebut adalah sebelumnya. Hal itu berarti bahwa setiap output
Batam Kota, Sagulung, Belakang Padang, Lubuk akan menghasilkan umpan balik untuk acuan
Baja, Bengkong, Batu Aji, dan Nongsa. Pemilihan pendalaman dan penyempurnaan model model
lokasi penelitian tersebut didasarkan pada yang telah dibangun sebelumnya. Oleh karena itu,
pertimbangan pertimbangan (i) fungsi kawasan didalam proses pembuatan model, seorang
budidaya dan peruntukan ruang kota yang berbeda pembuat model selalu menanyakan apakah model
seperti pusat pemerintahan, permukiman, yang dibangun sudah mendekati kenyataan
perdagangan, industri, pariwisata, pelabuhan dan lapangan. Selain bertanya, seorang pemodel juga
bandara, (ii) sebaran penduduk dan prasarana harus melakukan pengetesan atau pengujian agar
sumberdaya air, khususnya lokasi waduk waduk model yang dibangun semakin mendekati
lapangan kenyataan lapangan serta memperbaiki
kelemahan kelemahan yang ditemukan .
Untuk lebih memahami permasalahan
tersebut, maka dikembangkan pertanyaan‐ Pengumpulan data dilakukan dengan
pertanyaan penelitian yang perlu dijawab menggunakan metode survey yang diawali dengan
berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dari penelusuran pustaka dari media elektronik dan
lapangan. Pertanyaan penelitian tersebut adalah (i) survey instansional dengan mengunjungi instansi
bagaimana daya dukung lingkungan hidup kota instansi terkait yang memiliki dan menyimpan data
Batam saat ini?, (ii) bagaimana kondisi dilingkungan pemerintah kota maupun Badan
infrastruktur Sumberdaya air kota Batam saat ini, Pengelola Batam. Data yang akan dianalisis disusun
apakah fungsi dan pelayanannya masih dalam bentuk matrik dua sisi sehingga mem‐
sebagaimana yang diharapkan ?, (iii) bagaimana permudah dalam melakukan perhitungan
penilaian masyarakat terhadap ketersediaan dan perhitungan yang menggunakan paket Exel MS
pelayanan infrastruktur sumberdaya air kota word. Matrik yang disajikan, membentuk model
Batam saat ini ? kuantitatif yang menjelaskan adanya hubungan
antar unsur unsur atau sel sel didalamnya
Pengumpulan data, Analisis dan Interpretasi
(Muhamadi dkk. 2001, 52).
Penelitian ini merupakan kombinasi
Analisis dilakukan dengan menggunakan
penelitian deskriptif dan evaluatif dengan
metode statistik deskriptif, dan statistik inferensial.
menggunakan metode pemodelan kuantitatif.
Standardisasi satuan dan konversi hasil penilaian
Dikategorikan descriptif karena analisisnya
kedalam bobot kinerja dilakukan sebelum analisis
menggunakan statistik deskriptif. Dikategorikan
lanjutan. Aplikasi skala nilai dari sala=1 sampai
penelitian evaluatif, karena berhubungan dengan
dengan skala=4 pada penilaian non fisik dilakukan
suatu program, khususnya program penga‐
pula untuk mendapatkan bobot kinerja yang dapat
wetan dan konservasi sumber air baku untuk
diperbandingkan dengan variabel fisik.
penyediaan air minum maupun air industri
kawasan permukiman perkotaan (Arikunto 2003, Interpretasi hasil analisis data dilakukan
292‐313). dengan memperhatihan landasan teori terkait dan
sering ditampilkan dalam model visual (Silalahi
Penelitian dilakukan dengan pendekatan
2010,106:343). Interpretasi dilakukan dengan cara
sistem yang mempelajari adanya hubungan antara
menafsirkan hubungan hubungan didalam telaah
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 4
data hasil penelitian, dan disebut interpretasi Dengan menggunakan pendekatan sistem,
analitis. Selain itu, interpretasi dilakukan dengan maka proses penilaian kinerja pengelolaan sumber
mengupayakan pengertian yang lebih luas air baku untuk penyediaan air minum kota Batam
terhadap hasil penelitian atau interpretasi sintesis dibagi menjadi 2 (dua) elemen sistem utama yaitu
yang menyatukan interpretasi analitis untuk elemen sistem daya dukung kota Batam, dan
menjawab tujuan tujuan penelitian. elemen penilaian masyarakat terhadap kondisi dan
potensi prasarana dan sarana (infrastruktur)
HASIL DAN PEMBAHASAN
keairan kota Batam (Gambar 2).
Model Penilaian Kinerja Pengelolaan Sumber
Air Baku
Pengukuran dan
Mulai Pemetaan Kondisi dan
Umpan balik
Potensi Sumberdaya Fisik
dan non fisik
Penilaian Daya Dukung: Penilaian Masyarakat
1. Kuantitas Air Baku 1. Kuantitas Air Waduk
2. Kualitas Air Baku 2. Kuantitas Air Waduk
3. Bangunan Instalasi Pengolahan Air 3. Bangunan Waduk & IPAM
Minum (IPAM) 4. Lahan (hutan, tanaman &
4. Lahan kota & daerah tadah hujan pemagaran waduk)
5. Manfaat dan Fungsi Waduk & IPAM 5. Manfaat dan Fungsi waduk
Indeks Daya Dukung Indeks Persepsi Masyarakat
Lingkungan Kota Batam Terhadap Kondisi Infrastruktur
Mempertahankan Ya Tidak Evaluasi dan Peningkatan
Kinerja yang dicapai OK? Upaya Pengawetan dan
Perlindungan SDA Kota
Selesai
Gambar 2 Model Penilaian Kinerja Pengelolaan Sumber Air Baku Kota Batam
Masing masing elemen sistem terdiri dari 5 perumusan dan penetapan program penyediaan
(lima) sub elemen sistem yaitu (i) kuantitas infrastruktur kedepan.
Waduk, (ii) kualitas Waduk, (iii) bangunan waduk,
Daya Dukung Lingkungan Kota
(iv) lahan, dan (v) manfaat dan fungsi waduk.
Lahan pada aspek daya dukung lingkungan kota Mengacu pada pengertian daya dukung
adalah daerah tadah air hujan (DTA), sedangkan lingkungan hidup, maka daya dukung lingkungan
lahan untuk penilaian masyarakat adalah hutan kota Batam adalah kemampuan lingkungan kota
dan tanaman disekitar waduk, serta pemagaran Batam dalam mendukung kehidupan dan
sempadan waduk. penghidupan manusia dan mahluk hidup lainnya
yang tinggal di kawasan perkotaan. Sementara itu,
Hasil penilaian kinerja masing masing sub
berdasarkan undang undang nomor 26 tahun
elemen sistem diagregasikan menjadi satu nilai
2007, kawasan perkotaan adalah wilayah yang
komposit yang disebut indeks daya dukung
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
lingkungan kota Batam dan indeks persepsi
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
masyarakat terhadap kondisi infrastruktur. Adanya
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
perbedaan kedua indeks tersebut mencerminkan
kesenjangan yang perlu diperhatikan dalam
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 5
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, langsung berdasarkan jumlah penduduk dan
dan kegiatan ekonomi. luasan kawasan budidaya, khususnya luasan
permukiman yang ditetapkan dalam RTRW 2004‐
Hal itu berarti bahwa daya dukung
2014. Rasio antara jumlah penduduk dengan
lingkungan kota tidak ditinjau dari kemampuan
luasan lahan permukiman yang mencerminkan
lahan dalam menyediakan kebutuhan pangan.
kepadatan penduduk suatu wilayah menjadi acuan
Sesuai dengan peraturan menteri lingkungan hidup
untuk menilai perkembangan tahun 2005‐2010.
nomor 17 tahun 2009, daya dukung lingkungan
hidup diukur dari 3 (tiga) unsur yaitu (i) Standar Nasional Indonesia nomor‐03‐1733
kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan (BSN‐2005) membagi kepadatan penduduk
lahan, (ii) ketersediaan dan kebutuhan lahan, dan menjadi 4 (empat) kategori yaitu kategori
(iii) ketersediaan dan kebutuhan air. kepadatan rendah (<150orang/ha), kepadatan
sedang (151‐200 orang/ha), kepadatan tinggi
Daya Dukung Lahan Kota
(201‐400 orang/ha), dan kepadatan sangat tinggi
Daya dukung lahan kota Batam pada (>400 orang/ha).
penelitian ini diartikan sebagai kemampuan lahan
Berdasarkan kategori tersebut, terdapat 3
perkotaan untuk dihuni oleh penduduk dengan
(tiga) kecamatan dengan kepadatan tinggi yaitu
kepadatan yang tidak terlalu tinggi. Oleh karena
kecamatan Lubuk Baja, Batu Ampar dan Bengkong.
itu, daya dukungnya diidentifikasi secara tidak
(Tabel 1).
Tabel 1 Kepadatan Penduduk kota Batam 2005‐2010
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 6
sumber air yang besarnya adalah 2000 sampai dengan 220 liter/kapita/hari (80,3
m3/kapita/tahun atau 5.479,45 liter/kapita/hari m3/kapita/tahun).
(Bapenas, 2003). Dari standar kecukupan sumber
Sampai dengan tahun 2010, di Kota Batam
air baku tersebut, maka standar pelayanan
sudah dioperasikan sebanyak 7 (tujuh) waduk
minumum (SPM) untuk penyediaan air baku air
lapangan, dimana 6 (enam) waduk terletak di
minum domestik maupun non domestik adalah
Pulau Batam sedangkan 1 (satu) waduk lainnya
antara 60 liter/orang/hari (21,9 m3/kapita/tahun)
terletak di Pulau Galang (Tabel 2).
Tabel 2 Eksisting dan Potensi Pengembangan Waduk di Kota Batam
Eksisting Waduk Potensi Waduk
Kapasitas Tampung Kapasitas Tampung
Nama Waduk Ribu Nama Waduk Ribu
Liter/dt Liter/dt
M3/tahun M3/tahun
1. Sei Harapan 6622,56 210 1. Sei Galang 5676,48 180
2. Sei Ladi 7568,64 240 2. Sei Tembesi 18921,60 600
3. Mukakuning 3. Rempang utara
12046,75 382 8672,40 275
(Sei Gong) (Sei Cia)
4. Nongsa 1892,16 60 4. Sei Raya 6937,92 220
5. Duriangkang 94608,00 3000 5. Sei Galang Utara 5203,44 165
6. Rempang 7316,35 232 6. Sei Galang Timur 2743,63 87
7. Sei Curus 2144,45 68
8. Sei Batas 1292,98 41
9. Sei Taas 1009,15 32
Total 131000,54 4154 Total 1668
Sumber: BP Batam, 2010, dalam Pus Sosekling, 2010
Total kapasitas tampungan dari 6 (enam) sebesar 73.899 ribu m3/tahun : 80,3
waduk lapangan yang telah dibangun di Pulau m3/orang/tahun = 920.294 jiwa. Sementara itu,
Batam adalah sebesar 104.530 ribu m3/tahun atau jumlah penduduk di 9 (sembilan) kecamatan di
79,79% dari kapasitas tampung rencana. Dari Pulau Batan yang tercatat pada bulan agustus 2010
kapasitas tampung yang dibangun tersebut, telah adalah 985.585 jiwa. Dengan demikian, maka
dioperasikan sebesar 73.899 ribu m3/tahun atau pemanfaatan sumberdaya air yang ada sudah
70,7% dari kapasitas terbangun, dan 56,41% melebihi kebutuhan maksimum.
kapasitas tampung rencana. Dengan kapasitas
Ketersediaan air di kecamatan kecamatan
tampung tersebut, dengan jumlah penduduk tahun
lain diluar pulau Batam seperti kecamatan
2010 yang telah mencapai 985.585 jiwa, waduk
Belakang Padang, Kecamatan Galang, dan
yang ada mampu menyediakan air baku sebesar
kecamatan Bulang lebih memprihatinkan lagi. Di
74,98 m3/kapita/hari sampai dengan 106,07
kecamatan Galang sedang dibangun waduk
m3/kapita/hari.
Tembesi dengan kapasitas 600 liter/detik. Sampai
Sementara itu, Instalasi Pengolahan Air saat penelitian ini dilakukan, waduk yang mulai
Minum (IPAM) yang akan mengolah air waduk, dibangun sejak tahun 1998 tersebut belum
kapasitas disainnya adalah sebesar 4450 beroperasi. Di kecamatan Belakang Padang ,
liter/detik atau 7,13% lebih besar daripada meskipun terdapat potensi pembangunan waduk,
kapasitas tampung waduk yang direncanakan. Oleh kapasitas operasionalnya diperkirakan hanya
karena itu, apabila seluruh IPAM dioperasikan mampu mengalirkan air sebesar 2 x 5 liter/detik =
sesuai dengan kapasitas disainnya, Waduk yang 10 liter/detik atau 864.000 liter/hari. Dengan
ada hanya mampu memasok air baku sebesar kapasitas tersebut, dan dengan standar 220
93,35% dari kebutuhan. Keenam waduk dimaksud liter/orang/hari, diperhitungkan hanya mampu
adalah waduk sei harapan, waduk Baloi, waduk Sei melayani 3.927 orang. Atau hanya layak untuk
Nongsa, waduk Sei Ladi, waduk Muka kuning dan melayani 3.927/24.050 x 100% = 16,33%
waduk muara (estuari) Duriangkan. Dengan penduduk Kecamatan Belakang Padang tahun
kapasitas tampung waduk waduk tersebut, daya 2010.
dukung sumberdaya air kota Batam,
Walaupun demikian, apabila seluruh
diperhitungkan hanya mampu melayani penduduk
potensi waduk sudah dibangun dan dioperasikan
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 7
dan terkoneksi satu dengan lainnya, dengan dilaboratorium secara fisik, kimiawi dan biologi
kapasitas tampung sebesar 183,60 juta m3/tahun, untuk mengukur kondisi kualitas (mutu) air
dan dengan asumsi bahwa kapasitas waduk. Analisis terhadap status kualitas (mutu) air
operasionalnya adalah 75%, maka jumlah baku, dilakukan dengan menggunakan metode
penduduk yang dapat dilayani adalah sebesar storet dan metode Indeks Pencemaran (IP), dan
1.714.844 jiwa atau sekitar 2 (dua) kali jumlah hasilnya dirangkum pada Tabel‐3.
penduduk kota tahun 2010.
Penentuan status mutu air dengan metode
Daya dukung Kualitas Air Baku Storet dilakukan dengan membandingkan antara
hasil analisis setiap parameter terhadap standar
Pengelola waduk, melakukan pemantauan
baku mutu yang berlaku. Apabila hasilnya tidak
kualitas air waduk secara rutin setiap bulan
sesuai dengan baku mutu, maka terhadap
dengan mengambil contoh air waduk sebanyak 296
parameter yang tidak sesuai tersebut diberi angka
contoh (sample) untuk setiap waduk. Selanjutnya,
negatif.
contoh contoh air waduk tersebut, diperiksa
Tabel‐3 Status Mutu Air Baku Kota Batam (Kepmen LH 115/2003)
Metode Storet *) Metode Indeks Pencemaran*)
Waduk Musim Musim Musim Musim Status Mutu
Status Mutu Air
Penghujan Kemarau Penghujan Kemarau Air
Baik s/d tercemar
Ladi 0,0 ‐1,5 0,613 0,559 Baik
ringan
Mukakuning 0,0 0,0 Kondisi baik 0,623 0,566 Baik
Tercemar sedang Cemar
Harapan ‐30,0 ‐44,0 1,478 1,769
s/d berat Ringan
Cemar
Baloi ‐109,3 ‐117,0 Tercemar berat 6,356 7,862
Sedang
Nongsa 0,0 0,0 Kondisi baik 0,683 0,618 Baik
Tg Piau ‐4,0 ‐3,0 Tercemar Ringan 0,814 0,729 Baik
Duriangkan ‐8,0 ‐1,5 Tercemar Ringan 0,800 0,735 Baik
Cemar
Rata rata 22,74 Tercemar Sedang 1,72
ringan
Sumber: Pus Sosekling, 2010
Angka negatif untuk parameter biologi Waduk Ladi termasuk kategori baik
lebih besar daripada parameter kimiawi. Angka sampai tercemar ringan. Waduk Tanjung Piau dan
negatif untuk parameter kimiawi lebih besar waduk Duriangkan termasuk kategori tercemar
daripada parameter fisik. Pemberian bobot angka ringan. Waduk Harapan termasuk kategori
yang berbeda tersebut mencerminkan besarnya tercemar sedang sampai tercemar berat, dan.
derajat pencemaran terhadap lingkungan. Waduk Baloi tercemar berat. Berdasarkan metode
ini, urutan peringkat baiknya mutu air adalah
Penetapan status mutu air dengan
waduk Ladi, Mukakuning, Nongsa, Tanjung Piau,
menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP)
Duriangkan, Harapan, dan Baloi. Menurut metode
dilakukan dengan cara statistic yaitu dengan
Indeks Pencemaran (IP), terdapat 5 (lima) waduk
membagi nilai hasil analisis untuk setiap
yang kualitas airnya termasuk kategori kondisi
parameter yang diperiksa dengan standar baku
baik. Waduk waduk tersebut yang diurutkan
mutunya. Selanjutnya angka rata rata dan angka
berdasarkan peringkat baiknya mutu air adalah
maksimum hasil perhitungan dipangkatkan dua
waduk Ladi, Mukakuning, Nongsa, Tanjung Piau,
dan dijumlahkan. Akhirnya, Indeks Pencemaran
dan Duriangkan. Waduk Harapan termasuk
(IP) adalah akar dari hasil rata rata penjumlahan
kategori tercemar ringan, sedangkan waduk Baloi
kuadrat tersebut.
termasuk kategori tercemar sedang.
Dari kedua metode tersebut, penilaian
Peringkat baiknya mutu air yang
status mutu air dengan menggunakan metode
dihasilkan dari kedua metode tersebut sama.
Storet lebh ketat bila dibandingkan dengan metode
Perbedaannya hanya terletak pada penilain
Indeks pencemaran. Menurut Storet, hanya ada 2
terhadap derajat pencemarannya. Penilaian
(dua) waduk yang kualitas airnya termasuk baik
melalui metode Storet, lebih ketat bila
yaitu waduk Mukakuning dan waduk Nongsa.
dibandingkan dengan metode Indeks Pencemaran.
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 8
Namun, apabila ditinjau dari pentingnya segera menurunnya kualitas (mutu) air dimusim kemarau
melakukan upaya pengendalian kualitas air, yang terjadi terhadap waduk Harapan dan waduk
metode Storet lebih tanggap bila dibandingkan Baloi berasal dari air limbah permukiman yang
dengan metode Indeks Pencemaran. jumlahnya relatip tetap, tetapi beban cemarannya
semakin berat karena pada musim kemarau debit
Selain status mutu air baku, terdapat
air pengencernya yang berasal dari air hujan
fenomena yang menarik lainnya yaitu adanya pola
praktis tidak ada.
perubahan mutu air yang berbeda antara musim
penghujan dan musim kemarau. Sebanyak 5 (lima) Daya dukung bangunan Instalasi Pengolahan
waduk mengalami perbaikan kualitas air pada Air Minum (IPAM)
musim kemarau, sedangkan 2 (dua) waduk lainnya
Daya dukung bangunan IPAM dinilai dari
mengalami penurunan kualitas air. Waduk waduk
kemampuannya mendistribusikan air yang diolah
yang kualitas airnya membaik pada musim
kepada pelanggannya. Sementara itu,
kemarau adalah waduk Ladi, Mukakuning, Nongsa,
pembangunan Sistem penyediaan air minum kota
Tanjung Piau, dan Duriangkan. Sementara itu,
Batam dibagi menjadi 3 (tiga bagian) sistem yaitu
waduk waduk yang mengalami penurunan kualitas
(i) Sistem Batam, Rempang dan Galang (Barelang)
air pada musim kemarau adalah waduk Harapan
yang melayani 9 (sembilan) kecamatan, (ii) Sistem
dan waduk Baloi.
pulau Belakang Padang, dan (iii) sistem Pulau
Hal tersebut mengindikasikan bahwa Bulan.
perbaikan mutu air waduk pada musim kemarau
Tabel 4 adalah rangkuman data Instalasi
disebabkan oleh berkurangnya bahan cemaran
Pengolahan Air Minum sistem Barelang yang
fisik yang masuk kedalam waduk. Pencemaran fisik
menjelaskan kapasitas tampung waduk dan
bersumber dari erosi dan sedimentasi yang
kapasitas instalasi pengolahan air, baik kapasitas
berkurang pada musim kemarau. Sebaliknya,
disain maupun operasional.
Tabel 4 Profil Infrastruktur Sumberdaya Air Kota Batam
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 9
Tabel 5 Profil Infrastruktur Sumberdaya Air diluar Pulau Barelang
Kapasitas Tampung Kapasitas WTP (lt/det)
Nama Waduk
000M3/thn Liter/dt Disain Operasional Lokasi
1. Sekanak‐I 265,5 30 30 5,00
2. Sekanak‐II 265,5 30 30 5,00 Blk Padang
3. Pemping 115 10 10 2,50
4. P Bulan Lintang‐I 107,5 10 10 2,50 P Bulang
Total 753,5 80 80 15,00
Sumber: BP Batam, 2010 dalam Pus Sosekling, 2010
Sebagaimana halnya dengan IPAM di Pulau penduduk kota Batam adalah sebesar
Barelang (Batam, Rempang, dan Galang), IPAM di (2496,48+15)/2775+80) x 100% = 87,95%.
ketiga pulau tersebut juga belum diopera‐
Penilaian Masyarakat Terhadap Infrastruktur
sionalkan secara maksimal. Sampai saat ini
Sumber Daya Air
pemanfaatan IPAM diluar Pulau Barelang tersebut
baru mencapai 18,75% dari kapasitas disainnya. Penilaian masyarakat menggunakan 7
Hal itu berarti bahwa masih terdapat sisa kap‐ (tujuh) variabel (Gambar 3). yaitu (i) kualitas air
asitas IPAM Pulau Barelang sebesar 38,76% waduk, (ii) bangunan waduk, (iii) ketersediaan air
sedangkan IPAM diluar Pulau Barelang sebesar waduk, (iv) manfaat dan fungsi waduk, (v) hutan
81,25%. Secara keseluruhan, kemampuan IPAM lindung di sekitar waduk, (vi) tanaman lindung di
dalam mendistribusikan air minum kepada sekitar waduk, (vii) pemagaran waduk.
Kualitas air
80,0
Sempadan 60,0 Bangunan
40,0
20,0
Hutan Manfaat
Fungsi
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 10
Hasil analisis penilaian masyarakat keberlanjutan waduk tersebut dalam menyediakan
terhadap kapasitas waduk menyimpulkan bahwa air minum yang berkualitas.
hanya 2% responden yang memiliki persepsi
Hasil penilaian masyarakat terhadap kondisi
belum memuaskanterhadap kapasitas waduk. 38%
bangunan waduk menyimpulkan bahwa hanya 3%
responden menilai bahwa kondisinya baik, dan
responden yang mempunyai persepsi bahwa
38% responden menilai belum memadai. Hal ini
kondisi bangunan waduk sangat baik. Namun 43%
menunjukkan bahwa sebagaian Waduk,
lainnya menyatakan kondisinya baik, sedangkan
kapasitasnya dinilai mencukupi untuk memenuhi
35% menyatakan belum baik. Hasil pengamatan
kebutuah air baku kota Batam, dan sebagian
lapangan juga menunjukkan bahwa kondisi
lainnya menilai tidak mencukupi. Hasil penilaian
bangunan Waduk (waduk) dinilai masih cukup
masyarakat tersebut, pada dasarnya tidak berbeda
baik, dan penilaian tersebut relatip sama dengan
dengan hasil penilaian teknis yang dilakukan
penilaian secara teknis.
berdasarkan standar pelayanan minimum (SPM).
Hasil analisis penilaian masyarakat
Penilaian masyarakat terhadap kondisi
terhadap hutan lindung dan Daerah Tangkapan Air
kualitas air baku agak berbeda dengan hasil
(DTA) menyimpulkan bahwa bahwa sebagian
penetapan status mutu air dengan menggunakan
besar responden (47%) mempunyai persepsi
metode storet maupun metode Indeks
bahwa hutang lindung/Daerah tangkapan air
Pencemaran. Masyarakat menempatkan waduk
Waduk belum memadai. Penilaian masyarakat ini
Duriangkang pada peringkat pertama, sedangkan
bisa dikatakan sesuai dengan hasil pengamatan
laboratorium menempatkan pada peringkat
lapangan bahwa pada beberapa daerah tangkapan
ketigaPeringkat kualitas waduk berikutnya adalah
air Waduk Baloi dan Duriangkang didapati
waduk sei Harapan, kemudian waduk Mukakuning
sejumlah rumah liar yang penduduknya melakukan
dan Baloi, sedangkan peringkat terakhir adalah
aktivitas rumah tangga dan usaha ternak. Daerah
waduk Ladi. Namun, berdasarkan hasil analisis
tangkapan air semestinya dilindungi agar kualitas
laboratorium kondisi kualitas air waduk yang
lingkungan khususnya air yang mengisi waduk
terbaik adalah waduk Mukakuning, kemudian
terjaga kualitasnya. Hasil analisis penilaian
diikuti berturut turut oleh waduk Ladi,
masyarakat terhadap kondisi tanaman Lindung
Duriangkan, Sei Harapan, dan paling buruk adalah
waduk menyimpulkan bahwa sebagian besar
kondisi air waduk Baloi. Adanya perbedaan
responden (47%) mempunyai persepsi bahwa
tersebut dapat terjadi karena responden yang
tanaman lindung belum memadai, dan 33%
ditanya, kemungkinan belum pernah melihat
responden menilai baik. Penilaian masyarakat ini
kondisi waduk secara bersamaam, atau bahkan
bisa dikatakan kurang sesuai dengan hasil
mungkin tidak mengetahui secara tepat lokasi
pengamatan lapangan oleh peneliti bahwa
waduk waduk yang ditanyakan. Berdasarkan
tanaman lindung di daerah tangkapan air masih
observasi lapangan, waduk yang belum
baik. Indikatornya adalah lebatnya tanaman
memuaskaniadalah waduk Baloi dan waduk
lindung di perbukitan yang merupakan daerah
Duriangkang. Di waduk Baloi, air banyak tercemari
tangkapan air. Hasil analisis penilaian masyarakat
oleh buangan limbah para penghuni rumah liar
terhadap kondisi pemagaran sempadan waduk
yang berada di tepian Waduk membentuk suatu
menyimpulkan bahwa sebagian besar responden
kampung. Buangan air mandi dan cuci bahkan
(48%) mempunyai persepsi bahwa pemagaran
sampah rumah tangga larut dan mengalir ke
sempadan Waduk kurang efektif dan 27%
Waduk ini. Akibatnya kualitas air Waduk ini
responden menilai bahwa pemagaran sempadan
memburuk. Indikator dari pencemaran air di
Waduk cukup efektif. Penilaian masyarakat ini bisa
Waduk Baloi terlihat dari maraknya enceng gondok
dikatakan sesuai dengan hasil pengamatan di
yang hidup subur di waduk tersebut. Disekitar
lapangan bahwa pada beberapa pemagaran
Waduk Duriangkang, ditemukan banyaknya
sempadan Waduk ditemukan tidak terlindungi
aktivitas penduduk penghuni rumah liar, dan
karena pagar pengaman yang rusak.
memiliki usaha ternak babi. Limbah ternak ini
mengalir ke waduk bersamaan dengan limbah Hasil analisis penilaian masyarakat
rumah tangga para penghuni rumah liar terhadap manfaat atau fungsi waduk
disekitarnya. Limbah ternak babi dan limbah menyimpulkan bahwa hanya 5 % responden yang
rumah tangga para penghuni rumah liar di sekitar memiliki persepsi belum memuaskan terhadap
waduk Duriangkang yang mengalir ke waduk ini manfaat waduk. 45% responden menilai bahwa
merupakan indikator pencemaran kualitas air manfaat waduk memuaskan, dan 33% responden
waduk Duriangkang. Adanya indikator menilai belum memuaskan. Hal ini menunjukkan
pencemaran air waduk tersebut akan menganggu sebagian besar masyarakat menilai bahwa
keberadaan waduk dinilai bermanfaat sebagai
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 11
sumber air baku air minum kota Batam, meskipun mengalami penjadwalan pemasokan air dari
ada sebagian kecil masyarakat yang meragukan waduk. Keadaan tersebut mendorong timbulnya
manfaatnya untuk penyediaan air minum. persepsi bahwa air waduk yang aada sudah tidak
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa dapat diandalkan lagi untuk digunakan sebagai air
manfaat waduk belum memuaskan untuk baku air minum masyarakat, karena kapasitasnya
mencukupi kebutuhan air minum di kota Batam, sudah tidak mencukupi. Adanya penjadwalan
hal ini disebabkan karena hampir seluruh penyaluran air minum PDAM kepada masyarakat
kebutuhan air minum di Kota Batam dipenuhi dari diperkirakan menjadi alasan utama penilaian
Waduk yang menampung air hujan. Masyarakat responden terhadap ketersediaan sumber air baku,
yang memberi penilaian kurang bermanfaatnya khusunya pada musim musim kemarau.
Waduk sebagai sumber air baku air minum kota
Indeks Kinerja Pengelolaan Sumber Air Baku
Batam disebabkan karena mereka belum
memahami bahwa pemenuhan kebutuhan air Gambar 4 adalah rangkuman hasil penilaian
minum kota Batam sangat tergantung pada kelima variable kinerja pengelolaan sumber air
keberadaan waduk tersebut. Kemungkinan alasan baku untuk penyediaan air minum kota Batam
penilaian lainnya adalah karena adanya fakta 2010, baik penilaian secara fisik (struktural)
bahwa beberapa kawasan permukiman telah maupun non fisik (persepsi masyarakat)
.
150,00
130,00
93,47
87,97
110,00
85,64
84,25
82,87
Bobot Kinerja (%)
81,82
80,11
76,24
74,69
73,20
90,00
60,49
58,33
70,00
50,00
30,00
10,00
‐10,00
Kua nti ta s Kua l i ta s Fungs i &
Ba nguna n La ha n Ra ta ra ta
Ai r Ai r ma nfa a t
IP‐Fi s i k 93,47 73,20 60,49 58,33 87,97 74,69
IP‐Ma s y 76,24 85,64 80,11 82,87 84,25 81,82
Gambar 4 Model Kinerja Pengelolaan Sumber Air Baku Air Minum Kota Batam
Dari aspek fisik, daya dukung kuantitas air Dari aspek kuantitas air, Indeks Penilaian
diperhitungkan mampu menyediakan air baku (IP) masyarakat lebih kecil daripada IP fisik. Hal ini
untuk Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) mengindikasikan cadangan air baku belum dapat
sebesar 93,47% kebutuhan disain IPAM. menjamin kelangsungan pasokan air minum kota.
Dan hal tersebut terungkap dari wawancara bahwa
Daya dukung kualitas air waduk
distribusi air minum masih belum merata, bahkan
diperhitungkan mampu memenuhi standar baku
pengaliran air minum dari PDAM sering dilakukan
mutu untuk air baku dengan 2,2 skala Storet dan
secara bergiliran. Dari aspek kualitas air, IP
3,67 skala Indek Pencemaran atau rata rata 73,2%
Masyarakat lebih besar daripada IP Fisik. Hal ini
dari kriteria yang berlaku. Daya dukung bangunan
mengindikasikan bahwa kebersihan dan
IPAM diperhitungkan mampu mendistribusikan air
kejernihan air waduk yang dapat dilihat secara
minum kepada pelanggannya sebesar 60,4% dari
kasat mata secara umum dinilai memadai. Selain
kapasitas disainnya. Daya dukung lahan kawasan
itu, kualitas air yang didistribusikan oleh PDAM,
yang mampu menyediakan ruang kawasan
juga dinilai memadai. Hal itu berarti bahwa kinerja
permukiman dengan kepadatan rendah adalah
Instalasi Pengolahan Air Minum yang ada juga
sebesar 58,33% dari total kecamatan. Akhirnya
dinilai memadai. Dari aspek bagunan waduk dan
daya dukung fungsional dan manfaat banguan
prasarana keairan lainnya, IP Masyarakat juga
IPAM diperhitungkan mampu melayani melayani
lebih besar dari pada IP fisik. Hal ini
pelanggannya sebesar 87,97% dari kapasitas
mengindikasikan bahwa keterpeliharaan bangunan
operasionalnya
waduk beserta sarana pendukung bangunan yang
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 12
juga dapat dilihat secara kasat mata telah dinilai jalan utama kota. Surutnya air waduk pada musim
memadai. Dari aspek lahan, IP Masyarakat juga kemarau yang juga dapat dilihat secara kasat mata,
lebih besar dari pada IP fisik. Hal ini menjadi alasan kekuatiran masyarakat terhadap
mengindikasikan bahwa konisi lahan disekitar ketersediaan air baku. Bagi pemerintah kota dan
waduk termasuk tanaman pelindungnya dinilai pengelola Batam, aspek peruntukan lahan menjadi
memadai. Kondisi tanaman disekitar waduk yang perhatian utama karena ketidaksesuaian dengan
difungsikan pula sebagai hutan lindung dan hutan kebijakan RTRW akan meningkatkan potensi tidak
kota dapat dilihat secara kasat mata. Bahkan amannya waduk terhadap pencemaran air, dan
beberapa waduk telah dilindungi dengan pagar berkurangnya pasokan air kedalam waduk.
untuk mencegah masuknya rumah rumah liar ke
KESIMPULAN
bantaran waduk. Keadaan tersebut diperkirakan
menjadi pertimbangan masyarakat dalam menilai Kinerja pengelolaan sumber air baku
kinerja pengelolaan sumber air baku. Dari aspek untuk penyediaan air minum kota Batam dari
fungsi dan manfaat waduk sebagai sumberdaya air, aspek struktural maupun non struktural dinilai
IP Masyarakat lebih kecil daripada IP Fisik. Hal ini relatif memadai. Penilaian IP masyarakat lebih
mengindikasikan bahwa fungsi manfaat tinggi dari IP fisik, namun terdapat 2 (dua) aspek
sumberdaya air dapat disediakan di kota Batam, penilaian masyarakat yang lebih kecil daripada IP
belum dapat didayagunakan secara optimal. fisik yaitu kualitas air dan fungsi maupun manfaat
Sampai saat ini masih terdapat waduk di Pulau sumberdaya air. Kedua aspek tersebut menjadi
rempang yang belum selesai konstruksinya. masukan penting untuk program penyediaan dan
Bahkan masih terdapat 3 (tiga) potensi waduk pengelolaan air baku masa datang.
lainnya yang masih dalam tahap perencanaan. Penilaian fisik mencerminkan
Sementara itu, pasokan air minum dari PDAM ketersediaan air dan kualitas air waduk serta
sudah tidak lancar dan dibeberapa lokasi sudah kesiapan instalasi pengolahan air mengolah air
dilakukan penggiliran. waduk dan menyalurkannya kepada para
Dari kelima indikator penilaian tersebut, pelanggannya serta daya dukung lahan terkait
Indeks Persepsi Masyarakat terhadap kondisi dengan potensi gangguan terhadap keberlanjutan
infrastruktur sumber air baku adalah 81,82%, penyaluran air.
sedangkan Indeks Daya Dukung Lingkungan kota Penilaian masyarakat mencerminkan
Batam berdasarkan penilaian fisik sesuai dengan terpenuhinya harapan terhadap manfaat dan
peraturan perundangan yang berlalu adalah fungsi waduk ditinjau dari aspek kuantitas,
74,69%. Dengan demikian penilaian masyarakat kualitas, bangunan maupun kekuatiran atas
(non struktural) lebih baik dari penilaian secara potensi gangguan terhadap manfaat dan fungsi
struktural. Namun, terdapat 2 (dua) aspek yang waduk.
memerlukan perhatian yaitu aspek kuantitas air Daya dukung lahan mampu menampung
dan aspek fungsi dan manfaat sumberdaya air. sekitar 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali jumlah
Tentunya, kedua aspek ini menjadi perhatian para penduduk tahun 2010. Daya dukung air yang ada
pengelola kota atau penyusun program hanya mampu melayani penduduk tahun 2010.
pengembangan sumberdaya air kota Batam masa Namun, apabila seluruh potensi waduk sudah
datang. Aspek kuantitas air terkait dengan selesai dibangun, jumlah penduduk yang dapat
penyediaan sumber air baku. Aspek fungsi dan dilayani mencapai dua kali dari penduduk tahun
manfaat terkait dengan penyediaan Instalasi 2010.
Pengolahan Air Minum (IPAM) dan pendistribusian
air minumnya kepada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 13
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Hidup no 115 tahun 2003 tentang
[Bappenas], 2003. Infrastruktur Pedoman Penentuan Status Mutu Air,
Indonesia, sebelum, selama, dan pasca Himpunan Peraturan di Bidang
krisis Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Bismark M. Sawitri R. 2007. Pengembangan dan Penegakan Hukum Lingkungan (693:704)
Pengelolaan Daerah Penyangga Kawasan Kutarga, Wz, dkk, 2008, Kebijakan Pengelolaan
Konservasi, Prosiding Expose Hasil Hasil Danau dan Waduk ditinjau dari Aspek
Penelitian: Konservasi dan Rehabilitasi Tata Ruang, WAHANA HIJAU, Jurnal
Sumberdaya Hutan, Padang, 20 September Perencanaan & Pengembangan Wilayah,
2006 Vol.5. No 3 (150‐156)
Badan Pengelola Batam [BP Batam], 2010. Muhammadi, Erman Amirulah, Budhi Susilo,
Pengelolaan Air dan Air Limbah Kota 2001, Analisis System Dinamis,
Batam lingkungan hidup, sosial, ekonomi,
Badan Standar Nasional [BSN], 2004. Tata Cara manajemen, UMJ Press, Jakarta, 2001
Perencanaan Perumahan di Lingkungan Pemerintah Kota Batam [Pemkot Batam], 2009.
Perkotaan Batam Dalam Angka tahun 2009
Eriatno. 2003. Ilmu Sistem. Meningkatkan Mutu Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial,
dan Efektifitas Manajemen, Jilid satu, Ekonomi, dan Lingkungan [Pus Sosekling],
Bogor : IPB Press 2010. Penelitian Dampak Penduduk
Fauzy, Anna. 2005. Pemodelan Sumberdaya terhadap Pengembangan Infrastruktur
Perikanan dan Kelautan untuk Analisis Kota Batam
Kebijakan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Silalahi U, 2010. Metode Penelitian Sosial.
Utama, 2005 Bandung : PT Refika Aditama,
Fauzi. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Sterman. 2000. Business Dynamic, System
Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Jakarta : Thinking and Modelling for a Complex
PT Gramedia Pustaka Utama, World, New York: Irwin McGrawHill,
Gunawan R, 2006, Analisis Sumberdaya Air 2000: 87)
Daerah Alian Sungai Bah Bolon sebagai Sukobar. 2007. Identifikasi Potensi Sumberdaya
Sarana Pendukung Pengembangan Air Kabupaten Pasuruan, jurnal aplikasi:
Wilayah Kabupaten Simangulun dan Media Informasi & Komunikasi Aplikasi
Asahan, WAHANA HIJAU: Jurnal Teknik Sipil Terkini
Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Warsilah Henny. 2007. Peran Sumberdaya Sosial
Vol.2, No.1, Agustus 2006 dalam mendukung Konservasi
Kementerian Lingkungan Hidup [KLH], 2004. Sumberdaya Air di Jabodetabekpuncur,
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Komunika: 10 (2) : 45‐59
Jurnal Sumber Daya Air, Vol. 7 No. 1, Mei 2011 14