Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GASTROINTESTINAL

Disusun Oleh :

Ade Dwi Permatasari (6019085)


Septian Anggara (6019023)
Ryan Nofriansyah (6019079)
Refindo Simanjuntak (6018075)

Kelas : VB
Mata Kuliah : Fisiologi Olahraga
Dosen Pengampu : Ever Sovensi, S. Si, M.Pd

PROGRAM STUDI PENJASKESREK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP) KOTA LUBUKLINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “Gastrointestinal”. Makalah ini
berisikan informasi tentang Fisiologi Olahraga. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Fisiologi Olahraga. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang besifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
sertadalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Lubuklinggau, 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Pengertian...................................................................................................................3
B. Anatomi dan Fisiologi................................................................................................3
C. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia.............8
D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia.........................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi
saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan,
serta penyerapan zat gizi yang penting bagi tubuh kita untuk hidup dan tumbuh. Saluran
pencernaan berawal dari mulut, dan berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan
disimpan sementara di lambung sampai disalurkan ke usus halus. Usus halus di bagi
menjadi tiga bagian yaitu duodenum, yeyunum dan ileum. Pencernaan dan penyerapan
makan berlangsung terutama di usus halus. Dari usus halus, makanan kemudian masuk ke
usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum. (Elizabeth J. Corwin 2009).

Pada sistem pencernaan ada berbagai penyakit salah satunya adalah pada bagian
Colon. Ca. Colon atau usus sering dijumpai di amerika serikat. Sebagian besar akanker
kolorektum adalah karsinoma dan biasanya berasal dan kelenjar sekretorik lapisan
mukosa. Sebagian besar kanker kolorektum berawal dipolip yang sudah ada sebelumnya.
Faktor resiko untuk kanker koleorektum adalah mencakup makanan diet tinggi lemak dan
rendah serabut. Pada akhirnya, masih dalam penelitian, apakah ada bukti yang
menyatakan bahwa resiko kanker kolorektum lebih rendah pada individu yang menerima
statin untuk mengobati hiperlipidemia, meskipun mekanismenya belum jelas. (Elizabeth
J. Corwin, 2009).

Pada kenyataannya kanker dan kolon sekarang adalah tipe paling umum kedua
dari kanker internal di Amerika Serikat. Insidennya meningkat sesuai dengan usia
(kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada
individu dengan riwayat keluarga yang mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi
kronis atau polip. Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira
setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya meskipun sekitar tiga dari
empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena
terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam
jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan
perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal. (Brunner & Suddarth,)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi sistem pencernaan bekerja pada Gastrointestinal ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi system pencernaan bekerja pada


Gastrointestinal !
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Gastroenteritis adalah suatu keadaan inflamasi pada usus yang ditandai buang air
besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau
cair dan bersifat mendadak datangnya; dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2
minggu (Suharyono, 2008).

2. Gastroenteritis adalah suatu inflamasi yang terjadi di usus ditandai dengan keadaan
dimana buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram
atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih
dari 3 kali sehari. Buang air besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah
(Sudoyo, 2002).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan gastroenteritis


adalah suatu penyakit inflamasi usus dan lambung yang ditandai dengan keadaan buang
air besar dengan konsistensi encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.

B. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),


kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :

1. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk
system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi
dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

2. Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam


lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama
tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai
di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan
faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi
tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot
halus).

4. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL),
dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel
lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana
yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman
lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.

5. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan
lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari
merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh
usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.

b. Usus Kosong (Jejenum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.

c. Usus Penyerapan (Illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam empedu.

6. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens
(kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan
dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

7. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang
dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama
anus (Pearce, 1999).

C. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut, di mulut dilakukan pencernaan


mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi
menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam
mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).
Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan. Selanjutnya, enzim ptialin bekerja dengan
baik pada pH antara 6,8 sampai 7 dan suhu 37 oC.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam dan faktor penyebabnya juga
bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan
kesehatan, keseimbangan nutrisi pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan
kelainan pada organ pencernaan.

Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan
pada manusia, diantaranya yaitu :

1. Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa
(lendir) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung
kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCl) pada lambung
terlalu tinggi.

2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus
dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.

3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon.
Fases penderita diare berbentuk encer, Penyebabnya adalah penderita memakan
makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltik dalam
usus tidak terkontrol. Sehingga, makanan jumlahnya meningkat dan usus tidak dapat
menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan
nanah, dan perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri, yaitu
infeksi bakteri Shigella sp. pada dinding usus besar.

4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan
yang dialami seseoang dengan gejala feses mengeras sehingga susah dikeluarkan.
Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi karena kebiasaan buruk yang menunda-
nunda buang besar. Selain itu, karena kurang konsumsi makanan berserat. Oleh
karena itu, disarankan banyak memakan buahbuahan dan sayur-sayuran yang berserat
serta minum banyak air dapat mencegah gangguan sembelit.

5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks.


Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu), akibatnya
yaitu timbul rasa nyeri dan sakit.

6. Hemoroid / Wasir / Ambeyen

Hemoroid / wasir / ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh


vena di sekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil
seringkali mengalami gangguan wasir.

7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri yaitu rasa perih pada dinding
lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya
kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang dan pola makan yang tak
teratur.
8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal


bakteri Salmonella sp. yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan
pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh faktorfaktor yaitu kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan
merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCl di
lambung. Jika HCl berlebihan, selaput lendir lambung akan rusak.

10. Malnutrisi (Kurang Gizi)

Malnutrisi (kurang gizi) yaitu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya


pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas
atropi yang kehilangan banyak retikulum endoplasma. Sebagai contoh adalah
kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada
umumnya menyerang anak-anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastroenteritis adalah suatu keadaan inflamasi pada usus yang ditandai buang air
besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair
dan bersifat mendadak datangnya; dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu
(Suharyono, 2008).

Pada sistem pencernaan ada berbagai penyakit salah satunya adalah pada bagian
Colon. Ca. Colon atau usus sering dijumpai di amerika serikat. Sebagian besar akanker
kolorektum adalah karsinoma dan biasanya berasal dan kelenjar sekretorik lapisan
mukosa. Sebagian besar kanker kolorektum berawal dipolip yang sudah ada sebelumnya.
Faktor resiko untuk kanker koleorektum adalah mencakup makanan diet tinggi lemak dan
rendah serabut. Pada akhirnya, masih dalam penelitian, apakah ada bukti yang
menyatakan bahwa resiko kanker kolorektum lebih rendah pada individu yang menerima
statin untuk mengobati hiperlipidemia, meskipun mekanismenya belum jelas. (Elizabeth
J. Corwin, 2009).

B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan
saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini
menjadi makalah yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-7756-BABI.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay-6313-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai