Anda di halaman 1dari 4

Makalah

Kontrasepsi Dan Keluarga Berencana


Tentang AKDR

Dosen Pengampu :
Yocy Efrarianti, SST, M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 4


1. Rika Mailani
2. Ranti Kumala
3. Siti Jamaliah

Akademi Kebidanan Amanah Muara Bungo


Tahun Ajaran 2020-2021

Kata Pengantar

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk
yang tinggi, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun. Pertumbuhan
penduduk ini tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi
dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% hingga 2,49% per tahun.
Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Dari
gambaram tersebut, pemerintah mengambil suatu langkah antisipasi untuk menekan
tingginya laju pertumbuhan penduduk dengan membentuk sebuah badan yang secara
spesifik dan khusus bertanggung jawab terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk di
Indonesia, yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (Arum &
Sujiyatini, 2011).
Target pemerintah Indonesia mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai sampai
pada tahun 2015 yang terangkum dalam indikasi keberhasilan program Millennium
Development Goals (MDGs) adalah cakupan layanan KB pada pasangan usia subur
(PUS) 70%, penurunan prevalensi kehamilan mencapai 50%, penurunan kejadian
komplikasi KB serta penurunan angka drop out penggunaan alat kontrasepsi (Irianto,
2014).
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan
bahwa pada tahun 2013 angka tertinggi PUS (Pasangan Usia Subur) menggunakan
metode kontrasepsi suntikan (46,84%). Sedangkan IUD atau AKDR hanya 11,53%.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seorang ibu dalam memilih alat kontrasepsi
dalam rahim, diantaranya: Pengetahuan, seseorang akan memilih KB AKDR jika ia
banyak mengetahui dan memahami tentang KB AKDR. Yang kedua yaitu efek samping,
gejala yang paling sering bertanggung jawab menyebabkan penghentian AKDR seperti
perubahan siklus haid, haid menjadi lebih lama, dan saat haid akan menjadi lebih sakit
(Saragih, 2011).
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Bab II
Pembahasan

Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

Mulyani, Nina Siti, Mega Rinawati. 2016. Keluarga Berencana Dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Laurience. 2010. “
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-sitisetian-5889-2-babii.pdf

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan. Upaya itu dapat


bersifat sementara atau permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel
yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2006, p.905).
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif
(Handayani, 2010, p.139).
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif,
reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif
(Handayani, 2010, p.139).

Jenis-jenis AKDR
Jenis-jenis Intra Uterin Devices (IUD) /AKDR
Macam IUD menurut Handayani (2010, p.140-141) dikategorikan menjadi 2 yaitu :
a. AKDR non hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan.Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang
sutera dan logam sampai generasi plastik (polietilen), baik yang ditambah obat
ataupun tidak.
1. Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
a) Bentukterbuka(ovendevice)
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,
Nova-T.
b) Bentuktertutup(closeddevice)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
2. Menurut Tambahan atau Metal
a) Medicatet IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu
T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu- 7, Nova T
(daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
b) Un Medicated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. Cara insersi lippes
loop : Push Out
b. IUD yang mengandung hormonal
1. Progestasert-T = Alza T
a) Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
b) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg
progesterone per hari
c) Tabung insersinya terbentuk lengkung
d) Teknik insersi : plunging (Modified Withdrawal
2. LNG-20
a) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari
b) Sedang di teliti di Finlandia
c) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun
d) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata
lebih tinggi dibandingkan IUD lainya, karena 25% mengalami amenore atau
perdarahan haid yang sangat sedikit.

Mekanisme kerja
AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah
terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan mengahalangi bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tubafalopi dan menginaktifasikan sperma. Ada
beberapa mekanisme cara kerja AKDR sebagai berikut :
a. Timbulnya reaksi radang radang lokal di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel
telur yang telah dibuahi terganggu.M
b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya
implantasi
c. Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telh berimplantasi didalam endometrium.
d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi.
e. Immobilissi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

Waktu pemasangan
Waktu pemasangan menurut Everett (2008, p.203).
AKDR biasanya dipasang pada akhir menstruasi karena
serviks terbuka pada waktu ini, yang membuat pemasangan menjadi lebih mudah. AKDR
dapat dipasang sampai 5 hari setelah hari ovulasi paling awal yang diperhitungkan, sebagai
kontrasepsi pasca koitus. Setelah kelahiran bayi, wanita dapat dipasang AKDR 6 minggu
postnatal. Setelah keguguran atau terminasi kehmilan.

Prosedur pemasangan
Prosedurpemasanganmenurutvarney’s
1) Informed Consent
2) Pastikan bahwa wanita yang menginginkan pemasangan AKDR
tidak sedang hamil
3) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4) Lakukan pemeriksaan bimanual
5) Pasang speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang
terluas sehingga memudahkan pemasangan AKDR
6) Membersihkan Serviks secara menyeluruh dengan antiseptic
7) Memasukkan tenakulum dan jepit porsio kearah jam 11.00 atau
13.00
8) Mengukur kedalaman uterus dengan menggunakan sonde uterus

Anda mungkin juga menyukai