Erlina Burhan
Satgas Waspada dan Siaga COVID-19 PB IDI
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUP Persahabatan
COVID-19 Dalam Angka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperbarui 27 April 2020 (Sumber :
PHEOC Kemkes RI)
• Dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020.
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-19. Ed1. April 2020.
SARS-CoV-2
Patogenesis
Du, Lanying & He, Yuxian & Zhou, Yusen & Liu, Shuwen &
Zheng, Bojian & Jiang, Shibo. (2009). The spike protein of
SARS-CoV - A target for vaccine and therapeutic development.
Nature reviews. Microbiology. 7. 226-36. 10.1038/nrmicro2090.
Patogenesis Rabi F, et al. SARS-CoV-2 and Coronavirus Disease 2019: What We Know So Far. Pathogens
2020, 9, 231; doi:10.3390/pathogens9030231
(A) Spike proteins (Protein S) pada permukaan virus mengikat reseptor ACE-2 di permukaan sel target
(B) Transmembrane serine protease tipe 2 (TMPRSS2) menempel dan kemudian memotong reseptor ACE-2. Pada proses ini
Protein S teraktivasi
(C) Reseptor ACE-2 yang terpotong dan Potein S yang aktif memfasilitasi virus masuk ekspresi TMPRSS2 meningkatkan
pengambilan sel oleh Coronavirus
Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the
perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020).
https://doi.org/10.1038/s41418-020-0530-3
Patogenesis Badai
Sitokin
Transmission
Cycle of
SARS-CoV-2
Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, et al. Features,
Evaluation and Treatment Coronavirus (COVID-19)
[Updated 2020 Apr 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan.
LANGSUNG
Percikan langsung
Jarak 1 - 2 meter dari orang yang batuk / bersin tanpa ditutup
TIDAK LANGSUNG
Droplet tumpah ke permukaan benda
Menyentuh wajah tanpa mencuci tangan
Transmisi
Definisi Kasus
Orang Tanpa Gejala (OTG)
• Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif COVID-19
• Orang tanpa gejala merupakan kontak erat* dengan kasus positif COVID-19
• Orang yang mengalami demam (≥38 oC) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan sistem pernapasan (pilek / sakit tenggorokan / batuk)
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui
pemeriksaan PCR.
• Demam
• Nyeri kepala
Masa inkubasi 2 - 9
hari dengan rata-
Manifestasi Klinis
rata 5 hari
• Nyeri otot
• Nyeri tenggorokan
• Batuk
Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs
• Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas) of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A
descrip ve study. Lancet. 2020;395(10223):507–513.
Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11,
2020. doi:10.1001/jama.2020.3786
Pemeriksaan Rutin saat Pasien Datang
• Foto toraks • Analisis gas darah bila sesak
• Darah perifer lengkap • Asam laktat serum dan CRP
• Kimia darah • EKG pada pasien hipertensi dan
Fungsi hepar takikardia
Fungsi ginjal • Rapid test antibody / swab
Gula darah sewaktu nasofaringeal
Elektrolit • CT scan toraks bila memungkinkan
Tanpa gejala
Ringan
• Gejala tidak spesifik seperti demam, lemas, batuk, anoreksia, malaise, nyeri otot,
sakit tenggorokan, sesak ringan, hidung tersumbat, atau nyeri kepala
• Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda pneumonia
berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen
• Pasien anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit
bernapas disertai napas cepat
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
Berat
• Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran napas / pneumonia,
ditambah satu dari :
RR > 30 x/menit
Distres nafas berat
SpO2 < 93% pada udara kamar atau PaO2 / FiO2 < 300
• Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernafas ditambah setidaknya satu dari gejala berikut :
Sianosis sentral SpO2 < 90 %
Distres pernapasan berat (mendengkur, tarikan dinding dada berat)
Tanda pneumonia berat
Tarikan dinding dada atau takipnea : < 2 bulan , ≥ 60 x/menit; 2-11 bulan, ≥ 50 x/ menit; 1-5 tahun, ≥ 40
x/menit ; > 5 tahun, ≥ 30x /menit
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
Kritis
Pasien dengan gagal napas, ARDS, syok sepsis, dan atau multiple organ failure
SCORING COVID-19
Dari Wuhan
PDP
Tatalaksana Pasien Belum / Tidak Terkonfirmasi
COVID-19
Tanpa gejala
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk
dibawa ke rumah)
• Vitamin C 3 x 1 tablet
Tatalaksana Pasien Belum / Tidak
Terkonfirmasi COVID-19
Gejala ringan
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk dibawa ke rumah)
• Obat-obat simtomatik
• Vitamin C 3 x 1 tablet
• Azitromisin 1 x 500 mg untuk 3 hari
• Pemeriksaan swab nasofaring (PCR) hari 1 dan 2
• Pemeriksaan hematologi lengkap di FKTP, meliputi hematologi rutin, hitung jenis leukosit, dan
laju endap darah
Tatalaksana Pasien Belum / Tidak Terkonfirmasi
COVID-19
Gejala sedang – berat
• Rujuk ke rumah sakit
• Rawat di rumah sakit / rumah sakit rujukan
• Pemeriksaan hematologi lengkap di FKTP, pemeriksaan foto toraks
• Pemeriksaan swab nasofaring (PCR) hari 1 dan 2
• Pikirkan kemungkinan diagnosis lain
Ket : Kasus PDP yang dicurigai sebagai COVID-19 dan memenuhi kriteria sedang / berat ditatalaksana
seperti pasien terkonfirmasi sampai terbukti bukan
Keterangan
• Untuk anak dosis harap disesuaikan
• Pemberian Azitromisin dan Klorokuin fosfat pada beberapa kasus dapat menyebabkan QT interval
yang memanjang
• Untuk gejala ringan, bila terdapat komorbid terutama yang terkait jantung sebaiknya pasien
dirawat
• Bila terdapat komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi
dan bila perlu dapat berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter Spesialis
Jantung
Keterangan
Pilihan vitamin C :
• Klinis perbaikan
• Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-turut negatif dalam selang waktu 2 hari
Keterangan :
Bila ada komorbid yang belum stabil selama perawatan, maka pasien dinyatakan
sembuh, dapat dikeluarkan dari ruang isolasi dipindahkan ke ruang nonisolasi
Kriteria Pulang
• Sudah dinyatakan sembuh
• Komorbid teratasi dan stabil
Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan dan diberikan leaflet yang
berisi informasi tentang apa yang harus dilakukan selama di rumah.
Keterangan :
• Bila hasil swab pertama > 5 hari, pasien yang sudah stabil kondisi klinis dan laboratorium membaik
dapat dipulangkan sambil menunggu hasil swab pertama dan kedua, namun dianjurkan bila
mungkin menunggu hasil swab follow-up pertama negatif.
• Pastikan pasien yang dipulangkan dengan kondisi ini berada dibawah pengawasan ketat dari rumah
sakit yang merawat (tidak diserahkan ke faskes lain) dan isolasi dilanjutkan dirumah selama minimal
14 hari.
Karantina / Isolasi diri
Petunjuk & Pencegahan Penularan
COVID-19 di Tempat Praktik
• Seluruh pasien menggunakan masker bedah
Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Petunjuk Pencegahan Penularan
COVID-19 untuk Petugas Kesehatan. Maret 2020
Petunjuk & Pencegahan Penularan COVID-19
di Tempat Praktik
• Petugas medis wajib menggunakan masker N95 ketika terdapat tindakan
yang mengharuskan membuka mulut pasien