"TUGAS MANDIRI"
Nama :Sarmila
Nim : 70100116101
Kelas :Pengulangan
JURUSAN FARMASI
SAMATA-GOWA
2021
SOAL:
Buatlah deskripsi yang bersumber dari text book atau artikel penelitian, terkait:
Usulan bentuk sediaan dan rute pemberian obat dengan kajian pertimbangan berikut:
2. BCS obat
JAWABAN:
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk hidup
baik manusia atau hewan guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit .
ibuprofen merupakan golongan NSAID turunan asam propionat yang menghambat enzim
melalui rute oral untuk pengobatan berbagai macam penyakit rematik. Ibuprofen juga dapat
digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhoea, analgesik pasca operasi,
migrain, sakit gigi, dan demam, serta demam pasca imunisasi pada anakanak (BNF, 2009). Obat
ibuprofen mempunyai efek samping yang sama dengan golongan obat NSAID yakni dapat
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan sekitar 5-15% (Waranugraha dkk., 2010).
termasuk golongan obat kelas II yang memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap membran,
namun memiliki kelarutan yang rendah (Adeli dan Mortazavi, 2014). Oleh karena itu, obat-
obatan yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air, perlu dilakukan modifikasi untuk
meningkatkan kelarutan obatnya. Ibuprofen diabsorbsi dari saluran pencernaan dan konsentrasi
plasma puncak terjadi sekitar 1 sampai 2 jam setelah konsumsi. Ibuprofen juga diabsorbsi pada
penggunaan rektal. Ibuprofen sebagian diserap setelah penggunaan topikal pada kulit dan
absorbsi perkutan dari gel topikal adalah sekitar 5 % dari bentuk sediaan oral. Ibuprofen terikat
pada protein plasma sekitar 90 sampai 99 % dan memiliki waktu paruh plasma sekitar 2 jam
sehingga cepat diekskresikan dalam urin terutama sebagai metabolit dan konjugatnya. Sekitar 1
% diekskresikan dalam urin sebagai ibuprofen tak berubah dan sekitar 14 % sebagai ibuprofen
terkonjugasi
dan berat molekul 206,28. Ibuprofen memiliki sifat sangat sukar larut dalam air, absorpsinya
cenderung tidak teratur, lambat dan tidak sempurna sehingga diperlukan upaya untuk
meningkatkan kelarutan melalui pengembangan formulasi agar obat dapat cepat terlepas dari
sediaan (terlarut dalam cairan gastrointestinal, dapat dengan cepat diabsorpsi dan cepat
menimbulkan efek. Senyawa ini mempunyai titik lebur 75 –77 ºC dengan pKa 4,4 ; 5,2 dan log P
(oktanol/air) 4,0 (Moffat et al., 2005).Ibuprofen memiliki bioavailabilitas secara oral kurang dari
80 % dan waktu paruh 2 jam. Dosis oral yang biasa digunakan untuk mengatasi nyeri adalah 1,2
sampai 1,8 gram sehari sedangkan dosis yang direkomendasikan untuk mengurangi demam yaitu
200 mg sampai 400 mg setiap 4 sampai 6 jam dengan dosis maksimum 1,2 g sehari. Ibuprofen
digunakan secara topikal dengan konsentrasi 5 % pada krim, foam, gel, atau spray solution dan
rendah. Puncak konsentrasi plasma dapat dicapai setelah 1-2 jam. Ibuprofen menunjukkan
pengikatan (99%) yang menyeluruh dengan protein plasma (Anderson, 2002). Pada manusia
sehat volume distribusi relatif rendah yaitu (0,15 ± 0,02 L/kg). Waktu paruh plasma berkisar
antara 1-2 jam. Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan dieksresi melalui urin sebagai
metabolit atau konyugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi.
siklooksigenase-I (COX I) dan siklooksigenase-II (COX II). Namun tidak seperti aspirin
hambatan yang diakibatkan olehnya bersifat reversibel. Dalam pengobatan dengan ibuprofen,
terjadi penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil dan sel mast, terjadi penurunan
kepekaan terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dan limfosit T,