Arus Air Laut Pertukaran air untuk budidaya rumput laut sangat
penting untuk diperhatikan, mengingat air merupakan
media utama dalam budidaya rumput laut bahan baku
pembuat Karaginan ini.
Jangan posisikan bentangan dengan
posisi melawan arus karena akan
menyebabkan goncangan keras
pada bentangan yang akan
berakibat patahnya thallus dan tidak
meratanya asupan nutrisi bagi
rumput laut. Perhatikan gambar
disamping ini, pada gambar
disamping terlihat formasi
bentangan berada pada posisi
melawan arus. Formasi seperti ini
tidak di anjurkan.
CARA MEMILIH TEMPAT UNTUK
BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Kedalaman air
laut juga perlu
diperhatikan,
sangat
Disarankan
agar areal
budidaya
berada pada
kedalaman
50cm saat
laut dalam keadaan surut, hindari Pada perairan dangkal rumput laut masih bisa
kondisi rumput laut tidak tumbuh, namun pada air yang dangkal suhu air laut
terendam oleh air laut sama sekali akan menjadi tinggi pada saat musim panas dan
pada saat air laut surut bibit akan mudah terhempas oleh angin. Rumput
laut yang terpapar oleh sinar matahari selama 2-3
jam akan memutih dan mati.
PENGGUNAAN METODE
BUDIDAYA
❑ Lokasi dan syarat hidup rumput laut
❑ Wadah dan metode budidaya rumput laut perlu disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sekitar budidaya.
❑ Pada daerah pesisir yang terletak ditepian pantai dengan
perairan yang relatif tenang dan terlindung, budidaya rumput
laut dapat dilakukan di laut
❑ Perairan yang berombak atau berarus besar dan tidak
terlindung budidaya rumput laut dapat dilakukan namun
memerlukan konstruksi yang lebih kuat dengan biaya yang
relatif lebih mahal.
❑ PEMILIHAN METODE DISESUAIKAN
Metode Budidaya
Pada dasarnya ada tiga metode budidaya rumput laut, yaitu:
❑ Metode lepas dasar/Metode tali lepas dasar (monoline
method)/Metode jaring lepas dasar (spider web method)
❑ Metode rakit apung (raft method)
❑ Metode long-line/Metode tali panjang (long line method)
Dalam perkembangannya kemudian muncul metode yang merupakan
kombinasi ataupun improvisasi dari ke-tiga metode tersebut seperti
❑ Metode kantong/Metode kantong lepas dasar (tubular
method)/Metode kantong apung (tubular method)
❑ METODE KJA
METODE lepas dasar
Metode lepas dasar
merupakan cara penumbuhan rumput laut di
atas dasar perairan (10-50 cm) dengan
menggunakan tali yang diikatkan pada patok
yang dipasang secara teratur.
• Jarak dari dasar perairan 10 – 50 cm
TEKNIK PEMELIHARAAN • Bahan yang digunakan adalah patok, tali
Plastik,
• Dilakukan pada dasar perairan yang landai,
berkoral, atau koral berpasir, jauh dari sungai,
secara alami terdapat tumbuhan sejenis;
• Jarak antar patok 25-30 cm,
• tinggi patok dari dasar perairan = 40% dari
panjang patok dan yang tertanam di dasar
perairan : 60% dari panjang patok;
• Jarak tali utama dari dasar perairan min. 10
cm.
Bibit 50-100 gr diikatkan di tali plastik dengan jarak 25-30 cm setiap titiknya
METODE RAKIT
PANEN
Cara penanganan hasil yang baik dan dianjurkan adalah sebagai berikut:
• Dijemur di atas wadah penjemuran agar terhindar dari kotoran
(sebaiknya di atas para-para). Cara penjemuran lain adalah dengan
digantung
• Penjemuran sebaiknya dilakukan selama 3-4 hari pada cuaca cerah
hingga kadar air menjadi 30-35 %. Hindari dari air hujan dengan
menyiapkan plastik atau terpal di tempat penjemuran
• Sementara itu dilakukan pembersihan rumput laut dari benda-benda
asing yang menampel, misalnya tanaman lain;
• Setelah kering, pasir dan garam yang menempel dipisahkan dengan cara
pengayakan;
• Rumput laut yang sudah kering berwarna ungu keputihan dilapisi Kristal
garam
METODE long-line
Metode long-line adalah cara membudidayakan rumput laut di kolom air
dekat permukaan dengan menggunakan tali yang dibentangkan dari satu
titik ke titik lain dengan jarak 25-50 m, dapat dalam bentuk lajur lepas
atau terangkai dalam bentuk segi empat dengan bantuan pelampung dan
jangkar.
“Metode ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat dan bahan yang
digunakan lebih tahan lama dan mudah didapat”
GAMBAR (2) BUDIDAYA RUMPUT LAUT METODE KOMBINASI LONG-LINE DAN RAKIT
Kekurangan
1. fleksibel dalam
pemilihan lokasi
2. biaya yang
dikeluarkan lebih murah
3. alat dan bahan yang
digunakan lebih tahan
lama, dan mudah untuk
(Anggadireja, 2006) didapat.
1. Pemanenan
CARA MEMANEN RUMPUT LAUT - Rumput laut yang sudah siap panen yang dibudidayakan dengan
metode rumpon (tali),dipanen dengan cara menarik rumpon ke pinggir pantai. Rumput laut
dilepas dari ikatannya, dipetik pucuknya untuk ditanam kembali, diikat lagi pada rumpon
sebagai tanaman baru. Umur panen yang optimum adalah 40-45 hari, hal ini sangat disarankan
karena pada umur tanaman tersebut kandungan karagenannya sangat optimum.
2. Pencucian dan Perendaman
Pemanenan sebaiknya dilakukan mulai siang hari. Hasil panen dicuci dengan air laut untuk menghilangkan kotoran yang
melekat seperti lumpur, garam, dan lain lain, sehingga rumput laut menjadi bersih. Selanjutnya rumput laut langsung
direndam larutan alkali KOH 0,1% dan dibiarkan semalaman. Tujuan perendaman dengan menggunakan larutan alkali
adalah untuk mendapatkan karagenan yang maksimal. Tahapan selanjutnya pagi harinya rumput laut diangkat dan dicuci
dengan air tawar sampai bersih dan netral
PASCA
PANEN
1. Pengeringan dan Sortasi
Rumput laut yang sudah netral dikeringkan dengan penjemuran, dapat dilakukan disekitar pantai sampai mencapai
kekeringan tertentu (optimum) biasanya 20-30%. Alas pengering yang sederhanan adalah dengan bahan plastik,
agar cepat kering dan lebih bersih, dapat pula dengan pengeringan solar yang dipadu kompor.dan untuk menjaga
mutu pengeringan harus dikeringkan diatas para para.
Ukuran
P x L x T = 3 m x 2 m x 0,5 m.
keseluruhan wadah di tutup dengan
jarring.
Wadah ini dibagi menjadi 3 bilik
(ruangan)
ukuran P x L x T= 2 m x 1 m x 0,5 m
KEUNTUNGAN
❑ Mudah dirawat, karena bentuk yang sangat
sederhana
❑ Mudah dibersihakn dan dirawat untuk menjaga
ketahanan alat. Rumput laut akan bersih dari
berbagai kotoran/penempel
❑ Efektive melindungi rumput laut dari berbagai
serangan hama pemakan rumput laut
❑ Dapat bertahan hingga 20 - 30 tahun lebih dengan
perawatan yang baik
KEKURANGANNYA
❑ Biaya yang besar untuk bahan pembuatan wadah,
❑ pembuatan wadah memakan waktu yang cukup lama,
❑ Mata jarring sangat mudah kotor oleh endapan – endapan
perairan sekitar, biofouling tidak dapat dihindari setelah
beberapa waktu,
❑ Jika arus dan gelombang terlalu kuat maka bibit rumput laut
sangat mudah patah ataupun lecet karena gesekan.
SUMBER TULISAN
Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto, dan S. Istini. 2006.Rumput Laut:
Pembudidayaan,Pengolahan, & Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial.Penebar Swadaya.
Jakarta.
Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Kalong M, X Lalu, dan H Korah. 1996. Panduan budidaya dan pengolahan rumput laut . dinas
perikaan sulawesi utara, manado. Anggadiredja, Jana. T dkk.,2010.Rumput Laut cet. 5, Jakarta :
Penebar Swadaya
Putro, S. 1991. Pemasaran dan Perdagangan Rumput Laut. dalam Prosiding Temu Karya Ilmiah
Teknologi Pasca Panen Rumput Laut. Sub Balai Penelitian Perikanan Laut Slipi, Jakarta.
Runtuboy N. 2014. Komunikasi Pribadi Mengenai Waktu Pemeliharaan Rumput Laut di Balai
Besar Pengem bangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. [23 April 2014] Hanura: Pesawaran,
Lampung. Selasa, 15 April 2014.
Sunaryanto, A., S. P. Ginting., 2014. Teknologi Sederhana Budidaya Ikan. Petunjuk Teknis. Proyek
Pembangunan Masyarakat Pesisir. Coastal Comunity Development. International Fund For
Agriculture Development. CCDP. Sekretariat PMO. Gedung Mina Bahari 3 Lt. 9. Direktorat
PMPPU. Jl. Medan Merdeka Timur No. 16. Jakarta 10110. T : (+62) 21 351 3258. E :
ccdppmo@yahoo.com. S : http://ccdp-ifad.ppmppu.kp3k.kkp.go.id.
Suratmo, B. dan Supriyanto. 1991. Beberapa Percobaan Pengeringan Rumput Laut. dalam
Prosiding Temu Karya Ilmiah Teknologi Pasca Panen Rumput Laut. Sub Balai Penelitian Perikanan
Laut Slipi, Jakarta
K YOU
T H A N