NRP : 55194112699
KELAS : TAK A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
luas wilayah sekitar 72.567.49 km2 terdiri dari beberapa pulau dan garis pantai
yang cukup panjang. Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan
Selat Malaka di sebelah utara menciptakan kondisi wilayah yang memiliki potensi
sumber daya perikanan laut.
Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP, 2016) mencatat bahwa
produksi udang windu Kalimantan Utara dalam lima tahun terakhir berkisar
7.000–10.000 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, hampir 70% di antaranya
diekspor ke Jepang dan sisanya ke Eropa, Amerika dan negara-negara Asia
(Taiwan, Hongkong, Cina, dan Korea). Diperkirakan kebutuhan udang windu
negara-negara tersebut akan semakin meningkat seiring dengan naiknya tren
konsumsi produk seafood di dunia.
Kondisi komoditi udang dan bandeng sebagai salah satu komoditi yang
dibudidayakan di kebanyakan wilayah Kabupaten Tarakan Kalimantan Utara
memiliki potensi yang sangat besar untuk ditingkatkan. Prospek harga maupun
pasar yang cukup luas baik di wilayah Pulau Kalimantan maupun di Indonesia
pada umumnya.
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili :Penaidaee
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Udang ini memiliki kulit badan keras, berwarna hijau kebiru-biruan dan
berloreng-loreng besar. Namun anehnya udang yang mengalami dewasa usia
dilaut memiliki warna kulit merah muda kekunig-kuningan, dengan ujung kaki
renang berwarna merah. Adapun yang masih muda memiliki kulit dengan ciri khas
totol-totol hijau. Kerucut kepala bagian atas memiliki 7 buah gerigi dan bagian
bawah 3 buah gerigi (Agustina, 2010).
Penaeus monodon yang hidup di laut, panjang tubuhnya bisa mencapai 35
cm dengan berat sekitar 260 gram. Sedangkan yang dipelihara dalam tambak
panjang tubuhnya hanya bisa mencapai 20 cm dengan berat sekitar 140 gram.
Meski demikian udang ini cukup ekonomis dan potensial untuk dipelihara dalam
tambak, terutama karena udang jenis ini memiliki daya tahan yang tinggi untuk
hidup di dalam air payau yang berkadar keasinan 3-35 promil. Udang windu
(Penaeus monodon) biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir.
Penyebaran habitatnya sampai di perairan laut Jepang, dan antara Pakistan barat,
Australia bagian barat dan Afrika Selatan (Agustina, 2010).
Sampai saat ini udang windu masih menjadi komoditas perikanan yang
memiliki peluang usaha cukup baik karena sangat digemari konsumen lokal
(domestik) dan konsumen luar negeri. Hal ini disebabkan oleh daging udang
windu yang enak dan gurih serta kandungan gizinya yang sangat tinggi. Daging
udang windu diperkirakan mengandung 90% protein (Agustina, 2010).
Udang windu merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah untuk
menggaet devisa negara sehingga perkembangan ekspornya menjadi perhatian
utama. Hal ini terbukti dengan dicanangkannya PROTEKAN 2003 dengan target
nilai ekspor sebesar 7.6 milyar dollar Amerika yang sekitar 6.78 milyar dollar
Amerika (70%) berasal dari penjualan udang (Khairul amri, 2003).