NIM : 2023813022
KUPANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis perdagangan produk perikanan di provinsi NTT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perikanan Tangkap
Potensi perikanan tangkap
Potensi perikanan tangkap di provinsi Nusa Tenggara Timur cikup besar, namun yang
dikelola masih rendah, baru sekitar 40 % dari potensi lestari yaitu sebesar 388,7 ton
per tahun dengan tangkapan utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan Tuna, Cakalang,
Tenggiri, Selar, Kembung dan ikan domersil yaitu berupa ikan Kerapu, Kakap,
Lobster, Cumi, Kerang dll.
produksi
Produksi perikanan tangkap dalam lima tahun terakhir (tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016) berdsarkan jenis ikan, dan volume produksi adalah sebagai:
Ikan Tuna
Ikan Tuna termasuk ke dalam famili Scombridae. Ikan Tuna adalah ikan perenang
cepat dan hidup bergerombol sewaktu mencari makan. Produksi Ikan Tuna di
provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 mencapai 1.708.89 ton dan tahun
2013 produksi ikan Tuna mencapai 3,613.23 ton, atau mengalami peningkatan
sebesar 52.70%, tahun 2014 produksi Ikan Tuna mencapai 3,901.60 ton atau
mengalami peningkatan sebesar 7.39%, sedangkan pada tahun 2015 produksi ikan
Tuna mencapai 3,901.60 ton, atau tidak mengalami peningkatan, dan pada tahun
2016 produksi mencapai 1.070 ton atau mengalami penurunan sebesar 264.63%.
Berdasarkan tabel 5., diketahui bahwa kontribusi produksi Ikan Tuna tertinggi
dalam lima tahun terakhir berada di kabupaten Alor, Kabupaten Lembata dan
kabupaten Sumba Timur.
Ikan Tongkol
Ikan Tongkol termasuk dalam famili Scombridae. Ikan Tongkol merupakan salah
satu sumber daya ikan pelagis besar dan produksi ikan ini umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis ikan pelagis besar lainnya.
2.2 Perikanan Budidaya
Potensi Perikanan Budidaya
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi pengahasil rumput
laut terbesar di Indonesia. Komoditas ini mejarai komoditas budidaya di Nusa
Tenggara Timur, meski sampai dengan saat ini pemanfaatanya tergolong masih
rendah apabila dibandingakan dengan luas area yang masih bisa untuk dimanfaatkan
sebagai lokasi untuk pembudidayaan.
Produksi
Rumput Laut
Produksi rumput laut di Povinsi Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu lima
tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2012
mencapai 1,185,014.49 ton, pada tahun 2013 produksi mencapai 1,802,090.34 ton
atau mengalami peningkatan sebesar 34.24%, pada tahun 2014 produksi mencapai
1,967,844.69 ton meningkat sebesar 8.42% pada tahun 2015 produksi mencapai
2,056,151.51 ton atau terjadi peningkatan sebesar 4.29%, dan tahun 2016
produksi mencapai 1,836,847.09 ton terjadi penurunan sebesar 11.94%.
Ikan Mas
Pada tahun 2012 mencapai 476.22 ton, pada tahun 2013 produksi mencapai
394.32 ton atau mengalami penurunan sebesar 20.77%, pada tahun 2014 produksi
mencapai 428.72 ton meningkat sebesar 8.02% pada tahun 2015 produksi
mencapai 439.87 ton atau terjadi peningkatan sebesar 2.53%, dan tahun 2016
produksi mencapai 459.69 ton terjadi peningkatan sebesar 4.31%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kabupaten Belu adalah wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Negara Timor Leste,
di mana kedua negara berbagi wilayah perairan Selat Ombai (Abidin et al., 2003). Sumber daya
perikanan Selat Ombai dimanfaatkan secara bersama oleh nelayan kedua negara, sehingga secara
pengelolaan termasuk perikanan lintas batas (transboundary fishery). Aktivitas perikanan
termasuk ke dalam skala kecil, yakni sekitar 95% armada tangkapnya terdiri atas perahu tanpa
motor dan perahu motor tempel dan lebih dari 95% alat tangkap pasif untuk perairan dangkal
(DKP Belu, 2018) dan hasil tangkapan berupa ikan pelagis kecil umumnya dipasarkan secara
lokal. Kondisi pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Belu saat ini belum optimal.