DOSEN PENGAMPUH :
MUNIRAH TULI, S.Pi, M.Si
OLEH
1
Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jendral Sudirman, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Negeri Gorontalo,
Malang 65145, Indonesia
Email : melisa_s1msdperairan@mahasiswa.ung.ac.id
ABSTRAK
Perairan Teluk Tomini merupakan perairan laut dalam yang bersifat semi tertutup dan memiliki
sumberdaya perikanan yang cukup besar serta potensial untuk mendukung perekonomian daerah
dan devisa negara. Kontribusi ikan pelagis kecil pada tahun 2009 di Teluk Tomini sekitar 42%
(38.710 ton) dan pelagis besar sebanyak 33% (30.610 ton). Beberapa jenis ikan ekonomis penting
yang terdapat di wilayah ini antara lain; ikan malalugis (Decapterus macarellus), yellow fin tuna
(Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis) dan beberapa jenis ikan karang. Rata-rata
hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari Teluk Tomini periode tahun 1997 sampai dengan 2002
adalah 87.500 ton per tahun, di mana 42% berupa ikan pelagis kecil. Ikan pelagis kecil memberi
kontribusi paling besar di wilayah Gorontalo dan Poso, terutama dari hasil tangkapan purse seine
mini dan bagan. Jenis yang dominan tertangkap adalah malalugis (Decapterus macarellus) yang
merupakan sasaran tangkapan dengan kontribusi kira-kira 50% dari seluruh hasil tangkapan dan
layang (Decapterus spp.)
I.PENDAHULUAN
Perairan Teluk Tomini merupakan perairan laut dalam yang bersifat semi tertutup dan memiliki
sumberdaya perikanan yang cukup besar serta potensial untuk mendukung perekonomian daerah
dan devisa negara. Menurut Widiyastuti & Zamroni (2017), kontribusi ikan pelagis kecil pada tahun
2009 di Teluk Tomini sekitar 42% (38.710 ton) dan pelagis besar sebanyak 33% (30.610 ton).
Beberapa jenis ikan ekonomis penting yang terdapat di wilayah ini antara lain; ikan malalugis
(Decapterus macarellus), yellow fin tuna (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis) dan
beberapa jenis ikan karang (Syahrul, 2020).
Syahrul (2020) juga mengemukakan bahwa tingkat pemanfaatan ikan pelagis di perairan
Teluk Tomini yang masih rendah memungkinkan untuk dikembangkan karena sangat potensial.
Selama ini usaha perikanan pelagis di perairan Teluk Tomini masih berskala kecil (small scale
fishery), yaitu dengan menggunakan armada penangkapan relatif kecil dan hari layar yang pendek
antara 1-3 hari namun penangkapan cukup intensif dalam arti bahwa penangkapan akan selalu
dijalankan sejauh kondisi memungkinkan.
Potensi sumberdaya ikan yang potensial ini belum dikelola dengan baik hingga saat ini
karena kurang pengetahuan tentang daerah penangkapan ikan yang berhubungan dengan sumber
daya ikan terutama dalam mensiasati upaya penangkapan sehingga efektif dan efisien.
2
II. PEMBAHASAN
Sumberdaya perikanan pelagis di perairan Teluk Tomini diduga masih under fishing, untuk itu
diperlukan konsep pengembangan perikanan untuk mencapai laju eksploitasi optimum (Syahrul,
2012). Salah satu ikan pelagis kecil yang banyak ditangkap di Teluk Tomini adalah ikan malalugis
(Decapterus macarellus). Ikan malalugis banyak diperoleh dari hasil tangkapan mini purse seine di
Teluk Tomini. Ikan malalugis memiliki nilai ekonomis tidak hanya sebagai pemenuhan gizi
masyarakat, akan tetapi ikan ini menjadi komoditas ekspor dan sebagai ikan umpan bagi
penangkapan tuna ‘long line’ (Amri dkk, 2017). Seperti diketahui, ikan malalugis merupakan
komoditi ekspor utama sehingga penangkapan yang berlebih tanpa kontrol akan mengakibatkan
penyusutan stok secara keseluruhan dan hal ini tentu akan berakibat buruk pada turunnya hasil
tangkapan (Suwarso dkk, 2017).
Rata-rata hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari Teluk Tomini periode tahun 1997 sampai
dengan 2002 adalah 87.500 ton per tahun, di mana 42% berupa ikan pelagis kecil. Ikan pelagis kecil
memberi kontribusi paling besar di wilayah Gorontalo dan Poso, terutama dari hasil tangkapan
purse seine mini dan bagan. Jenis yang dominan tertangkap adalah malalugis (Decapterus
macarellus) yang merupakan sasaran tangkapan dengan kontribusi kira-kira 50% dari seluruh hasil
tangkapan dan layang (Decapterus spp.).
IV.KESIMPULAN
Kontribusi ikan pelagis kecil pada tahun 2009 di Teluk Tomini sekitar 42% (38.710 ton) dan pelagis
besar sebanyak 33% (30.610 ton). Beberapa jenis ikan ekonomis penting yang terdapat di wilayah
ini antara lain adalah ikan malalugis (Decapterus macarellus). Ikan malalugis memiliki nilai
ekonomis tidak hanya sebagai pemenuhan gizi masyarakat, akan tetapi ikan ini menjadi komoditas
ekspor.
Seperti diketahui, ikan malalugis merupakan komoditi ekspor utama sehingga penangkapan yang
berlebih tanpa kontrol akan mengakibatkan penyusutan stik secara keseluruhan dan hal ini tentu
akan berakibat buruk pada turunnya hasil tangkapan.
3
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K., Suwarso, S., & Awwaludin, A. (2017). Kondisi hidrologis dan kaitannya dengan hasil
tangkapan ikan malalugis (decapferus macarellus) di perairan teluk tomini. Jurnal
penelitian perikanan Indonesia, 12(3), 183-193.
Suwarso, S., Sadhotomo, B., & Wudianto, W. (2017). Perkembangan Perikanan Pelagis Kecil di
Teluk Tomini: Suatu Pendekatan ke Arah Manajemen yang Bertanggung jawab. BAWAL
Widya Riset Perikanan Tangkap, 1(6), 233-244.
Syahrul, S. (2020). Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pelagis Secara Terpadu Dan
Berkelanjutan Di Perairan Teluk Tomini. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan, 2(1), 51-63.
Widiyastuti, H., & Zamroni, A. (2017). Biologi Reproduksi Ikan Malalugis (Decapterus macarellus)
di Teluk Tomini. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 9(1), 63-72.