Editorial Team
Editor-in-chief
Associate Editor
AR T I C L E I N F O AB S T R A C T
Article history: Bali Strait is a waters region with the greatest potential for catching pelagic fish, one of which is
Received January 16th 2019 lemuru (Sardinella lemuru). The quality of lemuru fish is thought to decrease due to the presence
Received in revised form April 16th 2019 of plastic waste entering from the watershed and empties into the Bali Strait. The plastic waste
Accepted May 14th 2019 will floating in the water column, which causes the plastic to be torn apart or degraded by
Available online August 5th 2019 sunlight and form plastic particles called microplastic. The size of microplastic that similar to
phytoplankton and zooplankton allow lemuru to accidentally ingest the microplastic. The
purpose of this study was to analyze the type of microplastic and calculate microplastic
abundance in the digestive tract of lemuru fish (Sardinella lemuru) caught in the Bali Strait. This
research was conducted from May to July 2018. Sampling was done by collecting fish landed at
the Kedonganan Fish Landing Port. Sample analysis was carried out at the Laboratory of Marine
Keywords: Science, Faculty of Marine Science and Fisheries, Udayana University. The most common type
Microplastic of microplastic contained in the digestive tract of lemuru fish is fiber, which comes from
Sardinella lemuru synthetic materials in clothing and also fishing gear such as fishing rods or nets. Microplastic
Bali Strait abundance in the digestive tract of lemuru protolan in this study was 1 particle/fish.
dalam jumlah yang besar dalam tubuh ikan dapat menyumbat pencernaan ikan tersebut diletakkan dalam gelas ukur. Setelah
saluran pencernaan ikan (Browne et al., 2013), menganggu itu saluran pencernaan tersebut ditambahkan larutan KOH 10%
proses-proses pencernaan, ataupun menghalangi proses hingga terendam (kurang lebih sebanyak 3x volume jaringan)
penyerapan (Wright et al., 2013). Selain itu, kandungan untuk menghancurkan saluran pencernaaan ikan (bahan
mikroplastik dalam saluran pencernaan dapat menimbulkan organik). Gelas ukur yang berisi saluran pencernaan ikan dan
rasa kenyang yang palsu, sehingga ikan mengalami penurunan larutan KOH 10% tersebut ditutup dengan alumunium foil lalu
nafsu makan (Ryan, 2009). Mikroplastik juga dikhawatirkan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 60°C.
dapat memfasilitasi transportasi kontaminan kimia (Hirai et al., Jika dalam masa inkubasi pertama masih terdapat sisa
2011) dan menjadi pembawa kontaminan organik maupun pencernaan ikan yang masih belum terlarutkan oleh larutan
KOH 10%, maka dilakukan inkubasi kedua dengan
inorganik yang berbahaya (EFSA Contam Panel, 2016).
menambahkan larutan H2O2 30% sebanyak 5 ml. Saluran
Dari permasalahan tersebut, penting halnya dilakukan
pencernaan ikan yang telah ditambahkan larutan H2O2 30%
penelitian mengenai kandungan mikroplastik pada ikan tersebut kemudan didiamkan kembali selama 24 jam pada suhu
konsumsi, khususnya ikan lemuru protolan di Selat Bali. ruangan. Setelah saluran pencernaan ikan telah hancur,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar selanjutnya disaring dengan menggunakan kain saring (200
kandungan mikroplastik yang mencemari ikan lemuru di µm) terlebih dahulu untuk memudahkan penyaringan sampel.
wilayah perairan tersebut. Sampel yang telah tersaring, dibilas dengan aquades sambil
dipindahkan ke kertas saring Whatman. Kertas Whatman yang
sudah berisi sampel ditutup dan dilapisi dengan alumunium
2. Metodologi foil, kemudian dikeringkan dengan oven untuk mempermudah
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian proses identifikasi.
48
JMRT, Volume 2 No 2 Tahun 2019, Halaman: 47-51
menggunakan jukung dengan mesin 7-15 PK. Alat tangkap Adapun jenis mikroplastik yang ditemukan dalam saluran
yang digunakan untuk menangkap ikan lemuru yaitu pukat pencernaan lemuru protolan yaitu fiber dan film. Jenis
cincin (purse seine). Menurut nelayan sekitar, ikan lemuru di mikroplastik tersebut dapat dilihat pada gambar 4A dan 4B.
perairan Selat Bali umumnya tertangkap sepanjang tahun,
namun keberadaan ikan lemuru mulai meningkat dari bulan
Oktober dan musim penangkapan terjadi pada Desember
hingga Februari, sedangkan pada bulan lainnya hasil tangkapan
lemuru sangat sedikit. Ikan lemuru di perairan Selat Bali
membentuk gerombolan (schooling) dimana besaran ukuran
gerombolan dan penyebarannya sangat dipengaruhi oleh
musim dan waktu siang atau malam hari (Wudianto, 2001).
(A) (B)
49
JMRT, Volume 2 No 2 Tahun 2019, Halaman:47-51
50
JMRT, Volume 2 No 2 Tahun 2019, Halaman: 47-51
Oliveira F, Monteiro P, Bentes L, Henriques NS, Aguilar R, Gonçalves
JM. 2015. Marine litter in the upper S~ao Vicente submarine canyon
(SW Portugal): abundance, distribution, composition and fauna
interactions. Mar. Pollut. Bull. 97 (1-2), 401-407.
Purwaningsih R. 2015. Analisis nilai tambah produk perikanan lemuru
Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14 (1),
13-23.
Ridha U, Muskananfola MR, Hartoko A. 2013. Analisa sebaran tangkapan
ikan lemuru (Sardinella lemuru) berdasarkan data satelit Suhu
Permukaan Laut dan Klorofil-A di perairan Selat Bali. Diponegoro
Journal of Maquares, 2 (4), 53-60.
Rochman CM. 2015. Anthropogenic debris in seafood: Plastic debris and
fibers from textiles in fish and bivalves sold for human consumption.
Ryan PG, Moore CJ, van Franeker JA, Moloney CL. 2009. Monitoring the
abundance of plastic debris in the marine environment. Philosophical
Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences Vol. 364
(1526): pp 1999-2012.
Setyohadi D. 2009. Studi potensi dan dinamika stok ikan lemuru
(Sardinella lemuru) di Selat Bali serta alternatif penangkapannya.
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 11 (1), 78-86.
Mongabay. 2017. Terus Berulang Terjadi, Dari Mana Sampah di Pantai
Kuta?.https://www.mongabay.co.id/2017/01/10/terus-berulang-terjadi-
dari-mana-sampah-di-pantai-kuta/ [diakses pada tanggal 18 November
2018 pukul 11:02 WITA].
Susilo K. 2015. Variabilitas faktor lingkungan pada habitat ikan lemuru di
Selat Bali menggunakan data satelit oseanografi dan pengukuran
insitu. Omni Akuatika, 14 (20), 13-22.
Sutton R, Mason SA, Stanek SK, Willis-Norton E, Wren IF, Box C. 2016.
Microplastic Contamination in the San Francisco Bay, California,
USA. Marine Pollution Bulletin. 2016.05.077.
Thompson RC, Olsen Y, Mitchell RP, Davis A, Rowland SJ, John AWG,
McGonigle D, Russel AE. 2004. Lost at sea: where is all the plastic?
Science Vol. 304 (5627): 838.
Thompson RC, Swan SH, Moore CJ, Vom Saal FS. 2009. Our plastic age.
Philosophical Transactions of the Royal Society B. Biological Science
Vol. 364 (1526): 2153-2166.
United Nations Environment Programme. 2016. UNEP Frontiers 2016
Reports: Emerging issues of environmental Concern. UNEP, Nairobi.
Van Cauwenberghe L, Vanreusel A, Mees J, Janssen CR. 2013.
Microplastic pollution in deep-sea sediments. Environment Pollution.
182, 495–499.
Wright SL, Thompson RC, Galloway TS. 2013. The physical impacts of
microplastics on marine organisms: a review. Environmental Pollution
Vol. 178: 483-492.
Wudianto. 2001. Karakteristik gerombolan ikan lemuru (Sardinella lemuru
Bleeker, 1853) di perairan Selat Bali. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia Edisi Sumberdaya dan Penangkapan. 7 (3): 70-77.
Wujdi A, Suwarso, Wudianto. 2012. Beberapa parameter populasi ikan
lemuru (Sardinella Lemuru Bleeker, 1853) di perairan Selat Bali.
BAWAL Vol. 4 (3) Desember 2012 : 177-184.
Yunanto, Agung. 2018. Sampah kiriman Pantai Kuta antara berkah dan
bencana.http://bpol.litbang.kkp.go.id/27-berita-penelitian/323sampah-
kiriman-pantai-kuta-antara-berkah-dan-bencana (diakses pada tanggal
15 Januari 2019 pukul 20.35 WITA)
Zettler ER, Mincer TJ, Amaral-Zettler LA. 2013. Life in the
“Plastisphere”: microbial communities on plastic marine debris.
Environ. Sci. Technol. 47: 7137–46.
51