y i 1
ai
m
x i 1
ai
2. Sistem Koordinat
Tujuannya adalah untuk menentukan posisi secara tepat suatu
titik, kurva, atau permukaan dalam ruang
a. Koordinat Cartesian Z
X
b. Koordinat Polar Sferik
Titik P dinyatakan
dengan satu jarak r dan
dua sudut yaitu θ dan φ Z
Hubungan antara
koordinat polar sferik P(r,θ,φ)
dan koordinat cartes r
pada titik P : θ
x = r sin θ cos φ Y
φ
y = r sin θ sin φ
Z = r cos θ
X
c. Koordinat Silindris
Titik P diberikan oleh dua
jarak dan satu sudut. Sudut φ Z
yaitu sudut azimut atau sudut
lingkaran silindris. Hubungan
P(ρ ,φ, z)
antara koordinat silindris dan
z
koordinat cartes adalah :
X = ρ cos φ
Y
y = ρ sin φ φ
ρ
z=z
X
d. Koordinat elipsoid
Digunakan untuk sistem yang melibatkan dua titik pusat A dan B,
terpisah sejarak R. Sudut Φ dan koordinat eliptis ditunjukkan :
r A rB
R
r rB
v A
R
R 2
1/ 2
y 1 1 2
2
1/ 2
sin
R
z
2
3. Vektor
Digunakan untuk menyatakan besaran fisik yang mempunyai
besaran skalar dan juga arah.
Panjang vektor memiliki besaran vektor dan besaran skalar
Vektor yang mempunyai panjang satu satuan dinamakan vektor
satuan.
Z Vektor jari-jari :
R = xi + yj + zk
P
k
j A
Y B
i -B
X
Penjumlahan vektor
Pengurangan Vektor
Ditulis dalam bentuk komponennya :
A B A = Axi + Ayj + Azk; B = Bxi + Byj + Bzk
-
A-B=D Maka :
D = A + B = (Ax - Bx)i + (Ay - By)j + (Az - Bz)k
D
A
B
Diferensial Vektor
Vektor Gradien
R adalah posisi vektor suatu objek yang diletakkan
pada P(x,y,z), maka :
R = xi + yj + zk Diferensial total ϕ (x,y,z) d dx dy dz
x y z
dR = dxi + dyj + dzk
dR
dR
P(x,y,z)
Gradien ϕ (x,y,z)
MATRIKS
5. Bilangan Kompleks
Bilangan yang mengandung bilangan real dan bilangan imajiner (i).
Contoh :
C = A + iB , nilai mutlak bilangan kompleks :
|C| = (C.C*) ½ = (A2 + B2 )1/2
C* = A-iB
C* adalah kompleks konjugat C
Misalkan : z = x + iy
Konjugat kompleks dari Z adalah : Z* = x – iy
Beberapa sifat yang berkaitan dengan konjugat kompleks
adalah sebagai berikut :
1. Z . Z* = (x1+ iy1) (x2 – iy2) = |Z|2
2. (Z1+Z2)* = Z1* + Z2*
3. (Z1Z2)* = Z1*Z2*
4. (Z1/Z2)* = Z1*/Z2*
Operasi aljabar bilangan kompleks
1. Penjumlahan atau pengurangan
Z1+Z2 = (x1+ iy1) + (x2+ iy2) = (x1 + x2) + i(y1+ y2)
Z1+Z2 = (x1+ iy2) - (x1+ iy2) = (x1 - x2) + i(y1- y2)
2. Perkalian
Z1 x Z2 = (x1+ iy1) x (x2+ iy2) = (x1x2 - y1y2) + i(x1y2+ x2y1)
3. Pembagian ( Z 2 0)
Z1 x1 iy1 x1 iy1 x 2 iy 2 x1 x 2 y1 y 2 x 2 y1 x1 y 2
i 2
Z 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2 x2 y 2
2 2
x2 y 2
2
Persamaan Eular
Menurut Eular, untuk θ nyata nilai sinus dan cosinus dapat dikembangkan :
3 5 7
sin
3! 5! 7!
2 4 6
cos 1
2! 4! 6!
Ekspansi deret untuk variabel kompleks, diasumsikan serupa dengan variabel
nyata sebagai : n
x
e
x
n 0 n!
sehingga variabel kompleks dapat ditulis dalam bentuk
n
z
ez
n 0 n!
Jika Z=iθ, maka persamaannya menjadi :
(i ) n 2 i 3 4 i 5 6 i 7
e i
1 i
n0 n! 2! 3! 4! 5! 6! 7!
2 4 i 3 i 5
1
i
2! 4! 3! 5!
cos i sin Persamaan eular
m 1 k 2
m ik
Sehingga solusi lengkap dari persamaan diferensial orde dua homogen adalah :
d2y
k 2
y 0 y e mx
dx 2
d 2 e mx
2
k e 0
2 mx
dx
m 2 k 2 0 m ik
y A1e ikx A2 e ikx menggunakan persamaan euler
y A1 cos kx i sin kx A2 cos kx i sin kx
y A1 A2 cos kx A1 A2 i sin kx
y c cos kx D sin kx
Pertanyaan dari Carolina Nahas
Pertanyaan dari Rambu Ana Awa
Pertanyaan dari Yayang
Pertanyaan dari Petrus
GEJALA KUANTUM
RADIASI BENDA HITAM
• Setiap benda akan memancarkan energi berupa
gelombang elektromagnetik (cahaya tampak)
dalam bentuk radiasi kalor.
• Benda hitam adalah benda yang menyerap
sekaligus memancarkan radiasi kalor secara
sempurna.
• Radiasi dipancarkan oleh seluruh benda yang
memiliki suhu, dan dipengaruhi oleh warna
permukaan.
Hukum Stefan - Boltzman
Josef Stevan seorang ahli fisika Austria dapat
menunjukkan gejala radiasi benda hitam melalui
eksperimen.
Setiap benda memiliki kemampuan untuk
meradiasikan energi dalam bentuk gelombang-
gelombang elektromagnetik yang disebut
emisivitas (e)
Permukaan benda yang sangat hitam memiliki
nilai emisivitas mendekati 1
Beberapa Pengamatan
• Intensitas radiasi total
seluruh panjang
gelombang meningkat
setara dengan suhu
pangkat empat
• Panjang gelombang untuk
tiap kurva memiliki
puncak yang disebut
sebagai λmaks . Panjang
gelombang maksimum
menurun akibat suhu
dinaikkan.
• Intensitas radiasi yang Jika suhu makin tinggi, maka pada
intensitas
dipancarkan oleh suatu radiasi maksimum, panjang gelombang
benda memenuhi (λm)
hukum Stevan Boltzman atau frekuensi gelombang (fm) akan
yaitu : bergeser.
Dimana:I= intensitas
radiasi( watt/m²). P = daya
• I = eT radiasi ( watt). E=W= Energi
4
• P = eT A radiasi ( joule). e = emisivitas
benda /warna benda untuk
• E= W = eT4 A t4 benda hitam sepurna e=1. =
konstanta stevan boltzman. T=
suhu (K). A= luas (m²) dan t=
waktu ( s)
Contoh soal
1. Tentukan daya radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda yang
memiliki luas 400 cm2 dan temperatur 127o C, jika diketahui
emisivitas benda 0,5
Jawab :
Dik : A = 400 cm2 = 0,04 m2
T = 127o C = 400 K
e = 0,5
Dit : P ?
P = eT4A = (0,5)(5,67x10-8 W/m2K4)(400 K)4 (0,04 m2)
= 29,0304 W
HUKUM PERGESERAN WIEN
• Menurut Wien, jika dipanaskan terus benda
hitam akan memancarkan radiasi kalor yang
puncak spektrumnya memberikan warna-
warna tertentu
• W. Wien merumuskan bahwa terjadi C
pergeseran maksima maks sesuai perumusan
maks = c/T
maks T = 2.898 x10-3 m K
T
hubungan di atas dikenal sebagai hukum
pergeseran Wien
Pada percobaan radiasi benda hitam, Planck menyimpulkan
bahwa cahaya terdiri dari paket energi yg disebut kuanta
atau foton. Dan tiap foton mempunyai energi sebesar :
h.c
E h. f atau E
Dimana :
h = konstanta Planck = 6,6253x10-34 J.s
f = frekuensi cahaya (Hertz)
c = kecepatan cahaya (= 3x108 m/s)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
Contoh soal :
Pada panjang gelombang berapa suatu benda
pada suhu kamar (200) dapat mengemisi radiasi
panas maksimum? Berapa suhuh yang harus
dicapai agar puncak radiasi termal berada dalam
spektrum warna merah ?
EFEK FOTOLISTRIK
Jadi efek fotolistrik dapat terjadi jika f > f0 atau λ < λ0.
EFEK FOTOLISTRIK
• Cahaya tampak dikenal sebagai salah satu
bagian dari radiasi gelombang EM
• P. Lenard (1902) melakukan percobaan yang
membuktikan bahwa gelombang cahaya
memiliki sifat seperti partikel
• A. Einstein (1905) mengemukakan teori efek
fotolistrik
• partikel pembawa energi disebut foton
Efek Fotolistrik
• Cahaya merah
monokromatik
diarahkan pada
elektroda negatif (K) A K
E'=hc/'
E=hc/
Ek=mc²
h
Besarnya perubahan panjang ' 1 cos
gelombang moc
Peristiwa efek compton adalah peristiwa hamburan
yang timbul jika radiasi (sinar X) berinteraksi dengan
partikel (elektron)
Tumbukan dianggap lenting sempurna sehingga
memenuhi hukum kekekalan energi
Deret Brackett :
Deret Pfund
Model Atom Bohr
Kekurangan Tidak dapat
Keunggulan dapat
menjelaskan :
menjelaskan:
•Efek Zeeman
• kestabilan atom
•Spektrum garis yang
• spektrum garis pada
dipancarkan oleh atom
atom hidrogen
berelektron banyak
•Beberapa garis
spektrum memiliki
intensitas lebih besar
dari garis spektrum
Bilangan kuantum
• Tahun
1927, Heisenberg menjawab pertanyaan ini dan
memperkenalkan suatu prinsip yang mengejutkan.
Prinsip Ketidaktentuan Heisenberg:
Jika pengukuran posisi sebuah partikel dilakukan dengan ketelitian
Dx dan pengkuran momentum linier dilakukan secara simultan dengan
ketelitian Dpx, maka produk dari kedua ketelitian tersebut tidak akan
lebih kecil dari h/4p .
h
xpx
4 2
h
Et
4 2
PERSAMAAN GELOMBANG
Jika seutas tali yang cukup panjang digetarkan sehingga
pada tali terbentuk gelombang transversal berjalan.
Gelombang merambat dari titik A sebagai pusat
koordinat menuju arah sumbu x positif. Secara
matematik getaran tersebut dapat ditulis :
y(x,t) = f(x) φ(t) (1)
f(x) : fungsi panjang kawat tidak bergantung waktu ;
φ(t) : fungsi waktu yang tidak bergantung panjang.
Simpangan gelombang diberikan persamaan :
y = A sin ωt
ω = 2πf = 2π/T y = A sin 2πψ
Persamaan gelombang mempunyai bentuk umum :
d2y 1 d2y
2
2 (2)
dx c dt 2
Dengan mensubstitusikan persamaan 1 ke persamaan 2, menghasilkan :
d2y 1 d2y
2
2
dx c dt 2 (3)
d 2 f ( x ) (t ) 1 d 2 f ( x ) ( t )
2
2
dx c dt 2
c 2 d 2 f ( x) 1 d 2 (t )
Dibuat dalam 1 variabel
f ( x ) dx 2
( t ) dt 2
Dibuat dalam bentuk diferensial orde 2 homogen
d2y
2
K 2
y0
dx
d 2 (t )
2
2
(t ) 0 Fungsi terhadap waktu
dt (4)
d 2 f ( x) 2 f ( x)
2
2
0 Fungsi terhadap panjang kawat
dx c
d f (x)(t) 1 d f (x)(t)
2 2
melingkar dengan
: i 2 i 2
frekuensi bukan gerak f ( x) A exp x B exp x (8)
melingkar , maka pers 4
dapat
d 2 f ( xditulis:
) 4 2 2 (6) atau
f ( x) 0
dx 2
c 2 2 2
f ( x ) C sin x D cos x (9)
2 2 2
dx c dt
Karena c2/ʋ2 = λ2, maka
persamaan 6 dapat Jika nilai x = 0 dan x = a, maka pers 9:
ditulis : 2 2
d f ( x) 4
2 2 f ( x) C sin a D cos 0
2 f ( x) 0 (7)
dx 2
2
f ( x) C sin a
2
C sin a 0
Untuk gelombang sinus Persamaan gelombang stasioner:
stasioner dengan modus 2
C sin x (12)
getaran normal , maka :
Fungsi gelombang
n
f ( x) C sin x (10)
a
Persamaan nilai eigen :
Penyelesaian fungsi d2 4 2
2 (13)
gelombang pers 1
2
dx
merupakan gabungan
pers.5 dan 10
n
y ( x, t ) C sin x A sin 2t B cos 2t (11)
a
Persamaan Schrodinger
Tahun 1926, Erwin Schrodinger menggunakan
sifat gelombang de Broglie untuk suatu partikel
untuk menentukan energi total, E, suatu partikel
yang bergerak dalam medan potensial ,V,
sebesar :
E=T+V (14)
dan
Dengan ħ=h/2π dan ω = 2πf,
h2
T
Dengan nilai energi kinetik : 2m 2
1 2 p2
T mv (17)
2 2m
4 4 dx 2
Jika energi potensil V,
2 2
d d 2 maka energi kinetik
dx 2 partikel adalah :
T=E-V
substitusikan Sehingga persamaan gelombang menjadi :
h2 h2
T h 2 1 d 2
2m 2
4 2 dx 2 E V 2
2m 8 m dx 2
d 2
d 2 8 2 m
T
h2
2
2
( E V ) 0 19
8m 2 dx 2 dx h
d 2
h 2 d 2 Persamaan 19 merupakan
T persamaan Schrodinger bebas
8m 2 dx 2
h 2 1 d 2
waktu yang bergerak pd satu
T 18 dimensi
8m 2 dx 2
Persamaan Schrodinger bebas waktu untuk
partikel yang bergerak dalam tiga dimensi dapat
ditulis sebagai berikut :
d 2 d 2 d 2 8 2 m
2
2 2 2 ( E V ) 0
dx dy dz h
atau
2m
2 ( E V ) 0
2
SISTEM MEKANIKA KUANTUM
Partikel Bebas
Berdasarkan HK 1 Mekanika Newton : suatu benda akan tetap
diam atau bergerak terus dengan kecepatan tetap sampai ada
suatu gaya yang beraksi terhadap benda tersebut
V=0 Jika tidak ada gaya yang
mempengaruhi benda tersebut ,
Partikel bebas dalam arah-X
maka benda tersebut memiliki
keadaan nisbi yang disebut
dengan partikel bebas dengan
energi potensial V = 0 untuk
seluruh ruang
Untuk partikel bebas yang
bergerak sepanjang sumbu-X, Untuk mendapat momentum
komponen momentum sepanjang menurut mekanika
sumbu-y dan sumbu-Z adalah 0. kuantum , maka diperlukan
Hubungan antara energi total dan operator momentum yang
momentumnya adalah :
dioperasikan terhadap fungsi
gelombang partikel bebas.
E T V (V 0) Persamaan 1 diganti dengan
operator momentum
T 1/ 2 mv2
h d d
1 2 P i dengan h / 2
E Px 2i dx dx
2m
Px 2m E ........................(1) 2 d
P x 2
................. (2)
dx 2
Substitusikan persamaan 2 Oleh karena nilai E tetap, maka solusi
ke dalam persamaan 1 persamaan 3 menggunakan persamaan
untuk memperolah diferensial orde dua yang memiliki 2 solusi,
persamaan Schrodinger yaitu :
sistem partikel bebas
1 e ikx dan 2 e ikx
2 mE x /
Px 2mE 1 A ei
K 2mE /
2 2 mE x /
P x 2mE 2 B e i
d2 Bila operator momentum
2
2mE
dx 2 dioperasikan terhadap fungsi
gelombang
2 d 2
E d 1 d 1
2m dx 2
P x 1 i i 2mE /
dx dx
d 2 2mE
2 0 2mE
P x 1 i i 1
dx 2 ..........(3)
P x 1 2mE 1
..............(4)
Ψ1 artinya gerakan partikel pada Gunakan persamaan euler
arah-x positif dengan kecepatan untuk menyelesaikan
tetap sebesar √2mE dan Ψ2 artinya persamaan 5
gerakan partikel dalam arah yang
berlawanan
e ikx cos kx i sin kx
x A cos kx B cos kx 2 (h / 2 )
h / 2mE
2mE
x ( A B) cos kx ..............(7)
h / Px .........(8)
Untuk partikel bebas dalam ruang tiga dimensi, partikel bergerak pada
sumbu X,Y,Z. Persamaan Schrodinger untuk partikel bebas dalam ruang
3 dimensi sbb :
Ψ = Ψ(x,y,z)
2 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z )
E x, y, z V ( x, y, z ) (9)
2m x 2
y 2
z 2
2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) E ( x, y, z ) 2m
x 2 y 2 z 2 2
2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2mE ( x, y, z )
0 (10)
x 2
y 2
z 2
2
Karena pada persamaan 10 mengandung 3 besaran , maka tidak
dapat diselesaikan secara langsung. Persamaan tersebut
disederhanakan dengan cara pemisahan besaran
X ( x) N x e ix 2 mEx /
........(14)
Syaratnya gelombang
Ψ2=C exp (ik2x) + D exp (-ik2x)
harus berperilaku baik,
maka nilai D = 0 , Ψ2 harus Ψ2=C exp (ik2x) + 0 exp (-ik2x)
hilang pada X tak hingga, Ψ2=C exp (ik2x)
Ψ2=C exp (k2x)
..........(19)
shg pers.17, menjadi:
Jika ada partikel yang dapat melewati penghalang potensial, maka fungsi
gelombang partikel harus kontinu pada x=0. akibatnya persamaan 17 dan
19 menjadi :
Ψ1=A exp (ik1x) + B exp (-ik1x) Ψ2=C exp (k2x)
Ψ2=A exp (ik10) + B exp (-ik10) Ψ2=C exp (k20)
Ψ2= A + B Ψ2=C
k1 k 2 2
2
B
.......(22a) 1 k2
B 1 C
A
2
k1 k 2 2 2 k1
( 21)
2 2
2 k1 B C
2 2
C 1
2 2
A
2
k1 k 2 2 .......(22b) A A .......(22c)
Jika E<V0, maka pers.Schrodinger : Berdasarkan syarat
gelombang, nilai C exp (iβx)
2 1 2m tidak boleh terjadi karena
daerah 1: 2 E 1 0
dx 2
energi akan berkurang secara
eksponensial, sehingga nilai
2 2 2m
C=0. maka pers. 24 menjadi :
daerah 2 : 2 V0 E 2 0 (23)
dx 2
Ψ1=A exp (iαx) + B exp (-iαx)
Ψ1=A exp (iα.0) + B exp (-iα.0)
Penyelesaian untuk pers. 23
Ψ1 = A + B
.....(26)
d.1 Ψ1=A exp (iαx) + B exp (-iαx)
Ψ2=C exp (iβx) + D exp (-iβx)
d.2 Ψ2=C exp (iβx) + D exp (-iβx) .....(24) Ψ2 = 0 + D exp (-iβ.0)
Ψ2 = D
2mE
2m(Vo E )
.....(25) Ψ1+Ψ2 => A + B = D
Turunan pertama : .....(27)
A-B = (iβ/ α)D
Penggabungan dari pers. 27 menghasilkan :
i i
A D; B D ...(28)
2 2
Dengan demikian :
i i
2 2
D 4 2 B
2 DAN 1
i i
...(29)
A
2
2
A
2
8 m
2 n 2 2 h 2
Ψ = D sin ka = 0 k2 E 2
Ψ = D sin (nπ/a)x .....(37) h 2
E a
8 2 m
k 2h2
n = 0,1,2,3,..., E 2
8 m n2h2
E
( n / a ) 2 h 2 8ma 2
E .....(38)
8 2 m
Jika energi potensial,V, didalam kotak tidak nol melainkan
suatu tetapan, maka spektra energinya :
n2h2
E 2
V Nilai n tidak boleh nol karena partikel selalu berada
8ma ...(39) dalam kotak. Oleh karena itu, energi terendah
dinamakan energi titik nol suatu partikel di dalam
kotak 2
h
Etitik nol
8ma 2 ...(40)
Normalitas & Ortogonalitas
Fungsi gelombang untuk berbagai keadaan partikel di dalam kotak
diberikan pada persamaan 37. distribusi peluangnya adalah :
n
n2 D 2 sin 2 x
a
n
a a
xdx 1
2 2 2
n dx D sin Sin2 θ=1/2(1-cos 2θ)
0 0
a
a
1 a 1
a
2 n 2 a
0 1
2 2
dx n D dx cos xdx D 0
2 0 20 a 2
atau
2
D ....(41)
a
Jadi, fungsi gelombang ternormalisasi di dalam kotak 1-D adalah :
n n '
a a a
2 1 x x
0 )
' ' '
n n dx sin x sin dx cos ( n n ) cos ( n n dx
a0 a a a 0 a a
a
1 a (n n )x
'
a (n n )x
'
sin sin 0
a (n n )
'
a (n n )
'
a 0 .........(44)
Partikel Dalam Kotak 3 Dimensi
2 2 f (x)
f ( y) f (z)
dx 2
x 2
2 2 f ( y) ........(47)
f (x) f (z)
dy 2
y 2
2 2 f (z)
f (x) f ( y)
dz 2 z 2
Substitusikan pers.47 ke dalam pers 45 kemudian di bagi
dengan (8π2m/h2) f(x) f(y) f(z), maka akan dihasilkan
h2 1 2 f ( x) h2 1 2 f ( y) h2 1 2 f ( z)
E 0 (48)
8 m f ( x) x
2 2
8 m f ( y ) y
2 2
8 m f ( z ) z
2 2
Jika y dan z dibuat tetap dan x divariasikan, maka suku kedua, ketiga dan
keempat tetap. Hal ini mengakibatkan suku pertama harus merupakan
suatu tetapan, misalnya Ex, maka pers.48 dapat ditulis :
h2 1 2 f (x)
E x Dengan :
8 m f ( x ) x
2 2
E = Ex = Xy + Ez ......(50)
h 2
1 f ( y)
2
E y
8 m f ( y ) y
2 2
h2 1 2 f (z)
E z
8 m
2
f ( z ) z 2
......(49)
Persamaan 49 merupakan bntuk persamaan dari fungsi gelombang di
dalam kotak 1-D dan syarat batasnya sama. Oleh karena itu, fungsi
gelombang ternormalisasdan spektrum energi yang terasosiasi adalah :
2 n
f ( x) sin x x
a a .......(51)
dan
n x2 h 2
Ex .......(52)
8ma 2
( x, y , z ) f ( x ) f ( y ) f ( z )
8 n x n y nz
3
sin x sin y sin z (53)
a a a a
E Ex Ey Ez
n 2
x
n 2y n z2 h 2
(54)
2
8ma
STRUKTUR ATOM SERUPA HIDROGEN
Atom hidrogen adalah sistem atom yang paling sederhana yg terdiri dari
satu proton bermuatan positif dan satu elektron bermuatan negatif.
Atom lainnya yang dapat diperlakukan seperti atom hidrogen adalah ion
helium, ion litium, dan ion berelium
Atom hidrogen dan atom serupa lainnya terdapat antaraksi antara muatan
positif dari inti dan muatan negatif dari elektron yang mengakibatkan
energi potensial tidak tetap
Antaraksi Dua Partikel
Pada atom hidrogen , antaraksi antara dua partikel diasumsikan mengikuti
hukum Coulomb. Besarnya gaya antara pasangan partikel bermuatan ini adalah
:
Energi potensialnya (V(r))
e Ze
F 2 (1)
r r
Ze 2
V( r ) Fdr (2)
e = Muatan elektron
r
Ze = muatan inti
r = jarak antara inti Menurut mekanika klasik, energi untuk sistem dua
benda dengan massa ,m1, dan m2 memiliki bentuk
persamaan :
E
1
2m1
( Px21 Py21 Pz21 )
1
2m 2
Px22 Py22 Pz22 V x1 , y1 , z1 , x 2 , y 2 , z 2 (3)
Jika momenta diganti oleh operator mekanika kuantum terkait diperoleh
operator hamiltonian berikut
2 2 2 2 2 2 2 2
H 2 2 2 2 2 2 V ( x1 , y1 , z1, x 2 , y 2 , z 2 ) (4)
2m1 x1 y1 z1 2m2 x 2 y 2 z 2
X x m1
x1 x1 X x1 x m1 m2 X x
2 m1 m1
x1 m1 m2 X x m1 m2 X x
2
2
m1 2 2m1 2 2
2 (6)
x1 m1 m2 X
2
m1 m2 X x x
2 m2
x 2 m1 m2 X x
2
2 m2 2 2m 2 2 2
2 (7)
x 2 m1 m2 X
2
m1 m2 X x x
Jika kedua persamaan di atas digabungkan karena keduanya muncul dalam
persamaan hamiltonian, maka akan diperoleh
1 2 1 2 m1 2 2 2 1 2 m2 2 2 2 1 2
2
2
m1 x1 m2 x2 m1 m2 X m1 m2 Xx m1 x m1 m2 X m1 m2 Xx m2 x2
2 2 2 2 2
1 2 1 1 2
2 (8)
m1 m2 X 2
m1 m2 x
2 2 2 2
2 trans
( X , Y , Z ) Etrans trans ( X , Y , Z ) (12a)
2(m1 m2 ) X 2
Y 2
Z
dan
2 2 2 2
2 2 2 V ( x, y, z ) int ernal Eint ernal int ernal (12b)
2 x y z
Ψtrans merupakan fungsi gelombang yang massanya m1+m2 bergerak
pada pusat massa sistem. Etrans adalah energi translasi sistem
2 1 2 1 1 2
2 r 2 sin 2 2
V (r ) E 14
2 r r r r sin r sin
2
Dengan Ψ merupakan fungsi dari r, θ, ϕ. Unsur volum dalam koordinat polar sferik
d r 2 sin d d dr
batas int egrasi 0 ; 0 2 ; 0 r
z
Energi potensial : V(r) = - Ze2/r
d 2 ( )
m 2
( ) 17
d 2
Substitusi pers.17 ke dalam pers.16 kemudian dibagi dengan sin2 θ
1 d 2 dR 1 d d m 2 2r 2
r sin 2 2 E V r 0
R dr dr sin d d sin
1 d d m
2
sin 2 0 18
sin d d sin
dan
d 2 dR 2r 2
r 2 E V r R R 0 19
dr dr
Penyelesaian Persamaan Φ(ϕ)
A e im B e im 20
Agar Φ berharga tunggal pada ϕ=0 yg identik dengan ϕ=2π, maka diperlukan
syarat batas yaitu, Φ(ϕ) = Φ(ϕ + 2π)
Untuk setiap harga numerik m kecuali nol, terdapat dua fungsi gelombang
untuk solusi pers 21 , dimana satu fungsi dengan nilai m positif dan fungsi
yang lain bernilai negatif. Tetapan m dinamakan bilangan kuantum magnetik
Nilai A pada pers 21 dapat ditentukan dengan cara menormalisasi fungsi Φ, yaitu :
2 2
d 1 d 1
2
m m atau A
0 0
1
Fungsi ternormalisasi : Tetapan normalisasi: A
2
1
m e im . . .22
2
Penyelesaian dua fungsi kompleks dari pers 22 akan menghasilkan dua persamaan :
1
cos m
2
m
Dengan |m| = 1,2,3,.......
23
1
sin m
2
Penyelesaian Persamaan ϴ(θ)
dP m2
1 z 2 2 z dz 1 2 P 0
2 d 2P
26
dz 1 z
v m v m 1
av 2 av 27
(v 1)(v 2)
Harga untuk setiap |m| dan β pada selang -1<z<+1 memiliki koefisien
konvergen untuk z=+1 atau -1 koefisiennya divergen akibatnya tidak
ada hubungan yang berarti untuk fungsi gelombang.
Agar gelombang berperilaku baik maka deret harus mengandung
bilangan hanya dengan suku berhingga yaitu dengan cara memecah
deret ke dalam deret genap dan deret gasal dalam bentuk zy dengan
mengganti :
Β =(v’ +|m|) (v’ +|m|+1), dimana v’ = 0,1,2,.........
Bilangan kuantum baru : λ = v’ +|m| . . .28
m 2 m 1 m
1 z d P ( z )
m 2
2( m 1) z
d P ( z )
m 1
1 m m 1
d P ( z )
m
0 31
dz dz dz
m m
d 2 P ( z ) d P ( z ) m2 m
1 z 2
dz 2
2z
dz
1 P ( z) 0
2
1 z
32
2 1( m )!
,m P (cos )
m
33
2( m )!
Penyelesaian Persamaan R(r)