Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS JUDUL PENELITIAN 1

“ANALISIS USAHA IKAN ASIN DI DESA SAMPULUNGAN, KEC. GALESONG


UTARA, KAB. TAKALAR, SULAWESI SELATAN”

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada
daratan. Jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.499 pulau (sebelumnya disebut 17.508
pulau) dan garis pantai sepanjang 95.181 km. Sekitar tiga perempat (5,8 juta ) wilayah
Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk, dan selat.
Keseluruhannya adalah perairan laut teritorial dengan luas sekitar 3,1 juta . Potensi wilayah
perairan laut dan garis pantai yang begitu luas menyimpan sumber daya alam yang cukup
besar potensi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton/tahun dan 57,7 juta ton merupakan
potensi perikanan budidaya. Potensi perikanan penangkapan di laut dan perairan umum (air
tawar) sebesar 7,3 juta ton yang terdiri dari 6,4 juta ton potensi pada penangkapan laut
(Ghufran, 2015). Salah satu propinsi yang memilki banyak wilayah laut adalah propinsi
Sulawesi Selatan yang memang dari dulu terkenal masyarakatnya sebagai pelaut ulung.
(Irfan, 2018).
Di antara daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi laut adalah
Kabupaten Takalar yang terletak di arah selatan ibukota propinsi Sulawesi Selatan yaitu
Kota Makassar, tepatnya berada sekitar 45 km dari kota Makassar. Selain itu Kabupaten
Takalar juga merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis dikenal sebagai
daerah kawasan pantai. Hal itu tercermin di dalamnya terdapat sejumlah penduduk
berprofesi sebagai nelayan dan bermata pencaharian utama sebagai penangkap ikan dan
biota laut yaitu tepatnya di wilayah pesisir Galesong (Irfan, 2018).
Ikan merupakan bahan makanan yang mengandung protein yang berkualitas tinggi.
Protein dalam kandungan ikan tersusun atas asam amino essensial yang diperlukan oleh
tubuh sebagai sumber energi, membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh,
memperkuat daya tahan tubuh, dan memperlancar proses fisiologi dalam tubuh. Dibanding
dengan produk hewani lainnya, ikan memiliki beberapa kelebihan seperti memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 20%, daging ikan mudah dicerna oleh tubuh,
daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolestrol yang rendah,
dan daging ikan sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, Cu, vitamin A dan
D (Reswita, 2014).
Selain memiliki banyak kelebihan, ikan juga memiliki beberapa kekurangan. Ikan
merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk, bila tidak langsung diberi
perlakuan dan penanganan yang tepat setelah ditangkap mutunya akan cepat menurun
(Warsidi, 2009). Hal ini disebabkan karena ikan mengandung air yang cukup tinggi sehingga
cepat rusak dan mengalami pembusukan. Hanya dalam waktu 8 jam sejak ditangkap dan
didaratkan sudah akan timbul perubahan yang mengarah pada kerusakan (Adawyah, 2008).
Kekurangan yang terdapat pada ikan dapat menghambat usaha pemasaran hasil
perikanan, tidak jarang menimbulkan kerugian besar terutama di saat produksi ikan
melimpah. Oleh karena itu, diperlukan proses pengawetan dan pengolahan. Tujuan utama
dari pengawetan dan pengolahan adalah untuk mempertahankan ikan dari proses
pembusukan sehingga mampu disimpan lama, meningkatkan jangkauan pemasaran,
melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan, dan meningkatkan
pendapatan. Afrianto dan Liviawati (1994), menyatakan tujuan dari proses pengawatan dan
pengolahan adalah memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Selain itu, proses
pengolahan diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah, baik dari segi gizi, rasa, bau,
bentuk/tekstur, maupun daya awet. Hasil penelitian Soejono (2008), menunjukkan bahwa
pengolahan ikan menjadi ikan kering dapat meningkatkan nilai tambah sebesar 29,6%.
Ikan asin merupakan bahan pangan yang terbuat dari ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Pengawetan ikan yang dilakukan biasanya pada ikan yang
mudah membusuk dalam waktu singkat agar dapat disimpan lebih lama. Ikan asin dapat
diawetkan dengan cara merendam ikan segar selama 24 jam atau menambahkan garam 15-
20% pada ikan segar lalu dikeringkan.(Sari et al., 2017).
Pengolahan ikan asin termasuk bisnis yang menjanjikan, karena harganya yang
terjangkau dan banyak masyarakat yang mengkonsumsinya sehingga dapat dijual kesemua
lapisan masyarakat. Salah satu daerah di Kabupaten Takalar yang memanfaatkan hasil
perikanan yang diolah menjadi ikan asin yaitu Desa Sampulungan, Kecamatan Galesong
Utara. Usaha ikan asin ini merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa masyarakat
sekitar sebagai bentuk pengawetan ikan hasil tangkapan mareka.
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian informasi terhadap usaha ikan kering yang ada di
Desa Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar untuk mengetahui
beberapa aspek dalam penentuan “Analisis Usaha Ikan Asin Desa Sampulungan,
Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka timbul permasalahan
sebagai berikut, yang menjadi subjek penelitian:
1. Berapa keuntungan usaha pengolahan ikan asin di Desa Sampulungan, Kecamatan
Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan?
2. Bagaimana proses saluran pemasaran usaha pengolahan ikan asin di Desa
Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan ?
C. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah : 


1. Untuk mengetahui keuntungan usaha pengolahan ikan asin di Desa Sampulungan,
Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
2. Untuk mengetahui proses saluran pemasaran usaha pengolahan ikan asin di Desa
Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan ?

D. MANFAAT

Dilihat dari tujuan yang ingin dicapat, maka manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk masyarakat, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan


usahanya.
2. Untuk mahasiswa, penelitian ini sebagai bentuk pengaplikasikan ilmu yang didapatkan
untuk membuktikan dalam sebuah hasil penelitian.
3. Untuk pemerintah, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan
pangan yang lebih baik dimasa mendatang terutama dalam pengembangan usaha
rumah tangga seperti usaha pengolahan ikan asin.
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Afrianto, E dan Liviawaty. 1994. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Ghufran M. 2015. Pengolahan Perikanan Indonesia. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Irfan, M. 2018. Sistem Bagi Hasil pada Pelelangan Ikan di Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar. Jurnal Al-Qadau. 5 (1) : 1-10.

Reswita. 2014. Kelayakan Usaha Pengolahan Ikan Asin Di Sumber Jaya Kecamatan
Kampung Melayu Kota Bengkulu. Jurnal Agroindustri. 4 (1): 15-20.

Sari, A.N, et.al. 2017. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Pasar Tradisional Kota
Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8.

Soejono, D. 2008. Pola Pengembangan Agroindustri Berbasis Perikanan Laut di Kecamatan


Puger Kabupaten Jember. Jurnal J-SEP. 2 (1) : 30 – 37.

Warsidi, E. 2009. Bagaimana Mengolah dan Mengawetkan Ikan. Mitra Utama. Bekasi.

Anda mungkin juga menyukai