Alhamdulillah Segala Puji syukur atas berkah dan limpahan rahmat dari
Allah Swt., yang hingga hari ini kita dapat dapat hidup dengan tenang dan sentosa.
Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan hati kita dengan tulus kepada nabi
besar Muhammad Saw.,kepada keluarganya, sahabatnya dan kita ummatnya yang
senantiasa selalu dalam ketaatan kepadanya sehingga dapat dikumpulkan bersama
nanti di yaumil akhir. Aamiin…
Penulis berharap semoga makalah yang kami buat ini menjadi sebuah
informasi penting dan pembelajaran yang kurang nya dapat menambah sedikit ilmu
pengetahuan mengenai Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa
Penulis ,
karawang 12 September 2021
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
mulai dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa
lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa
Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jatidirinya
sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang
tersimpul dalam pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa. Setelah melalui
suatu proses yang tidak singkat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jatidirinya, yang tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam
suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi prinsip (lima sila)
yang kemudian diberi nama Pancasila (Kaelan).
Pancasila merupakan hal yang fundamental bagi Indonesia, semakin hari
semakin nyata bahwa tidak ada aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
yang tidak dikaitkan dengan Pancasila.Problematik dasar mengenai Pancasila
adalah pernyataan “apakah Pancasila itu?”dan Pancasila menjadi jelas di dalam
perkembangan sejarahnya. Pancasila berkembang dalam sejarah dan kemudian
apakah Pancasila itu?, Hal itupun terungkap dari sejarah Pancasila juga (Yonatan
Wiyoso)
Pancasila dalam arti materil terdapat di dalam kehidupan bangsa Indonesia
sepanjang masa, yaitu di dalam angan-angan. Pancasila sebelum terbentuk Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah diamalkan di dalam kebudayaan dan agama-
agama yang dipeluk bangsa Indonesia.Notonagoro menyebutkan bahwa bangsa
Indonesia telah ber-Pancasila dalam arti dwi prakara, yaitu kebudayaan dan di
dalam agama-agama yang di peluknya (Sunarjo Wreksosuhardjo). Setiap bangsa di
dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki
suatu pandanagan hidup, falsafah hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-
ambing dalam pergaulan masyarakat nasional, serta bangsa memiliki ciri khas
1
pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara Komunisme dan
Liberalisme meletakkan dasar falsafah negaranya pada suatu konsep ideologi
tertentu, misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada konsep pemikiran
Karl Marx (Kaelan). Pancasila sebagai suatu sistem falsafah pada hakekatnya
merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma
baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Dalam
falsafah Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiranpemikiran yang bersifat
kritis, mendasar, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikitan
ini merupakan suatu nilai.Oleh karena itu suatu pemikiran falsafah tidak secara
langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu
tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar
(Ibid). Pancasila sebagai dasar falsafah serta ideologi Bangsa dan Negara Indonesia,
bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-idioogi lain di dunia (Kaelan).
Istilah ideologi berasal dari kata ‘idiea’ yang berarti “gagasan, pengertian
dasar, cita-cita” dan „logos‟ berarti “ilmu”. Kata ‘idiea’ berasal dari bahasa Yunani
‘eidos’ yang artinya „bentuk‟ disamping itu kata ‘idein’ yang artinya „melihat‟.
Maka secara harfiah, ideologi bearti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar (Ibid). Menurut Natonagoro, ideologi dapat
ditinjau dari dua pengertian, yaitu : a. dalam arti luas ideologi berarti ilmu
pengetahuan mengenai cita-cita negara dan b. dalam arti sempit ideologi ialah cita-
cita negara yang menjadi basis bagi teori dan praktik penyelenggaraan negara
(Sunajo). Dalam konteks ideologi negara, Pancasila dapat dimaknai sebagai sistem
kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang
berlandaskan Dasar Negara. Dalam kaitannya dengan perkembangan politik
Indonesia “Pancasila” sebagai konsep falsafah yang kemudian dijadikan dasar
Negara, mempunyai isi yang abstrak dan universal (Yonatan). Pancasila
ditempatkan menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan.Partai Politik
diarahkan untuk memprioritaskan kegiatan empat pilar berbangsa dan bernegara
2
yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Begitulah ketentuan dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf a Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 tentang Partai Politik (UU Parpol). Ketentuan tersebut mengundang
keberatan sejumlah kalangan yang berprofesi sebagai dosen, mahasiswa, peniliti,
wartawan dan wiraswasta. Dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol disebutkan
bahwa Partai Politik wajib mensosialisasikan 4 (empat) Pilar Kebangsaan yang
menempatkan Pancasila sebagai salah satu pilar. Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU
Partai Politik tersebut menimbulkan ketidakpastian hukum karena bertentangan
dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, dalam pidato Soekarno tanggal 1
Juni 1945 di hadapan rapat besar Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) , Soekarno menggagaskan Pancasila sebagai
philosophische grondslag, dan gagasan Soekarno tersebut diterima oleh segenap
anggota BPUPKI dengan tepuk tangan riuh rendah, Pancasila yang sudah disepakati
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia disamakan kedudukannya dan
disejajarkan dengan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka
Tunggal Ika yang kemudian disebut dengan istilah "Empat Pilar Berbangsa dan
Bernegara.apabila posisi Pancasila disejajarkan dengan UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika maka ini artinya posisi
Pancasila mengalami degradasi. TAP MPRS NomorXX/MPRS/1966.
menempatkan Pancasila sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia dan
sebagai sumber dari segala sumber hukum (negara) dalam urutan yang pertama dan
utama.
Dalam era reformasi MPR RI melalui Sidang Istimewa tahun 1999 konsisten
berpegang bahwa kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
yang tertuang dalam Tap MPR NomorXVIII/MPR/1998 Pasal 1 yang berbunyi “
Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah
Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara “ Oleh karenanya, segala agenda reformasi
termasuk peraturan perundangan yang sudah dibuat serta akan dibuat haruslah
3
berpangkal tolak dari Pancasila (Kaelan). Apabila Pancasila sebagai Dasar Negara
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 (sebagai Philosophische
Grondslag) itu diubah menjadi Empat Pilar maka ini sama halnya dengan mengubah
dan membubarkan negara proklamasi 1945. Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan harga mati bagi bangsa dan Negara Indonesia yang telah disepakati oleh
para pendiri Negara Keideologian Republik Indonesia.Pancasila mendapatkan
tempat yang teramat istimewa dalam Pembukaan UUD 1945 dan karenanya harus
menjadi ruh dan sumber ketatanegaraan Indonesia. Karena Pancasila mendapat
tempat yang terhormat semacam itu, maka tidak dibenarkan Pancasila diberi label,
disandingkan secara sejajar dengan NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945,
atau diubah penyebutannya, selain sebagai Dasar Negara
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti apakah sejarah singkat pancasila di Indonesia
2. Bagaimana pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa di era pra
kemerdekaan ?
3. Bagaimana pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa di era kemerdekaan ?
4. Bagaimana pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa di era orde lama ?
5. Bagaimana pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa di era orde baru ?
6. Bagaimana pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa di era reformasi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Penulis bertujuan dengan dibuatnya makalah tentang “Pancasila Dalam
Sejarah Perjuangan Bangsa” dapat membuat suatu pengetahuan baru dan
hingga menjadi sebuah wawasan yang dapat bermanfaat untuk khalayak
banyak.
2. Manfaat Penulisan
Semoga seluruh isi dari makalah ini dapat difahami dengan mudah walau
banyak sekali kekurangan, terutama penulis berharap agar dapat menjadi
sebuah manfaat untuk kami khususnya dan umumnya untuk banyak orang.
4
BAB II PEMBAHASAN
PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Sidang berjalan sekitar hampir 5 hari, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945,
Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang
dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni
Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”,
sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima
“Ketuhanan yang Maha Esa”.
5
Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad
Soebardjo.
6
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia, yang berkedaulalan rakyat, dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk
pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Dari alinea ke dua rancangan naskah proklamasi yang dikenal luas dengan
nama Piagam Jakarta itu, dapat dilihat bahwa dasar negara Pancasila dirumuskan
sebagai berikut:
7
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
8
2.1.2 Era Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari
kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk
merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi
perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari. Teks
proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad
Soebardjo di ruang makan. Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam
Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan
muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang
tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagam ini berisi garis-garis
pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar
pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari
Piagam Perjanjian San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus
1945) itu ialah sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia (Yamin, 1954: 16). Piagam Jakarta ini kemudian disahkan oleh
sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945,
setelah terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) kata dari kalimat “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya”, diubah menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa.
9
Pada tahun 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak
melakukan interpretasi ulang terhadap Pancasila. Saat itu muncul perbedaan
perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu. Pertama, beberapa tokoh berusaha
menempatkan Pancasila lebih dari sekedar kompromi politik atau kontrak sosial.
Mereka memandang Pancasila tidak hanya kompromi politik melainkan sebuah
filsafat sosial atau weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan
Pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar argumentasinya adalah fakta
yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Pancasila pada saat itu
benar-benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalis netral
agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan takdir Alisyahbana dkk) dan nasionalis Islam
(Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara.
Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku
demokrasi terpimpin. Setelah menetapkan berlakunya kembali UUD 1945,
Presiden Soekarno meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan
demokrasi terpimpin yaitudemokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi
terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang terkandung
10
didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin
oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa pemerintahan
yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang paling
stabil. Stabil dalam artian tidak banyak gejolak yang mengemuka, layaknya
keadaan dewasa ini. Stabilitas yang diiringi dengan maraknya pembangunan di
segala bidang. Era pembangunan, era penuh kestabilan, menimbulkan romantisme
dari banyak kalangan.
Diera Orde Baru, yakni stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas
dari keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah untuk semakin
11
menancapkan kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu diagung-agungkan;
Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat; dan rakyat
tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang mengganjal.
12
2.1.5 Era Reformasi
Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998,
tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini dicirikan oleh
lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara dan
aparat pelaksana Negara, dalam kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi
politik. Puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional,
maka timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa,
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya
“reformasi” di segala bidang politik, ekonomi dan hukum (Kaelan, 2000: 245).
Saat Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar Negara itu
untuk sementara waktu seolah dilupakan karena hampir selalu identik dengan rezim
Orde Baru. Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal dan satu-satunya
sumber nilai serta kebenaran. Negara menjadi maha tahu mana yang benar dan
mana yang salah. Nilai-nilai itu selalu ditanam ke benak masyarakat melalui
indoktrinasi (Ali, 2009: 50). Dengan seolah-olah “dikesampingkannya” Pancasila
pada Era Reformasi ini, pada awalnya memang tidak nampak suatu dampak negatif
13
yang berarti, namun semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak sangat
fatal terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
14
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945”.
15
1) Linguisticmistake (kesalahan linguistik) atau dapat pula dikatakan kesalahan
terminology.
2) Ungkapan tersebut tidak mengacu pada realitas empiris sebagaimana
terkandung dalam ungkapan bahasa, melainkan mengacu pada suatu
pengertian atau ide, ‘berbangsa dan bernegara’ itu dianalogikan bangunan
besar (gedung yang besar).
3) Kesalahan kategori (category mistake), karena secara epistemologis kategori
pengetahuan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika bukanlah merupakan kategori
yang sama. Ketidaksamaan itu berkaitan dengan realitas atau hakikat
pengetahuannya, wujud pengetahuan, kebenaran pengetahuannya serta
koherensi pengetahuannya.
16
melakukan kegiatan pengkajian sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Salah satu
kebijakan nasional yang sejalan dengan semangat melestarikan Pancasila di
kalangan mahasiswa adalah Pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi
wajib memuat mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa
Indonesia.
Makna penting dari kajian historis Pancasila ini ialah untuk menjaga
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu seluruh komponen
bangsa harus secara imperatif kategoris menghayati dan melaksanakan Pancasila
baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai. Pandangan Hidup Bangsa, dengan
berpedoman kepada nilai-nilai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dan secara
konsisten menaati ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal UUD 1945.
17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan
kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal
ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan
kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan
masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu dengan
melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang
panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak
sejarah perjuangan.
Dan Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah
hukum yang mengatur Negara Replubik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan
Negara dan seluruh kehidupan Negara Replubik Indonesia.
18
3.2 Saran
Semoga dengan pembahasan yang dapat kami sampaikan didalam makalah
ini menjadi sebuah sarana ilmu pengetahuan yang mana jikalau ada kekurangan
menjadi wasilah agar kami dapat memberikan yang lebih baik untuk kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.maimaid.id/berita/sejarah-singkat-lahirnya-pancasila
[2] https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/download/34134/1807
8
[3] http://wpurwanis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/39295/PP+%3D+
MODUL+3+%28PANCASILA+ERA+KEMERDEKAAN%29.doc
[4] https://osf.io/fmdhu/download
[5] https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/download/34134/180
78
20
21