Anda di halaman 1dari 6

Lampiran

Keputusan : DIREKTUR RSKH


Nomor : 102/SK/DIR/RSKH /03.2018
Tentang : Panduan DPJP

BAB I
DEFINISI

DEFINISI

DPJP adalah dokter yang bertugas mengelola asuhan medis pada pasien di Rumah Sakit Kasih
Herlina Sorong.
DPJP utama adalah koordinator yang memimpin proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien
yang harus di rawat oleh lebih dari dokter.

DPJP tambahan adalah dokter yang ikut memberi asuhan medis pada seorang pasien yang oleh
karena kompleksitas penyakitnya.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit RSKH yang meliputi : IGD, rawat
jalan, rawat inap, dan HCU.
 DPJP bertugas mengelola rangkaian asuhan medis seorang pasien sesuai standar pelayanan
medis/profesi antara lain anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis/
pemeriksaan lain, untuk penegakan diagnosis, selanjutnya perencanaan dan pemberian terapi
serta tindakan medis, pelaksanaan tindak lanjut/ follow-up /evaluasi asuhan medis, sampai
dengan rehabilitasi. Selain itu melakukan konsultasi sesuai kebutuhan / indikasi, baik untuk
pendapat atau rawat bersama.
 DPJP harus membuat rencana pelayanan, dimuat dalam berkas rekam medis. Rencana
pelayanan lengkap adalah memuat segala aspek asuhan medis yang akan diberikan,
termasuk pemeriksaan, konsultasi, rehabilitasi pasien, dsb.

 DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
terjadinya kejadian yang diharapkan dan tidak diharapakan.

 DPJP wajib memberi pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya, terhadap


rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staff dokter/ perawat/staf administrasi. Perihal
bantuan ini harus diatur dalam pola operasional DPJP oleh Komite Medis .

 Memenuhi kewajiban financial yang disepakati Pendidikan kepada pasien/keluarganya


diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan kemudian DPJP mencatat dalam berkas
rekam medis bahwa DPJP sudah memberi penjelasan.

 Manajer Pelayanan Pasien: adalah professional di rumah sakit yang melaksanakan


manajemen pelayanan pasien, yaitu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan,
fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi
pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya-
efektif.

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit, baik rawat jalan maupun
rawat inap harus memiliki DPJP.
2. Di unit/instalasi gawat darurat dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian asuhan medis
awal/penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya saat dikonsul/ rujuk
ditempat (on side) atau lisan ke dokter spesialis, dan dokter spesialis tersebut
memberikan asuhan medis (termasuk instruksi secara lisan), maka dokter spesialis
tersebut telah menjadi DPJP pasien yang bersangkutan, sehingga DPJP berganti.
3. Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus ditunjuk DPJP
Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua DPJP tersebut bekerja secara
tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif. Peran DPJP Utama adalah sebagai
koordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan (sebagai
“Kapten Tim“), dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif-
terpadu-efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme dan
mencegah duplikasi.
4. Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan atau keluarga termasuk bila
terjadi perubahan DPJP utama.
5. Koordinasi dan transfer informulirasi antar DPJP dilakukan secara lisan dan tertulis
sesuai kebutuhan. Bila ada pergantian DPJP pencatatan di rekam medis harus jelas
tentang alih tanggung jawabnya.
6. Di unit pelayanan intensif, DPJP Utama adalah dokter intensifis. Koordinasi dan
tingkatan keikut-sertaan para DPJP terkait, tergantung kepada sistem yang ditetapkan
misalnya sistem terbuka / tertutup / semi terbuka.
7. Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada saat di kamar
operasi.
8. Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat di atas meja operasi/sedang dioperasi,
dokter yang dirujuk tersebut melakukan tindakan/memberikan instruksi, maka otomatis
menjadi DPJP juga bagi pasien tersebut.
9. Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila DPJP dibantu oleh dokter lain (a.l.
dokter ruangan), maka DPJP yang bersangkutan harus memberikan supervisi, dan
melakukan validasi berupa pemberian paraf / tandatangan pada setiap catatan kegiatan
tersebut di rekam medis.

10. Asuhan pasien dilaksanakan oleh para professional pemberi asuhan yang bekerja secara
tim interdisiplin sesuai konsep Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care),
DPJP sebagai ketua tim (Team Leader) harus proaktif melakukan koordinasi dan
mengintegrasikan asuhan pasien, serta berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim.

11. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) harus aktif dan intensif dalam pemberian
edukasi/informulirasi kepada pasien, karena merupakan elemen yang penting dalam
konteks Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care), selain juga merupakan
kompetensi dokter dalam area kompetensi ke 3 (Standar Kompetensi Dokter Indonesia,
KKI 2012; Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia, KKI 2006).
12. Pendokumentasian yang dilakukan oleh DPJP di rekam medis harus mencantumkan
nama dan paraf/tandatangan. Pendokumentasian tersebut dilakukan a.l. di formulirulir
asesmen awal medis, catatan perkembangan pasien terintegrasi/CPPT (Integrated note),
formulirulir asesmen pra-anestesi/sedasi, instruksi pasca bedah, formulir
edukasi/informulirasi ke pasien dsb. Termasuk juga pendokumentasian keputusan hasil

3
pembahasan tim medis, hasil ronde bersama multi kelompok staf medis / departemen,
dsb.
13. Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para professional pemberi asuhan
bekerjasama erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital Case Manager), sesuai
dengan Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien (dari KARS, edisi I 2013), agar
terjaga kontinuitas pelayanan.
14. Pada setiap rekam medis harus ada pencatatan tentang DPJP, dalam satu formulir yang
diisi secara periodik sesuai kebutuhan, yaitu nama dan gelar setiap DPJP, tanggal mulai
dan akhir penanganan pasien, DPJP Utama nama dan gelar, tanggal mulai dan akhir
sebagai DPJP Utama. Daftar ini bukan berfungsi sebagai daftar hadir.

4
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam hal rawat bersama cakupan pelayanan seorang DPJP adalah sesuai dengan bidang
/keahlian/ kompetensinya, misalnya seorang DPJP mengelola seorang pasien penyakit
dalam, bila pasien tersebut dikonsulkan untuk masalah penyakit di bidang bedah maka
seorang DPJP lain yang akan mengelola asuhan bedah bagi pasien tersebut. Bila pasien
dikelola lebih dari satu DPJP, maka ditentukan DPJP utama sebagai koordinator dan di
dokumentasikan dalam rekam medis: CPPT, Lembar Konsul, formulir peralihan DPJP,

Ditetapkan di Sorong,
Pada tanggal: 12 Maret 2018

dr. Tumpal Simatupang, Sp. THT-KL


Direktur

5
LAMPIRAN
Formulir Daftar DPJP
Untuk Setiap Pasien

Diagnosa DPJP DPJP Utama Ket

Nama Tgl Tgl Nama Tgl Tgl


Mulai Akhir Mulai Akhir

Anda mungkin juga menyukai