Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aditya Sofia Syarif

NIM : 21008
Tingkat : 1A
Topik : Emosi, Depresi, Stres dan Adaptasi
Referensi : - Dr. Jenita Tine Donsu, SKM., Msi. Tentang Psikologi Keperawatan.
Yogyakarta
Ns. Sri Laela, M.Kep.,Sp.Kep.J

1. Pengertian Emosi
Seperti yang diungkapkan oleh Bimo Walgito (1989) emosi adalah suatu keadaan di
mana perasaan seseorang keluar dari batas normal, sehingga mengganggu hubungan
sosialnya. Berbeda dengan pendapat Maramis (1990) yang menyatakan bahwa emosi
sebagai manifestasi yang disertai banyak komponen fisiologik yang berlangsung secara
singkat.
2. Bentuk reaksi Emosi
Emosi muncul karena dorongan khusus. Dorongan khusus tersebut akan meluapkan
emosi dalam bentuk perilaku yang ditandai dengan perilaku kejasmanian dan ekspresi.
Baik itu perilaku yang mengarah (approach) pada dorongan khusus, atau menghindar
(avoidance). Meskipun demikian, ada juga emosi yang termanajemen, tidak terlihat
dalam perilaku kejasmanian, yang disebut dengan display rules.
3. Emosi Inti menurut Paul Ekhman
Display Rules di cetuskan oleh Paul Ekhman bersama Friesen yang dipaparkan oleh
Carlson (1987), yaitu masking, modulation, dan simulation
a. Masking, adalah upaya individu untuk menyembunyikan jati diri dan emosi yang
tengah dialami. Masking sebagai topeng agar tidak memperlihat jati diri dan perasaan
yang sebenarnya.
b. Modulation, Jika masking mampu menutupi perasaan sebenarnya, sampai tidak
memperlihat gejala kejasmaniannya. Maka berbeda dengan modulation atau
modulasi. Modulasi hanya mampu mengurangi dan meredam emosi yang ada.
c. Simulation, Individu yang di golongan ini sebenarnya tidak mengalami emosi. Hanya
saja, seolah-olah mengalaminya. Hal ini tampak dari perilakunya yang seolah-olah
mengalami emosi tersebut.
4. Perkembangan Emosi
Banyak muncul pertanyaan tentang emosi. Apakah ada hubungan antara emosi dan
jasmani? Atau gejala apakah yang ditimbulkan dari emosi? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, Bimo Walgito (1989) mengemukakan dua teori. Yaitu teori sentral dan teori
perifer.
Teori sentral merupakan dorongan emosi yang disertai dengan kemunculan gejala
kejasmanian. Misalnya, orang yang marah, akan menampakan kemarahan, warna
memerah, dan sebagainya. Sedangkan teori perifer merupakan dorongan emosi yang
ditandai dengan gejala kejasmanian yang terbalik. Misalnya, orang menangis tidak selalu
menandakan sedang sedih, tetapi bisa disebabkan karena terlalu bahagia.
5. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku
Adapun teori lain yang masih berkaitan antara emosi dengan motivasi, yaitu teori arousal.
Teori ini membahas hubungan emosi dengan perilaku, di mana individu terdorong
melakukan asumsi terhadap masalah yang dihadapi, sebagai upaya untuk mengurangi
ketegangan permasalahan yang dihadapinya. Meskipun tidak semua cara dapat ditangani
dan disamaratakan.
6. Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang akan kesulitan
untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada penghalang yang tampak atau timbul
tanpa alasan yang jelas. Depresi dapat diartikan sebagai suatu reaksi yang berlebihan
terhadap suatu kejadian yang menjadi pemicunya,
7. Rentang Respon Emosi episode Depresi
1) Perasaan kesal atau patah hati (dejected mood)
2) Perasaan negatif terhadap diri sendiri
3) Hilangnya rasa puas dilakukan termasuk hubungan psikososial, seperti aktivitas
4) Hilangnya keterlibatan emosional dalam melakukan pekerjaan atau hubungan dengan
orang lain
5) Kecenderungan untuk menangis diluar kemauan
6) Hilangnya respon terhadap humor cara yang wajar.
8. Pengertian Stres
Tak seorang pun dapat menghindari stres karena untuk menghilangkannya berarti akan
menghancurkan hidupnya sendiri (Selye, 1978). Stres merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan. Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling
memengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat
proses penyesuaian.
9. Gejala Stres
Tokoh Aspek Keterangan
Cary dan Fisik Napas memburu, mulut dan tenggorokan kering,
Alison Straw tangan lembap, panas, otot tegang, pencernaan
terganggu, sembelit, letih tak beralasan, gelisah.
Perilaku Bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham,
gagal, tidak menarik, tidak besemangat, susah
konsentrasi.
Watak dan Berlebihan berhati-hati, panik, pemarah, kurang
Kepribadian PD.

10. Jenis Stres


Ada 2 tipe stres yaitu
a. Stres akut
Stres ini dikenal juga dengan fight or flight response. Stres akut adalah respons tubuh
Anda terhadap ancaman tertentu, tantangan atau ketakutan. Respons stres akut yang
segera dan intensif di beberapa keadaan dapat menimbulkan gemetaran
b. Stres Kronis
Stres akut kecil dapat memberikan keuntungan, di mana dapat membantu Anda untuk
melakukan sesuatu, memotivasi dan memberi semangat. Namun masalah terjadi
ketika stres akut menimbun, hal ini akan mendorong terjadinya masalah kesehatan
seperti sakit kepala dan insomnia. Stres kronis lebih sulit dipisahkan atau diatasi
daripada stres akut, tapi efeknya lebih panjang dan lebih problematik.
11. Sumber Stres
Sumber stres terdiri dari 3 aspek yaitu :
a. Diri sendiri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi
antara keinginan dan kenyataan berbeda. Mengingat bahwa manusia adalah makhluk
rohani, dan makhluk jasmani, maka stresor dapat dibagi menjadi tiga yaitu Stresor
Rohani (Spiritual), Stresor Mental (Psikologi), dan Stresor Jasmani (Fisikal).
b. Keluarga
Sementara itu stres yang bersumber dari masalah keluarga dapat terjadi karena
adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang
berbeda di antara anggota keluarga.
c. Masyarakat dan Lungkungan
Pada sisi lain masyarakat dan lingkungan juga menjadi salah satu sumber stres.
Kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya pengakuan di masyarakat
merupakan penyebab stres dari lingkungan dan masyarakat (Hidayat, 2008).
12. Manajemen Stres
Hal termudah untuk dapat memanajemen stres adalah dengan, cara berpikir positif. Cara
yang sangat mudah ini ternyata sudah lama ditemukan. Sumber lain memberikan cara
yang berbeda dalam mengatasi atau mengurangi dampak stres dan cara itu adalah sebagai
berikut.
a. Apabila stresor memiliki komponen psikologis
b. Apabila stresornya adalah fisik
c. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menilai stresor mana yang potensial
dalam hidup. Dalam hal ini adalah kebutuhan yang paling prioritas.
d. Relaksasi progresif
e. Meneliti
f. Sikap yang positif
g. Tingkatkan manajemen waktu
h. Set realistik goals
i. Make a priolity list
j. Protect your time
k. Tetaplah perspektif
13. Pengertian Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon
terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh
baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan prilaku adaptif. Hasil
dari perilaku adaptif ini dapat berupa semua respons dengan berusaha mempertahankan
keseimbangan dari suatu keadaan (Hidayat, 2007).
14. Tujuan Adaptasi
Tujuan adaptasi menurut (Pietter&Herry, 2010) yaitu :
1) Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar.
2) Menghadapi tuntutan keadaan secara realistic.
3) Menghadapi tuntutan keadaan secara objektif.
4) Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional.

Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain :

1) Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan).


2) Regrasi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali.
3) Kompromi (kesepakatan)
15. Jenis-jenis adaptasi
Jenis adaptasi menurut (Sunaryo, 2004) yaitu :
1. Adaptasi fisiologik, bisa terjadi secara lokal atau umum.
2. Adaptasi psikologis, bisa terjadi secara :
a) Sadar, individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah.
b) Tidak sadar, menggunakan mekanisme pertahanan diri (fence mechanism).
c) Menggunakan gejala fisik (konversi) dan psikologik/psikosomatik.

Contoh : Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup
seseorang. perubahan gaya hidup, prestasi akademik, jadwal perkuliahan yang
padat, masalah pertemanan, menyesuaikan diri jauh dari rumah untuk pertama kali,
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru dapat menjadi penyebab
stres bagi mahasiswa tahun pertama. Mahasiswa tahun pertamamemiliki tingkat
stres yang berbeda dalam menghadapi perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai