PHARMASIA
Disusun Oleh :
NIM : 21008
Tingkat : 1A
MANGGALA HUSADA
Jl. Jatinegara Barat No. 126 H, RT 07/01, Bali Mester, Kp. Melayu,
Assalamuaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan hidayahnya dan telah memberikan banyak kesempatan,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan jurnal PSIKOLOGI ini. Tujuan
dibuatnya laporan ini untuk melengkapi salah satu tugas pelajaran PSIKOLOGI
yang telah ditetapkan Oleh akademi perawatan Hermina Manggala Husada.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusuan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Tujuan Prakterin........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN KASUS................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Persepsi....................................................................................3
2.1.2 Proses Persepsi..........................................................................................3
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.......................................................3
2.1.4 Gangguan Persepsi....................................................................................4
2.1.5 Coping Behavior Gangguan Persepsi........................................................4
2.2 Motivasi.......................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Motivasi...................................................................................4
2.2.2 Proses Motivasi..........................................................................................5
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi......................................................5
2.2.3 Gangguan Motivasi...................................................................................6
2.2.4 Coping Behaviour Gangguan Motivasi.....................................................6
3.1 Penyimpanan Barang.................................................................................6
3.1.1 Gudang Farmasi........................................................................................6
3.1.2 Penyimpanan.............................................................................................7
3.1.3 Pengaturan Tata Ruang.............................................................................7
3.1.4 Penyimpanan barang di Rumah Sakit Madicare.......................................8
3.2 Alur Penerimaan Barang...........................................................................9
3.3 Alur Pengadaan Obat...............................................................................10
3.4 Alur Pemesanan Obat..............................................................................10
3.5 Pengertian Obat.......................................................................................11
3.5.1 Jenis-Jenis Obat.......................................................................................11
ii
3.6 Fungsi Instalasi Farmasi..........................................................................11
3.7 Alur Penerimaan Resep di Rumah Sakit Bhakti Madicare.....................13
3.7.1 Alur Penerimaan Resep Rawat Jalan...................................................13
............................................................................................................................13
3.7.2 Alur Penerimaan Rawat Inap..................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
PEMBAHASAN....................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..............................................................................................18
5.2 Saran........................................................................................................19
BAB V....................................................................................................................20
RESUME...............................................................................................................20
6.1 Resume Jurnal Laporan Praktek Kerja Lapangan...................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusuan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Persepsi
3
b. Faktor Struktural Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang
berasal dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syarat yang
ditimbulkan pada sistem saraf individu.
2.2 Motivasi
4
2.2.2 Proses Motivasi
5
2.2.3 Gangguan Motivasi
6
kualitas barang dapat dipertahankan dan terhindar dari kerusakan
fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari
pencurian dan mempermudah pengawasan stok barang. Untuk
keperluan tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan seperti :
1. Perencanaan ruangan penyimpanan.
2. Perencanaan dan pengoprasian alat pengatur barang.
3. Penyelenggaraan prosedur penyimpanan.
4. Pengamanan.
5. Pengeluaran.
3.1.2 Penyimpanan
7
angin, apabila kipas angin belum cukup maka diperlukan
ventilasi melalui atap.
3. Rak dan pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat
meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok perbekalan
farmasi.
Keuntungan penggunaan pallet:
a. Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap
banjir.
b. Peningkatan efisiensi penanganan stok
c. Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak.
d. Pallet lebih murah dibandingkan dengan rak.
4. Kondisi penyimpanan khusus
a. Vaksin memerlukan "Cold Chain" khusus dan harus
dilindungi dari kemungkinan terputusnya arus listrik.
b. Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam
lemari khusus dan selalu terkunci.
c. Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus
disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya disimpan di
bangunan khusus terpisah dari gudang induk.
5. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti dus, karton, dan lain-lain. Alat pemadam
kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau
dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran
akan diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih
berfungsi atau tidak.
8
4. Berdasarkan Jenis Barang
Untuk jenis barang disimpan berdasarkan tempatnya/rak jenis
barang tersebut.
a. Obat Oral (Obat Generik dan Obat Paten).
b. Obat Injek.
c. Cairan Infus.
d. Alat Kesehatan.
e. Obat luar.
5. Penyimpanan Psikotropik dan Narkotik
Untuk obat psikotropik dan narkotik memiliki tempat yang
khusus, yaitu sebagai berikut :
a. Tempat/lemari yang terbuat dari kayu.
b. Dipisahkan antara psikotropik dan narkotik dengan cara
menyekat bagian tengah pada lemari.
c. Lemari harus memiliki pintu ganda dan berkunci ganda
untuk menghindari pada hal-hal yang tidak diinginkan.
d. Tempat/lemari menempel pada dinding.
e. Ukuran lemari harus seuai syarat yaitu 40cm x 80cm x
100cm. Disimpan pada lemari yang berada di paling
belakang dan obat Narkotika/Psikotropika tersebut
diberikan label High Alert.
9
3.3 Alur Pengadaan Obat
3. Penyimpanan
a. Sesuai stabilitas produk.
b. Dicatat secara akurat
c. Pembelian secara akurat
d. Inspeksi secara berkala
e. Melindungi dari kehilangan atau pencurian barang
10
3.5 Pengertian Obat
1. Obat asli : Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari
bahan-bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan
pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
2. Obat jadi : Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau
campuran dalam bentuk salep, cairan, suppositoria, kapsul, pil,
tablet, serbuk atau bentuk liannya yang secara teknis sesuai
dengan FI atau buku resmi lain yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan
tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
4. Obat generik : Obat generik adalah obat dengan nama resmi
yang ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.
5. Obat paten : Obat paten adalah obat obat jadi dengan nama
dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi
kuasa dan obat dijual dlam kemasan asli dari perusahaan yang
telah memproduksinya.
6. Obat tradisional : Obat tradisional adalah obat yang didapat dari
bahan alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman
dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
11
Intalasi Farmasi Rumah Sakit memiliki dua fungsi dalam
melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yaitu fungsi non klinik dan
fungsi klinik
a. Fungsi NonKlinik
Fungsi NonKlinik adalah perencanaan; penetapan; spesifikasi
produk dan pemasok; pengadaan; pembelian; produksi;
penyimpanan; pengemasan; dan pengemasan kembali; distribusi;
dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan
digunakan di Rumah Sakit secara keseluruhan.
b. Fungsi Klinik
Menurut Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 Fungsi Klinik
mecakup pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat
penggunaan obat, Pelayanan Informas Obat(PIO), konseling, visite,
Pemantapan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat
(MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO), dispening sediaan
khusus yaitu pencampuran obat suntik, penyiapan nutrisi parenteral
dan penanganan sediaan siotoksi, serta Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD),
12
3.7 Alur Penerimaan Resep di Rumah Sakit Bhakti Madicare
3.7.1 Alur Penerimaan Resep Rawat Jalan
13
3.7.2 Alur Penerimaan Rawat Inap
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
Yang dimaksud dengan sistem penyimpanan adalah suatu kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta dapat menjaga mutu obat. Sistem
penyimpanan yang tepat dan baik akan menjadi salah satu faktor penentu mutu
obat yang didistribusikan. Terdapat beberapa tujuan dilakukannya kegiatan
penyimpanan obat, antara lain adalah memelihara mutu obat, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan stok obat, serta
memudahkan untuk pencarian dan pengawasan. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, maka harus ada sistem penyimpanan yang baik dan sesuai standar.Sistem
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan beberapa kategori, seperti berdasarkan
jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan stabilitas, sifat bahan, susunan
alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
(First In First Out) untuk mencegah tersimpannya obat yang sudah
kedaluwarsa.Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan adalah pengelompokan obat
sesuai jenisnya dan menempatkannya pada area terpisah. Obat dikelompokkan
berdasarkan bentuk sediaan, misalnya dikelompokkan menjadi obat oral
(tablet/kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), obat luar (salep, gel,
tetes obat mata, obat kumur)
16
jarang dipakai atau diresepkan dan harganya mahal serta mememiliki
expire dalam waktu dekat.
Pengadaan dilakukan oleh unit pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras tertentu, obat psikotropika atau narkotika, dan alat
kesehatan.
17
Dalam penyimpanan obat juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan
yaitu pencatatan tanggal kedaluwarsa setiap macam obat terutama obat
antibiotika (dicatat dalam buku tersendiri), untuk persediaan obat yang
sudah menipis jumlahnya perlu dicatat dalam buku defekta yang nantinya
diberitahukan kepada bagian yang bertanggung jawab dalam hal
pembelian, Fisrt Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat
berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa lebih cepat maka
dikeluarkan lebih dulu.
Berdasarkan PerMenkes No. 35 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi bahwa Apotek harus memiliki tempat khusus untuk
menyimpan Narkotika dan Psikotropika. Dengan persyaratannya yaitu
terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah dipindahkan dan mempunyai
dua buah kunci yang berbeda, diletakkan di tempat yang aman dan tidak
terlihat oleh umum, kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker
penanggung jawab atau apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan, lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih
kurang 40cm x 80cm x 100cm dan lemari tersebut harus dibuat pada
tembok atau lantai, lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan
bahan lain selain Narkotika kecuali ditentukan oleh Menkes.
Penerimaan barang di Apotek Pharmacia sebagai adalah Barang
datang dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) berdasarkan Surat Pesanan
(SP) dari Apoteker lalu diterima oleh Asisten Apoteker, Memeriksa barang
dengan membandingkan barang yang ada di faktur dan barang yang
tersedia (yang di periksa : Alamat yang dituju, Jumlah barang, Kondisi
fisik, Tanggal kedaluwarsa, Jatuh tempo (tanggal pembayaran), Sediaan
barang, Nomor batch), Barang disimpan dengan rapi ketempatnya dengan
menerapkan prinsip First In First Out (FIFO), yaitu barang yang datang
terlebih dahulu dikeluarkan di jual barang dan barang yang terakhir datang
maka terakhir dikeluarkan disimpan dibagian belakang, Barang dientry ke
komputer (menyalin barang yang ada di faktur), Faktur direkap dengan
buku faktur kredit atau buku faktur Cash On Delivery (COD) sesuai tempo
pembayaran, Faktur disusun berdasarkan nama Pedagang Besar Farmasi
(PBF), untuk memudahkar pencatatan dokumen pada saat jatuh tempo atau
pembayaran faktur.
18
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
19
5.2 Saran
Pada akhir dari bagian karya tulis ini, saya akan menyampaikan
saran saran, baik untuk pihak sekolah maupun bagi pihak instansi
tentang pelaksanaan Praktik Kerja Instansi (PRAKERIN)
Untuk perusahaan
1. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan
perusahaan lebih ditingkatkan dengan banyak memberi
peluang kepada siswa/i SMK untuk Praktik Kerja
Instansi (PRAKERIN).
2. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi
dan kedisiplinannya dalam bekerja.
3. Hubungan karyawan dengan siswa/i Prakerin
diharapkan selalu terjaga keharmonisannya agar dapat
tercipta suasana kerjasama yang baik.
Untuk Sekolah
1. Pemantauan terhadap siswa/i yang sedang Prakerin
maupun yang baru agar lebih ditingkatkan lagi untuk
meyakinkan pihak perusahaan terhadap program
PRAKERIN ini.
2. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar
lebih ditingkatkan terutama untuk pembinaan mental
siswa/i
3. Dan juga guru-guru selalu memberikan motivasi,
bimbingan
4. dan keringanan pada siswa/i yang sedang PKL.
20
BAB V
RESUME
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi yang memberi Motivasi peserta
yang mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan
sesungguhnya. Dengan adanya PRAKERIN (Praktik Kerja Instansi), kami dapat
merasakan bagaimana pelaksanaan praktek langsung Persepsi di lingkungan dunia
kerja yang dibimbing oleh pihak industri.
Dan juga dibidang farmasi kita juga banyak menemukan persepsi yang berbeda
beda seperti halnya Penyimpanan barang, gudang farmasi, Dll.
21
DAFTAR PUSTAKA
22