PENDAHULUAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38℃,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan -5 tahun.1
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit
atau metabolik lainnya. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat
Health (1980) menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih dari 1 bulan.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat.. Bayi berusia kurang dari 1
bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang
neonatus1
Menurut WHO penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada
anak di bawah lima tahun. Setiap tahun diare membunuh sekitar 525.000 anak
balita.5
Diare biasanya merupakan gejala infeksi pada saluran usus, yang dapat
disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus dan parasit. Infeksi menyebar
melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Riskesdas 2007: diare
merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. 2
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada
sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan
oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat
umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan
adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan
menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare
menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektolit dan sering disertai dengan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 0C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.1
Keterangan:
2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak disebut
sebagai kejangdemam.
3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam,
menggunakan batasan usia lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini
2.2 Epidemiologi
bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang dalam
waktu 24 jam.
Keterangan;
- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
Keterangan:
1. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak
2. Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang
antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16%
a. Pemeriksaan laboratorium
misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah (level of evidence 2, derajat
rekomendasi B).
b. Pungsi lumbal
saat ini pemeriksaan pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin pada anak
berusia <12 bulan yang mengalami kejang demam sederhana dengan keadaan
B):
pemeriksaan klinis
Keterangan:
EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya fokus
sebagian kasus.
- Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya kejang.
kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
demam pertama
- Kejang demam kompleks
- Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih dalam satu
tahun.
epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumatan pada kejang
demam.
2.5 Algoritma 2
2.6 Tata laksana saat kejang
waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam
keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah
lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.
Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan
Antipiretik
10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4
kali sehari.
Antikonvulsan
- Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius.
meningkat dengan cepat. Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3
mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg
dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis
tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabilitas, serta sedasi.
b. Pemberian obat antikonvulsan rumat
maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam
pengobatan rumat:
Kejang fokal
Keterangan:
- Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak mempunyai
- Pada anak dengan kelainan neurologis berat dapat diberikan edukasi untuk
rekomendasi B).
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah
asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari
2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam
valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2007: diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada
2.7 Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala
dan tanda-tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang
menyerang secara mendadak, nyeri perut, keadaan mendesak ingin buang air
besar, mual, perut kembung, dan demam. Pasien dengan infeksi diare akut
b. Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Diare kronik
mempunyai tanda-tanda dan gejala yaitu gejala hebat atau ringan, penurunan
berat badan dapat dilihat dan tubuh terasa lemas. Dehidrasi bisa diketahui dari
penurunan jumlah urin, membran mukus yang kering, cepat haus, dan
takikardi.
2.8 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral: infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, protozoa dan
2. Faktor makanan4
beracun, terlalu banyak lemak, mentah dan kurang matang. Beberapa penyebab
diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah sebagai berikut:
2.9 Algoritma
a. Algoritma Terapi 4
handbook.
Sumber : Pharmacoterapy : A Pathophysiologic Approach,2008.
2.10 Diagnosis
a. Anamnesis
tinja, lendir
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
makanan
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
- Berat badan
- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada , mukosa
- Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
Tambahan
- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada,
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
- Lintas diare : (1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat,
(5) Edukasi
Tanpa dehidrasi
10 mL/kg BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun
sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
Dehidrasi ringan-sedang
dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan
minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau
- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum,
PGD)
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per hari
dibagi 3 dosis
- Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis:
pertama
menurunkan frekuensi buang air besar dan volume tinja sehingga dapat
diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare
dengan dosis:
- Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai
- Medikamentosa
- Antibiotik
- Antiparasit
TINJAUAN KASUS
Alamat : Jl.xxx
3.2 Anamnesa
Seorang pasien berinisial An. B.N dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit otak
- Berak-berek cair, lendir (-) sehari sebelum masuk RS dengan frekuensi 4 kali
dalam sehari
- Batuk (-)
3.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu
a. Pemeriksaan fisik
Suhu : 38,2oC
Berat Badan : 9 kg
b. Pemeriksaan Khusus
GCS : E4V5M6
3.4 Pemeriksaan Penunjang
3.5 Diagnosa
Saat di IGD
1. IVFD RL 105 IV √ √ √
cc/kgBB/24
Jam
4. Zinc 1 x 20 mg Peroral √ √ √
3.7 Follow Up
Kesadaran = CM
T = 36.5℃, BB = 8,4 kg
P : IVFD RL 10 tetes/menit
Proxion drop 3 x 1 cc
Diazepam 3 x 2,7 mg
MLT 900
Zinc 1 x 20 mg
Drop
PERMASALAHAN KOMENTAR
JENIS
NO ANALISA MASALAH YANG TERKAIT /REKOMEN
PERMASALAHAN
DENGAN OBAT DASI
1. Korelasi antara terapi 1. Adakah obat tanpa Tidak terdapat Semua obat
obat-dengan penyakit indikasi medis? kondisi klinis yang di
2. Adakah pengobatan yang tidak diterapi indikasikan
tidak dikenal? untuk
3. Adakah kondisi klinis Tidak ada obat yang penyakit
yang tidak diterapi? dan tidak dikenal yang
apakah kondisi tersebut tersebut
membutuhkan terapi Tidak ada kondisi didiagnosa
obat ? klinis yang tidak Semua obat
diterapi dikenal
Semua
kondisi
klinis sudah
diterapi
Pembahasan:
1. Parasetamol diindikasi untuk demam
2. Oralit diindikasi untuk mencegah dan mengobati dehidrasi
3. Diazepam diindikasi untuk kejang demam
4. Zinc diindikasi untuk membantu mengatasi diare pada balita, bersama dengan
pemberian cairan untuk rehidrasi.
5. Ringer laktat diindikasi sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi pada pasien
2 Pemilihan obat yang 1. Bagaimana pemilihan Tidak ada
sesuai obat? Apakah sudah permasalahan
efektif dan merupakan
obat terpilih pada kasus Obat relatif aman
ini? untuk pasien ini
2. Apakah pemilihan obat
tersebut relative aman? Obat dapat
3. Apakah terapi obat dapat ditoleransi oleh
ditoleransi oleh pasien? pasien
3 Regimen dosis 1. Apakah dosis, frekwensi
dan cara pemberian Tidak ada
sudah permasalahan dosis
mempertimbangkan
efektifitas keamanan
dan kenyamanan serta
sesuai dengan kondisi
pasien?
2. Apakah jadwal
pemberian dosis bisa
memasikmalkan efek
terapi, kepatuhan,
meminimaIkan efek
samping,interaksi obat,
dan regimen yang
komplek?
3. Apakah lama terapi
sesuai dengan
indikasi ?
Perhitungan dosis
1. Diazepam Oral
Diketahui:
BB anak = 9 kg
8,1 𝑚𝑔
% 1 hari pakai = 𝑥 100% = 40 %
20 𝑚𝑔
2. Praxion Drop
Diketahui:
BB anak 9 kg
Aturan pakai 3 x 1
24 𝑗𝑎𝑚
Dosis 1 hari pakai = 90 mg – 135 mg x 4𝑗𝑎𝑚−6 𝑗𝑎𝑚 = 360 𝑚𝑔 − 810 𝑚𝑔
300 𝑚𝑔
% 1 hari pakai = 360 𝑚𝑔−810 𝑚𝑔 𝑥 100% = 83,3 % − 37 %
Diketahui:
BB anak 9 kg
4. Oralit
Diketahui :
Umur anak = 13 Bulan
5. Zinc
Diketahui:
yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat (SSP), tanpa adanya riwayat
kejang neonatal atau kejang tanpa sebab sebelumnya, dan tidak memenuhi kriteria
kejang simptomatik lainnya. Secara umum terdapat dua jenis kejang demam, yaitu
kejang demam sederhana (KDS), yang mencakup hampir 80% kasus dan kejang
demam kompleks (KDK). Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling
banyak terjadi pada anak, mengenai 2-5% anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
dengan puncak onset antara usia 18-22 bulanPada kasus yang ditemukan di
RSOMH Bukittinggi bangsal anak yaitu seorang pasien berinisial An. B.N dibawa
Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tanggal 5 september 2021 pada pukul 21.45
dengan keluhan Kejang 2 kali durasi 2-3 menit, sebelumnya pasien demam dan
Dari hasil pemeriksaan fisik umum pasien didapat keadaan umum pasien
sedang, kesadaran Compos Mentis, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24
Terapi yang diberikan pada pasien di IGD adalah IVFD RL Sebagai sumber
elektrolit dan air untuk hidrasi pada pasien, parasetamol (praxion ) sebagai anti piretik
sebagai pereda demam, diazepam 2,7mg untuk mengatasi kejang, zinc untuk
menggantikan kandungan zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat
penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat
mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Zinc
diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap
dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3 bulan ke depan.
Zinc aman dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari
sampai semua tablet habis (selama 10 hari) sedangkan oralit diberikan setiap kali
anak buang air besar sampai diare berhenti. dan oralit untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi (kehilangan cairan dan elektrolit) akibat diare dan muntah. Oralit diberikan
untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan
garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
Selain Penatalaksanaan terapi kejang demam kompleks dan diare akut terdiri
dari terapi non farmaologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi seperti istirahat
yang cukup untuk menghindari terjadinya perforasi usus yang dapat memperburuk
keadaan pasien. Kemudian pasien juga diberikan terapi parasetamol bila demam dan
zinc sekali sehari sebagai vitamin dan suplemen yang berguna untuk mencegah
dehidrasi.
Pada kasus Ditinjau dari indikasi dan pemilihan obat, obat yang diterima
pasien telah tepat dan tidak terdapat masalah dan sesuai dengan literatur. Interval,
frekuensi, rute dan lama pemberian obat pada pasien juga sudah tepat. Obat yang
diberikan kepada pasien sesuai dengan yang tercatat pada rekam medik, hal ini tidak
ada kesalahan dalam penulisan obat, obat yang diterima pasien juga dinilai
EDUKASI
Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi setiap orangtua. Pada saat
Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar. Langkah
promotif/preventif :
4. immunisasi campak
5.1 Kesimpulan
kompleks dan diare akut. Tujuan dari penatalaksanaan pada kejang demam
kompleks dan diare akut adalah untuk mencegah dan mengobati kejang
berulang
5.2 Saran
tetap bersih.
DAFTAR PUSTAKA
3. Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,
4. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. In: Juffrie M SS, Oswari H, Arief S,
5. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease
Rumus
Bangun
Deskrips
i
Ph. Eur. 6.2(Paracetamol). Serbuk kristal putih atau hampir putih. Sedikit larut dalam air;
Fisikokimi bebas larut dalam alkohol; sangat larut dalam dichloromethane.
a USP 31(Acetaminophen). Serbuk kristal putih, tidak berbau. Larut dalam air panas 1:20,
alkohol 1:10, sodium hydroxide 1:15.
Keteranga
Tidak ada data
n Lain
Perhatian Pada
Tidak ada data
Penggunaan Off Label
Oral , 0.5-1 g setiap 4-6 jam untuk maksimal 4 g sehari; anak 2 bulan 60 mg untuk pasca -
imunisasi demam , diulang sekali setelah 6 jam jika perlu ;
Neonat 28-32 minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai dosis tunggal kemudian 10-15
mg / kg setiap 8-12 jam yang diperlukan; maks. 30 mg / kgsehari dalam dosis terbagi
Neonat lebih dari 32 minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai dosis tunggal kemudian
10-15 mg / kgtiap 6-8 jam jika perlu; maks. 60 mg / kg sehari dalam dosis terbagi
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai ; 3 bulan - 1 tahun 60-120 mg , 1-6 tahun
120-250 mg , 6 - 12 tahun 250-500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam bila
diperlukan ( maks. 4 dosis dalam 24 jam ) Infus intravena lebih dari 15 menit ,
DEWASA dan ANAK lebih dari 50 kg , 1 g setiap 4-6 jam , maks . 4 g sehari ;
Dosis, Cara Pemakaian,
DEWASA dan ANAK 10-50 kg , 15 mg / kg setiap 4-6 jam ,maks . 60 mg / kg sehari ,
Frekuensi dan Lama
neonatus dan ANAK kurang dari 10 kg , 7,5 mg / kg setiap 4-6 jam , maks . 30 mg /
Pemberian
kgsehari
Rektum , DEWASA dan ANAK lebih dari 12 tahun 0,5-1 gsetiap 4-6 jam untuk maks . 4 g
sehari-hari; Neonat 28-32 minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai dosis tunggal
kemudian 15 mg / kg setiap 12 jam yang diperlukan; maks. 30 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi Neonat lebih dari 32 minggu usia postmenstrual 30 mg / kg sebagai dosis tunggal
kemudian 20 mg / kg setiap 8jam yang diperlukan; maks. 60 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai , 3 bulan - 1 tahun 60 -125 mg , 1-5 tahun
125-250 mg , 5-12 tahun 250 - 500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam seperlunya (
maks. 4 dosis dalam 24 jam )3,4
Stabilitas dan Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30° C. Sediaan bentuk larutan atau suspensi tidak
Penyimpanan boleh dibekukan
Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada
alkohol
Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari
Peringatan dan atau penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis
Perhatian Pengaruh Terhadap Kehamilan Faktor risiko : B
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Diekskresikan dalam air susu ibu dalam konsentrasi
rendah
Pengaruh Terhadap Anak-anak Konsultasikan dengan dokter pada penggunaan obat > 5 hari
Reaksi Obat yang Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut
Tidak Dikehendaki pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
Antikonvulsan (Hydantoin), Barbiturat, Carbamazepine: menurunkan metabolisme
parasetamol
Dengan Cholestyramine Resin: meningkatkan absorbsi parasetamolImatinib: menurukan konsentrasi
Obat Lain serum parasetamolIsoniazid:meningkatkan toksisitas parasetamol
Interaksi Vitamin K Antagonists (eg, warfarin): Parasetamol dapat meningkatkan efek Vitamin K
Antagonists. Utamanya dosis > 1,3g/hari selama > 1 minggu 2
Dengan
Absorbsi menurun dengan adanya makanan
Makanan
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut
Monitoring Pasien
pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
Rumus Bangun
Rumus Bangun
Golongan Suplemen2
Stabilitas dan Penyimpanan Cairan oral (injeksi digunakan secara oral) dalam kulkas.2
Kontraindikasi
Monitoring Pasien
Tablet : 20 mg
Bentuk dan Kekuatan Sediaan
Sirup : 10 mg / 5 ml 60 ml, 100ml; 20 mg / 5 ml 60 ml.3
Deskripsi
Rumus Bangun
Injeksi Ringer laktat adalah injeksi yang steril, tidak mengandung pirogen,
tidak mengandung agen bakteri ostatik atau antimikrobial. Produk ini
Fisikokimia
dimaksudkan untuk pemberian secara intravena dalam wadah untuk dosis
tunggal
Sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi pada pasien dewasa dan
Indikasi
anak
Dosis ditentukan oleh dokter, tergantung umur, berat badan, dan kondisi
Dosis, Cara Pemakaian, Frekuensi dan Lama klinis pasien serta hasil lab. Pemberian cairan harus berdasarkan
Pemberian kebutuhan cairan pemeliharaan yang dihitung atau kebutuhan cairan
pengganti untuk setiap pasien.
Natrium, sebagai kation utama dalam cairan ekstra selular, berfungsi
terutama untuk mengontrol distribusi air, keseimbangan cairan, dan
tekanan osmotik cairan tubuh.
Natrium bersama dengan klorida dan bikarbonat mengatur keseimbangan
asam-basa.
Kalium, kation utama cairan intraselular, terlibat dalam penggunaan
karbohidrat dan sintesa protein, dan sangat penting dalam pengaturan
konduksi saraf dan kontraksi otot, terutama pada jantung.
Klorida, anion utama ekstra seluler, metabolismenya mengikuti natrium,
dan perubahan keseimbangan asam-basa tubuh mencerminkan perubahan
konsentrasi klorida.
Farmakologi
Kalsium, suatu kation yang penting, memelihara kerangka tulang dan gigi
dalam bentuk senyawa kalsium fosfat dan kalsium karbonat. Dalam
bentuk ion, kalsium penting untuk mekanisme fungsional penggumpalan
darah, fungsi jantung yang normal, dan regulasi "neuromuscular
irritability".
Natrium laktat adalah suatu garam rasemik yang dalam bentuk levo, oleh
liver dioksidasi menjadi bikarbonat , dan bentuk dextro dirubah menjadi
glikogen.
Laktat secara perlahan dimetabolisme menjadi CO2 dan H2O, dengan 1 ion
hidrogen membentuk bikarbonat. Reaksi ini tergantung aktivitas oksidatif
selular.