Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna


dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan
susunan selnya. pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain
kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (lay ,1994).

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan.


Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme
tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaanpewarnaan sederhana karena
sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan
sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana
ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.

Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme


disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel
seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang
digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan
pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial
yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan
diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi
kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).

Pada video pertama dengan link http://www.youtube.com/watch?v=DNJ2Uwntkac


menerangkan mengenai pewarnaan sederhana bakteri. Proses pewarnaan sederhana tersebut
dilakukan dengan cara pengambilan biakan bakteri atau sampel bakteri menggunakan ose yang
sudah dipanaskan kemudian menggoreskannya sebanyak 3 ose bakteri di atas preparat yang
sudah terantiseptik dengan alcohol. Bakteri pada preparat tersebut difiksasi di atas spiritus agar
kering. Bakteri yang digunakan untuk pewarnaan ini yaitu bakteri Bacilus subtilis (pada preparat
1) dan bakteri E. coli (pada preparat 2). Pada tahap pewarnaan, digunakan satu jenis pemberian
cat saja yaitu safranin untuk preparat pertaman dan Kristal violet untuk preparat kedua. Masing-
masinh cat tersebut diambil dengan pipet tetes kemudian diteteskan pada preparat dan didiamkan
selama kurang lebih 5 menit kemudian bilas dengan air mengalir. Setelah bersih dari zat
pewarna, bakteri pada masing-masing preparat diamati di bawah mikroskop, dimana sampel
bakteri pada preparat ditetesi dengan minyak imersi. Pada hasil akhirnya didapatkan bahwa
bakteri B, subtilus tersebut berwarna ungu atau violet sementara pada E. coli berwarna merah.

Pada video kedua dengan link http://www.youtube.com/watch?v=CBBD0CZT9ng juga


membahas mengenai pewarnaan sederhana. Berbeda halnya dengan pewarnaan differnsial yang
menggunakan lebih dari 1 jenis zat warna, pewarnaan sederhana hanya menggunakan 1 zat
warna saja. Pewarnaan differensial terbagi menjadi pewarnaan gram yang terdiri dari beberapa
zat warna dan tahan asam yang mengidentifikasi perubahan warna bakteri. Selain itu juga
terdapat pewarnaan structural digunakan untuk mengidentikasi struktur tertentu pada bakteri.
Pewarnaan ini sendiri terbagi menjadi pewarnaan spora, flafella, dan kapsul. Proses pewarnaan
sederhana yang dijelaskan pada video kedua ini memiliki tahapan yang sama dengan yang
dilakukan pada video pertama, hanya saja bakteri yang digunakan dalam video kedua yaitu
Staphylococcus dan Bacilus subtilis.

Hasil yang didapat dari pewarnaan yaitu salah satunya kita dapat mengetahui bentuk
bakteri. Hal ini dapat kita ketahui karena pada pewarnaan sederhana ini mewarnai dinding sel
bakteri, Pewarnaan tersebut dapat terjadi karena adanya ikatan ion antara zat pewarna dan
komponen bakteri. Pada saat proses pengamatan dengan mikroskop, preparat ditetesi dengan
minyak imersi yang bertujuan untuk memperjelas objek yang diamati karena memiliki nilai
refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air. Berhasilnya pewarnaan ditentukan oleh waktu
pemberian dan umur biakan. Pewarnaan sederhana ini mudah dilakukan karena hanya
menggunakan satu zat pewarna. Untuk kekurangannya itu sendiri, pewarnaan sederhana tidak
mampu mendapatkan hasil yang spesifik karena reaksi antara zat pewarna dan mikroba hanhya
menghasilkan warna sesuai dengan zat warna yang diberikan.

Daftar Pustaka

Adelberg, Melnick, & Jawetz. 2002. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25. Penerbit Buku


Kedokteran. EGC.
Irianto, Koes. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis (Medical
Bacteriology, Medical Micology, and Medical Virologi). Bandung. Alfabeta, cv. IKAPI.
Madigan, MT (2004). Brock Biology of Microorganisms (10th edition). Lippincott Williams &
Wilkins.
Ramdan, Imam. 2011. Jurnal Pewarnaan Bakteri. Bandung. Politeknik Tedc Bandung. Teknik
Kimia.

Veibrita, Berti. 2015. PEWARNAAN DAN CARA-CARA PEWARNAAN. Jurnal Praktikum


Mikrobiologi Dasar

Anda mungkin juga menyukai